Senin, 10 Februari 2025

Hidup saling melengkapi dalam Kasih Kristus - Efesus 4 : 1 - 12

Selamat pagi. 
Firman Tuhan untuk kita. 
Efesus 4 : 2
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
Efesus 4 : 3
Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:
Efesus 4 : 4
satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
Efesus 4 : 5
satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, 

Saudara saudari, dalam perikop kita hari ini, kita dapat melihat bahwa Rasul Paulus berharap agar jemaat Efesus hidup berpadanan dengan panggilan mereka, yaitu hidup seperti KRISTUS: rendah hati, lemah lembut, dan sabar (2). Mereka harus penuh kasih dan saling membangun. Dan dalam persekutuan harus ada usaha memelihara kesatuan Roh yang diikat oleh damai sejahtera, sebagaimana orang percaya merupakan satu tubuh, satu Roh, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, serta satu Allah dan Bapa (5-6).

Sebagai umat umat tebusan Allah, Kesatuan Jemaat adalah hal yang terpenting dan harus di pelihara dalam hidup, namun ingatlah Umat Allah menjadi satu bukan karena hasil usaha jemaat.  Kesatuan umat Allah bersumber dari Allah yang satu. Artinya, kesatuan itu sudah ada dan jemaat tinggal mengekspresikannya melalui moralitas kesatuan yang di kerjakan oleh Roh Kudus. Kesatuan umat Allah sudah ada karena hanya ada satu Roh (ayat 4). 

Dalam perikop ini, Paulus juga menjelaskan adanya berbagai karunia yang diberikan berdasarkan kehendak Allah dan berfungsi untuk pelayanan dalam jemaat (7). Karunia yang satu tidak bisa dipisahkan dengan karunia lainnya. Yang berarti bahwa semua karunia merupakan satu kesatuan. Tidak ada karunia yang lebih rendah atau pun lebih kecil. Semuanya bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan jemaat. Tuhan sendirilah yang memperlengkapi umat-Nya dan memberikan tugas, yaitu memelihara kesatuan jemaat sebagai tubuh-Nya lewat karunia yang Allah berikan. Tuhan memberikan orang-orang dengan jabatan nabi, rasul, gembala, pemberita-pemberita, dan pengajar-pengajar (11) untuk membimbing, dan memperlengkapi umat-Nya (12) agar hidup dalam pertumbuhan serta pengenalan akan Allah secara dewasa dan mandiri, tidak mudah disesatkan dan teguh bertumbuh ke arah Kristus. 
Oleh itu, hidup jemaat dengan karunia yang berbeda harus berfokus ke arah Kristus, sebagai Tuhan dan Kepala GerejaNya. Kalau anggota jemaat memiliki pengenalan yang benar tentang Allah, maka tujuan utama kehadiran Gereja di dunia adalah harus menjadi penyatu. Gereja yang bersatu menjadi sebuah kesaksian yang benar menyatakan Sifat sifat dan karakter Kristus. 

Kita adalah anggota tubuh Kristus yang beraneka ragam dengan peranan yang beragam pula. Sebab itu kita harus saling menghargai, saling mengisi, dan saling melayani sesuai karunia masing-masing. Kristus telah mempersatukan kita, tetapi tidak berarti bahwa kita adalah seragam. Dalam kesatuan itu, kita tetap memiliki keragaman agar kita dapat saling memperlengkapi di antara sesama umat Tuhan. Oleh karena itu, kesadaran akan kesatuan kita sebagai anggota tubuh Kristus harus diimbangi dengan kesediaan untuk menerima keanekaragaman di antara kita. Pergunakanlah karunia karunia itu untuk kesatuan dalam hidup, sebab Itulah maksud dan tujuan Allah, agar kita satu, dan saling melengkapi dalam hidup. 


Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh kudus memelihara dan menolong kita semua. 
Amin 🙏🙏🙏

Minggu, 09 Februari 2025

Permohonan saat penderitaan dan sakit - Mazmur 38

Selamat pagi. 
Firman Tuhan untuk kita. 
Mazmur 38 : 9
 Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku, dan keluhkupun tidak tersembunyi bagi-Mu;
Mazmur 38 : 15
 Sebab kepada-Mu, ya TUHAN, aku berharap; Engkaulah yang akan menjawab, ya Tuhan, Allahku.
Mazmur 38 : 21
 Jangan tinggalkan aku, ya TUHAN, Allahku, janganlah jauh dari padaku!
Mazmur 38 : 22
 Segeralah menolong aku, ya Tuhan, keselamatanku!

