Senin, 20 Oktober 2025

Allah adalah sumber pertolongan kita

Selamat pagi. 
Firman Allah untuk kita. 
Mazmur 46 : 2 
Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan terbukti.
Mazmur 46 : 3
Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut;
Mazmur 46 : 4
Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai.
Mazmur 46 : 6
Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.

Saudara saudari, Nas hari ini menunjukkan kuasa Allah secara progresif: melampaui alam (Mazmur 46:2-4) melindungi kota-Nya dari serangan musuh (ayat 5-8), dan atas seluruh bumi yang sedang berperang (ayat 9-12). Kita pasti masih mengingat bencana tsunami yang begitu mengerikan. Namun sedahsyat apapun suatu bencana, pemazmur tidak takut karena ia tahu dan yakin bahwa kuasa Allah shngguh melampaui kekuatan alam. Ia tahu bahwa ia dapat berlindung pada Allah (ayat 2). 

Dalam perikop ini Allah juga digambarkan sebagai kota benteng umat-Nya (ayat 8). Karena Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang bahkan ketika bangsa-bangsa menyerang. Dengan tegas pemazmur mengontraskan kota Allah yang tidak akan goncang (ayat 6) walau kerajaan-kerajaan goncang (ayat 7) dan sekalipun gunung-gunung goncang (ayat 3). Pemazmur memberi penekanan pada kuasa Allah dengan menunjukkan bahwa Allah adalah Allah yang Maha Tinggi (ayat 5) dan Tuhan semesta alam (ayat 8). Allah Maha Tinggi menekankan Allah yang berkuasa atas segala kerajaan di muka bumi (Dan. 4:17). Tuhan semesta alam menyatakan Allah yang memiliki tentara malaikat dalam jumlah besar (band. 1Raj. 22:19). Itulah sebabnya pemazmur merasa aman. Pada bagian terakhir Allah digambarkan sebagai Allah yang menghentikan segala peperangan di bumi (ayat 9). Ia adalah Allah yang berkuasa atas segala kerajaan di bumi. Karenanya Allah ditinggikan di antara bangsa-bangsa, di-tinggikan di bumi (ayat 11). 


Dalam hidup ini, pergumulan hebat pasti pernah menimpa kita. Dalam kondisi itu, mungkin reaksi kita adalah pergi menjauhi Allah. Kita bahkan mungkin melancarkan protes kepada-Nya atas keadaan yang terjadi. Alih-alih masuk dalam dekapan Allah, Sang Kota Benteng yang teguh, kita malah dengan sengaja pergi menjauhi-Nya.

Pada hari ini, kita diingatkan oleh pemazmur. Ia menasihati agar kita yakin dengan iman yang teguh kepada Allah pada saat kita mengalami pergumulan hidup. Ia adalah Kota Benteng yang teguh sehingga di dalam Allah saja kita berdiam, merasa aman, dan tenteram.

Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏

Minggu, 19 Oktober 2025

Mengasihi adalah hidup orang percaya

Shalom. 
Firman Tuhan untuk kita. 
2 Yohanes 1 : 4
Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran sesuai dengan perintah yang telah kita terima dari Bapa.
2 Yohanes 1 : 5
Dan sekarang aku minta kepadamu, Ibu--bukan seolah-olah aku menuliskan perintah baru bagimu, tetapi menurut perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya--supaya kita saling mengasihi.
2 Yohanes 1 : 6
Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya.
2 Yohanes 1 : 7
Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus.
2 Yohanes 1 : 8
Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya.

Saudara saudari, Agustinus sangat terinspirasi oleh surat Yohanes dan menulis: "Jika seseorang menyangka dia mengerti Alkitab tetapi tidak membangun cinta akan Allah dan cinta akan sesama, maka sebenarnya dia tak mengerti Alkitab" 

Dalm surat kedua Yohanes ditulis oleh orang yang menyebut dirinya penatua, dan ditujukan kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya (1). Isi surat memang menekankan tentang cinta kasih (5-6). Istilah Ibu terpilih tampaknya memang mengacu pada gereja dan yang dimaksud dengan anak-anaknya adalah jemaat.

Karunia, rahmat, dan damai Allah memang seharusnya menghadirkan hidup kristiani dalam kebenaran dan cinta. Sebab, bagaimana mungkin kebenaran dari Kristus yang memberikan hidup-Nya sendiri dalam kasih, tidak menghasilkan hidup yang penuh kasih?

