Firman Tuhan Untuk kita.
Kisah Para Rasul 9 : 3
Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.
Kisah Para Rasul 9 : 4
Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
Kisah Para Rasul 9 : 5
Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kau aniaya itu.
Kisah Para Rasul 9 : 8
Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.
Saudara saudari, Jika Allah berkehendak, maka tidak ada yang dapat lepas dari-Nya. Dalam perikop ini, kita dapat melihat bagaimana cara kerja Allah dalam memenuhi kehendak-Nya, sehingga pihak-pihak yang dikehendaki tak dapat lepas dari anugerah-Nya. Dalam hal ini, kita akan belajar dari tiga pihak yang disebutkan dalam renungan kita hari ini.
Pihak pertama adalah Saulus, seorang yang sangat bengis. Kebenciannya terhadap umat Tuhan begitu dalam (1-2). Akan tetapi, ketika Allah menginginkannya sebagai 'ALAT', Saulus yang begitu bengis itu pun tak dapat lepas dari-Nya (15-16). Dari hal ini, kita belajar mengenai satu prinsip tentang anugerah bahwa anugerah tidak dapat ditolak (IRRESISTIBLE GRACE).
Pihak kedua adalah jemaat Tuhan. Mereka adalah korban dari kebengisan Saulus. Akan tetapi, Tuhan Yesus tidak membiarkan mereka begitu saja tanpa penyertaan. Buktinya, Tuhan mengasosiasikan diri-Nya sendiri sebagai pihak yang teraniaya juga (4-5). Dari hal ini, kita belajar bahwa dalam kondisi apa pun Allah turut menyertai umat-Nya. Bahkan bukan hanya itu, Allah turut menderita bersama anak-anak-Nya.
Pihak ketiga adalah Ananias. Tuhan menghendakinya menjadi 'alat' untuk bertemu dan menyembuhkan Saulus yang mengalami kebutaan. Meski pada awalnya dia menolak untuk pergi dan menyembuhkan Saulus, pasalnya Saulus terkenal sebagai penganiaya jemaat (13), akan tetapi Ananias tak dapat lepas dari kehendak Allah. Allah menghendakinya sebagai 'alat' yang melayani seorang 'alat Tuhan' yang lainnya. Jadi, dia harus pergi. Dari hal ini, kita belajar bahwa segala sesuatu ada dalam kendali Allah. Tidak ada seorang pun atau sesuatu apa pun yang dapat lepas dari kendali-Nya.
Dari ketiga pihak tersebut, kita dapat belajar tiga hal:
PERTAMA, jangan menutup pintu anugerah bagi siapa pun. Sekalipun kelihatannya orang tersebut sangat bengis.
KEDUA, jangan takut dengan kesulitan kehidupan, Dia adalah Allah yang selalu menyertai.
KETIGA, jadilah 'alat Tuhan' yang setia. 'Alat Tuhan' yang siap sedia melakukan apa pun tugas yang diberikan oleh-Nya.
Kiranya Kasih Karunia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara kita semua. Amin 🙏🙏
Tidak ada komentar:
Posting Komentar