Jumat, 04 Oktober 2024

Keadilan dan Kasih Setia Allah - Mazmur 98

Selamat pagi. 
Firman Allah untuk kita. 
Mazmur 98 : 2
TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa.
Mazmur 98 : 3
Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.
Mazmur 98 : 4
Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!
Mazmur 98 : 5
Bermazmurlah bagi TUHAN dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu yang nyaring,
Mazmur 98 : 6
dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-soraklah di hadapan Raja, yakni TUHAN!
Mazmur 98 : 9
di hadapan TUHAN, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kebenaran.


Saudara saudari, jikalau kita perhatikan pada saat ini, hampir semua orang Kristen memiliki pengharapan bahwa Yesus akan datang kembali untuk menghakimi dunia ini dan memberikan keselamatan bagi setiap umat-Nya yang hidup dalam kebenaran. Pengharapan ini lahir dari kenyataan sejarah bahwa Dia sudah datang pada masa lampau dan telah mengalahkan dosa dan maut kemudian terangkat ke sorga untuk menyediakan tempat bagi orang percaya. 

Dalam renunan Mazmur 98 ini adalah bukti dari suatu pujian yang lahir dari kepastian (1-3) dan pengharapan (4-9). Ada kepastian bahwa Tuhan telah berkarya untuk keselamatan umat-Nya. Allah Israel adalah Allah yang berjaya memelihara umat-Nya dengan kasih setia dan keadilan. Oleh karena kasih setia-Nya, walau Israel sering tidak setia dan memberontak, Dia tetap memelihara mereka bahkan menjadikan mereka ssebagai aksi-saksi-Nya. Oleh karena keadilan Allah, Ia juga harus menghukum mereka. Berbagai hukuman, mulai dari gagal panen sampai kalah perang dan dijajah musuh telah mereka alami. Tetapi satu hal yang tidak dapat kita temukan dari siapapun selain dari Allah yaitu keadilan yang menjamin bahwa kalau Israel bertobat, pengampunan akan Allah berikan bagi setiap orang yang bertobat. Ada pengharapan bagi bangsa-bangsa, bahwa keselamatan dan keadilan-Nya juga untuk mereka (9). Setiap bangsa dan umat manusia di seluruh bumi dipanggil untuk memuji dan menyembah Allah. Hanya dengan hidup percaya dan mengandalkan Allah, maka semua kita akan menikmati kebaikan Allah seperti yang dialami Israel. Hal Itu berarti bagi bangsa-bangsa yang keadilan-Nya juga ditegakkan. Ia akan menghajar dan menghukum mereka dalam kasih, seperti kepada umat-Nya.

Oleh karena itu, melalui renungan harian Luther pada saat ini, Kita diingatkan bahwa setiap orang yang percaya kepada Yesus pasti akan memiliki keselamatan sejati asal kita tetap hidup dalam kebenaran dan keadilan. Dan Hidup seperti itu adalah kesaksian bagi mereka yang belum menjadi umat-Nya. Karna itu jangan padamkan semangat dan Iman mu, sebab melalui kesaksian hidup kita, tentu hal itu juga adalah cara kita untuk menolong orang lain agar mereka juga beroleh keselamatan yang kekal. 
Biarlah seluruh bumi bersorak-sorai dan bermazmur bagi Dia, yang berdaulat mutlak atas seluruh ciptaan-Nya. Kumandangkanlah terus nyanyian baru sebagai ungkapan syukur atas apa yang telah dibuat Allah dalam diri Anak-Nya. Di dalam Kristus Umat berkeyakinan teguh, bahwa Ia akan datang sebagai Hakim yang menegakkan kebenaran. Allah telah melakukan perbuatan-perbuatan ajaib, sekarang pun Dia sedang melakukannya, dan masih akan terus melakukannya.


Kiranya Kasih Setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita. Amin 🙏🙏🙏

Kamis, 03 Oktober 2024

Menjalani Hidup Bersama Tuhan - Mazmur 40

Selamat pagi. 

Firman Tuhan Untuk Kita. 
Mazmur 40 : 5 
Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada TUHAN, yang tidak berpaling kepada orang-orang yang angkuh, atau kepada orang-orang yang telah menyimpang kepada kebohongan!
Mazmur 40 : 18
Aku ini sengsara dan miskin, tetapi Tuhan memperhatikan aku. Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku, ya Allahku, janganlah berlambat!

