Firman Tuhan Untuk kita.
2 Tesalonika 3 : 6
Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami.
2 Tesalonika 3 : 7
Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu,
2 Tesalonika 3 : 9
Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti.
2 Tesalonika 3 : 10
Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.
2 Tesalonika 3 : 13
Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik.
Sudara saudari, kita tau pada umumnya pabila orang berada dalam masa penantian, maka mereka cenderung akan berdiam diri atau menanti dengan pasif. Demikianlah juga dengan warga jemaat di Tesalonika. Oleh karena sikap dan pengajaran orang-orang tertentu, sebagian jemaat juga menjadi tidak bekerja, dengan alasan bahwa kedatangan Kristus yang kedua kali akan segera tiba.
Dalam renungan harian kita saat ini, perikop Ini adalah merupakan bagian terakhir dari 2 Tesalonika. Bila pada ucapan syukur awal (ayat 1: 5) Paulus memberikan indikasi bahwa jemaat yang telah menderita ini layak menjadi warga Kerajaan Allah, maka di sini ia memberikan semacam petunjuk praktis yang dapat dilakukan oleh jemaat untuk mencapai kondisi itu. Paulus telah mendengar tentang kelakuan anggota-anggota jemaat yang kalau dibiarkan dapat memberikan dampak kehidupan persekutuan yang terganggu. 1) Ada dari antara mereka yang tidak melakukan pekerjaannya: karna menganggap bahwa Hari Tuhan telah dekat sehingga tidak perlu lagi bekerja; mungkin juga memanfaatkan kebaikan anggota gereja yang lain atau orang lain. Sesungguhnya, apapun alasannya, sikap demikian tidaklah sehat.
Paulus juga menasihati agar jemaat menjauhi mereka yang bermasalah. Mereka yang tidak bekerja harus diberitahukan bahwa mereka harus bekerja dan tidak menggantungkan keperluan makan mereka kepada orang lain. Paulus memakai dirinya sebagai teladan. Ia dan Silas sebenarnya dapat mengklaim makanan dari jemaat, namun mereka melakukan tugas (sampingan) sendiri. Jemaat juga dinasihatkan agar melakukan kebaikan tanpa jemu (ayat 11-13).
Dengan teladan diri dan nasihatnya, Paulus ingin mengajarkan bahwa umat Kristen tidak boleh menjadi umat yang malas dengan dalih apa pun, termasuk dalih rohani sekalipun. Jangan sampai kita memakai iman kita untuk membenarkan gaya hidup yang malas. Dalam masa Adven ini kita juga dipanggil untuk tetap bekerja dengan rajin dan tekun. Kita bekerja memang pertama-tama untuk mencari nafkah, tetapi lebih penting lagi untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa kita adalah pengikut Kristus yang sesungguhnya bukanlah orang-orang yang malas, melainkan orang-orang yang rajin bekerja.
Dalam kehidupan di dunia ini, kita perlu memperlihatkan kesungguhan dalam hidup beriman. Kita tunjukkan kepada dunia bahwa menaati Kristus sambil giat bekerja mempunyai dampak nyata dalam kehidupan manusia. Karna itu jadilah seperti perkataan Dr. Martin Luther "walaupun besok saya tau akan hari kiamat namun hari ini saya akan tetap menanam Apel".
Artinya, walaupun besok Kristus akan datang atau dunia akan berakhir, tetaplah berbuat yang terbaik dan jauhkanlah kemalasan.
Kiranya kasih setia Alla Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita. Amin 🙏
Tidak ada komentar:
Posting Komentar