Menjadi orang jahat namun dibaptis dan bahkan menyandang sebutan sebagai orang Kristen, bisa saja terjadi. Namun, "Menjadi orang jahat yang menunjukkan kehidupan cinta kasih adalah tak mungkin", demikian tulis Agustinus ketika merenungkan surat Yohanes. Jadi, bukti otentik kehidupan orang Kristen tak ada yang lain, kecuali CINTA KASIH.
Banyak orang mengira bahwa memiliki pengetahuan tentang Alkitab atau berbagai doktrin agama dapat menjadi tanda bahwa pemiliknya adalah orang Kristen sejati, terutama di kalangan yang merasa lebih intelektual. Akibatnya, sering terjadi perdebatan doktrin antar orang Kristen. Agustinus mengingatkan, baik yang mendisiplin dengan keras maupun yang bersikap lembut, keduanya harus memiliki dasar kasih. Sebab, Allah itu kasih dan kebenaran tak lepas dari kasih.

Menghidupi kasih dalam masyarakat yang plural dan penuh perbedaan pendapat akan menghasilkan tantangan tersendiri. Namun, kita tak mungkin lari dari perintah untuk mengasihi karena Allah adalah kasih. Orang yang tak dapat mengasihi sesama yang dilihatnya, tak mungkin mengasihi Allah yang tak dilihatnya. Jadi, tanpa kasih, pengetahuan, dan pelayanan, kita hanyalah gong yang berisik, yang lahir dari kesombongan dan dosa. 

Bila kita mencamkan bahwa kebenaran itu yang menyatukan orang percaya, maka seharusnya kita menyadari bahwa kesatuan jemaat pun hendaknya berdiri teguh. Jemaat berdiri bukan karena kesamaan haluan politik atau kesetaraan dalam tingkat ekonomi. 
Oleh sebab itu, jangan sampai kesatuan jemaat goyah karena perbedaan pendapat, perebutan jabatan pelayanan, atau segala sesuatu yang kualitasnya berada di bawah kebenaran. Ingatlah bahwa karena kebenaran Kristus saja kita bersatu. Maka, Jika ada perselisihan, pakailah kebenaran sebagai standar yang mempersatukan.

Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏

Kamis, 16 Oktober 2025

Jangan menghakimi Roma 14 : 1 - 13

Shalom. 
Firman Tuhan untuk kita. 
Roma 14 : 8
Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.
Roma 14 : 9
Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.
Roma 14 : 11
Karena ada tertulis: "Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah."
Roma 14 : 12
Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.

Saudara saudari, Dalam hidup bermasyarakat betapa mudahnya bagi manusia menjadi hakim atas orang lain. Mengapa? Sebab, ketika menghakimi orang lain, maka akan terlihat bahwa dia ternyata lebih baik ketimbang orang yang dihakiminya. Sewaktu seseorang menyatakan orang lain bersalah, maka pada saat itu juga sebenarnya dia sedang menyatakan bahwa dirinya benar, dan itu berarti lebih baik dari orang lain.

Gereja, dahulu maupun sekarang, juga tak lepas dari soal penghakiman ini. Kepada warga jemaat di Roma, Paulus menyatakan: "Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya" (1). Yang dimaksudkan di sini adalah orang-orang tidak dapat membedakan mana yang pokok dan yang bukan dalam iman yang menyelamatkan. Dan Paulus menasihati untuk tidak mengecam orang-orang yang berpendirian seperti itu.

Pada masa itu, dalam jemaat ada orang-orang yang menikmati kebebasan dari peraturan Yahudi dengan makan segala sesuatu berdasarkan Mazmur 24:1. Sedangkan yang lainnya berpegang pada asas hanya boleh memakan sayur-sayuran karena mereka takut melanggar larangan makan darah hewan atau menjadi najis karena menyentuh makanan yang telah dipersembahkan kepada para dewa. Paulus dengan tegas mengatakan agar kedua kelompok ini tidak saling menghakimi karena keduanya adalah hamba Tuhan. Menghakimi hamba Tuhan sama dengan menghakimi Tuhan.

Sedangkan persoalan lainnya berkenaan dengan hari. Ada yang mementingkan hari-hari tertentu, namun ada pula yang berpikir bahwa semua hari adalah sama. Untuk hal ini pun, Paulus bersikap sama: "Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan" (6). Hal yang sama juga berlaku bagi orang yang menganggap semua hari sama.