Saudara saudari, Hidup ini adalah perjalanan (perjuangan). Setiap hari kita berjuang mengarungi gelombang hidup kita yang kadang naik dan turun, susah dan senang yang senantiasa berubah ubah, dan seringkali berada di luar batas kemampuan kita untuk memperkirakannya. Jalan yang harus kita tempuh tidaklah selalu mulus, konstan, dan stabil. Adakalanya langkah-langkah kita berjejak di atas bukit batu yang kokoh, dan adakalanya terperosok dalam rawa yang dipenuhi dengan ketidakpastian. Realita kehidupan yang tidak stabil, berubah, dan berjalan diatas keyakinan dan kecemasan. Demikian lah juga perjalanan hidup yang dialami oleh Daud. Dalam perjalanan hidupnya setiap saat ia bergumul kepada Allah, ia mengubah nyanyian syukur dan sukacita karena terlepas dari suatu kesulitan (ayat 2-11) menjadi ratapan yang penuh penyesalan dan kecemasan (ayat 12-18). 

Bagaimanakah Daud menghadapi realita kehidupan seperti ini? Apakah yang dapat kita pelajari dari perjalanan hidup daud?.

Melalui renungan Harian Luther pada saat ini, kita ingin di sadarkan akan hal. 
1. Daud mengubah alunan nada-nada riang menjadi nyanyian yang pilu, namun tidak mengubah isi keyakinannya kepada Allah. Walaupun ia telah menggeser nyanyian syukur (ayat 2-6) dan komitmennya (ayat 7-11) menjadi ratapan pilu karena malapetaka, kesalahan (ayat 12, 13), dan musuh-musuhnya (ayat 14-16), namun ia tetap menyanyikan kesetiaan, keselamatan, kasih, dan kebenaran Tuhan, baik dengan nada riang (ayat 11) maupun pilu (ayat 12). Ia tidak mengubah kesaksiannya tentang Tuhan baik dalam syukurnya, maupun dalam ratapnya: "Tuhan itu besar!" (ayat 17).
2. Hasratnya kepada Tuhan terus bertumbuh semakin kuat melalui pasang surut kehidupan. Hasratnya kepada Tuhan terus berdengung semakin kuat dalam tema-tema nyanyian "Aku sangat menanti-nantikan Tuhan" (ayat 2), ratapan "Tuhan segeralah menolong aku!" (ayat 14) dan permohonannya "Ya Allahku, janganlah berlambat" (ayat 18). Di manakah Daud menemukan kekuatannya? Sumber kekuatan Daud tidak lain terletak pada keyakinannya yang mempercayai bahwa sekalipun keadaan di sekitarnya berubah namun perhatian (ayat 6, 18), kesetiaan, keselamatan, kasih, kebenaran, dan rakhmat Tuhan yang sedemikian besar terhadap dirinya tidak pernah berubah, baik pada waktu senang ataupun susah (ayat 11, 12). 

Demikianlah kiranya kita menjalani hidup kita, sebab setiap hari, setiap saat adalah pergumulan perjalanan hidup. 
Ingatlah, Kita tidak pernah mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi esok, tetapi kita tahu dengan pasti bahwa Tuhan yang memberikan kasih setia dapat kita percayai, baik dalam keadaan susah ataupun senang. Dan Allah tidak pernah meninggalkan kita sekalipun dalam keadaan yang paling hina. 

