Sebagaimana Allah membangkitkan para nabi untuk menyampaikan Firman-Nya kepada Israel, demikian pula Ia kini memanggil para pendeta untuk mewartakan Firman yang sama kepada Gereja-Nya. Jabatan pastoral tidak berkaitan dengan penglihatan atau ramalan, melainkan dengan setia memberitakan Kristus yang disalibkan, mengelola sakramen-sakramen-Nya, dan menggembalakan jiwa-jiwa melalui Hukum Taurat dan Injil. Seperti para nabi, pendeta diutus—bukan untuk menyampaikan wawasannya sendiri, melainkan untuk menyampaikan apa yang telah Allah firmankan dalam firman-Nya. Tugasnya adalah memanggil orang berdosa untuk bertobat, menghibur yang lelah dengan janji-janji Kristus, dan senantiasa mengarahkan perhatian kepada Dia yang adalah pesan sekaligus Utusan-Nya. Dengan demikian, mimbar menjadi semacam tempat bernubuat—bukan melalui wahyu baru, melainkan melalui karya Roh Kudus yang terus-menerus melalui Firman Allah.
Menurut para nabi, Mesias akan menjadi keturunan Hawa, yang akan dibunuh Setan, tetapi yang akan mengalahkannya. (Kejadian 3:15) Ia akan lahir dari seorang perawan. (Yesaya 7:14) Di Betlehem (Mikha 5:2), Mesias akan menjadi keturunan Daud dan akan disebut Allah (Yesaya 9:6). Ia akan disalibkan sebagai korban untuk dosa-dosa dunia. (Mazmur 22; Yesaya 53:4-12) Meskipun para Nabi sangat penting, namunYesus jauh lebih besar dan lebih penting dari mereka semua. Dia adalah seorang nabi seperti Musa. (Ulangan 18:15-19) Penulis Kitab Ibrani memberi tahu kita bahwa "pada zaman dahulu Allah telah berfirman dengan berbagai cara melalui para nabi, tetapi sekarang pada zaman akhir ini Ia telah berfirman kepada kita melalui Anak-Nya." Para nabi menyampaikan firman Allah, dan Yesus adalah Firman Allah. Ketika kita mendengar Yesus, kita mendengar Bapa; ketika kita melihat Yesus, kita melihat Bapa. Ketika kita ingin tahu seperti apa Allah itu, kita memandang Yesus.