Yang penting bagi Paulus: "Jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan." (8). Nah, jika setiap orang memegang keyakinan ini, maka menghina orang lain karena keyakinan akan iman yang dipeluknya tidak relevan lagi.

Hidup orang Kristen harus selalu dipusatkan kepada Kristus, sebagai Tuhan, Juruselamat, dan Hakim yang agung, bukan kepada pandangan dan penilaian manusia yang subjektif. Prinsip ini mengandung dua konsekuensi moral. Kita harus dapat saling menerima, meskipun terdapat perbedaan yang tidak prinsip (1). Kita dilarang menghina, menganggap rendah, dan menghakimi orang yang berbeda dengan kita (3). Kristuslah Hakim bagi semua manusia. Ingat, jangan menghakimi! Sebab, kita semua kelak harus menghadap pengadilan Allah. 

Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏

Rabu, 15 Oktober 2025

HKBP DO HKBP - Akankah jadi agereja Oikumene ??

“HKBP DO HKBP" 
AKAN JADI GEREJA OIKUMENE ?

Salam Damai 'n Kasih Kristus!

Pd tgl 7 Okt 1861 di Sipirok, para pekabar Injil mengadakan rapat 'tuk membagi tempat pelayanan yaitu: Pdt. Heine, Pdt. Klammer, Pdt. Betz, Pdt. Van Asselt. Tgl inilah yg ditetapkan jadi hr lahir HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN yg diambil dr nama ke-4 org pdt (non Batak) peserta rapat tsbt. Juga berketepatan dlm bln Okt 1861 ini Nommensen ditahbiskan sebagai Pdt dan langsung diberangkatkan oleh Misi Barmen jadi misionar ke Tanah Batak, tapi selama 2 bln dia masih harus belajar Bahasa dan Budaya Batak terlebih dulu dr Dr. Van Der Tuuk di Belanda.

Jadi, meskipun HKBP telah berdiri selama 20 thn (1861-1881), namun masih belum memiliki seorang Pimpinan Gereja (Uluan ni Huria). Pd thn 1881, Kongsi Barmen menetapkan Nommensen jadi Ephorus pertama di HKBP. Sedangkan gelar “Ompu i" resmi diberikan kepada Nommensen setelah jadi Ephorus, dan kemudian gelar “Ompu i" jadi sebutan/gelar resmi bagi semua Ephorus HKBP. Padahal karna berkat ketrampilan Nommesen dalam mendamaikan setiap perkara atau pertengkaran di sawah dan juga peperangan antar kampung, maka Raja Pontas dan Raja lainnya yg sdh jadi Kristen menganggap Nommensen pantas dijuluki “Ompu i" sejajar dg Raja Sisingamangaraja XII. Nah, kita juga tentu berharap semua Ephorus HKBP hendaknya seperti Ompu Nommensen teristimewa dalam “Hadameon dohot Halambokon” agar tercapai umpasa Batak yang mengatakan “Goar na ma daina” tapi biarlah sejarah yang akan mencatat. (NB: Perjalanan HKBP sangat sarat dengan konflik semenjak kepemimpinan sebagai Ephorus di teruskan oleh orang Batak, dan hampir di setiap dekade ada konflik yg muncul. Salah satu sumber konflik yg sering terjadi adalah masalah kepemimpinan, distribusi kekuasaan dan mekanisme pelayanan serta pengambilan keputusan yg diatur di dlm AP.

Kalau anda pernah menyaksikannya sungguh betapa brutalnya saat konflik terjadi baik di Kampus Teologi Pematang Siantar maupun di berbagai Gereja di Medan, bahkan Kantor Pusat HKBP Pearaja Tarutung juga jadi ajang perebutan. Kalau demikian halnya masih pantaskah lagi gelar “Ompu i" disematkan kpd Ephorus HKBP? 
Memang tak seorang pun seperti Nommensen yg hanya dg mengandalkan “kasih sayang” dalam menginjili mampu mendamaikan berbagai pertikaian dan peperangan antar kampung, bahkan mengatasi berbagai tindak kejahatan seperti pembunuhan, perkelahian dan perjudian.