Kiranya Kasih Setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏🙏

Rabu, 02 Oktober 2024

Kuasa Allah dan Kuasa Iblis - kisah para rasul 19 : 11 - 20

Selamat pagi... 
Firman Tuhan Untuk kita. 
Kisah Para Rasul 19 : 11
Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa,
Kisah Para Rasul 19 : 12
bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat.
Kisah Para Rasul 19 : 13
Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: "Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus."
Kisah Para Rasul 19 : 14
Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa.
Kisah Para Rasul 19 : 15
Tetapi roh jahat itu menjawab: "Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?"
Kisah Para Rasul 19 : 16
Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka.
Kisah Para Rasul 19 : 17
Hal itu diketahui oleh seluruh penduduk Efesus, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, maka ketakutanlah mereka semua dan makin masyhurlah nama Tuhan Yesus.
Kisah Para Rasul 19 : 18
Banyak di antara mereka yang telah menjadi percaya, datang dan mengaku di muka umum, bahwa mereka pernah turut melakukan perbuatan-perbuatan seperti itu.
Kisah Para Rasul 19 : 19
Banyak juga di antara mereka, yang pernah melakukan sihir, mengumpulkan kitab-kitabnya lalu membakarnya di depan mata semua orang. Nilai kitab-kitab itu ditaksir lima puluh ribu uang perak.
Kisah Para Rasul 19 : 20
Dengan jalan ini makin tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa.

Saudara Saudari perikop kita hari ini berbicara tentang Sihir dan kuasa Tuhan dalm diri orang percaya. Sesungguhnya sangat perlu kita mengetahui bahwa Allah telah menyatakan kuasa-Nya kepada dunia ini melalui mukjizat yang dilakukan oleh Paulus (11-12). Mukjizat ini merupakan tanda yang menggaris bawahi pesan Injil yang disampaikan oleh Paulus, bahwa Allah sungguh sangat berkuasa dalam memelihara dan menolong kita, terlebih memutuskan hubungan kita dengan Iblis. 

Dalam bacaan renungan harian Luther kita hari ini, melalui Kuasa yang ada pada Paulus dalam melakukan muzijat mengusir roh jahat membuat beberapa tukang jampi keliling, yang adalah anak-anak Skewa, ingin meniru tindakan seperti yang di lakukan oleh Paulus. Mereka ingin mengusir roh jahat dalam nama Yesus (13), tanpa menyadari bahwa yang lebih utama dan lebih penting agar berkuasa dalam mengusir roh jahat adalah harus percaya pada Yesus Kristus. Perbuatan yang mereka lakukan itu pada intinya justru merupakan penghinaan terhadap Yesus, sebab telah membuat nama-Nya menjadi mantera dalam mengusir roh jahat. Tentu saja Yesus tidak menyertai mereka. Tak heran bila roh jahat itu tidak takut bahkan malah menyerang balik anak-anak Skewa. Dalam kebenarannya Roh jahat hanya takut pada orang yang menghormati Yesus seperti Paulus yaitu orang yang benar benar hidup di dalam kebenaran dan juga orang tidak takut untuk menyatakan jalan yang benar dan salah kepada orang-orang yang tidak menghormati nama Tuhan Yesus (15). 

Pada saat itu, peristiwa ini membuat banyak orang Kristen di Efesus yang mengerti bahwa praktek sihir yang dilakukan oleh anak-anak Skewa adalah tindakan yang bertentangan dengan firman Tuhan. Mereka menyadari kesalahannya karena telah terlibat dalam praktek sihir. Maka sebagai kesaksian mengenai pertobatan dan ketaatan mereka, mereka pun rela menghancurkan kitab-kitab sihir mereka yang berharga mahal di depan publik (18-19) hal ini membuktikan kepada orang banyak bahwa Jampi janpi yang mereka miliki dan mereka puja tidaklah ber arti dan tidak ada banding nya dengan kuasa Allah. Hal ini juga adalah sebuah bukti pertobatan yang benar, membuang segala bentuk pengikat (kepercayaan berhala) dan benda benda keberhalaan mereka. Dan perlu kita tau juga, meskipun mereka berani mengambil keputusan seperti demikian, hal ini bukanlah semata mata karna hanya berawal dari pikiran atau jasmaniah saja namun sungguh itu adalah kasih Allah yang menyatakan terang yang sesungguhnya dan memang benar benar Firman yang mengubahkan para tukang sihir tersebut. Roh kuduslah yang bekerja lewat Firman untuk mengerjakan pembaharuan (pertobatan) di hati manusia termasuk para tukang sihir tersebut. . 

