Tampilkan postingan dengan label Jamita Minggu XV setelah Trinitatis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jamita Minggu XV setelah Trinitatis. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 27 September 2025

Penjelasan Evangelium Minggu XV setelah Trinitatis - LUKAS 16 : 19 - 31

Evangelium Minggu XV setelah Trinitatis
 LUKAS 16 : 19 - 31
Saudara saudari, topik khotbah kita pada hari ini berbicara tentang Lazarus dan orang kaya. 
Setelah kita selesai membaca FirmanNya. 
Apakah yang menyebabkan si orang kaya menderita sengsara di alam maut (23)? 
Dalam perumpamaan ini tidak disebutkan secara spesifik apakah dosa dan kesalahan si orang kaya tersebut. Sebab yang disebutkan bahwa semasa hidupnya, si orang kaya itu setiap hari bersukaria dalam kemewahan (19), sementara seorang pengemis bernama Lazarus terbaring di dekat pintu rumah orang kaya itu (20). 
Tragis bukan? 
Si orang kaya yang bersukaria setiap hari tidak peduli pada si pengemis, yang tubuhnya penuh borok itu. Sampah, sisa-sisa makanan si kaya pun sulit didapatkan oleh Lazarus, si pengemis (21). 

Sesungguhnya,masalah orang kaya di dalam perumpamaan ini adalah hati yang beku, sebab Ia sama sekali tidak peka akan kebutuhan orang di sekelilingnya. Hati yang membeku itu hanyalah dimiliki oleh orang yang seluruh hidupnya dikuasai oleh diri sendiri dan kesenangannya, yaitu hidup mementingkan diri sendiri, tidak bertobat. 

Orang kaya itu hidup berkelimpahan (ayat 19) dan hidupnya penuh dengan ke Berfoya-foyaan serta tidak sedikit pun ia peduli akan seorang pengemis yang hadir setiap hari di dekat pintu rumahnya. Pengemis itu tidak memiliki apa-apa bahkan untuk makan saja ia telah menantikan remahremah atau sisa dari meja orang kaya tersebut, namun ia tidak beroleh. Bahkan pengemis itu dinajiskan oleh anjing-anjing yang menjilati boroknya. dan yang lebih mengerikan lagi sebenarnya si orang kaya itu mengenal nama si pengemis itu, Lazarus (ayat 24). Jadi dapat di simpulkan bahwa ketidakpedulian orang kaya itu bukan karena ia tidak pernah melihat atau bertemu dengan Lazarus melainkan karena ia mengeraskan hati untuk tidak mempedulikannya.

Kesempatan di dunia ini ada batasnya, demikian juga dengan penderitaannya. Lazarus mati dan diangkat malaikat untuk menikmati apa yang tidak pernah dinikmatinya sebelumnya di dunia ini, yaitu kasih dan perhatian, kepedulian terhadap nasibnya. Orang kaya itu mati juga dan sekarang dalam keadaan menderita luar biasa. Sekarang orang kaya itu merasakan bagaimana penderitaan yang dialami Lazarus dahulu, bahkan saya percaya lebih lagi daripada yang dirasakan Lazarus. Sekarang orang kaya itu merasakan betapa sengsaranya tidak dipedulikan Allah! Bukan untuk sementara, tetapi untuk selamanya. Sungguh tidak ada yang dapat mencairkan kebekuan hati, kalau itu adalah pilihan yang disengaja, meskipun kebangkitan orang mati terjadi di depan mata (ayat 31), sebab hati yang beku hanya dapat di cairkan oleh kuasa FirmanNya lewat kita mendengar Firman.

Law - Hukum

𝟭. 𝗝𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗷𝗮𝗱𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗸𝗮𝘆𝗮𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝘁𝘂𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗺𝗽𝗲𝗿𝗯𝘂𝗱𝗮𝗸 𝗸𝗶𝘁𝗮 𝘀𝗲𝗵𝗶𝗻𝗴𝗴𝗮 𝗸𝗶𝘁𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝗮𝗺𝗽𝘂 𝗺𝗲𝗹𝗮𝗸𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗵𝗲𝗻𝗱𝗮𝗸 𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗻𝗼𝗹𝗼𝗻𝗴 𝘀𝗲𝘀𝗮𝗺𝗮.