Nommensen mengetahui adat Batak, dan dia tak melarang adat yg tak bertentangan dg Alkitab, seperti halnya konsep “Dalihan na Tolu” yang dapat mempererat kekerabatan orang Batak sehingga perlu dilestarikan. Kawin semarga pun dilarang oleh adat Batak dan juga dilarang oleh Gereja, hanya Nomensen tidak membenarkan pemakaian Gondang Batak di Gereja.

Sejarah mencatat, bahwa sebelum Nommensen jadi Ephorus HKBP pertama (1881-1918) ternyata ia telah menjalankan misi penginjilannya selama 20 thn (1861-1881), dan selama itu masyarakat Batak selalu memanggilnya dengan sebutan “Amang atau Tuan Nommensen”, bahkan setelah jadi Ephorus tetap saja dipanggil dengan sebutan “Ompu atau Ompu i Nommensen”.

Pada thn 1876 Nommensen telah berhasil menterjemahkan PB ke dlm Bhs Batak Toba, tapi kita tak tahu apakah diterjemahkan dr Bhs Jerman atau dari teks asli bahasa Yunani (Greek), sementara sahabatnya Johansen berhasil menterjemahkan PL ke dalam Bahasa Batak Toba. (NB: Kita patut mengapresiasi ada rencana dan upaya HKBP saat ini bekerjasama dengan LAI akan menerbitkan Bibel terjemahan baru. Mungkin jemaat selama ini tak menyadari bahwa Bibel terjemahan Nommensen dan Johansen pada waktu itu adalah dibuat dalam rangkah penginjilan, sehingga diksi atau pilihan kata yang digunakan tentu harus disesuaikan dengan kondisi setempat. Juga pada masa itu kalimat dalam Bahasa Indonesia tempo dulu sama halnya dengan Bahasa Batak kalimatnya masih dominan frase Hukum DM. Misalnya, nats 1 Musa 1:1 dituliskan: “Di mula ni mulana ditompa Debata langit dohot tano on”, sedangkan dlm Kej. 1:1 dituliskan: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Jadi, tentu dlm Bibel terjemahan baru nantinya bisa saja nats 1 Musa 1:1 akan diterjemahkan: “Di mula na Debata manompa langit dohot tano”. Itulah sebabnya saat ini perlu ada Bibel terjemahan baru agar lebih praktis dan mudah dipahami terlebih oleh kaum millenial Gereja kita HKBP.

Saat berlibur ke Jerman setelah 18 thn melayani pd thn 1880, Nommensen menyempatkan diri menciptakan Tata Ibadah HKBP. Meskipun agak lain dari Tata Ibadah Lutheran di Jerman, namun dibuat lebih original yg disesuaikan dg kondisi setempat. Tata ibadahnya mengadopsi Lutheran dan Presbiterian dan sekaligus budaya Batak dipersatukan sehingga tampak sungguh indah, dan bahkan tata ibadah itu telah lebih 100 thn diikuti oleh HKBP. Karna orang Batak gemar bernyanyi dan suka musik, maka Nommensen berusaha agar dikirim musik tiup dan poti marende (orgel) ke Tanah Batak. Kemudian pada usia 70 thn (1904) Ompu Nommensen dianugerahi Doktor Teologi Kehormatan oleh Fakultas Teologi Universitas Bonn, Jerman, atas keberhasilannya yg luar biasa membawa Injil ke Tanah Batak. Padahal Ompu Nommensen sebenarnya tak ingin mendapat hadiah atau penghargaan, ia mengaku hanya seorang miskin yang tidak punya arti apa2, tapi rohnya telah ditebus dengan nilai yg sangat mahal, yaitu dengan Darah Yesus.

Setelah Ephorus Nommensen ternyata masih ada 3 org lagi pdt Misionar (non Batak) jadi Ephorus HKBP (1918-1940), jadi selama 59 thn (1881-1940) HKBP pernah dipimpin oleh 5 org Ephorus dari Pdt Misionar (non Batak), dan selama itu Tata Ibadah HKBP pernah beberapa kali mengalami revisi yang kemudian pada tahun 1937 diterbitkan Agenda HKBP (Buku Liturgi) dan ternyata itulah yg digunakan dlm Ibadah HKBP sampai sekarang. Dengan ditangkapnya semua Pdt Jerman oleh tentara Belanda pada tanggal 10 Mei 1940, maka sejak itu pimpinan HKBP dijabat oleh Pdt Batak, tepatnya pada Sinode Godang HKBP tgl 10-11 Juli 1940 terpilih Pdt. K. Sirait jadi Voorsitter (Ephorus) HKBP (1940-1942), dan itu jadi hari kemandirian (manjujung baringin na) HKBP, yg dapat dikatakan telah mandiri dalam hal dana, daya, dan teologi.