Oleh sebab itu, jikalau kita membanding bandingkan dengan budaya kita, sepertinya Budaya kita sedikit banyak ada mirip dengan kepercayaan di Efesus. Dulu juga para leluhur kita semuanya hampir menyembah berhala menggunakan jampi jampi. Namun melalui jnjil semuanya telah berubah, roh kudus bekerja dan menuntun kita ke jalan yang benar. Namun meskipun demikian hal ke berjalan ini belum bisa 100℅ setiap orang dapat meninggalkan nya, akan tetap masih ada orang yang tidak percaya, bahkan bisa jadi di antara kita pada saat ini, yang sudah menyebut dirinya Kristen, mungkin masih ada yang terlibat dalam kepercayaan dunia gelap. Oleh karena itu Firman ini mengingatkan kita, mari kita membuang segala bentuk keberhalaan yang kita miliki, mari menjauhkan pikiran dan hati dari menduakan Allah dan percayalah bahwa hanya Kuasa Allahlah yang patut kita andalakan. Jika kita sungguh sungguh percaya, hidup dj dalam kebenaran kita juga dapat memiliki kuasa seperti Rasul Paulus. Berkuada untuk menolong dan mengalahkan keinginan iblis kita akan mampu asal kita tetap bergantung dan berserah penuh kepada Allah. Dan pada akhir hidup kita, lewat IMAN yang benar kita akan dapat melihat dan menikmati kuasa Allah.. 

Kiranya Kasih Setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita.. Amin

Tuhan adalah Hakim yang adil Bagi Kita - Mazmur 26

Selamat pagi. 
Firman Allah Untuk kita. 
Mazmur 26 : 1
Dari Daud. Berilah keadilan kepadaku, ya TUHAN, sebab aku telah hidup dalam ketulusan; kepada TUHAN aku percaya dengan tidak ragu-ragu.
Mazmur 26 : 2
Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.
Mazmur 26 : 3
Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.
Mazmur 26 : 4
Aku tidak duduk dengan penipu, dan dengan orang munafik aku tidak bergaul;
Mazmur 26 : 5
aku benci kepada perkumpulan orang yang berbuat jahat, dan dengan orang fasik aku tidak duduk.
Mazmur 26 : 6
Aku membasuh tanganku tanda tak bersalah, lalu berjalan mengelilingi mezbah-Mu, ya TUHAN,
Mazmur 26 : 8
TUHAN, aku cinta pada rumah kediaman-Mu dan pada tempat kemuliaan-Mu bersemayam.


Bapa ibu saudara saudari, Firman Tuhan pada pagi hari  ini adalah Mazmur yang dilatarbelakangi oleh peristiwa pengadilan suci, sebagaimana berlaku pada zaman raja-raja. Jika seseorang dituduh bahwa ia telah melakukan kesalahan yang besar dan tak dapat ia buktikan bahwa tuduhan itu tidak beralasan, maka orang itu naik banding kepada Tuhan sebagai Hakim tertinggi. Si tertuduh wajib mengangkat sumpah dengan mengutuk dirinya sendiri jika ternyata tuduhan tersebut benar. Selanjutnya ia harus pergi ke Bait Suci dan mengulang sumpahnya di situ dan Tuhan sendiri bertindak mengadili hamba-Nya dan menyatakan dia bersalah atau tidak, sesuai dengan kenyataan yang diketahui Tuhan sendiri.Pemazmur yang menjadi terdakwa, berpaling kepada Tuhan untuk meminta pembelaan bagi dirinya (ayat 1). Baginya Tuhan adalah sumber keadilan yang akan dapat menyatakan benar tidaknya dirinya (ayat 2). Pemazmur meyakini diri tidak bercela karena selalu berpedoman kepada Tuhan (ayat 3), menjauhi pergaulan dengan orang- orang yang tidak benar (ayat 4-5), ataupun menjauhkan diri dari perbuatan- perbuatan yang jahat (ayat 9-10), dan hidup dalam ketulusan (ayat 11). Dalam hal ini, pemazmur memelihara kehidupan Ibadah yang baik (ayat 6), dan menyatakan perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib (ayat 7), dan juga selalu mencari perkenanan dalam hadirat-Nya (ayat 8). Hati nurani si pemazmur menyatakan dirinya bersih sehingga ia berani menyatakan kedekatannya dengan Tuhan di tengah jemaat (ayat 12). 

Adakah pembelaan yang lebih meyakinkan selain pembelaan Tuhan kepada anak-anak-Nya?
 Adakah bukti yang lebih meyakinkan daripada kesaksian hidup yang tidak bercela?
Itu semua yang diyakini si pemazmur. Tuhan adalah pembelanya, dan kesaksian hidupnya adalah bukti dirinya benar. 

