Kiranya Damai Sejahtera Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara kamu sekalian.... Amin
Selasa, 19 Agustus 2025
Kasih setia Tuhan Kekal _VDMA - Yesaya 51 : 1 - 6
Senin, 18 Agustus 2025
HIDUP DI DALAM PERTOBATAN YANG SEJATI
Sabtu, 16 Agustus 2025
EVANGELIUM MINGGU IX SETELAH TRINITATIS Evangelium : LUKAS 12 : 49 – 56
EVANGELIUM MINGGU IX SETELAH TRINITATIS
LUKAS 12 : 49 – 56
Thema : ALLAH MAHA KASIH DAN ADIL
1. YESUS KRISTUS DATANG UNTUK MENGUMPULKAN YANG TERPISAH
** Apakah yang dimaksud dengan mengumpulkan?
Bagi orang Yahudi pada masa itu mereka memahami bahwa ketika Mesias datang maka Ia akan menghakimi bangsa-bangsa atas kejahatan mereka dan sebaliknya Mesias akan memberkati ataupun mengumpulkan umat-Nya yang percaya. Maka, hal inilah kemungkinan besar yang menjadi maksud dari perkataan Yesus (49). Di dalam Alkitab api bisa melambangkan Roh Kudus yang membawa semangat yang menyala-nyala dalam hati setiap orang percaya, dan Api juga melambangkan siksaan kekal, bahkan api juga bisa melambangkan kuasa Allah untuk memurnikan umat-Nya, memisahkan yang benar dan tidak. Dalam bacaan perikop ini, kelihatannya arti inilah yang dipakai oleh Yesus dalam pemberitaan-Nya kepada orang-orang pada saat itu. Hal ini senada dengan apa yang Yohanes Pembaptis katakan tentang Yesus di bagian awal Injil Lukas “Ia akan membaptis kamu dengan api, alat penampi sudah di tangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya, debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan” (Lukas 3:16-17). Jadi, Api pemisahan itu datang untuk memurnikan siapakah milik Allah siapa yang bukan milik Allah. Dalam kalangan kita pada saat ini, Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa saat kedatangan Kristus yang pertama Ia telah mengumpulkan kita dan memberi kita jaminan hidup kekal lewat kematianNya (Yohanes 3:16), baptisan kudusNya telah memateraikan kita dan menyucikan kita atas dosa kita, sebagaimana Kristus mati demikianlah dosa kita (Adam lama) ikut mati bersama dengan Kristus, dan saat kebangkitanNya kita ikut bersama Dia bangkit dengan mengenakan Kristus yang menang dalam diri kita, bangkit sebagai ciptaan yang baru (Kolose 2:12) dan pada saat kedatanganNya yang kedua maka ia akan memisahkan siapakah milikNya dan siapa yang tidak, kekuasaan itu ada padaNya, jadi siapa yang telah menjadi milikNya akan di bawa tinggal bersama denganNya dan yang tidak milikNya akan di lemparkan ke dalam api kebinasaan.
Dalam ayat yang ke 50 dapat kita lihat bahwa penghakiman harus terjadi, dan sebelum penghakiman itu terjadi Yesus Kristus sendiri telah terlebih dahulu menanggung penderitaan itu lewat kematianNya di kayu salib (Markus 10:38). KematianNya membuat hukuman dosa atas pelanggaran seorang terselesaikan oleh pengorbanan Yesus Kristus (Roma 5:12-21). Baptisan yang di terima oleh Yesus Kristus adalah bukti awal penggenapanNya akan keselamatan manusia, serta menjadi suatu tanda solidaritas Yesus dengan orang orang berdosa sebagai bukti bahwa Ia adalah manusia sejati, sungguh Yesus di baptis bukanlah karna dosa atau pelanggaranNya. Tetapi, Baptisan itu telah menjadi jalan bagi Yesus untuk menanggung hukuman dosa umat manusia, termasuk orang Yahudi. Secara pribadi tentu saja Yesus merasa susah(50), namun tanpa kerelaan-Nya mati di kayu salib, keselamatan tidak dapat dialami oleh umat manusia. Kedatangan Kristus sebagai mesias memberikan hidup yang baru bagi kita, meskipun hal itu melahirkan pertentangan dan pemisah antara yang sepengakuan kepada Kristus dan tidak (51-53).