Semasa kepemimpinan Ephorus HKBP Ds. Dr. hc. J. Sihombing (1942-1962) selama 20 tahun terkenal semboyan “HKBP DO HKBP” yg se_akan2 ingin mengatakan kepada dunia bahwa inilah HKBP yang tak mau meniru dan tak bisa didikte oleh siapa pun terlebih dalam hal teologi seperti menetapkan Tata Gereja, Tata Ibadah dan Konfessi HKBP. Pucuk pimpinan gerejanya disebut dengan “Ephorus” seperti Nommensen bukan “Bishop” maka dunia mau bilang apa, karna “HKBP do HKBP”. Dalam Tata Gereja 1930 misalnya, dikatakan: “HKBP bertujuan untuk mempersekutukan seluruh orang Batak di dalam iman yang satu itu, sambil memberitakan Injil kepada bangsa sekitar yang belum seiman. Sedangkan dalam Tata Gereja 1940 dikatakan agar kesatuan dan persekutuan di dalam gereja harus dipertahankan dan dipelihara. Tapi dalam Tata Gereja 1950 sudah lebih bersifat oikumenis dalam arti HKBP jadi pelopor dalam memasuki Gerakan oikumenis di Indonesia.

Apakah nantinya HKBP yg berdiri atas dasar kesukuan atau sebagai Gereja orangnya Batak akan menjadi Gereja Oikumene? 
Dalam B.E Suplemen HKBP telah mengisyaratkannya, dlm BE. No. 864. “OIKUMENE” dikatakan: 
1. Asing pe hata nang luatta be, marragam rupa nang adatta be; Sada do Debatanta ingot be, na marhaha-anggi hita sasude, di Kristus sada hita be. 
2. UEM do parsadaan ni hita on, pajongjong dame di portibi on; Patindang hatigoran i sintong, pararat harajaonNa dison, sahat tu liat tano on. 
3. Hita pinilit ni Tuhanta i, urupi ma dongan na pogos i; Palua angka na tarante i, tabaen marnida na mapitung i, apuli na mardangol i. Amen!

NB: SEJAK A/P-2002 HKBP DENGAN VISI DAN MISINYA SUDAH BERSIKAP INKLUSIF, DIALOGIS DAN TERBUKA, BAHKAN TAHUN INI ADALAH "tahun oikumene hkbp inklusif 2024".

Hidup manusia Baru seturut kehendak Allah - Efesus 5

Damai sejahtera Allah Bapa, Anak dan Roh kudus memelihara dan menolong saudara sekaliam, Amin

Firman Allah untuk kita. 

Efesus 5 : 6                                                                                                                                      Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.Efesus 5 : 8Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,

Efesus 5 : 14                                                                                                                                            Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu."

Efesus 5 : 15                                                                                                                                        Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,

Efesus 5 : 16                                                                                                                                              dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

Saudara saudari, Hidup manusia baru yang telah beroleh pembenaran dan penebusan dari dosa kematian oleh Yesus Kristus adalah kehidupan yang benar benar di dalam terang, dimana lewat Baptisan KudusNya, Allah memurnikan, menyucikan dan memateraikan kita dengan kuasa Roh Kudus, sehingga kita menjadi milikNya. Sebagai orang orang tebusan, hendaklah terang itu tampak dan terlihat oleh mata lewat tata cara kehidupan kita yang semakin mencerminkan peran Kristus. Terang itu juga telah meniadakan kegelapan. Sebab dimana ada terang, di situ tidak ada kegelapan. Sebaliknya, terang dan gelap tidak akan pernah dapat bersatu dalam satu tempat secara bersamaan.Paulus mengingatkan hidup anak-anak terang harus berbeda dari hidup anak-anak gelap (3-6). Ia mengakui: "Memang kamu dahulu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu, hiduplah sebagai anak-anak terang" (8). Orang Kristen memiliki kisah lama, tetapi sekrang ia sudah hidup dengan status yang baru.