Oleh karena itu, dalam hal ini  perlu juga kita tahu bahwa Ada perbedaan yang cukup mencolok antara orang sombong dengan orang jujur. Keangkuhan berangkat dari keinginan pribadi untuk mendapatkan hormat atau sanjungan dari orang lain. Sedangkan kejujuran berangkat dari ketulusan dan kelurusan hati tanpa ada motivasi mencari keuntungan. Motivasi utama dari kejujuran adalah cinta akan kebenaran dan kerinduan agar kebenaran itu diungkapkan dengan nyata.

Mazmur 26 bukanlah mazmur yang ditulis dengan motivasi kesombongan. Daud menuliskan mazmur ini dari kesadaran bahwa ia membutuhkan pembebasan dan belas kasihan Tuhan (11). Kesadaran akan anugerah ini membawanya kepada cinta dan kerinduan akan rumah Tuhan (8) serta komitmen untuk hidup dalam ketulusan dan iman tanpa keraguan (1). Daud tidak merasa dirinya suci dan saleh seolah-olah ia tidak pernah melakukan dosa. Sebaliknya, ia menyandarkan diri kepada pengampunan dan karya Allah dalam membentuk dan menuntunnya (1-7, 11). Sebab, Daud menyadari bahwa Allah adalah Allah yang Mahatahu. Karena itu, ia membuka dirinya untuk diuji dan diselidiki oleh Allah (1-3). Dia menegaskan bagaimana dirinya menjauhi pergaulan dan perkumpulan orang-orang yang berbuat jahat dengan cara menceritakan kemuliaan Allah (4-7). Ia mengakhiri mazmurnya dengan menegaskan kerinduan hatinya akan rumah Tuhan (8-12).

Ketika Allah berkarya dalam diri manusia, Ia bukan hanya memberikan status yang baru kepada mereka (Yoh. 1:12). Ia juga memberikan kepada mereka cara pandang yang baru (2Kor. 5:16) dan selera hidup yang baru (Mzm. 26:3-8). Allah menginginkan setiap umat-Nya hidup dalam kekudusan (1Tes. 4:3). Kerinduan ini masih berlaku sampai hari ini.

Integritas orang Kristen tidak dibangun atas keberhasilan dan kemampuan manusia, melainkan semata-mata oleh karya Allah dalam iman. Marilah kita menghidupi Iman dengan berkomitmen kepada kebenaran dan kekudusan demi kemuliaan Allah.


Kiranya Kasih Setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita. Amin 🙏🙏🙏

Senin, 30 September 2024

Kasih Setia Tuhan Tidak Ter-UKUR - Mazmur 36

Selamat pagi. 
Firman Tuhan untuk kita. 
Mazmur 36 : 6 
Ya TUHAN, kasih-Mu sampai ke langit, setia-Mu sampai ke awan.
Mazmur 36 : 7 
Keadilan-Mu adalah seperti gunung-gunung Allah, hukum-Mu bagaikan samudera raya yang hebat. Manusia dan hewan Kauselamatkan, ya TUHAN.
Mazmur 36 : 8 
Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu.
Mazmur 36 : 10
 Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang.
Mazmur 36 : 11
Lanjutkanlah kasih setia-Mu bagi orang yang mengenal Engkau, dan keadilan-Mu bagi orang yang tulus hati!
Mazmur 36 : 12
Janganlah kiranya kaki orang-orang congkak menginjak aku, dan tangan orang fasik mengusir aku.

"KASIH SETIA TUHAN TIDAK TER-UKUR"
Saudara saudari, realita kehidupan menjelaskan bahwa Kebanyakan dari kita bertumbuh melewati masa kanak-kanak dengan penuh keriangan dan keceriaan, tanpa ketakutan dan beban hidup yang menindih kita. Namun ketika kita melangkah bertumbuh menjadi dewasa dan tentu harus berhadapan dengan realita hidup yang makin keras, maka kita akan menyadari bahwa dunia tempat kita hidup ini bukanlah tempat yang aman. Berita tentang berbagai kemerosotan moral, ketidakadilan, kejahatan, dan kesewenangan mengiringi hari-hari kita. Faktor yang sangat berperan bagi terciptanya situasi seperti ini tidak lain terletak jauh di dalam lubuk hati manusia, yang menggantikan rasa takut kepada Allah dengan kepatuhan kepada tutur dosa yang terus berbicara di lubuk hatinya. 

