Firman Tuhan untuk kita.
Galatia 6 : 1
Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.
Galatia 6 : 2
Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.
Galatia 6 : 3
Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri.
Galatia 6 : 8
Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.
Galatia 6 : 9
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
Saudara saudari, Kesatuan orang percaya bagaikan kesatuan sebuah keluarga. Ada berbagai unsur di dalamnya yang berinteraksi dan menciptakan berbagai suasana: sukacita, saling membangun, saling mengasihi. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri. Pedoman ini juga berlaku dalam hal pertumbuhan rohani kita sebagai seorang Kristen. Dimana setiap orang Kristen harus saling menguatkan.
Dalam bagian ini, Paulus mengingatkan jemaat agar menjaga diri supaya tidak jatuh dalam pencobaan (1). Di samping itu, mereka juga harus hidup saling memperhatikan dan saling tolong menolong. Nasihat memperhatikan saudara seiman tidak bertujuan untuk menghakimi atau menegur dengan kasar.
Menurut Paulus, memperhatikan berarti menuntun kalau ada saudara seiman yang melakukan pelanggaran. Ia harus dibimbing dengan kasih dan kelembutan. Cara memperhatikan bisa juga dilakukan dengan saling mengingatkan dan saling menolong (2). Jika sudah dilakukan, maka hidup mereka sebagai anak-anak Tuhan senantiasa sepadan dengan firman Tuhan.
Sikap demikian juga seharusnya kita lakukan di dalam hidup bersama dengan saudara seiman. Kita harus saling memperhatikan, saling menegur, saling mengingatkan, dan saling menolong dalam menanggung beban. Karena tidak ada seorang pun yang lebih kuat daripada yang lain. Adakalanya orang lain lemah dan kita harus menolong. Adakalanya kita lemah dan membutuhkan dukungan saudara yang lain.
Jangan sampai kita merasa paling rohani dan benar sehingga menegur dengan arogan. Kita juga jangan tidak acuh sehingga tidak mau tahu, apalagi menolong. Dengan rendah hati dan lemah lembut kita harus menegur saudara yang jatuh sembari terus mawas diri agar tidak terjatuh dalam dosa.
Saat jatuh ke dalam dosa, kita wajib membuka diri terhadap teguran dari saudara seiman karena kita pun tidak luput dari berbagai kelemahan.
Melalui renungan harian Luther ini, Firman ini kembali menegaskan agar kita harus melihat kembali kehidupan bergereja kita. Ketika ada orang yang jatuh ke dalam dosa, manakah yang lebih banyak: orang yang menyalahkan dan mencemooh atau yang menolong?
Sebagai orang percaya, seharusnya kita yang rohani membimbing orang yang jatuh ke dalam dosa agar ia kembali berdiri tegak di dalam Iman. Mereka yang merasa dekat dengan Tuhan seharusnya berkerinduan untuk memulihkan dan mendoakan orang yang tersandung dosa dan bukan malah menuding. Begitulah seharusnya persekutuan sesama anggota tubuh Kristus, saling menanggung beban satu sama lain dan peduli terhadap anggota yang sedang mengalami malfungsi.
Oleh karena itu, Gereja seharusnya menjadi wadah dalam mewujudkan kasih persaudaraan. Ada teguran atas kesalahan, ada pertobatan dari kesalahan yang dilakukan, ada pengampunan untuk orang yang bertobat, dan ada hormat kepada orang yang menegur. Semua itu harus dilandaskan atas kasih Tuhan dan jangan pernah menunggu orang lain untuk berbuat lebih duluan tetapi mulailah dulu dari diri Anda.
Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin๐๐
Tidak ada komentar:
Posting Komentar