Apakah itu Katolik ?.
Anda mungkin mendengar seseorang berkata ketika mereka melihat seorang Lutheran membuat tanda salib, atau melihat salib tergantung di altar gereja Lutheran, seorang Pendeta mengenakan kerah klerikal, atau praktik tradisional lain yang belum pernah mereka lihat dilakukan oleh Lutheran. Yang mereka pikirkan adalah ini berarti Lutheran yang dimaksud bertindak seperti seorang Katolik Roma. Mereka seringkali tidak menyadari bahwa umat Lutheran telah memiliki praktik-praktik ini sejak zaman Reformasi atau bahwa kata Katolik awalnya tidak merujuk pada tradisi Kristen yang dipimpin oleh Paus. Kata Katolik telah digunakan sejak zaman gereja mula-mula untuk merujuk pada seluruh Gereja Kristen.
Kata Katolik berasal dari kata Yunani καθολικός (harfiahnya "menurut keseluruhan") dan berarti "universal." Jadi, jika kita ingin bersikap sarkastis, kita bisa menjawab keberatan "itu Katolik," "Ya, tentu saja!
Sebab seluruh gereja melakukannya!" Gereja mula-mula menggunakan frasa "gereja katolik" untuk merujuk pada gereja yang tak kasat mata. Ketika seseorang ingin berbicara tentang iman seluruh gereja, bukan hanya satu jemaat atau wilayah, mereka akan menyebutnya "iman katolik".
Dengan sejarah perkembangannya, kata itu kemudian digunakan untuk memisahkan ajaran-ajaran palsu dan guru-guru palsu dari ajaran-ajaran dan pemimpin-pemimpin ortodoks. Iman yang benar disebut iman "katolik" atau "ortodoks". Ajaran-ajaran palsu disebut ajaran sesat ( ajaran-ajaran lain ) dan kelompok-kelompok yang mempromosikannya skisma ( perpecahan) Pada masa Reformasi, para penentang Luther dengan cepat menuduhnya dan rekan-rekannya tidak "katolik" tetapi sesat. Mereka melabeli mereka sebagai Lutheran sebagai bentuk penghinaan (artinya pengikut Luther dan bukan Kristus) dan diri mereka sendiri sebagai Katolik. Sejak awal, Luther dan para teolog Lutheran membela diri dengan mengatakan bahwa mereka adalah umat Katolik sejati, mengajarkan iman ortodoks yang diajarkan dan dipraktikkan sejak awal. Seperti yang mungkin Anda duga, mereka tidak memenangkan argumen ini, meskipun mereka benar.
Anda mungkin sesekali menemukan kata ini di kalangan Lutheran, bahkan hingga saat ini. Anda mungkin juga melihatnya dalam kredo—terutama Kredo Para Rasul, yang dalam bahasa Latin dan Yunani (diterjemahkan) berbunyi "satu gereja yang kudus, katolik, dan apostolik." Martin Luther mengubah kata tersebut dalam Kredo Para Rasul menjadi "Kristen" untuk menghindari kebingungan. Para teolog masih menggunakan istilah ini sesekali ketika menekankan bahwa kami percaya dan mengajarkan apa yang selalu diyakini gereja. Jadi, jangan panik jika Anda diminta untuk mengaku percaya pada iman Katolik—karena Anda memang percaya!