Dalam bacaan renungan harian Luther hari ini, Konteks pergumulan seperti inilah yang melatarbelakangi perenungan Daud dalam Mazmur 36. Mazmur ini dimulai dengan sorotan terhadap isi hati orang fasik yang terus mendengarkan tutur dosa dengan tidak takut kepada Allah (ayat 2), menjadi buta, sesat, terjerat dalam kefasikannya sendiri dan tidak lagi memiliki daya pikiran yang jernih untuk mengenali ataupun membenci kesalahannya sendiri (ayat 3). Mereka mengabdikan diri kepada kejahatan dalam setiap aspek kehidupannya (ayat 4, 5), terputus dari kasih setia Tuhan serta menghasilkan dampak-dampak yang menjadi ancaman bagi mereka yang mencintai Tuhan yang hidup dalam ketulusan hati (ayat 12-13). 

Siapakah yang dipertuan oleh orang fasik? Paulus berkata, "perut" adalah Tuhan mereka (Flp. 3:19). Yang artinya Tuhan dari orang fasik adalah kedagingan atau hawa nafsu mereka. Pemazmur juga menegaskan bahwa dosa adalah tuhannya orang fasik. Jadi bagi orang fasik, yang mengatur hidup mereka, yang mereka rancang, dan yang mereka inginkan (ayat 3-5) adalah dosa. Mereka adalah hamba dosa (Yoh. 8:34). 

Oleh karena itu hari ini Firman Tuhan mengajak kita untuk menyadari betapa beruntungnya setiap orang yang percaya hanya kepada Allah. Karena Allah adalah setia dan kasih setia-Nya tidak terbatas, bahkan kasih_Nya melampaui alam semesta ini, kasih Allah tidak TER-UKUR tinggi dan dalamnya. Ia juga merupakan sumber kehidupan kita (ayat 10). Bukan hanya perlindungan dan kesejahteraan yang diperoleh oleh setiap orang yang berserah kepada Allah (ayat 8-9), tetapi kepastian hukum oleh karena keadilan Tuhan menjadi pegangan yang pasti untuk hidup di dunia yang penuh orang fasik (ayat 7). Maka dengan penuh keyakinan, pemazmur memohon agar Tuhan bertindak menjadi Hakim yang adil, untuk membela orang benar dan membinasakan orang fasik (ayat 11-13). Karena itu, tidak begitu perlu untuk membela diri dihadapan orang orang Fasik, tidak perlu menyatakan diri kita yang lebih benar, biarlah Tuhan pembela kita yang menilai hidup kita. 

Dan Pada saat ini juga Mazmur ini mengajak kita untuk merefleksi diri, mengenali diri, apakah kita orang fasik atau orang benar?. Siapa Raja di dalam hidup kita? Diri sendiri atau Tuhan? Bila kita sungguh anak Tuhan, adakah kehidupan kita membuktikannya?. 
Percayalah dan ingatlah, pada akhirnya, keadilan akan terus menaungi orang-orang yang tulus hati. Jika kita tinggal di dalam ketulusan hati maka kita akan selalu menjadi penerima kasih setia Tuhan, karna itu jauhkanlah kesombongan dan perilaku ketidakadilan. Sebab 
Kita adalah orang orang yang di benarkan Allah karena itu jauhkanlah segala kefasikan.

Kiranya Kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara hidup kita. Amin 🙏🙏🙏

Minggu, 29 September 2024

Jangan Goyah Tetaplah Teguh di dalam Iman - Mazmur 73

SELAMAT PAGI.
Mazmur 73 : 23
Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku.
Mazmur 73 : 24
Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.
Mazmur 73 : 25
Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
Mazmur 73 : 26
Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.
Mazmur 73 : 27
Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa; Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau.
Mazmur 73 : 28
Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.

Saudara saudari, Pada hari ini, Firman Tuhan berbicara tentang Mazmur Asaf, Asaf adalah Keturunan Gersom, Putra Lewi (1 Taw 6:39), ditunjuk oleh kepala orang Lewi sebagai penyanyi utama, dengan memakai ceracap, ketika tabut dibawa ke Yerusalem (1 Taw 15:17, 19).
Mazmur Asaf (Bahasa Indonesia : /ˈeɪ.sæf/ Ay - saf ; Bahasa Ibrani : אָסָף 'Āsāp̄ , "Kumpulkan" ) adalah dua belas mazmur yang diberi nomor 50 dan 73–83 dalam teks Masoret dan 49 dan 72–82 dalam Septuaginta .

Dalam renungan kita hari ini, jika kita membaca keseluruhan dalam pasal 73 ini, sesungguhnya Mazmur Asaf ini menjelaskan bahwa hidup kita orang orang percaya sesungguhnya tidak dapat luput dari pergumulan. Dalam Mazmur Asaf hari ini mengingatkan kita kembali bahwa sering kita merasa iri dan merasa tidak puas saat melihat keberhasilan orang fasik yang mengganggu kita. Terlebih ketika melihat mereka yang merasa bangga, dan merasa beruntung dalam melakukan kejahatan. Sebab pada saat ini sungguh nyata bahwa sudah banyak orang yang bangga ketika melakukan KEJAHATAN. Pergumulan seperti inilah yang kita baca hari ini. Sebagaimana karna keberhasilan orang orang jahat hampir saja Iman pemazmur runtuh karena keberhasilan orang jahat dalam misinya (ayat 2), dan tergoda untuk meninggalkan cara hidup yang bersih (ayat 13). Mengapa godaan semacam itu dapat terjadi? 

Hal ini terjadi karna konsep ber_Iman yang salah. Ber_Iman bukan berarti hidup akan selalu bahagia tanpa masalah, dan jika kita memiliki konsep seperti itu maka hal itu adalah konsep Iman kekanak-kanakan. Dalam konsep Iman yang lebih dewasa, kita harus menyadari bahwa hidup dalam dunia ini akan selalu penuh dengan masalah. Sebab Yohanes 15 : 19 mengatakan "Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu"
YBiarYang artinya jangan pernah merasa jadi tidak terberkati jika melihat orang Fasik hidupnya semakin sukses sedangkan kita makin susah. Tetaplah teguh di dalam Iman, dan biarlah pergumulan dan kesusahan berdatangan dan sebagai orang percaya hendaklah tetap teguh berjalan di dalam proses kesusahan mu sebab kita akan mampu menjalaninya bersama Tuhan. Tuhan akan memberi jalan keluar. Dalam pergumulan Iman ada akan banyak alternatif yang dapat dilakukan. Dalam hal ini, salah satu solusi untuk menyelesaikan penderitaan hidup pemazmur Asaf memilih untuk mencari wajah Tuhan (ayat 17). 

Oleh karena itu, Mazmur Asaf atau Mazmur pasal 73 ini adalah suatu pelajaran yang menceritakan tentang krisis Iman yang dihadapi. Pemazmur menyadari bahwa Allah itu baik bagi mereka yang tulus dan bersih hatinya (ayat 1), tetapi pemazmur juga tidak dapat mengerti mengapa Allah seakan-akan memberkati orang fasik, sedangkan dirinya harus mengalami banyak kesukaran. Pemazmur sedikit pun tidak ingin menyangkali kesetiaannya kepada Tuhan, namun pemazmur melihat bahwa semua upayanya untuk mempertahankan hati yang bersih merupakan kesia-siaan (ayat 13, 15, 16). Fokus dan orientasi hidup yang tidak benar membuatnya merasa bahwa kebaikan Tuhan yang sudah diterimanya belum cukup dibandingkan kemujuran dan kesuksesan orang fasik. 