Setiap orang yang percaya dan memelihara karya keselamatan Yesus, tidak akan dihakimi karena Kristus sudah mati bagi mereka. Namun bagi mereka yang tidak percaya dan menolak karya tersebut, akan binasa dalam dosa-dosanya. Dalam dunia nyata perpecahan dan pertentangan ini akan terus menerus terjadi hingga Kristus mengakhiri dunia ini. Kini, pertentangan itu telah terjadi di tengah tengah keluarga Kristen, sebab hubungan antara ayah dan anak akan terpisah, kakak dan adik akan terpisah bahkan terputus total karna tidak sepengakuan kepada Kristus, hal ini memang menyedihkan, namun itulah sebuah fakta. Jikalau kita belajar dari kitab perjanjian lama, pengaruh Iman yang membuat perpecahan dalam keluarga itu rupanya diambil dari pemberitaan nabi Mikha mengenai kemunduran akhlak rakyat pada masa kerajaan Yehuda (Mikha. 7:6). Akibat pemurnian tersebut akan terjadi pemisahan antara orang percaya dengan orang yang menolak untuk percaya. Yesus menguraikan pemisahan itu dengan ilustrasi perpecahan di antara keluarga (ayat 52-53). Bukankah hal itu sudah terjadi ketika anggota keluarga yang bertobat harus dikucilkan dan bahkan dibunuh oleh anggota keluarga yang tidak percaya?.
** Bagaimanakah Kristus mengumpulkan kita ?
Berbicara tentang kasih karunia, sesungguhnya Yesus datang untuk menyelamatkan manusia dari keterpisahannya dengan Allah, di balik karya Kasih karunia-Nya la juga akan datang kembali untuk menyatakan penghukuman bagi mereka yang menolak kasih karuniaNya. Dalam masa di dunia ini, sesungguhnya Baptisan yang di berikan oleh Kristus menjadi suatu pemisah dan pengumpul bagi setiap orang, kita tahu bahwa dosa Adam lama di wariskan kepada setiap orang dan membuat kita berada di luar Kristus atau terpisah hal itulah sebabnya setiap orang harus di Baptis, termasuk bayi. Baptisan kudusNya telah menjadi alat Kristus untuk mengumpulkan dan memateraikan kita menjadi milik Kristus (di persatukan kembali kepada Kristus) dan bagi orang yang tidak menerima baptisan kudusNya akan tetap berada dalam keterpisahan, berada di luar kumpulan orang percaya dan berada di luar kasih karunia.
Dalam hal Baptisan, kita tahu bahwa Yesus sendiri juga telah melalui baptisan itu (Lukas 12:50). Yesus menerima baptisan itu bukan karena Ia berdosa, tetapi justru untuk membuktikan bahwa Dia berasal dari Allah dan diutus Allah untuk menjadi agen pemurnian tersebut. Yesus telah melakukan berbagai hal dalam pelayanan-Nya, seperti mukjizat, pengajaran, terlebih Ia telah mati dan bangkit untuk kita, semuanya itu di lakukanNya hanyalah untuk mengembalikan Citra Allah itu dalam diri kita, proses pengumpulan dan pemurnianNya telah terjadi dalam 3 hari. Kristus telah menang dan mengambil kita kembali dari lautan kematian kekal, apakah kita percaya dan menyadari itu?. Ya Demikianlah Kristus berkarya untuk kita, semua itu kita peroleh tanpa sedikit pun usaha kita, hanya Kristus sendiri.
Namun, ingatlah meskipun hal itu telah Kristus lakukan, tetapi akan tetap ada saja orang-orang yang tidak menyukai-Nya bahkan tidak percaya dan menyangkal kematian dan kebangkitanNya. Hal itu pun terjadi di dalam keluarga, ada anggota keluarga yang menolak dan ada yang menerima. Sehingga pertentangan terhadap keputusan untuk mengikut Yesus tidak dapat terselesaikan dengan baik (52-53). Di dalam dunia ini, pertentangan itu akan tetap terjadi hingga Kristus datang. Kita akan terus menerus melihat adanya konflik horizontal antara umat Kristen dengan mereka yang non-Kristen, seperti yang terjadi dalam akhir akhir ini, penggusuran rumah ibadah, pelarangan berdoa di rumah rumah dan termasuk penganiayaan penganiayaan terhadap orang orang Kristen dan Ironisnya, konflik yang serupa juga akan terjadi dalam internal tubuh Kristus sendiri, yaitu sesama orang percaya yang masih mau di pakai iblis sehingga kerap menimbulkan perselisihan dan perpecahan dalam hubungan antara jemaat bahkan pengerja gereja.
