Jumat, 30 Agustus 2024

PERTOBATAN membawa orang mengenal KRISTUS - Kisah Para Rasul 9 : 10 - 19

Selamat pagi

Firman Allah untuk kita. 
KISAH PARA RASUL 9 : 11
Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa,
KISAH PARA RASUL 9 : 14
Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu."
KISAH PARA RASUL 9 : 15
Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.

Saudara saudari, oleh karena kebencian yang berapi api, upaya Saulus untuk menghabisi pengikut-pengikut Yesus tidak dapat dihentikan lagi. Ia sudah mendapatkan surat sakti dari majelis-majelis Yahudi yang memperlicin jalan untuk mencapai maksudnya itu (ayat 1-2). Namun Tuhan Yesus tidak tinggal diam melihat semua itu. Ia langsung menemui Saulus dalam perjalanan dan berbicara dengan dia (ayat 3-6). Suatu pertemuan yang tentu akan membekas dalam ingatan Saulus, karena setelah perjumpaan itu, ia kemudian tidak dapat melihat selama tiga hari. Sampai-sampai tiga hari pula ia tidak makan dan minum (ayat 9). Yesus, yang pengikutnya dia kejar-kejar, ternyata berbicara langsung kepada dia. Jadi Yesus sungguh-sungguh hidup dan bukan mati di dalam kubur! Jadi Yesus sungguh-sungguh Tuhan dan bukan nabi sesat! Dan Yesus menganggap penganiayaan yang dilakukan Paulus kepada orang-orang Kristen merupakan penganiayaan terhadap diri-Nya (ayat 5)! 

Pertemuan Tuhan dengan Saulus tentu punya maksud tersendiri. Kita masih ingat bahwa Tuhan merencanakan agar semua orang, dari seluruh penjuru bumi, mendapat kesempatan mendengar Injil. Oleh sebab itu harus ada orang yang pergi untuk memberitakan Injil kepada mereka. Siapakah orang itu? Saulus. Dialah yang Tuhan tentukan untuk menyampaikan Injil kepada bangsa-bangsa lain (ayat 15-16). Namun pada waktu itu, Saulus belum mengenal Yesus. Ia malah membinasakan para pengikut Yesus. Sebab itu Tuhan menggunakan cara ekstrim untuk mengkonfrontasi Saulus. 

Dan waktu membuktikan bahwa pertobatan Saulus memainkan peranan penting dalam pewartaan Injil kepada orang-orang dan tempat-tempat yang jauh. Banyak orang nonYahudi yang kemudian bertobat. Perluasan Injil yang Paulus lakukan berdampak pada penyebaran kekristenan dari Samaria sampai ke tempat-tempat lain juga. 

Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena kita pun masuk ke dalam bilangan orang-orang yang dilayakkan untuk menerima anugerah keselamatan. Maka jangan tinggal diam. Wartakan kabar sukacita ini kepada sekitar Anda.

Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara kita semua. Amin 🙏🙏

Kamis, 29 Agustus 2024

Pertobatan Saulus - Pekerjaan Allah yang tidak bisa di tolak - Kisah Para rasul 9 : 1 - 9

Selamat pagi


Firman Tuhan Untuk kita. 
Kisah Para Rasul 9 : 3
Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.
Kisah Para Rasul 9 : 4
Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
Kisah Para Rasul 9 : 5
Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kau aniaya itu.
Kisah Para Rasul 9 : 8
Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.

Saudara saudari, Jika Allah berkehendak, maka tidak ada yang dapat lepas dari-Nya. Dalam perikop ini, kita dapat melihat bagaimana cara kerja Allah dalam memenuhi kehendak-Nya, sehingga pihak-pihak yang dikehendaki tak dapat lepas dari anugerah-Nya. Dalam hal ini, kita akan belajar dari tiga pihak yang disebutkan dalam renungan kita hari ini.

Pihak pertama adalah Saulus, seorang yang sangat bengis. Kebenciannya terhadap umat Tuhan begitu dalam (1-2). Akan tetapi, ketika Allah menginginkannya sebagai 'ALAT', Saulus yang begitu bengis itu pun tak dapat lepas dari-Nya (15-16). Dari hal ini, kita belajar mengenai satu prinsip tentang anugerah bahwa anugerah tidak dapat ditolak (IRRESISTIBLE GRACE).

