Jamita Minggu I Setelah Trinitatis
Evangelium : Markus 2 : 23 – 28
Thema : “PERCAYALAH YESUS ADALAH SABAT YANG SEUTUHNYA”
Pendahuluan : Saudara/i, jikalau kita perhatikan dalam perikop ini, orang orang Farisi atau ahli ahli taurat berjalan mengikuti Yesus sampai ke ladang namun bukanlah karna kerinduan untuk menjadi orang percaya, namun hanya karna mau mecari kesalahan dan menghakimi pengajaran Yesus Kritus yang bertentangan dengan Hukum atau ajaran ahli taurat. Di dalam kehidupan kita setiap hari sering terjadi dalam hidup kita lebih mudah kita menilai orang lain dari pada diri kita, lebih mudah kita menyampaikan kesalahan orang lain daripada kesalahan kita, lebih mudah kita menghakimi orang lain dari pada mengenali diri kita. Berbicara tentang hari sabat banyak orang yang saling menzalimi atau menghakimi tentang perayaan hari sabat, bahkan ada yang menyatakan bahwa hanya Gereja kami lah yang benar melakukan Ibadah karna tepat pada hari sabat. Oleh karna itu pada minggu I setelah Trinitatis ini, Firman Allah mengingatkan kita agar :
“PERCAYALAH YESUS ADALAH SABAT YANG SEUTUHNYA”
1. SABAT ADALAH UNTUK KEPENTINGAN MANUSIA
Saudara/i perlu kita tahu, hari sabat dalam sejarahnya adalah hari ke Tujuh dan itu jatuh pada hari sabtu. Sabat berasal dari bahasa Ibrani, sabat berarti Istirahat bekerja. Itu sebabnya memang dalam perjanjian lama pada hari sabat tidak di perbolehkan melakukan apa pun. Dan jikalau kita lihat pada saat ini sabat atau perayaan Ibadah hari sabat hanya di lakukan oleh kaum Advent “hari ke tujuh”.
Saudara/i, jikalau kita pelajari dari pengajaran Agama Yahudi, hukum taurat adalah pengajaran paling utama dan Keselamatan diperoleh karna ketaatan melakukan hukum taurat, bagi mereka hukum taurat adalah tolak ukur dalam menentukan orang berdosa atau tidak berdosa, Hukum taurat adalah aturan yang harus dilakukan bagi kalangan Agama Yahudi tanpa tawar menawar, yang artinya setiap orang yang tidak melakukan hukum taurat dengan benar bagi mereka itu adalah golongan penyembah berhala (pendosa) dan patut di kucilkan. Bagi kalangan ahli taurat pada hari sabat mereka sungguh tidak di perbolehkan melakukan apa pun, termasuk memasak, atau aktivitas lainnya. Pada hari jumat mereka sudah diwajibkan mempersiapkan masakan/makanan dan tidak di perbolehkan melakukan apa pun pada hari sabat selama 24 jam termasuk menyalakan kompor, atau bekerja menggembalakan domba.
Jika kita lihat dalam perikop ini ketika Yesus bersama dengan murid murid berjalan lewat ladang, orang orang Farisi langsung mempertanyakan kepada Yesus, kenapa murid murid memetik gandum pada hari sabat?. Bagi orang Farisi ini adalah suatu pelanggaran akan hukum Allah. Mereka tidak sadar “Allah yang mengaturkan hari sabat untuk kepentingan manusia, Allah menciptakan manusia bukan karna hari sabat, dan yang pastinya Allah mengaturkan hari sabat bagi manusia adalah suatu tatanan agar mengkhususkan harinya untuk Allah, Allah menempatkan hari sabat pada hari terakhir adalah untuk menyatakan agar manusia patut bersyukur atas hari pertama sampai hari ke enam” namun karna mereka tidak percaya akan Yesus Kristus sehingga merasa bahwa ajaran merekalah yang paling benar atas Pribadi Yesus Kristus. Jikalau kita lihat dalam perjanjian baru, kehadiran Yesus Kristus adalah masalah bagi orang orang Farisi, orang Farisi adalah penentang ajaran akan Yesus Kristus. Itu sebabnya tujuan utama orang farisi mengikuti Yesus dan murid murid keladang itu adalah untuk mencari kesalahan bukan karna mereka mau mengikut Yesus Kristus dan percaya ajaran Yesus Kristus.
Saudara/i mencari kesalahan di atas Yesus Kristus seperti yang dilakukan oleh ahli Farisi adalah kesalahan Fatal, sebab hari sabat di adakan adalah hanya untuk kepentingan manusia untuk mengkhususkan satu hari penuh beristirahat dari pekerjaan untuk berjumpa dengan Allah melalui perayaan Ibadah. Dalam hal ini perlu kita mengerti yang kita sembah dalam perayaan Ibadah atau hari sabat adalah Allah Tritunggal, Yesus Kristus adalah Tritunggal atau pribadi dari Allah. Jadi Yesus Kristus adalah di atas hari sabat, tanpa kehadiran Yesus Kristus (Allah Tritunggal) dalam Ibadah maka sabat bukanlah berarti apa apa.
