Firman Tuhan untuk kita.
1 Tesalonika 1 : 2
Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami.
1 Tesalonika 1 : 3
Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.
1 Tesalonika 1 : 4
Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.
1 Tesalonika 1 : 5
Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu.
1 Tesalonika 1 : 6
Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
1 Tesalonika 1 : 7
sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya.
1 Tesalonika 1 : 8
Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu.
Saudara saudari, dalam bacaan perikop kita hari ini dapat kita melihat bahwa Kebanggaan Rasul Paulus terhadap jemaat di Tesalonika terlihat jelas. Di jemaat ini ada iman, kasih, dan pengharapan (ayat 3). Inilah jemaat yang terbuka menerima Injil dengan penuh sukacita meskipun di tengah tengah kesusahan hidup, atau saat-saat penindasan (ayat 6). Sukacita dan nilai-nilai Injil yang luhur tidak dinikmati sendiri, tetapi tumpah dan memancar keluar sehingga dikenal dan dinikmati banyak orang. Mereka adalah jemaat yang misioner, kota yang di atas bukit sehingga banyak orang mengenal dan memuliakan Tuhan karena mereka. Injil memancar di seluruh wilayah Makedonia dan Akhaya (ayat 8-9).
Dalam Renungan kita hari ini, paulus memuji jemaat di Tesalonika. Namun, pujian Paulus ini tidak mutlak ditujukan kepada jemaat, untuk kemuliaan jemaat, karena tujuan pujian itu untuk kemuliaan nama Tuhan. Segala ucapan syukur hanya tertuju kepada Allah (ayat 1). Sikap Paulus ini memberikan pelajaran penting bagi kita: [1] Paulus menunjukkan sikap seorang hamba Tuhan yang begitu memperhatikan perkembangan jemaat Tuhan; [2] kita diajak untuk mengakui bahwa sedikit sekali pemimpin jemaat yang memberikan pujian kepada jemaat yang diasuhnya. Kita lebih sering mendengar kritikan tajam dan kecaman pedas, analisis semua kekurangan dan kelemahan secara gamblang.
Tidak dapat disangkal bahwa tidak ada jemaat yang sempurna. Tetapi masih banyak potensi positif yang dimiliki oleh gereja sebagai tubuh Kristus. Tuhan telah mempergunakan gereja sebagai alat-Nya dan begitu banyak orang yang telah menikmati hasil karya gereja. Begitu banyak orang yang telah menikmati ketenangan dan kedamaian hati.
Melalui Renungan harian Luther ini kita juga dapat mengerti dan memahami bahwa Kita belajar bahwa pelayanan bukan hanya tugas pendeta. Seandainya Paulus melakukannya sendiri, maka pelayanan menjadi tidak efektif, berbeda dari hasil yang didapat ketika Paulus melayani bersama rekan-rekannya dan juga jemaat Tesalonika. Pelayanan dan pemberitaan Injil tersebar dengan cepat dan efisien. Jadi, sudah semestinya kita meringankan tugas pendeta. Dengan kata lain, pelayanan menjadi bagian kita bersama, dalam sinergisme sebagai anggota tubuh Kristus.
Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏
Tidak ada komentar:
Posting Komentar