2. TETAPLAH SETIA DALAM BAPTISAN KUDUSNYA SAMPAI KRISTUS DATANG
Melalui Firman ini, kita di ajak untuk tetap teguh berpengharapan hsnyan kepada Yesus dan firman-Nya saja. Firman dalam Baptisan KudusNya telah memateraikan kita dan menjamin keselamatan kita, maka hendaklah dalam setiap saat kita harus menghidupinya, dalam artian tiap tiap saat kita harus bersyukur atas Anugerah Allah yang di berikan kepada kita lewat kematian dan kebangkitanNya, mengakui dan menyadari perbuatan kita yang tidak benar, memberikan Roh kudusNya mengarahkan kita kepada pertobatan tiap tiap saat.
Setiap orang percaya yang di perhadapkan dengan pertentangan karna mengikut kristus harus berbeda cara dalam menghadapinya. Bagi orang percaya, pertentangan itu justru harus kita pandang sebagai suatu kesempatan untuk memberitakan karya keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus. Dalam hal pemberitaan kabar keselamatan, orang-orang terdekat kita adalah "target" yang sangat efektif. Siapakah mereka? Mereka adalah orang tua, saudara, anak, rekan sejawat, dan tetangga. Caranya ialah dengan menunjukkan cara hidup ber_Iman. Inilah salah satu cara memberitakan Kristus sang juruselamt kita kepada dunia.
Dalam menuju kepada penghakimanNya (58). Sebagai orang yang telah menerima materai dari Kristus sendiri lewat baptisan KudusNya, hendaklah hidup itu menjadi kesempatan bagi kita untuk membayar hutang syukur kita kepada Allah (59), yaitu menyampaikan dan menghidupi kebenaran kebenaran Kristus dalam hidup kita setiap hari. Membayar hutang itu tidak cukup hanya dari pemberitaan namun dalam tiap tiap hari juga kita harus mencicilnya lewat perbuatan perbutan kita yang terus menerus bercermin kepada Kristus itu sendiri.
Tetaplah berpegang teguh pada firman-Nya dan terus-menerus menunjukkan kualitas cara hidup beriman kita kepada orang lain. Amin .
Ef. 3:14-21; Mzm. 33:1-2,4-5,11-12,18-19; Luk. 12:49-53
#vdmaluther
Jumat, 15 Agustus 2025
TAFSIRLAH ALKITAB DENGAN ALKITAB
Tafsirlah Alkitab dengan Alkitab
Saudara saudari, sungguh begitu banyak bagian dari Nats Alkitab yang dicintai dan hafal mati dengan begitu jelas bagaikan aliran sungai pegunungan yang dialiri oleh salju yang mencair.
Contoh :
1. Kejadian 1:1 "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
2. Yohanes 3:16 "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal"
3. 1 Yohanes 4:8 "Allah adalah kasih."
Ayat ayat di atas bahkan puluhan ayat lainnya begitu jelas, sehingga kita mengajarkannya kepada anak-anak kecil. Namun, sering ayat yang lainnya tidak begitu jelas dipahami, bahkan salah dalam memahami. Beberapa diantaranya ialah hukum-hukum terperinci yang Allah berikan kepada Israel, yang membuat kita curiga bahwa Allah tidak lagi ingin kita taati, cukup hanya bagi bangsa Israel sehingga membuat yang lain tampaknya sama sekali tidak masuk akal bagi kita. Bagaimanakah kita bisa yakin akan maknanya bagi kita?
Jawabannya sebenarnya simpel : Karena Alkitab adalah firman Tuhan, maka kita dapat semakin membaca Firman-Nya yang lain untuk menjelaskan bagian-bagian tersebut. Kita akan dapat yakin akan INTERPRETASI yang kita temukan dengan cara ini, karena kata-kata yang kita gunakan adalah firman Tuhan sendiri.
