Reformasi Protestan abad ke-16, yang dipimpin oleh Martin Luther, sangat membentuk perubahan yang mendalam agar Gereja kembali kepada Alkitab, tidak hanya Kekristenan Protestan tetapi juga Gereja Katolik. Sementara ajaran Luther mengarah pada pembentukan denominasi Protestan baru, mereka juga memicu Kontra-Reformasi Katolik, sebuah gerakan di dalam Gereja Katolik untuk mengatasi kelemahan internal dan menegaskan kembali ajarannya. Memahami ide-ide Luther dan tanggapan Katolik memberikan wawasan berharga bagi umat Katolik saat ini, mendorong dialog dan saling pengertian.
1. Permasalahan yang Diangkat Luther dan Perlunya Reformasi
Inti dari ajaran Martin Luther adalah seruan untuk kembali pada inti Injil. 95 Tesisnya, yang diterbitkan pada tahun 1517, mengkritik praktik-praktik seperti penjualan surat pengampunan dosa(surat Indulgensi), yang memberi kesan bahwa keselamatan bisa dibeli. Namun, perhatian Luther yang lebih mendalam adalah pertanyaan tentang bagaimana seseorang dibenarkan di hadapan Allah. Ia menekankan keselamatan hanya karena anugerah melalui iman saja(Roma 1:16-17), iya menantang bahwa sesungguhnya keyakinan akan perbuatan baik atau ritual tidak dapat menghasilkan keselamatan.
Tantangan Luther terhadap praktik-praktik gereja tidak hanya mengungkap kebingungan doktrinal tetapi juga korupsi moral dan administratif di beberapa bagian hierarki Katolik. Meskipun niat Luther adalah untuk mengilhami reformasi, perbedaan pendapat yang tajam antara dia dan otoritas Gereja pada akhirnya mengakibatkan dia dikucilkan dan terciptanya gerakan Protestan baru.
2. Kontra-Reformasi Gereja Katolik: Reformasi dari Dalam
Ajaran Luther menjadi peringatan bagi Gereja Katolik. Menanggapi Reformasi, Gereja Katolik memprakarsai Kontra-Reformasi, yang juga dikenal sebagai Reformasi Katolik. Konsili Trente (1545–1563) menjadi inti dari gerakan ini, yang membahas banyak permasalahan yang diangkat oleh Luther dan para reformis lainnya.
Hasil utama dari Kontra-Reformasi meliputi:
1. Penghapusan pelanggaran seperti penjualan surat pengampunan dosa.
2. Klarifikasi doktrin Katolik, khususnya mengenai pembenaran, sakramen, dan hubungan antara iman dan perbuatan.
3. Penekanan yang diperbarui pada Kitab Suci sambil mempertahankan pentingnya Tradisi.
4. Reformasi moral di kalangan ulama untuk memulihkan integritas dan disiplin.
5. Pembentukan ordo keagamaan baru
Meskipun Gereja Katolik tidak mengadopsi teologi Luther, Gereja Katolik menganggap serius perlunya REFORMASI di dalam tubuh gereja Katolik pada saat itu, sehingga menghasilkan Gereja yang lebih disiplin dan bersemangat secara spiritual.
3. Mengapa Umat Katolik Harus Memahami Martin Luther?
Memahami Martin Luther dan ajarannya bukan hanya tentang mempelajari sejarah—tetapi juga menjawab pertanyaan-pertanyaan penting tentang Iman, kasih karunia, dan keselamatan yang masih relevan hingga saat ini. Berikut adalah beberapa alasan umat Katolik harus mendalami kehidupan dan gagasan Luther:
A. Ia mengemukakan keprihatinan yang benar: Meskipun gerakan Luther menyebabkan perpecahan, banyak persoalan yang diangkatnya seperti perlunya integritas moral dalam Gereja adalah suatu kebenaran yang sah dan mendorong reformasi yang sangat dibutuhkan.
B. Penekanan yang sama terhadap kasih karunia: Meskipun umat Katolik dan Protestan mungkin mengungkapkannya secara berbeda, kedua tradisi tersebut menegaskan bahwa keselamatan adalah anugerah kasih karunia Allah. Deklarasi Bersama tentang Doktrin Pembenaran (1999) antara umat Katolik dan Lutheran menunjukkan bahwa kedua belah pihak kini memiliki pemahaman yang sama mengenai aspek-aspek kunci pembenaran(Soteriologi)
C. Nilai Kitab Suci: Penekanan Luther pada Kitab Suci mendorong orang percaya untuk terlibat dengan Firman Tuhan secara pribadi. Meskipun umat Katolik menjunjung tinggi Kitab Suci dan Tradisi, ajaran Katolik modern mendorong membaca dan mempelajari Alkitab sebagai bagian dari kehidupan iman yang dinamis.
D. Dialog dan rekonsiliasi: warisan Luther menawarkan peluang bagi dialog ekumenis. Memahami ajarannya membantu umat Katolik terlibat secara bermakna dengan tradisi Lutheran dan Protestan lainnya dalam misi bersama untuk menyebarkan Injil.
4. Warisan Iman, Pembaruan, dan Harapan
Meskipun Reformasi memecah belah Kekristenan, Reformasi juga membawa pembaharuan bagi komunitas Katolik dan Protestan. Ajaran Martin Luther merupakan katalisator perubahan - tidak hanya dalam pembentukan gereja-gereja baru tetapi juga dalam Gereja Katolik itu sendiri. Dengan memahami peran Luther dalam sejarah, umat Katolik dapat menghargai cara Tuhan bekerja melalui peristiwa-peristiwa yang menantang untuk memurnikan dan memperkuat Gereja.
Kesimpulan:
Belajar dari Luther Saat Ini
Kontra-Reformasi Katolik menunjukkan bahwa Gereja mampu melakukan pembaruan sebagai respons terhadap tantangan internal dan eksternal. Ajaran Martin Luther, meski kontroversial pada masanya, memicu refleksi yang lebih mendalam tentang iman, rahmat, dan misi Gereja. Dengan belajar dari kehidupan dan gagasan Luther, umat Katolik dapat memperdalam iman mereka, memupuk dialog yang bermakna dengan umat Kristiani lainnya, dan berpartisipasi dalam upaya pembaruan yang berkelanjutan di dalam Gereja saat ini.
Salam memperingati Reformasi Martin Luther yang ke 507 tahun.
Pdt. Ardianus Situmorang S. Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar