Rabu, 02 Oktober 2024

Tuhan adalah Hakim yang adil Bagi Kita - Mazmur 26

Selamat pagi. 
Firman Allah Untuk kita. 
Mazmur 26 : 1
Dari Daud. Berilah keadilan kepadaku, ya TUHAN, sebab aku telah hidup dalam ketulusan; kepada TUHAN aku percaya dengan tidak ragu-ragu.
Mazmur 26 : 2
Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.
Mazmur 26 : 3
Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.
Mazmur 26 : 4
Aku tidak duduk dengan penipu, dan dengan orang munafik aku tidak bergaul;
Mazmur 26 : 5
aku benci kepada perkumpulan orang yang berbuat jahat, dan dengan orang fasik aku tidak duduk.
Mazmur 26 : 6
Aku membasuh tanganku tanda tak bersalah, lalu berjalan mengelilingi mezbah-Mu, ya TUHAN,
Mazmur 26 : 8
TUHAN, aku cinta pada rumah kediaman-Mu dan pada tempat kemuliaan-Mu bersemayam.


Bapa ibu saudara saudari, Firman Tuhan pada pagi hari  ini adalah Mazmur yang dilatarbelakangi oleh peristiwa pengadilan suci, sebagaimana berlaku pada zaman raja-raja. Jika seseorang dituduh bahwa ia telah melakukan kesalahan yang besar dan tak dapat ia buktikan bahwa tuduhan itu tidak beralasan, maka orang itu naik banding kepada Tuhan sebagai Hakim tertinggi. Si tertuduh wajib mengangkat sumpah dengan mengutuk dirinya sendiri jika ternyata tuduhan tersebut benar. Selanjutnya ia harus pergi ke Bait Suci dan mengulang sumpahnya di situ dan Tuhan sendiri bertindak mengadili hamba-Nya dan menyatakan dia bersalah atau tidak, sesuai dengan kenyataan yang diketahui Tuhan sendiri.Pemazmur yang menjadi terdakwa, berpaling kepada Tuhan untuk meminta pembelaan bagi dirinya (ayat 1). Baginya Tuhan adalah sumber keadilan yang akan dapat menyatakan benar tidaknya dirinya (ayat 2). Pemazmur meyakini diri tidak bercela karena selalu berpedoman kepada Tuhan (ayat 3), menjauhi pergaulan dengan orang- orang yang tidak benar (ayat 4-5), ataupun menjauhkan diri dari perbuatan- perbuatan yang jahat (ayat 9-10), dan hidup dalam ketulusan (ayat 11). Dalam hal ini, pemazmur memelihara kehidupan Ibadah yang baik (ayat 6), dan menyatakan perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib (ayat 7), dan juga selalu mencari perkenanan dalam hadirat-Nya (ayat 8). Hati nurani si pemazmur menyatakan dirinya bersih sehingga ia berani menyatakan kedekatannya dengan Tuhan di tengah jemaat (ayat 12). 

Adakah pembelaan yang lebih meyakinkan selain pembelaan Tuhan kepada anak-anak-Nya?
 Adakah bukti yang lebih meyakinkan daripada kesaksian hidup yang tidak bercela?
Itu semua yang diyakini si pemazmur. Tuhan adalah pembelanya, dan kesaksian hidupnya adalah bukti dirinya benar. 

Oleh karena itu, dalam hal ini  perlu juga kita tahu bahwa Ada perbedaan yang cukup mencolok antara orang sombong dengan orang jujur. Keangkuhan berangkat dari keinginan pribadi untuk mendapatkan hormat atau sanjungan dari orang lain. Sedangkan kejujuran berangkat dari ketulusan dan kelurusan hati tanpa ada motivasi mencari keuntungan. Motivasi utama dari kejujuran adalah cinta akan kebenaran dan kerinduan agar kebenaran itu diungkapkan dengan nyata.

Mazmur 26 bukanlah mazmur yang ditulis dengan motivasi kesombongan. Daud menuliskan mazmur ini dari kesadaran bahwa ia membutuhkan pembebasan dan belas kasihan Tuhan (11). Kesadaran akan anugerah ini membawanya kepada cinta dan kerinduan akan rumah Tuhan (8) serta komitmen untuk hidup dalam ketulusan dan iman tanpa keraguan (1). Daud tidak merasa dirinya suci dan saleh seolah-olah ia tidak pernah melakukan dosa. Sebaliknya, ia menyandarkan diri kepada pengampunan dan karya Allah dalam membentuk dan menuntunnya (1-7, 11). Sebab, Daud menyadari bahwa Allah adalah Allah yang Mahatahu. Karena itu, ia membuka dirinya untuk diuji dan diselidiki oleh Allah (1-3). Dia menegaskan bagaimana dirinya menjauhi pergaulan dan perkumpulan orang-orang yang berbuat jahat dengan cara menceritakan kemuliaan Allah (4-7). Ia mengakhiri mazmurnya dengan menegaskan kerinduan hatinya akan rumah Tuhan (8-12).

Ketika Allah berkarya dalam diri manusia, Ia bukan hanya memberikan status yang baru kepada mereka (Yoh. 1:12). Ia juga memberikan kepada mereka cara pandang yang baru (2Kor. 5:16) dan selera hidup yang baru (Mzm. 26:3-8). Allah menginginkan setiap umat-Nya hidup dalam kekudusan (1Tes. 4:3). Kerinduan ini masih berlaku sampai hari ini.

Integritas orang Kristen tidak dibangun atas keberhasilan dan kemampuan manusia, melainkan semata-mata oleh karya Allah dalam iman. Marilah kita menghidupi Iman dengan berkomitmen kepada kebenaran dan kekudusan demi kemuliaan Allah.


Kiranya Kasih Setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita. Amin 🙏🙏🙏

Tidak ada komentar:

theologi Lutheran

Hidup di dalam Doa yang benar - Mazmur 20

Selamat pagi.  Firman Tuhan untuk kita.  Mazmur 20 : 6 Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diura...

what about theologi luther ?