𝟮. 𝗞𝗲𝗯𝗲𝗿𝗵𝗮𝘀𝗶𝗹𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗴𝘂𝗺𝗽𝘂𝗹𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗸𝗮𝘆𝗮𝗮𝗻 𝗵𝗲𝗻𝗱𝗮𝗸𝗻𝘆𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝗲𝗺𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗸𝗶𝘁𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻𝗴𝗴𝗮𝗽 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗶𝘀𝗸𝗶𝗻 𝗶𝘁𝘂 𝗺𝗲𝗻𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗽𝗲𝗺𝗮𝗹𝗮𝘀 𝘀𝗲𝗵𝗶𝗻𝗴𝗴𝗮 𝗸𝗶𝘁𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝗮𝘂 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗺𝗽𝗲𝗱𝘂𝗹𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗿𝗲𝗸𝗮.

3. Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa menjadi kaya itu dosa. Masalahnya adalah apakah kekayaan itu menguasai diri kita? Apakah kekayaan itu kita gunakan untuk mempedulikan sesama dan mengasihi Tuhan? Alkitab selalu mengingatkan agar kita tidak terjebak dan tergoda oleh materi sehingga berakhir binasa. Sebab, jika tidak memprioritaskan Allah dan sesama untuk dikasihi, sesungguhnya kita sedang menuju 𝙠𝙚𝙗𝙞𝙣𝙖𝙨𝙖𝙖𝙣.


.•♫•♬•𝗚𝗼𝘀𝗽𝗲𝗹_INJIL.•♬•♫•.

Tuhan berbicara kepada kita lewat Injil, di dalam Injil Allah bekerja lewat pribadiNya bagi kita untuk : 

1. Memanggil-mengumpulkan 

2. Menerangi, dan

3. Memampukan untuk menghidupi Injil - memelihara hukum. 


Pertanyaan lewat kisah ini. 

Apakah kisah ini ingin memperlihatkan bahwa Tuhan tidak menyukai orang kaya sementara orang miskin diperkenan Allah? 𝙅𝙚𝙡𝙖𝙨 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠.

𝙎𝙚𝙥𝙚𝙧𝙩𝙞 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙔𝙚𝙨𝙪𝙨 𝙠𝙖𝙩𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢𝙣𝙮𝙖, 𝙢𝙖𝙣𝙪𝙨𝙞𝙖 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙖𝙗𝙙𝙞 𝙠𝙚𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙙𝙪𝙖 𝙩𝙪𝙖𝙣. 𝙆𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙏𝙪𝙖𝙣 𝙠𝙞𝙩𝙖, 𝙢𝙖𝙠𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙩𝙖 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙜𝙪𝙣𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙢𝙚𝙡𝙖𝙮𝙖𝙣𝙞 𝘿𝙞𝙖, 𝙗𝙖𝙞𝙠 𝙡𝙚𝙬𝙖𝙩 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙠𝙚𝙥𝙖𝙙𝙖 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙨𝙖𝙢𝙖. 𝙉𝙖𝙢𝙪𝙣 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙩𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙩𝙪𝙖𝙣 𝙠𝙞𝙩𝙖, 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙢𝙖𝙣𝙛𝙖𝙖𝙩𝙠𝙖𝙣 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙠𝙖𝙮𝙖, 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙜𝙖𝙡𝙖 𝙙𝙤𝙖 𝙙𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙨𝙚𝙢𝙗𝙖𝙝𝙖𝙣 𝙠𝙞𝙩𝙖.

Jadi, hendaklah setiap orang percaya, seharusnya dan sesungguhnya harus hidup dalam Hukum yang terutama, yaitu mengasihi Allah dan sesama seperti diri sendiri sebab dengan demikianlah Firman Allah akan di genapi "Menjadikan hidup sebagai persembahan yang hidup dan kudus karna Kristus telah mati untuk kita".


Tuhan tolong kami untuk menerima InjilMu dan mensyukuri setiap anugerahMu. 

 

𝗦𝗮𝗹𝗮𝐦 𝗺𝗶𝗻𝗴𝗴𝘂 𝗫𝗩 𝘀𝗲𝘁𝗲𝗹𝗮𝗵 𝗧𝗿𝗶𝗻𝗶𝘁𝗮𝘁𝗶𝘀

Note : Hanya hati yang masih mau mendengar suara Tuhan akan mampu mendengar jeritan orang lain. Jangan sampai hatimu beku! 


#𝐕𝐝𝐦𝐚

theologi Lutheran

Acara Ibadah pemuda/i lutheran minggu XX setelah Trinitatis

  ACARA IBADAH REMAJA & PEMUDA/I GKLI Sabtu, 01 November 2025 1.       Bernyanyi dari Kidung Jemaat No. 15 : 1 – 3 (...

what about theologi luther ?