Pihak kedua adalah jemaat Tuhan. Mereka adalah korban dari kebengisan Saulus. Akan tetapi, Tuhan Yesus tidak membiarkan mereka begitu saja tanpa penyertaan. Buktinya, Tuhan mengasosiasikan diri-Nya sendiri sebagai pihak yang teraniaya juga (4-5). Dari hal ini, kita belajar bahwa dalam kondisi apa pun Allah turut menyertai umat-Nya. Bahkan bukan hanya itu, Allah turut menderita bersama anak-anak-Nya.

Pihak ketiga adalah Ananias. Tuhan menghendakinya menjadi 'alat' untuk bertemu dan menyembuhkan Saulus yang mengalami kebutaan. Meski pada awalnya dia menolak untuk pergi dan menyembuhkan Saulus, pasalnya Saulus terkenal sebagai penganiaya jemaat (13), akan tetapi Ananias tak dapat lepas dari kehendak Allah. Allah menghendakinya sebagai 'alat' yang melayani seorang 'alat Tuhan' yang lainnya. Jadi, dia harus pergi. Dari hal ini, kita belajar bahwa segala sesuatu ada dalam kendali Allah. Tidak ada seorang pun atau sesuatu apa pun yang dapat lepas dari kendali-Nya.

Dari ketiga pihak tersebut, kita dapat belajar tiga hal: 
PERTAMA, jangan menutup pintu anugerah bagi siapa pun. Sekalipun kelihatannya orang tersebut sangat bengis. 
KEDUA, jangan takut dengan kesulitan kehidupan, Dia adalah Allah yang selalu menyertai. 
KETIGA, jadilah 'alat Tuhan' yang setia. 'Alat Tuhan' yang siap sedia melakukan apa pun tugas yang diberikan oleh-Nya.

Kiranya Kasih Karunia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara kita semua. Amin 🙏🙏

Rabu, 28 Agustus 2024

Injil Untuk Semua Orang - Kisah Para Rasul 8 : 26 - 40

Selamat pagi


Firman Allah untuk kita..... 

Kisah Para Rasul 8 : 30
Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?"
Kisah Para Rasul 8 : 31
Jawabnya: "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya.

Saudara saudari, Pertemuan Filipus dengan sida-sida dari Etiopia merupakan bagian dari perjalanan misinya yang kedua. Pada perjalanan misi yang pertama, Filipus mengunjungi Samaria dan Tuhan berkenan memberkati pelayanannya di sana. Namun, ingatlah bahwa Injil sudah masuk ke Samaria jauh sebelum Filipus datang. Tuhan Yesuslah yang pertama mengunjungi Samaria dan dari perjumpaannya dengan wanita di perigi itulah, banyak orang percaya pada-Nya (Yoh. 4:4-42). Secara aktif, Allah menggenapi kehendak-Nya bagi dunia ini. Yudea dan Samaria sudah menikmati kasih karunia yang begitu besar itu. Maka tiba saatnya untuk seluruh bangsa mendapatkan kesempatan menerima Injil. 

Seorang pejabat negara Etiopia, salah satu wilayah yang terbilang di ujung bumi pada masa itu, sedang dalam perjalanan ke Yerusalem. Kalau kita melihat jabatannya, tak dapat disangkal bahwa dia adalah orang penting di negerinya. Meski demikian, dia datang bukan dalam rangka melakukan perjalanan dinas, melainkan karena ingin beribadah di Yerusalem. Ternyata kesuksesannya dalam kariernya tidaklah membuatnya tidak membutuhkan kebutuhan rohaninya. Sebab itu dia mencari Tuhan.

Dalam perikop ini, Tuhan mengarahkan Filipus ke Gaza untuk menemui si pejabat Etiopia. Roh Kudus memimpin Filipus untuk menginjili seseorang, dan orang itu bukan berasal dari ras Yahudi. Maka mau tidak mau, Filipus harus menghancurkan sekat ras dan mendampingi sang pejabat untuk menjelaskan tentang "Hamba yang menderita", seperti yang tertulis dalam nubuat Yesaya. Melalui penjelasan Filipus, sida-sida Etiopia itu memperoleh apa yang dia cari selama ini dengan ketekunannya beragama Yahudi, yaitu tersingkapnya rahasia Injil bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang menderita sengsara demi menanggung dosa dunia. Maka sebagai respons, sang pejabat Etiopia memberi diri dibaptis. Pertobatan pejabat Etiopia itu menunjukkan bahwa Injil bersifat inklusif. Tidak ada halangan baik yang bersifat fisik, ras, atau kondisi geografis yang dapat membuat manusia tidak terjangkau Injil. Karena Allah memang berkehendak agar setiap orang datang dan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus.

Kiranya kehendak Allah itu menjadi kerinduan kita juga. Doakanlah orang-orang yang peradabannya tidak tersentuh Injil, agar kasih karunia Tuhan menjangkau mereka juga hingga dapat berjuang dalam Iman dan beroleh anugerah keselamatan.


Kiranya Kasih Karunia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus menolong dan memelihara hidup kita. 
Amin 🙏🙏🙏🙏

Selasa, 27 Agustus 2024

Kuasa Roh Kudus tidak dapat dibeli dan itu hanya ada bagi orang Percaya - Kisah Para Rasul 8 : 14 - 22

Selamat pagi. 

Firman Allah untuk kita hari ini... 
Kisah Para Rasul 8 : 15
Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus.
Kisah Para Rasul 8 : 16
Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.
Kisah Para Rasul 8 : 17
Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus.
Kisah Para Rasul 8 : 18
Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka,
Kisah Para Rasul 8 : 19
serta berkata: "Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus."
Kisah Para Rasul 8 : 20
Tetapi Petrus berkata kepadanya: "Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang.
Kisah Para Rasul 8 : 22
Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini;

Saudara saudari, Kitab Kisah Para Rasul dapat pula kita sebut Kisah Karya Roh Kudus sebab pemeran utama kisah dalam kitab ini sebenarnya adalah Roh Kudus, bukan para rasul. Roh Kudus memakai para rasul untuk melaksanakan pekerjaan Allah. Sangat disayangkan karena Simon, salah seorang petobat baru di Samaria, tidak memahami hal ini. Ia mengira, ia bisa membeli karunia Roh Kudus agar ia pun dapat melakukan mukjizat seperti para rasul. Walau Simon telah bertobat dan mengikut Filipus dalam pelayanannya, ia masih membawa manusia lamanya. Alkitab mencatat bahwa sebelum pertobatannya, Simon adalah seseorang yang merasa diri "sangat penting" (Kis. 8:9). Bahkan orang lain pun memandangnya dengan takjub dan memanggilnya, "Kuasa Besar" (Kis. 8:10), berhubung kekuatan sihir yang dimilikinya. Dengan kata lain, sebelum bertobat, Simon terbiasa menjadi pusat perhatian dan kekaguman orang di sekelilingnya. Sudah tentu setelah bertobat, Simon tidak lagi bisa dan tidak boleh bergaul dengan kuasa gelap dan itu berarti tamatlah riwayat sihirnya. Sekarang Simon tidak lagi "berkuasa" dan rupanya di sinilah letak persoalannya. Ia tidak terbiasa menjadi orang biasa dan tetap rindu menjadi orang besar sampai-sampai ia berani membayar para rasul untuk memberinya kuasa Roh Kudus. Syukurlah, ia masih mau mendengar teguran Petrus yang keras itu sebab Petrus katakan "biasalah Engkau kiranya beserta dengan uang mu itu. 

Dalam Perjalanan hidup kita, dari titik pertobatan sampai berjumpa kembali dengan Kristus kelak, hal ini merupakan sebuah proses pengudusan yang panjang. Tuhan akan terus membentuk kita agar makin serupa dengan-Nya karena itu jika kita dapat kepada Yesus Kristus jangan pernah anggarkan apa yang ada pada mu termasuk Harta dunia ini, tetapi datang dan terimalah Yesus Kristus dengan penuh kerendahan hati, dan Allah sumber pengharapan akan mememlihara hidup kita dan memberi hidup yang baru . 

Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 😊😊

Minggu, 25 Agustus 2024

Cara Hidup Jemaat Mula Mula adalah Hidup orang PERCAYA - Kisah Para Rasul 2 : 41 - 47

Selat pagi. 

