Setiap tahun, umat Yahudi merayakan Paskah. Perayaan ini mengenang saat Tuhan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir dan menuntun mereka menyeberangi Laut Merah menuju keselamatan. Perayaan ini mengingatkan kembali ketika Tuhan memerintahkan leluhur mereka untuk mengorbankan seekor domba, mengoleskan darahnya pada tiang pintu mereka, memanggang dan memakan domba itu dengan roti yang tidak beragi, lalu bersiap meninggalkan Mesir. Malam itu, Tuhan mengutus Malaikat Maut ke seluruh negeri untuk membunuh putra sulung setiap orang Mesir, dari Firaun hingga budak yang paling rendah sekalipun. Ketika malaikat itu melihat darah di tiang pintu, ia melewati rumah itu.
Ketika ayah Raja Hizkia meninggal maka ia pun menjadi raja atas Yehuda, ia memutuskan untuk memulihkan penyembahan dengan benar kepada Allah menurut tradisi leluhurnya, Daud dan Salomo. 2 Tawarikh 29 : 30. Pada masa pemerintahan Ayahnya, ayahnya tidak memperdulikan hubunganya dengan Allah, sebab ia mengabaikan penyembahan kepada Allah dan membiarkan orang-orang menyembah dewa-dewa bangsa lain. Namun pada pemerintahan Raja Hizkia, Ia memerintahkan para imam dan orang Lewi untuk melakukan ritual yang diperintahkan oleh Musa agar terleibih dahulu menguduskan diri mereka sendiri sebelum membersihkan bait suci, dan mereka harus menguduskannya menurut aturan yang ditetapkan oleh Musa, Salomo, dan Daud. Ia memerintahkan agar memberikan pengorbanan dengan skala besar untuk menebus dosa-dosa setiap orang dan memulihkannya dengan doa dan pengorbanan yang teratur. Oleh karena perintah raja Hizkia ini para imam terkejut dan tidak banyak dari mereka yang siap untuk ikut ambil bagian dalam pelaksanaanya.
Karena raja Hizkia ingin merayakan Paskah lagi, maka pada saat itu Hizkia dan rakyatnya merayakannya di akhir bulan kedua, bukan di bulan pertama (April hingga Mei). Ia mengundang semua orang di Israel, termasuk mereka yang selamat dari invasi Asyur ke kerajaan Israel utara yang telah ditaklukkan. Rakyat merayakannya dengan begitu gembira sehingga mereka memperpanjang perayaan tersebut hingga minggu kedua.
Bagi umat Kristen, Yesus adalah Anak Domba Paskah, yang darahNya menyelamatkan kita dari kematian kekal. Dalam Perjamuan Kudus, Dia memberikan tubuh-Nya dalam roti dan darah-Nya dalam anggur (Real Presence). Dan lewat perjamuan itu, kita telah beroleh pengampunan dosa, kehidupan yang baru, dan keselamatan. Maka hendaklah kita merayakannya dengan penuh sukacita, karena Allah telah memerdekakan kita.
#VDMALUTHER
Pdt. Ardianus Situmorang S.Th