Marilah kita melihat beberapa Ayat FirmanNya untuk memahami cara kerjanya. Kita tahu bahwa sebagian besar hukum nasional yang Allah berikan kepada Kerajaan Israel tidak mengikat kita, karena Rasul Paulus memberi tahu kita untuk tidak membiarkan siapa pun menghakimi kita berdasarkan hukum tersebut. (Kolose 2:16-23). Kita tahu bahwa Dua Perintah Agung mengikat kita, karena Yesus memberi tahu kita untuk menaatinya. (Lukas 10:26-28). Di bagian lain, ketika Allah memerintahkan Abraham untuk mengorbankan putranya, kita bertanya-tanya apa yang sedang dipikirkannya. Penulis Kitab Ibrani memberi tahu kita (Ibrani 11:17-19)
Jadi, ketika Anda bertanya-tanya apakah makna yang lebih dalam akan suatu ayat FirmanNya, hendaklah anda mencarinya di bagian lain Alkitab. Tuhan akan membimbing dan menguatkan kita untuk lebih banyak memahaminya ketika kita melakukan ini dengan benar. Demikianlah juga, jika anda ingin mengkotbahkan Firman Tuhan, hendaklah pelajari terlebih dahulu maksud dan Tujuan Allah atau penulis kitabnya agar khotbahmu tidak salah atau pun sesat, tetaplah kembali kepada Alkitab jangan andalkan pikiran mu dan dalam menafsirkan Firman-Nya, tetaplah belajar untuk menafsirkan FirmanNya dengan Alkitab, tapsirlah Alkitab dengan Alkitab.
#Vdmaluther
Kamis, 14 Agustus 2025
Hidup Berkenan Kepada Tuhan - Hidup dalam kekudusan
Damai sejahtera Allah Bapa,Putera don Roh Kudus memelihara kita semua,amin °°°°
Firman Tuhan untuk kita.
1 Tesalonika 4 : 1
Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi.
1 Tesalonika 4 : 2
Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus.
1 Tesalonika 4 : 3
Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,
1 Tesalonika 4 : 4
supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan,
1 Tesalonika 4 : 5
bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah,
1 Tesalonika 4 : 6
dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu.
1 Tesalonika 4 : 7
Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.
Saudara saudari, secara pasti kita harus berbicara bahwa dalam dunia yang penuh dosa dan pencobaan, hidup berkenan kepada-Nya tidaklah mudah. Namun firman Tuhan menuntun kita untuk hidup demikian, agar dapat menjadi berkat bagi sesama kita.
Ketika kita ditegur karena kekurangan kita atau kesalahan yang kita lakukan, kadang kita berdalih: "Ya, namanya juga manusia. Wajar kalau tidak sempurna." Bukannya belajar menjadi lebih baik atau berintrospeksi, kita justru mencari "perlindungan" dari kelemahan kita. Tampak bahwa kita melakukan sesuatu hanya ala kadarnya.
Demikianlah yang terjadi dalam jemaat di Tesalonika. Rasul Paulus memuji mereka dalam hal hidup berkenan kepada Allah dan kasih persaudaraan (1, 9). Namun, Paulus menambahkan supaya mereka lebih bersungguh-sungguh lagi (1, 10). Dia pun memberikan petunjuk mengenai cara hidup yang bersungguh-sungguh (2-8, 11-12).
Allah memanggil kita untuk hidup yang kudus dan bukan yang cemar (ayat 7). Menolak hidup berkenan kepada Tuhan sama saja dengan menolak Tuhan (ayat 4:8). Pada pasal-pasal sebelumnya Paulus telah memuji jemaat Tesalonika untuk kesetiaan dan ketekunan mereka menghidupi kehidupan Kristen mereka. Pada bagian ini, Paulus menasihati jemaat Tesalonika agar mereka lebih bersungguh-sungguh lagi melaksanakan hidup yang berkenan kepada Tuhan. Paulus kemudian memaparkan apa kehendak Tuhan bagi mereka: [1] "pengudusan dan menjauhi percabulan" diwujudkan dengan pernikahan yang monogamis dan terhormat (ayat 3-5); [2] memperlakukan saudaranya dengan baik dan tidak menipunya (ayat 6); [3] hidup mempraktikkan kasih (ayat 9-10); [4] hidup dengan baik, mengurus persoalan sendiri, bekerja dengan rajin (ayat 11), sehingga orang luar menilai mereka sebagai terhormat (ayat 12).
Memang menjalani kehidupan yang berkenan kepada Tuhan pastilah bertentangan dengan hidup bebas untuk berbuat apa saja, termasuk dosa. Tidak mudah, tetapi Allah sudah memberikan Roh-Nya yang kudus kepada kita, anak-anak-Nya. Jadi tidak ada alasan untuk menyerah dan mengikut jalan dunia ini.