Firman Allah untuk kita. 
Kisah Para Rasul 2 : 41
Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
Kisah Para Rasul 2 : 42
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Kisah Para Rasul 2 : 43
Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
Kisah Para Rasul 2 : 44
Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,

Saudara saudari, Cara hidup jemaat mula-mula adalah kisah yang memperlihatkan hangat dan harmonisnya persekutuan di dalam Yesus Kristus. Mereka bertekun dalam pengajaran, berdoa bersama, dan memecahkan roti (42). Kebersamaan mereka bukan hanya dalam Ibadah. Namun, kesatuan itu ditunjukkan dengan tindakan KASIH yang saling memiliki dan berbagi dan menganggap bahwa semuanya adalah milik bersama. Bahkan, dalam perikop ini terlihat ketulusan hati mereka dalam menerima persekutuan di rumah masing-masing. Selalu ada dari mereka yang menjual hartanya untuk dibagikan (44-46). Ini adalah kesaksian yang hidup, yang menjadi daya tarik bagi orang banyak untuk BERTOBAT pada waktu itu (47) jika kita bandingkan dengan Jemaat pada saat ini, sudah lebih banyak yang berlomba lomba memperkaya diri sendiri tanpa melihat yang kesusahan.

Cara hidup saling berbagi dan saling peduli sungguh sangat melekat erat pada jemaat mula-mula. Dari sinilah istilah "KOINONIA" bermula, istilah yang merujuk kepada tindakan saling berbagi antar sesama. Hal ini didasarkan pada Yesus Kristus yang telah membagikan tubuh-Nya bagi orang-orang tebusan. Karena Kristus telah membagikan tubuh-Nya, sudah sepatutnya para pengikut-Nya pun meniru teladan-Nya dengan saling berbagi antara satu sama lain tanpa harus mengharapkan imbalan. Sebab, dari cara hidup ini kita dapat melihat persekutuan yang mencerminkan partisipasi yang intim dan aktif. Apa yang ada dan mereka miliki dijual, lalu dibagikan, serta dinikmati bersama. Tidak ada sikap egois, cuek, dan kikir.

Kebersamaan dan kepedulian, itulah nilai murid Kristus. Gereja bukan hanya tempat mengisi absensi, melainkan komunitas orang kudus yang layaknya harus kita hidupi. Terlalu sempit jika kita memandang Gereja hanya sebatas tempat kebaktian. Di dalam persekutuanlah kita mempererat kebersamaan umat yang perlu dipupuk dan dipertahankan bersama. Kebersamaan bukan berarti hidup tanpa gesekan. Namun, jika ada gesekan, bukan berarti kebersamaan dibubarkan. Sebab, dari gesekanlah besi menajamkan besi dan manusia menajamkan manusia, artinya kita belajar makin memahami dan menerima satu sama lain. Kini saatnya kita harus kembali menjadi warga Gereja yang terlibat aktif dalam persekutuan di mana kita berjemaat. Dengan melibatkan diri barulah kita bisa saling peduli dan berbagi dalam persekutuan Kristus.

Kiranya Kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara kita semua. Amin

Sabtu, 24 Agustus 2024

Keluarga yang saling Mengasihi - Efesus 5 : 22 - 33

Selamat Hari Minggu 
Firman Allah Untuk kita. 
Efesus 5 : 22
Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
Efesus 5 : 23
karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Efesus 5 : 24
Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
Efesus 5 : 25
Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
Efesus 5 : 26
untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
Efesus 5 : 28
Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.

Saudara saudari hidup jemaat Efesus pada waktu itu adalah hidup yang sangat meninggikan kedudukan laki-laki. Akibatnya, para suami bebas bertindak sewenang-wenang terhadap Isteri karena tidak ada hukum yang akan menjeratnya. Akan tetapi, keluarga Kristen tidak menganut sistem yang seperti itu, sebab penindasan dalam rumah tangga sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip kebenaran yang diyakini. Untuk mengantisipasi keadaan ini, Paulus memberikan dasar hubungan bagi suami—isteri, yaitu: pertama, suami isteri harus saling merendahkan diri (ayat 21). 
Kedua, isteri harus tunduk dan taat terhadap suami, karena suami adalah kepala (ayat 22-23). Hubungan suami isteri ini dijadikan oleh Paulus sebagai analogi untuk menjelaskan hubungan Kristus dengan jemaat. Sebagai Kepala, Kristus tidak bertindak sewenang-wenang terhadap tubuh-Nya, tetapi justru memelihara dan memberikan pertumbuhan hingga menjadi dewasa. 
Ketiga, Suami, sebagai kepala haruslah mengasihi isteri (ayat 25). Oleh karena kasih-Nya kepada mempelai-Nya, Kristus rela mengurbankan diri-Nya demikianlah setiap suami harus mampu mengorbankan diri nya untuk istrinya. 

