Filipi 2 : 5 – 11
Surat Filipi di tuliskan oleh Rasul Paulus yang di tujukan kepada Jemaat di Pilipi dan seluruh Umat Kristen, di tuliskan pada tahun 61 sesudah masehi.
Dengan tujuan penulis : Agar orang Kristen di Filipi bahkan seluruh dunia mengerti pentingnya pemeliharaan terhadap persekutuan dan kesatuan dengan Kristus sebagai Tuhan dan RajaNya, sehingga Injil dapat di sebarluaskan.
Filipi 2 : 5 – 11
Pendahuluan : Dalam penyampaian Rasul Paulus jika kita perhatikan dalam pasal yang pertama jelas bahwa setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus hendaknya menyatakan atau membuktikan dalam hidupnya buah dari Iman itu melalui sikap dan perbuatan. Sama halnya dengan yang di sampaikan oleh (Yakobus 2:26). Oleh sebab itu rasul Paulus telah memperhatikan bahwa hidup orang kristen pada saat itu tidak sesuai dengan Iman yang benar, bahkan saat ini pun jika di perhatikan dalam kalangan Kristen masa kini sudah sekian banyak orang yang telah menjadi Kristen tapi bukan jaminan bahwa semua orang Kristen sudah benar hidup di dalam karya Penebusan oleh kristus Yesus. Oleh sebab itu melalui renungan ini Thema Khotbah kita menyampaikan agar :
Thema : Hiduplah di dalam Iman yang benar (Mangolu di bagasan Haporseaon na sintong)
1. Bagaimanakah Hidup di dalam Iman yang benar itu ?.
Dalam pengakuan Gereja Lutheran di jelaskan bahwa manusia tidak akan pernah bisa percaya kepada Allah Tritunggal akan Yesus Kristus jikalau berlandaskan oleh Fikiran dan filsafat, namun Roh Kuduslah yang memimpin dan menuntun manusia untuk memahami kebenaran akan Allah Tritunggal. Oleh sebab itu berbicara tentang kebenaran ada dua hal kebenaran yaitu yang benar menurut dunia dan benar menurut Allah. Apa yang benar di mata Dunia belum tentu benar di mata Allah tetapi apa yang benar sesuai dengan kehendak Allah sudah pasti itu adalah kebenaran yang sesungguhnya. Hikmat dunia sangat berbeda dengan Hikmat Allah(1 kor.2:6-16).
Karna itu kita harus mengerti bahwa Iman yang benar sumbernya itu adalah hanya Allah. Tanpa tuntunan Roh Kudus manusia tidak akan dapat membangun Iman yang benar, Roh Kudus lah yang membangun Iman di dalam diri kita melalui hubungan yang baik dengan Allah, pendengaran akan Firman Allah dan Doa doa seruan kepada Allah.
Lalu bagaimanakah jika di katakan Hidup di dalam Iman yang benar ?.
Iman yang benar itu dasarnya adalah Allah. Dalam prikop ini Rasul paulus menyatakan kepada Jemaat di Pilipi agar mereka yang telah percaya benar benar menghidupi apa yang mereka percayai. Orang yang percaya kepada Kristus haruslah berkarakter yang sama dengan Kistus Yesus. Kristus adalah kepenuhan Kasih yang sempurna, sebab dalam ayat pertama di sampaikan, di dalam Kristus ada nasihat, penghiburan kasih, persekutuan Roh, kasih mesra dan belas kasihan. Kita tau bahwa Rasul Paulus mengatakan “namun aku hidup bukan lagi aku sendiri yang hidup” (Gal. 2:20). Artinya segala Bentuk kasih yang bersumber dari Kristus itu bukan lah kehendak kita, namun karna Kristus sudah hidup dalam diri kita maka segala bentuk kasih itu hendaknya adalah buah dari pada hidup “Karakter” kita. Melalui hal ini dapat di simpulkan bukan suatu kepastian bahwa jika saudara memiliki status orang Kristen sudah menjadi jaminan orang yang hidup di dalam iman yang benar. Karna itu perlu kita pertanyakan diri kita. dimanakah posisi kita ?, apakah masuk dalam hidup orang yang beriman dengan benar ?, atau masih mau masuk ke dalam hal tersebut ?, atau sebaliknya hidup di dalam kebenaran atau keinginan dunia ?. Sesungguhnya Baptisan Kudus sudah menjadikan kita masuk menjadi orang yang di benarkan dari dosa Warisan, simul iustus et peccator, yang berarti kita sudah di ampuni atau di benarkan namun kita tetap berdosa, akar dosa itu akan tetap ada, itu sebabnya jika kita tidak memberi diri untuk di terangi oleh sabdaNya maka Dosa itu akan kembali merambat bahkan berakar dengar kuat sehingga kita tidak hidup di dalam baptisan kudus.
