Jumat, 25 Oktober 2024

Menghitung hari hari dalam penyertaan Allah - Mazmur 90

Selamat pagi. 
Firman Tuhan Untuk kita. 
Mazmur 90 : 1
Doa Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun.
Mazmur 90 : 2
Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.
Mazmur 90 : 3
Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia!"
Mazmur 90 : 4
Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.
Mazmur 90 : 10
Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.
Mazmur 90 : 11
Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu?
Mazmur 90 : 12
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

Saudara saudari, ketika kita membaca FirmanNya dalam perjanjian lama, semua orang pasti takjub mendengarkan pengalaman Musa membawa keluar bangsa Israel di bawah pimpinan Allah yang pada akhirnya semua akan berkesimpulan "kalau bukan karena kemahakuasaan Allah" perbudakan takkan pernah lepas dari hidup bangsa Israel generasi ke generasi; kalau bukan karena Allah, bangsa Israel akan dihancurmusnahkan tentara Firaun yang kejam, terlatih dan tangkas; kalau bukan karena pemeliharaan Allah, bangsa Israel takkan lepas dari bahaya kelaparan dan kehausan; kalau bukan karena kedaulatan Allah, takkan mampu Musa menyanyikan pengalamannya yang maha besar itu artinya segala sesuatu yang terjadi akan membaik hanya oleh  karna penyertaan Allah. 

Dalam renungan harian Luther kita hari ini, Pemazmur kembali mengingatkan kita tentang menghitung hari. Hal ini bukanlah agar hari-hari hari hari kita segera lewat, tetapi supaya setiap orang memiliki hati yang bijaksana (ayat 12). Mengapa pemazmur meminta agar Allah mengajar dia untuk menghitung hari?
Tentu alasannyร  supaya pemazmur atau kita sekalipun mengakui bahwa Allah sendiri, sebagai pribadi, menjadi "rumah"-nya (ayat 1-2). Pemazmur melihat keamanan dirinya bukanlah karena ia memiliki suatu tempat, tetapi karena memiliki hubungan yang erat dengan Allah. 
Yang Kedua, pemazmur mengerti dan merenungkan perjalanan hidupnya akan kesementaraan hidup manusia - hidup manusia di dunia ini akan berlalu. Ia memakai ungkapan "debu" dan "rumput" untuk menggambarkan hubungan yang sebenarnya, antara Sang Pencipta yang begitu perkasa sedangkan pemazmur atau kita sekalipun adalah orang yang begitu lemah (ayat 3-6).
Sesungguhnya firman ini juga berbicara mengenai kesalahan yang dilakukan oleh manusia di hadapan Allah (ayat 7-11). Itulah sebabnya pemazmur meminta kepada Allah agar Allah memberikan kesadaran kepada dia akan kesementaraan hidup, sehingga ia selalu ingin memiliki hati yang berhikmat dan hidup yang bermakna. "HIKMAT" tidaklah berarti hanya sekedar kecerdasan di dalam menjalani kehidupan, tetapi sesungguhnya Hikmat lebih mengacu pada takut akan Allah dan pengakuan atas penyertaan Allah yang tidak dapat terbalas oleh setiap manusia. 

Mengakui kelemahan diri adalah hal yang baik. Tanpa Tuhan, hidup seseorang dapat dipastikan tidak memiliki arti. Dalam kedaulatan dan kekuasaan-Nya, Allah berkenan menjadi tempat perlindungan bagi anak-anak-Nya. Yang lemah ataupun yang kuat haruslah tetap membutuhkan perlindungan Allah, Ingatlah bahwa Allah selalu menopang hidup kita setiap saat. Pemeliharaan-Nya sempurna dalam hidup kita. Karena itu, tetaplah yakin akan penyertaan Allah dalam hidup kita dan kiranya dalam setiap perjalanan hidup kita, marilah kita memakai waktu dengan baik, menghitung hari hari kita, dan bersyukur lah atas semua anugerah penyertaan Allah dalam hidup... 


Kiranya Kasih Setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin ๐Ÿ™๐Ÿ™

Tidak ada komentar:

theologi Lutheran

Hidup di dalam Doa yang benar - Mazmur 20

Selamat pagi.  Firman Tuhan untuk kita.  Mazmur 20 : 6 Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diura...

what about theologi luther ?