Paulus berkata, "Jangan kamu berkawan dengan mereka" (7), yang berarti "ambil bagian (partakers)". Ayat ini bukan berarti bahwa orang Kristen tidak boleh berteman sama sekali dengan orang yang berbeda Iman. Hal yang hendak Paulus katakan adalah mendorong orang Kristen menjadi terang yang menghasilkan kebaikan, keadilan, dan kebenaran (9), yang mencerminkan karakter Yesus Kristus (2), yakni hidup yang selalu mengucap syukur (4), dengan mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani atas nama Tuhan Yesus (19-20). Dan tentu kehidupan anak gelap harus berbeda dengan kehidupan anak terang, baik dalam segi pola pikir, tata krama, terlebih perbuatan dan kerendahan hati di hadapan Allah. Karena itu, kita tidak boleh bergaul atau ambil bagian dengan kehidupan masa gelap. Kita tidak boleh turut melakukan perbuatan perbuatan gelap, antara lain: percabulan, kecemaran, keserakahan, perkataan kotor, perkataan hampa, perkataan semborono (3-4). Sebab itu adalah kenajisan yang mendatangkan murka terhadap Allah dan membuat kita tidak mendapatkan bagian dalam kerajaan Allah (5-6).

Melalui Paulus, Allah begitu tegas menyatakan bahwa hidup orang Kristen seharusnya mecerminkan hidup dalam terang. Tidak bermain-main dengan dosa, apalagi menikmati dosa atau merasa nyaman dengan dosanya. Menyebut dosa saja pun tentu sudah memalukan (11-12), apalagi terlibat. Hal itu sangat mendukakan Allah. Jika ada orang Kristen yang menikmati dosa, ia bukanlah manusia baru. oleh karena itu, mari kita perhatikan hal hal ini :

1. Paulus tidak ingin jemaat di Efesus tercatat oleh waktu sebagai anak-anak terang yang hidup dalam kegelapan. 

2. Paulus ingin agar jemaat Efesus mempergunakan waktu yang ada karena hari-hari ini adalah jahat. Yaitu, dalam pengertian menggunakan waktu dengan efisien dan efektif untuk pekerjaan dan pelayanan Tuhan, bukan untuk hidup dalam berbagai kecemaran dosa yang menyesatkan dan membawa kepada kebinasaan. 

Waktu terus berjalan. Maka, ingatlah bahwa apa yang telah kita perbuat pasti tercatat dalam waktu dan tidak mungkin dapat dihapus oleh siapapun juga. Dosa hanya dapat di hapus oleh Allah sendiri jika kita mengakui dan menyesalinya di hadapanNya. oleh itu marilah tiap tiap saat menyesali akan dosa dosa kita, memohon pengampunanNya dan tidak lagi hidup di dalam dosa yang sama.

Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara kita semua. Amin

Jawaban jawaban untuk Perjamuan Kudus - Seribu pertanyaan dalam satu jawaban yang menganugerahkan hidup kekal.

Seribu pertanyaan dalam satu jawaban yang menganugerahkan hidup kekal. 
Mengapa kita sebagai Gereja yang ber aliran Lutheran semestinya harus melakukan komuni-Perjamuan Tuhan lebih dari 125 kali dalam setiap tahun di dalam Pelayanan Ilahi kita? 
Karena Makan Malam Tuhan bukanlah simbol, atau representasi tetapi sungguh benar benar tubuh dan darah Kristus yang sejati bagi Anda dan bagi saya untuk keselamatan kekal.

Mengapa kita harus membungkuk-menunduk di bawah Altar sebelum menerima Perjamuan Tuhan, mengapa pastor/pendeta harus memegang roti dan anggur tinggi (mengangkat) ketika ia membawa perjamuan kepada jemaat, mengapa kita menggunakan piala "cawan" Dalam Perjamuan, lantai ubin yang indah, dan seorang pastor dengan Chasuble dekoratif atau jubab? 
Karena Makan Malam Tuhan bukanlah simbol, atau representasi tetapi sungguh benar benar tubuh dan darah Kristus yang sejati bagi Anda dan bagi saya untuk keselamatan kekal.


Mengapa para pastor-pendeta tidak boleh membuang anggur yang tersisa ke wastafel, ke selokan atau menggabungkanNya semua dengan sampah Minot lainnya? 
Karena Makan Malam Tuhan bukanlah simbol, atau representasi tetapi sungguh benar benar tubuh dan darah Kristus yang sejati bagi Anda dan bagi saya untuk keselamatan kekal.