Hidup benar sesuai dengan keinginan dunia menurut dunia ini itu boleh benar saja, namun kita sebagai orang yang sudah di benarkan oleh Kristus Yesus, telah masuk ke dalam Baptisan KudusNya maka hendaklah kiranya ketika engkau memberikan dirimu menjadi orang Kristen yan sesungguhnya jadilah orang kristen yang berkarakter benar sesuai dengan Iman yang benar, bukan hanya Kristen secara simbolitas.
Dalam hal ini hidup benar menurut Allah itu adalah suatu kefokusan diri melalui tuntunan Roh kudus agar benar benar menjadi orang Kristen sejati, dalam artian Mengosongkan diri dan memfokuskan diri untuk keinginan dan kehendak Allah secara penuh sebagaimana Kristus sendiri telah mengosongkan diri dan menjadi manusia hanya untuk monolong manusia dari kutukan dosa. Karna itu nyatakanlah dirimu melalui perbuatan oleh tuntutan Iman, sehingga terciptalah kesempurnaan Iman yaitu Sehati, sepikir, satu kasih, satu tujuan, dan tidak mencari kepentingan sendiri bahkan menghilangkan segala bentuk hal yang akhirnya sia sia. Kalau itu benar benar tercipta, maka tidak akan ada perselisihan yang tidak berakhir atau berlarut larut dalam keluarga atau organisasi, tidak akan ada orang yang susah untuk berbagi berkat “Sigotil monis” pelit, tidak akan ada orang yang membenci saudarnya hanya karna hal hal duniawi, seperti warisan, parbalokan dan pembagian hal hal lainnya. Iman yang benar akan menuntun kita untuk menciptakan kebersamaan dalam mencapai tujuan yang sama oleh kehendak Allah khususnya dalam mengabarkan Kabar keselamatan.
2. Agar kita memiliki Karakter yang sama seperti Yesus Kristus (Asa songon parrohaonn ni Kristus Jesus)
Kehadiran Yesus Kristus ke dunia menjadi manusia yang seutuhnya selama 33 tahun adalah suatu bentuk cara Allah menunjukkan karakterNya oleh diri Yesus Kristus. Dalam kematian Yesus Kristus sesunguhnya bagi setiap orang yang percaya itu menjadi suatu jalan bagi kita manusia berdosa menjadi satu di dalam Allah oleh Iman yang benar. Darah dan daging Kristus yang tercurah di bukit golgota menghapusakan dosa kita dan menyatukan kita dengan Allah. Sesunggunya setiap orang yang sudah percaya, menerima Baptisan Kudus dan menerima Perjamuan Kudus. Itu adalah suatu alat Allah yang mempersatukan kita dengan Allah secara Roh. Oleh sebab itu lah rasul paulus mengingatkan dengan Tegas agar setiap orang kristen di Filipi benar benar menghidupi Iman yang mereka percayai. Iman yang benar akan membuahkan buah yang sehat buah yang baik sesuai dengan kehendak Allah (Gal. 5:22-23). Karna itu jangan lah kita mengatakan kita orang beriman jika kita tidak hidup sesuai dengan kehendak Allah. Karna Iman tanpa perbuatan adalah mati, dan dari Buahnya Pohon dapat kita kenal yang artinya Karakter kita sebagai orang kristen yang benar akan menunjukkan apakah kita sudah benar hidup sesuai dengan Iman yang benar ?.
Dan satu hal yang perlu di ingat, selagi manusia hidup di dunia dan belajar untuk hidup di dalam Iman yang benar maka Iblis tidak akan pernah berhenti mengganggu manusia agar menjauhkan diri dari Allah. Namun bagaimana pun caranya jikalau Iman itu sungguh sungguh maka tidak akan ada kesempatan bagi Iblis, karna Kuasa Iblis di kalahkan oleh kebangkitan Kristus Yesus, yang berarti karakter orang yang hidup di dalam Iman yang benar (yang beroleh penebusan oleh kematian Kristus Yesus) harus menyadari bahwa segala sesuatu nya itu bukan lah lagi dari dirinya sendiri dan bukan semata mata hanya untuk kepentingan diri sendiri, melainkan dari Allah sumber kebenaran hidup. Kalau itu kita sadari maka kita haruslah akan selalu merendahkan hati di hadapan Allah, hal itu sama dengan kematian Kristus Yesus, Kebangkitan Yesus Kristus menunjukkan bahwa kuasa maut atau kuasa Iblis telah di kalahkan oleh Allah. Sebab itu tidak ada yang perlu di takutkan dan di ragukan lagi tetapi nyatakanlah karaktermu dengan penuh kerendahan hati sebagai orang tebusan Allah, berlutut dan bertekuklah di hadapan Allah sang sumber pembenaran, sehingga di hadapan siapa pun kita akan mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan kita bagi Dialah kemuliaan dan segala pujian. Terpujilah Allah. Amin (Pdt. Ardianus Situmorang S.Th)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar