Sabtu, 16 Agustus 2025

EVANGELIUM MINGGU IX SETELAH TRINITATIS Evangelium : LUKAS 12 : 49 – 56

EVANGELIUM MINGGU IX SETELAH TRINITATIS


LUKAS 12 : 49 – 56

Thema : ALLAH MAHA KASIH DAN ADIL 

1. YESUS KRISTUS DATANG UNTUK MENGUMPULKAN YANG TERPISAH

    ** Apakah yang dimaksud dengan mengumpulkan?

Bagi orang Yahudi pada masa itu mereka memahami bahwa ketika Mesias datang maka Ia akan menghakimi bangsa-bangsa atas kejahatan mereka dan sebaliknya Mesias akan memberkati ataupun mengumpulkan umat-Nya yang percaya. Maka, hal inilah kemungkinan besar yang menjadi maksud dari perkataan Yesus (49). Di dalam Alkitab api bisa melambangkan Roh Kudus yang membawa semangat yang menyala-nyala dalam hati setiap orang percaya, dan Api juga melambangkan siksaan kekal, bahkan api juga bisa melambangkan kuasa Allah untuk memurnikan umat-Nya, memisahkan yang benar dan tidak. Dalam bacaan perikop ini, kelihatannya arti inilah yang dipakai oleh Yesus dalam pemberitaan-Nya kepada orang-orang pada saat itu. Hal ini senada dengan apa yang Yohanes Pembaptis katakan tentang Yesus di bagian awal Injil Lukas “Ia akan membaptis kamu dengan api, alat penampi sudah di tangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya, debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan” (Lukas 3:16-17). Jadi, Api pemisahan itu datang untuk memurnikan siapakah milik Allah siapa yang bukan milik Allah. Dalam kalangan kita pada saat ini, Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa saat kedatangan Kristus yang pertama Ia telah mengumpulkan kita dan memberi kita jaminan hidup kekal lewat kematianNya (Yohanes 3:16), baptisan kudusNya telah memateraikan kita dan menyucikan kita atas dosa kita, sebagaimana Kristus mati demikianlah dosa kita (Adam lama) ikut mati bersama dengan Kristus, dan saat kebangkitanNya kita ikut bersama Dia bangkit dengan mengenakan Kristus yang menang dalam diri kita, bangkit sebagai ciptaan yang baru (Kolose 2:12)  dan pada saat kedatanganNya yang kedua maka ia akan memisahkan siapakah milikNya dan siapa yang tidak, kekuasaan itu ada padaNya, jadi siapa yang telah menjadi milikNya akan di bawa tinggal bersama denganNya dan yang tidak milikNya akan di lemparkan ke dalam api kebinasaan.

Dalam ayat yang ke 50 dapat kita lihat bahwa penghakiman harus terjadi, dan sebelum penghakiman itu terjadi Yesus Kristus sendiri telah terlebih dahulu menanggung penderitaan itu lewat kematianNya di kayu salib (Markus 10:38). KematianNya membuat hukuman dosa atas pelanggaran seorang terselesaikan oleh pengorbanan Yesus Kristus (Roma 5:12-21). Baptisan yang di terima oleh Yesus Kristus adalah bukti awal penggenapanNya akan keselamatan manusia, serta menjadi suatu tanda solidaritas Yesus dengan orang orang berdosa sebagai bukti bahwa Ia adalah manusia sejati, sungguh Yesus di baptis bukanlah karna dosa atau pelanggaranNya. Tetapi, Baptisan itu telah menjadi jalan bagi Yesus untuk menanggung hukuman dosa umat manusia, termasuk orang Yahudi. Secara pribadi tentu saja Yesus merasa susah(50), namun tanpa kerelaan-Nya mati di kayu salib, keselamatan tidak dapat dialami oleh umat manusia. Kedatangan Kristus sebagai mesias memberikan hidup yang baru bagi kita, meskipun hal itu melahirkan pertentangan dan pemisah antara yang sepengakuan kepada Kristus dan tidak (51-53). 

Setiap orang yang percaya dan memelihara karya keselamatan Yesus, tidak akan dihakimi karena Kristus sudah mati bagi mereka. Namun bagi mereka yang tidak percaya dan menolak karya tersebut, akan binasa dalam dosa-dosanya. Dalam dunia nyata perpecahan dan pertentangan ini akan terus menerus terjadi hingga Kristus mengakhiri dunia ini. Kini, pertentangan itu telah terjadi di tengah tengah keluarga Kristen, sebab hubungan antara ayah dan anak akan terpisah, kakak dan adik akan terpisah bahkan terputus total karna tidak sepengakuan kepada Kristus, hal ini memang menyedihkan, namun itulah sebuah fakta. Jikalau kita belajar dari kitab perjanjian lama, pengaruh Iman yang membuat perpecahan dalam keluarga itu rupanya diambil dari pemberitaan nabi Mikha mengenai kemunduran akhlak rakyat pada masa kerajaan Yehuda (Mikha. 7:6). Akibat pemurnian tersebut akan terjadi pemisahan antara orang percaya dengan orang yang menolak untuk percaya. Yesus menguraikan pemisahan itu dengan ilustrasi perpecahan di antara keluarga (ayat 52-53). Bukankah hal itu sudah terjadi ketika anggota keluarga yang bertobat harus dikucilkan dan bahkan dibunuh oleh anggota keluarga yang tidak percaya?.

  ** Bagaimanakah Kristus mengumpulkan kita ?

Berbicara tentang kasih karunia, sesungguhnya Yesus datang untuk menyelamatkan manusia dari keterpisahannya dengan Allah, di balik karya Kasih karunia-Nya la juga akan datang kembali untuk menyatakan penghukuman bagi mereka yang menolak kasih karuniaNya. Dalam masa di dunia ini, sesungguhnya Baptisan yang di berikan oleh Kristus menjadi suatu pemisah dan pengumpul bagi setiap orang, kita tahu bahwa dosa Adam lama di wariskan kepada setiap orang dan membuat kita berada di luar Kristus atau terpisah hal itulah sebabnya setiap orang harus di Baptis, termasuk bayi. Baptisan kudusNya telah menjadi alat Kristus untuk mengumpulkan dan memateraikan kita menjadi milik Kristus (di persatukan kembali kepada Kristus) dan bagi orang yang tidak menerima baptisan kudusNya akan tetap berada dalam keterpisahan, berada di luar kumpulan orang percaya dan berada di luar kasih karunia.

Dalam hal Baptisan, kita tahu bahwa Yesus sendiri juga telah melalui baptisan itu (Lukas 12:50). Yesus menerima baptisan itu bukan karena Ia berdosa, tetapi justru untuk membuktikan bahwa Dia berasal dari Allah dan diutus Allah untuk menjadi agen pemurnian tersebut. Yesus telah melakukan berbagai hal dalam pelayanan-Nya, seperti mukjizat, pengajaran, terlebih Ia telah mati dan bangkit untuk kita, semuanya itu di lakukanNya hanyalah untuk mengembalikan Citra Allah itu dalam diri kita, proses pengumpulan dan pemurnianNya telah terjadi dalam 3 hari. Kristus telah menang dan mengambil kita kembali dari lautan kematian kekal, apakah kita percaya dan menyadari itu?. Ya Demikianlah Kristus berkarya untuk kita, semua itu kita peroleh tanpa sedikit pun usaha kita, hanya Kristus sendiri. 

Namun, ingatlah meskipun hal itu telah Kristus lakukan, tetapi akan tetap ada saja orang-orang yang tidak menyukai-Nya bahkan tidak percaya dan menyangkal kematian dan kebangkitanNya. Hal itu pun terjadi di dalam keluarga, ada anggota keluarga yang menolak dan ada yang menerima. Sehingga pertentangan terhadap keputusan untuk mengikut Yesus tidak dapat terselesaikan dengan baik (52-53). Di dalam dunia ini, pertentangan itu akan tetap terjadi hingga  Kristus datang. Kita akan terus menerus melihat adanya konflik horizontal antara umat Kristen dengan mereka yang non-Kristen, seperti yang terjadi dalam akhir akhir ini, penggusuran rumah ibadah, pelarangan berdoa di rumah rumah dan termasuk penganiayaan penganiayaan terhadap orang orang Kristen dan Ironisnya, konflik yang serupa juga akan terjadi dalam internal tubuh Kristus sendiri, yaitu sesama orang percaya yang masih mau di pakai iblis sehingga kerap menimbulkan perselisihan dan perpecahan dalam hubungan antara jemaat bahkan pengerja gereja.


2.    TETAPLAH SETIA DALAM BAPTISAN KUDUSNYA SAMPAI KRISTUS DATANG

Melalui Firman ini, kita di ajak untuk tetap teguh berpengharapan hsnyan kepada Yesus dan firman-Nya saja. Firman dalam Baptisan KudusNya telah memateraikan kita dan menjamin keselamatan kita, maka hendaklah dalam setiap saat kita harus menghidupinya, dalam artian tiap tiap saat kita harus bersyukur atas Anugerah Allah yang di berikan kepada kita lewat kematian dan kebangkitanNya, mengakui dan menyadari perbuatan kita yang tidak benar, memberikan Roh kudusNya mengarahkan kita kepada pertobatan tiap tiap saat. 

Setiap orang percaya yang di perhadapkan dengan pertentangan karna mengikut kristus harus berbeda cara dalam menghadapinya. Bagi orang percaya, pertentangan itu justru harus kita pandang sebagai suatu kesempatan untuk memberitakan karya keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus. Dalam hal pemberitaan kabar keselamatan, orang-orang terdekat kita adalah "target" yang sangat efektif. Siapakah mereka? Mereka adalah orang tua, saudara, anak, rekan sejawat, dan tetangga. Caranya ialah dengan menunjukkan cara hidup ber_Iman. Inilah salah satu cara memberitakan Kristus sang juruselamt kita kepada dunia.

Dalam menuju kepada penghakimanNya (58). Sebagai orang yang telah menerima materai dari Kristus sendiri lewat baptisan KudusNya, hendaklah hidup itu menjadi kesempatan bagi kita untuk membayar hutang syukur kita kepada Allah (59), yaitu menyampaikan dan menghidupi kebenaran kebenaran Kristus dalam hidup kita setiap hari. Membayar hutang itu tidak cukup hanya dari pemberitaan namun dalam tiap tiap hari juga kita harus mencicilnya lewat perbuatan perbutan kita yang terus menerus bercermin kepada Kristus itu sendiri.

Tetaplah berpegang teguh pada firman-Nya dan terus-menerus menunjukkan kualitas cara hidup beriman kita kepada orang lain.               Amin .


Ef. 3:14-21; Mzm. 33:1-2,4-5,11-12,18-19; Luk. 12:49-53

#vdmaluther

Tidak ada komentar:

theologi Lutheran

HIDUP DI DALAM PERTOBATAN YANG SEJATI

Selamat pagi Firman Tuhan untuk kita.  Matius 18 : 7 Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, t...

what about theologi luther ?