Sebagai orang percaya perlu kita berhati hati dalam bertindak sebab inilah yang terjadi pada saat ini, karakter orang orang Farisi saat ini sering kita lakukan dalam hidup kita, sungguh begitu banyak dari kalangan kita orang Kristen yang melupakan jati dirinya dalam menilai orang lain/seolah olah lebih sempurna, kita lebih mudah menghakimi orang lain dari pada mengenal diri sendiri, lebih mudah melihat kesalahan atau kekurangan orang lain dari pada kesalahan sendiri.
Oleh karena itu sebagai orang percaya, sungguh tidak pantas jikalau dalam hidup kita, kita lebih sering menonjolkan diri atau menunjukkan kebenaran kita dengan menyalahkan orang lain, merusak nama orang lain demi membenarkan kita. Atau melakukan berbagai cara yang tidak benar demi mencari kesenangan pribadi. Itu adalah hal yang perlu di waspadai dan tidaklah boleh di lakukan orang percaya. Sebab orang percaya tidak di perbolehkan menjadi hakim atas kesalahan atau kekurangan orang lain, namun hendaklah orang percaya harus memberi teladan yang baik sebagaimana pekerjaan Roh Kudus yang berdiam dan semakin nampak dalam diri kita.
2. SABAT ADALAH HARI KEMENANGAN ORANG PERCAYA
Saudara/i, sabat adalah hari peristirahatan dari segala pekerjaan. Sebagaimana dalam perjanjian lama Allah beristirahat pada hari ke 7 setelah selesai menciptakan bumi dan segala sesuatunya. Berbicara tentang hari sabat, Sabat adalah salah satu bagian dari ke 10 Hukum Allah. Allah memberikan hukum taurat kepada manusia setelah manusia berdosa, Allah memberikan Hukum taurat bukan untuk menjadikan Hukum Taurat itu menjadi jalan mencapai kemenangan atau peristirahatan terakhir(Kehidupan kekal). Namun Allah memberikan Hukum taurat agar kita menyadari bahwa tidak ada satu orang pun kita yang benar di hadapan Allah tidak ada yang sempurna, semuanya kita telah melanggar ke 10 hukum taurat dan layak untuk di Hukum. Hukum taurat hendaklah berfungsu untuk menuntun dan menolong kita bahkan mengingatkan kita agar tidak jatuh berulang ulang ke dalam dosa yang sama.
Dalam ayat 28 “Jadi anak manusia adalah juga Tuhan atas hari sabat/Asa guru di anak ni jolma i do nang ari sabat”. Sesungguhnya dalam pengajaran Lutheran Kemenangan Yesus Kristus mengalahkan kuasa maut atau kematian kekal dan bangkit pada hari minggu itu adalah suatu hari kemenangan yang Yesus Kristus tetapkan bagi orang percaya. Hari kemenangan jauh lebih besar dan lebih penting dari pada hari ketujuh (hari peristirahatan) Kebangkitan Yesus Kristus lebih utama dari pada ketetapan Hukum Taurat, sebab oleh kebangkitan Yesus Kristuslah kita beroleh kemenangan, hal itu sebabnya setiap hari minggu seluruh orang percaya haruslah berkumpul di Gereja untuk merayakan hari kemenangan. jika ada yang tidak rindu untuk berjumpa dengan Allah setiap hari minggu sudah pasti itu adalah orang orang yang bermain main dengan Iman dan tidak sungguh sungguh mengerti akan pengorbanan dan kemenagna Yesus Kristus untuk dirina sendiri. Setiap kita merayakan hari minggu atau ibadah Minggu itu berarti kita di ingatkan akan hari kemenganan kita akan kematian kekal dimana Yesus Kristus telah bangkit dan memenangkan kita, hari kebangkitan Yesus Kristus itu adalah cara Allah untuk menetapkan hari yang Khusus bagi umat tebusanNya untuk datang beribadah kepadaNya yaitu hari Minggu dan bukan untuk menghilangkan hari sabat namun menetapkan bahwa hari kemenangan adalah hari yang tidak dapat dibayarkan oleh manusia. Oleh sebab itu seharusnya, setiap hari minggu haruslah kita datang menghadap Allah dengan penuh penyesalan akan dosa dan sukacita akan pengharapan oleh pengampunanNya, sebab percuma kita datang beribadah dengan berdandan emas dan pakaian yang mewah, stelan jas baru tanpa penyesalan akan dosa, hal yang paling utama dalam Ibadah adalah pengenalan akan diri di hadapan Allah.
Oleh sebab itu, sebagai orang percaya, marilah kita jangan mencari kepentingan pribadi di atas hak orang lain, menjatuhkan orang lain demi kepentingan kita, namun hendaklah kita benar benar hidup di dalam pengharapan akan kemenangan kita. Sebab, peristirahatan terakhir kita akan nyata kita peroleh jikalau kita benar benar hidup di dalam aturan dan tatanan Allah.
Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menyertai kita.. Amin
Pdt. Ardianus Situmorang. S.Th
Baloi Kolam(Batam), 31 Mei 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar