Selamat pagi ☺☺☺
Firman Allah untuk kita.
Kisah Para Rasul 14 : 6
Setelah rasul-rasul itu mengetahuinya, menyingkirlah mereka ke kota-kota di Likaonia, yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya.
Kisah Para Rasul 14 : 7
Di situ mereka memberitakan Injil.
Kisah Para Rasul 14 : 11
Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia."
Kisah Para Rasul 14 : 13
Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu.
Kisah Para Rasul 14 : 14
Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru:
Kisah Para Rasul 14 : 15
"Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.
Saudara saudari, memberotakan Firman sesungguhnya adalah keharusan dan gaya hidup seluruh orang percaya. Seperti yang di katakan oleh Rasul Paulus memberitakan injil adalah HUTANG yang harus di bayarkan. Maka sesungguhnya bagi kita juga Memberitakan Injil Allah adalah hutang bagi kita, sebab Allah sudah menolong dan memelihara hidup kita. Namun dalam hal memberitakan injil bukanlah sebuah tugas yang dapat dijalankan dengan penuh pemaksaan atau dengan kekerasan (otoriter). Dalam memberitakan Firman Allah kita harus mengetahui dengan jelas maksud dan tujuan yang mau kita beritakan dan terlebih bagaimana cara menyampaikannya, dan Kita juga harus peka terhadap beragam kebutuhan pendengar serta berbagai kemungkinan respons mereka terhadap Injil yang kita beritakan. Dalam hal ini, perikop renungan kita menjelaskan bagaimanakah agar kita dapat menemukan prinsip dan contoh yang terbaik untuk berinteraksi dan merespons jawaban hasil penginjilan lewat kisah Paulus.
Kemajuan misi Paulus di Ikonium berhubungan dengan reaksi negatif para pemimpin Yudaisme di Antiokhia. Sesudah memantapkan Iman mereka yang menyambut Injil, Paulus dan timnya tidak meladeni para musuh Injil (ayat 13:51). Mereka mengalihkan usaha penginjilan mereka ke Ikonium. Hal yang sama ternyata terulang lagi di Ikonium. Di Ikonium kedua rasul itu beroleh respons baik dari banyak orang dalam menerima Injil karena pelayanannya disertai dengan mukjizat Allah yang menarik hati mereka (ayat 14:1,3). Namun, banyak juga mereka yang merespons Injil secara negatif. Akibatnya, penduduk Kota Ikonium pun terbagi menjadi dua kelompok yaitu mereka yang menyambut Injil dan mereka yang menolak Injil (4). Bahkan para penolak Injil itu bertindak lebih jahat menjadi pembenci Injil yang menciptakan gerakan untuk menganiaya pemberita Injil (ayat 5). Sesungguhnya, penginjilan dan kesaksian kita harus mengandung unsur-unsur seperti yang dimiliki Paulus dan Barnabas ada penerimaan dan penolakan. Kasih Yesus Kristus menjadi sumber pendorong sekaligus isi dari pemberitaan kita; Roh Kudus yang menjadi sumber kekuatan, ketahanan, semangat, dan keberanian kita dalam memberitakan Injil. Roh Kudus juga jaminan yang akan membuat kesaksian kita mendapatkan respons dengan baik sebab tanpa pekerjaan Roh Kudus maka pemberitaan injil adalah suatu kesiasiaan. Oleh karena itu, Roh Kudus haruslah menjadi pemimpin hidup kita sebagai orang percaya agar kita peka bagaimana harus menanggapi respons negatif dan positif dalam pemberitaan dan kapan saatnya kita harus beralih ke orang/tempat lain demi perluasan ladang Injil.
Dalam hal pemberitaan injil, sesungguhnya bukanlah hanya di pengakuan atau pengucapan, namun haruslah kita lebih dahulu menghidupi Injil_Nya sebab memberitakan tanpa buah yang nyata dari hidup kita agaknya itu menjadi hal yang tidak baik yang bisa saja menjadi batu sandungan. Karena itu sebagai jemaat Lutheran kita juga harus sadar bahwa sesungguhnya pemberitaan Injil itu adalah Pertobatan yang sesungguhnya, kita harus lebih dahulu bertobat lalu mengajak orang lain bertobat. Dan ingatlah tanpa pertobatan yang benar maka kita tidak dapat memberitakan injil dengan benar, baik lewat sikap kita, lewat kehidupan kita terlebih lewat pengakuan kita, sebab Roh kudus adalah pedorong utama dalam kemajuan Injil.
Dan haruslah setiap orang percaya dalam memberitakan injil harus dibarengi dengan kekuatan Doa. Doa tidak boleh terputus sebab di dalam Doalah kita menyerahkan rang-orang di sekitar kita yang belum merespons Injil. Dan meminta Roh Kudus agar bekerja dalam hatinya sehingga sadar dan terbuka terhadap kebutuhan akan keselamatan. Oleh karena itu tetaplah hidup di dalam Iman yang benar dan jadilah saksi Kristus lewat hidup kita dan pengakuan kita.
Kiranya Kasih Setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏🙏
Tidak ada komentar:
Posting Komentar