Dari penjelasan ini, kita menemukan hal menarik, yaitu bahwa Paulus tidak berbicara masalah OTORITAS atau KEKUASAAN tetapi berbicara tentang cinta kasih suami terhadap isteri. Paulus tetap mengarahkan para suami untuk menjadikan SALIB KRISTUS sebagai patokan untuk bertindak; dan bagi para isteri Paulus mengingatkan untuk tunduk dan hormat kepada suami yang mengasihinya. Jika setiap pasangan suami isteri Kristen memberlakukan prinsip ini dalam rumah tangganya, dapat dipastikan bahwa tidak ada suami yang menindas isteri dan tidak ada isteri yang tidak tunduk dan tidak hormat kepada suami, karena mereka saling memperlakukan dengan penuh kasih sayang dan hormat. Pernikahan orang percaya adalah gambaran relasi Anda dengan Kristus sebab KASIH Yesus Kristuslah yang mengikat pernikahan. Oleh karena itu hendaklah di dalam mendayung rumah tangga sebagai Suami dan Istri hiduplah dengan bersandar kepada Kasih Yesus Kristus dan jangan pernah melupakan aturan Allah dalam berkeluarga. 


Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara kita semua. 
Amin 🙏

Perjamuan Kudus - Apakah Perjamuan Kudus?

 Apakah Perjamuan Kudus itu?

Perjamuan Kudus adalah daging dan darah yang sebenarnya dari Tuhan kita Yesus Kristus melalui roti dan anggur yang diberikan bagi orang Kristen, sesuai dengan penetapan Yesus Kristus sendiri.

Di manakah tertulis pesan yang demikian?

Para Pekabar Injil Matius, Markus, Lukas dan Paulus menuliskan: “Pada malam Tuhan Yesus Kristus dihianati, diambil-Nya roti dan setelah Ia mengucapkan syukur lalu dipecah-pecahkan-Nya roti itu serta memberikan kepada murid-murid-Nya dan berkata:  Terimalah, makanlah, inilah tubuh-Ku yang diserahkan karena engkau; perbuatlah demikian untuk mengingat Aku. Sesudah makan, diangkatNya piala minuman dan setelah Ia mengucapkan syukur, lalu diberikan-Nya kepada mereka sambil berkata: Minumlah kamu sekalian dari piala ini, karena inilah darah-Ku, yaitu darah Perjanjian baru yang ditumpahkan karena engkau, untuk keampunan dosa. Perbuatlah demikian, setiap engkau meminumnya untuk mengingat Aku.

Apakah keuntungan memakan dan meminum itu?

Keuntungannya telah jelas dinyatakan dalam Firman ini:  “Yang diserahkan dan ditumpahkan karena engkau untuk keampunan dosa. Disebut bahwa di dalam sakramen itu keampunan dosa, kehidupan dan keselamatan diberikan kepada kita melalui Firman-Nya. Karena di mana ada pengampunan dosa, di situ ada kehidupan dan keselamatan.

Bagaimanakah mungkin hanya dengan memakan daging dan meminum darah memberi keuntungan yang begitu besar?

Sesungguhnya bukan karena memakan dan meminum itu memberikan kemungkinan, tetapi Firman itu yang mengatakan demikian: Yang diserahkan dan ditumpahkan karena engkau untuk keampunan dosa. Firman inilah yang terutama dalam sakramen tersebut, di samping memakan roti dan meminum anggur. Dan barangsiapa yang mempercayai Firman tersebut memperoleh apa yang dinyatakan Firman itu, yaitu keampunan dosa.

Siapakah yang layak menerima Perjamuan Kudus itu?

Sesungguhnya berpuasa dan melatih diri adalah suatu kebiasaan yang baik. Tetapi yang sebenarnya layak dan dengan persiapan yang baik, adalah orang yang mempercayai Firman ini: “Yang diserahkan dan ditumpahkan KARENA ENGKAU untuk keampunan dosa?. Tetapi barangsiapa yang tidak percaya atau bimbang akan Firman itu, dialah yang tidak bersedia dan layak”. Sebab Firman itu berkata: “Karena engkau?”, membutuhkan kepercayaan yang sebulat-bulatnya.



Pdt. Ardianus Situmorang S. Th

theologi Lutheran

Acara Ibadah pemuda/i lutheran minggu XX setelah Trinitatis

  ACARA IBADAH REMAJA & PEMUDA/I GKLI Sabtu, 01 November 2025 1.       Bernyanyi dari Kidung Jemaat No. 15 : 1 – 3 (...

what about theologi luther ?