Mengapa Gereja harus memberitakan Perjamuan malam lebih dari 300 kali dalam tiap tahun, dan termasuk juga di layankan bagi mereka yang di rumah sakit? 
Karena Makan Malam Tuhan bukanlah simbol, atau representasi tetapi sungguh benar benar tubuh dan darah Kristus yang sejati bagi Anda dan bagi saya untuk keselamatan kekal.

Mengapa kita harus pergi setiap Minggu ke tempat suci, meskipun dalam keadaan lelah atau ketika seluruh dunia tidak butuh Pengampunan? Karena Makan Malam Tuhan bukanlah simbol, atau representasi tetapi sungguh benar benar tubuh dan darah Kristus yang sejati bagi Anda dan bagi saya untuk keselamatan kekal.

#vdma

Seribu pertanyaan dalam satu jawaban yang menganugerahkan hidup kekal. 

Hidup dalam Kebenaran - 1 Petrus 2

Shalom. 
Firman Tuhan untuk kita. 
1 Petrus 2 : 13
Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi,
1 Petrus 2 : 14
maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik.
1 Petrus 2 : 15
Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh.
1 Petrus 2 : 16
Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.
1 Petrus 2 : 17
Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!

Saudara saudari, dalam bacaan Firman ini, Petrus menujukannya kepada Jemaat Tuhan yaitu jemaat diaspora yang tersebar diberbagai kota termasuk Asia kecil. Mereka kebanyakan para perantau yang mengadu nasib di tempat baru. Di samping itu, kehadiran mereka diterima dengan beragam sikap. Ada yang menerima, ada pula yang menolak secara tegas. Karena itu, Petrus menuliskan surat ini untuk mengingatkan agar mereka senantiasa menyatakan sikap hidup yang lebih baik sebagai pengikut Yesus dengan cara menjauhi segala keinginan daging, dan hidup bijaksana di tengah-tengah bangsa non-Yahudi. 

Dalam hal ini, Panggilan untuk menjadi Kristen telah menempatkan orang percaya pada posisi dan hak istimewa. Namun posisi itu bukanlah merupakan kesempatan untuk bermegah. Tetapi kita dipanggil untuk tidak menyalahgunakan hak-hak istimewa itu. Petrus menjabarkan hal tersebut dalam beberapa hal, yaitu :
1. Himbauan agar umat tetap hidup sebagai orang asing, mengasingkan diri dari keinginan duniawi (ay. 12).
2. Kristen dipanggil untuk "tunduk" kepada semua lembaga manusia, artinya Kristen memiliki keberadaan dan misi khusus dalam rencana Allah (ay. 13).
3. Kristen dipanggil untuk hidup bertanggungjawab di tengah kebebasan (ay.16). 

Oleh karena itu, Kita sebagai orang pilihan Allah (Kristen) di panggil untuk benar benar hidup menyerupai seperti Kristus, Allah telah memerdekakan kita dari perbudakan dosa dan oleh itu Allah menginginkan agar karakter Kristus itu tinggal dan berdiam dalam diri kita, sehingga tiap tiap hari kita di arahkan untuk melakukan hal hal yang baik, taat pada pemimpin baik dalam negara maupun hal lainnya. 

Sebagai orang merdeka, Allah memberikan kita hak bebas, apakah hidup menjadi orang Fasik atau menjadi orang yang taat akan Allah?. 

Sebagai orang yang mensyukuri panggilan dan pilihan Tuhan atas anugerahNya, tentu dalam hidup ini kita harus tau bersyukur kepada Allah. Hendaklah kita bersyukur kepada-Nya lewat hidup kita. Hidup dalam kebenaran,  dan tunduk kepada Allah. Marilah kita menjadi anak-anak Tuhan yang menyebarkan benih kebaikan dan ketaatan di mana pun Tuhan menempatkan kita. 

Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏

theologi Lutheran

Acara Ibadah pemuda/i lutheran minggu XX setelah Trinitatis

  ACARA IBADAH REMAJA & PEMUDA/I GKLI Sabtu, 01 November 2025 1.       Bernyanyi dari Kidung Jemaat No. 15 : 1 – 3 (...

what about theologi luther ?