Oleh karena itu, marilah kita hidup dengan sungguh-sungguh. Jangan hidup ala kadarnya karena Tuhan juga tidak ala kadarnya dalam mengasihi kita. Hendaklah hidup kita bergantung kepada Allah, mempersembahkan hidup sebagai persembahan yang kudus bagi Allah.
Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua, Amin 🙏
Berlindung kepada Tuhan Baik dalam susah dan Senang - Mazmur 27
Minggu, 10 Agustus 2025
Kisah tentang Raja Hizkia merayakan Paskah
Setiap tahun, umat Yahudi merayakan Paskah. Perayaan ini mengenang saat Tuhan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir dan menuntun mereka menyeberangi Laut Merah menuju keselamatan. Perayaan ini mengingatkan kembali ketika Tuhan memerintahkan leluhur mereka untuk mengorbankan seekor domba, mengoleskan darahnya pada tiang pintu mereka, memanggang dan memakan domba itu dengan roti yang tidak beragi, lalu bersiap meninggalkan Mesir. Malam itu, Tuhan mengutus Malaikat Maut ke seluruh negeri untuk membunuh putra sulung setiap orang Mesir, dari Firaun hingga budak yang paling rendah sekalipun. Ketika malaikat itu melihat darah di tiang pintu, ia melewati rumah itu.
Ketika ayah Raja Hizkia meninggal maka ia pun menjadi raja atas Yehuda, ia memutuskan untuk memulihkan penyembahan dengan benar kepada Allah menurut tradisi leluhurnya, Daud dan Salomo. 2 Tawarikh 29 : 30. Pada masa pemerintahan Ayahnya, ayahnya tidak memperdulikan hubunganya dengan Allah, sebab ia mengabaikan penyembahan kepada Allah dan membiarkan orang-orang menyembah dewa-dewa bangsa lain. Namun pada pemerintahan Raja Hizkia, Ia memerintahkan para imam dan orang Lewi untuk melakukan ritual yang diperintahkan oleh Musa agar terleibih dahulu menguduskan diri mereka sendiri sebelum membersihkan bait suci, dan mereka harus menguduskannya menurut aturan yang ditetapkan oleh Musa, Salomo, dan Daud. Ia memerintahkan agar memberikan pengorbanan dengan skala besar untuk menebus dosa-dosa setiap orang dan memulihkannya dengan doa dan pengorbanan yang teratur. Oleh karena perintah raja Hizkia ini para imam terkejut dan tidak banyak dari mereka yang siap untuk ikut ambil bagian dalam pelaksanaanya.
Karena raja Hizkia ingin merayakan Paskah lagi, maka pada saat itu Hizkia dan rakyatnya merayakannya di akhir bulan kedua, bukan di bulan pertama (April hingga Mei). Ia mengundang semua orang di Israel, termasuk mereka yang selamat dari invasi Asyur ke kerajaan Israel utara yang telah ditaklukkan. Rakyat merayakannya dengan begitu gembira sehingga mereka memperpanjang perayaan tersebut hingga minggu kedua.
Bagi umat Kristen, Yesus adalah Anak Domba Paskah, yang darahNya menyelamatkan kita dari kematian kekal. Dalam Perjamuan Kudus, Dia memberikan tubuh-Nya dalam roti dan darah-Nya dalam anggur (Real Presence). Dan lewat perjamuan itu, kita telah beroleh pengampunan dosa, kehidupan yang baru, dan keselamatan. Maka hendaklah kita merayakannya dengan penuh sukacita, karena Allah telah memerdekakan kita.
#VDMALUTHER
Pdt. Ardianus Situmorang S.Th
theologi Lutheran
Acara Ibadah pemuda/i lutheran minggu XX setelah Trinitatis
ACARA IBADAH REMAJA & PEMUDA/I GKLI Sabtu, 01 November 2025 1. Bernyanyi dari Kidung Jemaat No. 15 : 1 – 3 (...
what about theologi luther ?
- 
Pengertian Liturgi di Gereja Lutheran GKLI Sebagai Gereja Lutheran memahami bahwa : Ibadah adalah Pesta Al...
 - 
Markus 6 : 14 - 29 Thema : BARANI MA HITA MANGHATINDANGKON NA NASINTONG Patujolo : Jamita minggu VII dung Trinitatis di...
 - 
Filipi 2 : 5 – 11 Surat Filipi di tuliskan oleh Rasul Paulus yang di tujukan kepada Jemaat di Pilipi dan seluruh Umat Kri...