Oleh karena itu lewat Mazmur asaf ini kita harus sadar bahwa dalam perspektif kekekalan, akhir hidup orang fasik adalah sia-sia atau kebinasaan (ayat 17-19), Keberhasilan sementara di bumi bukanlah kebutuhannya yang utama. Tetapi keberhasilan dan keutuhan yang terutama adalah Tuhan sendiri, warisan yang tidak akan pernah diambil dari pada kita (ayat 25-26). Karena itu, melalui pembaharuan orientasi hidup yang tertuju pada kekekalan ini, mari kita mendekatkan diri kepada Allah agar memiliki Iman yang dewasa di tengah dunia yang penuh luka, iri hati, dan kejahatan. 
Selamat beraktivitas 😊😊😊

Kiranya Kasih setia Allah Bapa Anak dan Roh Kudus memelihara kita semua. Amin 🙏🙏🙏

Sabtu, 28 September 2024

Tetaplah berbagi Injil - Kisah Para Rasul 17 : 16 - 34

Selamat pagi dan salam Minggu... 
Firman Tuhan untuk kita. 
Kisah Para Rasul 17 : 24
Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia,
Kisah Para Rasul 17 : 25
dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.
Kisah Para Rasul 17 : 26
Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka,
Kisah Para Rasul 17 : 27
supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing.
Kisah Para Rasul 17 : 28
Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.
Kisah Para Rasul 17 : 29
Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.


Suadara saudari, kabar tentang keselamatan (Yesus Kristus) sumbernya hanya satu yaitu Alkitab. Firman_Nya menjelaskan bahwa Allah mengasihi dunia yang berdosa dan memberikan Kristus untuk keselamatan (kehidupan kekal). Jadi setiap orang yang sudah beroleh Anugerah_Nya harus terpanggil untuk memberitakan atau menceritakan tentang kebesaran Yesus Kristus, jika kita ingin mengabarkan Injil maka terlebih dahulu kita harus belajar akan konteks belajar akan budaya dan memahami sifat setiap orang sehingga pemberitaan itu tidak gagal atau di tolak. 

Atena adalah kota terpelajar dan kota religius. Selain ada kumpulan orang Yahudi, di Atena terdapat banyak pengikut filsafat tertentu dan penyembah berhala. Paulus menyapa masing-masing kelompok sesuai dengan konteks masing-masing (ayat 16-18). Oleh karena memberitakan sesuatu yang baru, Paulus mendapat kesempatan membagikannya di sidang Areopagus (ayat 19-21). Di sini kita melihat strategi penginjilan Paulus yang peka konteks dan memanfaatkan pengetahuan iman mereka akan wahyu umum. 
PERTAMA, Paulus tidak mengecam berhala-berhala sesembahan mereka. Sebaliknya, ia memakai salah satu berhala yang tidak bernama untuk memperkenalkan Allah yang disembahnya (ayat 22-23). KEDUA, Paulus memperkenalkan Allah sebagai Sang Pencipta langit dan bumi serta segala isinya. Dia berdaulat penuh atas segala ciptaan-Nya, termasuk manusia. Hidup manusia berasal dari dan bergantung penuh kepada Allah (ayat 24-28).
KETIGA, Paulus memperkenalkan cara beribadah yang benar di hadapan Allah yang Mahabesar. Ibadah yang benar bukan dengan menyembah berhala melainkan dengan menjalani kehidupan yang kudus yang berkenan kepada-Nya. Kehidupan itu harus dipertanggungjawabkan satu kali kelak di hadapan Dia yang telah membangkitkan Kristus (ayat 29-31). Dan tentu hasil pemberitaan Injil itu terbagi dua. Ada yang menolak Injil, tetapi tidak sedikit juga mereka yang bertobat (ayat 32-33). 

Saudara saudari, di balik sikap kritis bahkan sinis orang-orang terpelajar, ada kebutuhan batin yang membuat mereka mencari-cari kebenaran. Kita harus belajar peka akan konteks dan kebutuhan orang-orang di sekitar kita sehingga pemberitaan Injil berhasil. Oleh karena itu, marilah memberitakan kabar keselamatan dengan penuh hikmat dari Allah dan sesuatu hal yang lebih baik, kabarkanlah Injil keselamatan lewat karakter, perkataan dan kasihmu, sebab kehidupan sehari hari yang di penuhi dengan Kasih lebih indah dari pada yang setiap saat berkotbah atau membawa Alkitab. 

Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita. Amin

theologi Lutheran

Jamita minggu XXI Dung TRinitatis - Lukas 20 : 27 – 40

Nats : Lukas 20 : 27 – 40 Thema : ADONG DO HAHEHEON DI ANGKA NAUNG MATE a) Unang tapangasahon Pingkiranta laho mangantusi Ajal ni portibi ...

what about theologi luther ?