Saudara saudari, Mazmur 38 adalah sebuah doa yang dinaikkan Daud ketika mempersembahkan korban peringatan (ayat 1; bdk. Mzm 70). Ia memohon agar Tuhan menolong dia dalam situasi kesakitan dan tekanan musuh-musuhnya, ia juga memohon pengampunan dan keselamatan dari Tuhan agar Tuhan membela dan memberikan keadilan kepadanya. 

Perlu kita memahami dan menyadari bahwa penyakit ataupun penderitaan tidaklah selalu akibat dosa, tetapi bisa juga merupakan disiplin Allah atas kita karena dosa-dosa yang kita perbuat. Karena itu disiplin Allah juga harus dilihat dalam konteks yang lebih luas, yaitu bahwa tindakan disiplin tersebut selalu dibungkus oleh kasih Allah. Dari perikop ini kita belajar dua hal penting: 
Pertama, di tengah-tengah kesakitan dan penderitaannya, Daud mengakui kemahatahuan Allah. 
Kedua, Daud menundukkan dirinya di bawah kemurahan Allah sang Maha pengampun. 

Mazmur ini merupakan sebuah mazmur pengakuan dosa. Daud menunjukkan bagaimana ia datang kepada Tuhan saat ia jatuh dalam dosa. Ia memohon kepada Tuhan karena dosanya mendatangkan murka dan kemarahan Tuhan yang menekan jiwanya (2-4). Tak hanya itu, Daud juga mengakui dosanya sebagai perbuatannya dalam kesalahan dan kebodohan.
Daud menyadari betapa dosa itu telah merusak hidupnya. Dosa tidak dapat diselesaikan hanya dengan berpura-pura tidak tahu, sebab Tuhan mengetahui segala isi hati manusia (10). Daud datang dengan ketakutan mendalam dan hati yang hancur (11, 14-15) dan memohon penyertaan serta pertolongan dari Tuhan (22-23).

Jangan menganggap sepele atau menyederhanakan dosa hanya sebagai status rohani. Dosa sangat merusak seluruh kehidupan manusia. Melalui mazmur ini kita belajar betapa seriusnya dosa.

Penyelesaian dosa bukan dengan mengikuti terapi psikologis, mengobati penyakit, mencari kata-kata motivasi, menghabiskan waktu bersama teman, atau merahasiakan kesalahan kita dari musuh. Dosa hanya bisa diselesaikan oleh Tuhan!

Kiranya kita datang kepada Tuhan seperti Daud: "Sebab kepada-Mu, ya TUHAN, aku berharap; Engkaulah yang akan menjawab, ya TUHAN, Allahku"16.
dan penulis Yohanes juga menyatakan "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. 1 Yoh 1:9" Atau bandingkan juga dengan bunyi konfesi Augsburg artikel XXV tentang Pengampunan Dosa. 

Oleh karena itu, Mari meneladani Pemazmur, yang di tengah pergumulan dosa tidak menjauh dari Tuhan. Tetapi Berserulah kepada-Nya dan tetaplah berharap pada pertolongan-Nya! Karena Ia adalah sumber pengampunan dan keselamatan kita.

Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏

Jumat, 07 Februari 2025

Jangan tambahi dosamu atas kesuksesan orang Jahat - Renungan harian Luther

Selamat pagi.. 
Firman Tuhan untuk kita. 
Mazmur 37 : 3
Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia,
Mazmur 37 : 4
dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.
Mazmur 37 : 5
Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;

 *Jangan tambahi dosamu atas kesuksesan orang Jahat* 😈. 

Saudara saudari, dalam hidup ini patutlah kita merasa kagum dan bangga atas kesuksesan orang yang hidup bertekun atau orang benar, namun sebaliknya sering juga dosa kita bertambah atas kesuksesan orang Fasik, contoh kesuksesan atas tindakan kejahatan, kesuksesan atas KKN yang terjadi, kesuksesan atas korupsi, dan atas kejahatan lainnya. Apakah Tuhan memberkati setiap perilaku yang tidak benar sehingga sukses?. 

Melalui mazmur ini kita dapat melihat bahwa; Tuhan tidak berhenti memberikan serta memenuhi bumi dengan kasih setia-Nya walaupun dunia ini dipenuhi dengan kejahatan. Bagaimanakah kesadaran itu mempengaruhi dan mengubah cara pandang pemazmur?
Bagaimanakah pemazmur mengungkapkan keyakinannya atas akhir hidup orang fasik?

 *Mazmur ini dimulai dengan peringatan tegas. Jangan marah dan iri hati kepada orang jahat karena mereka tidak akan bertahan lama (1-2).* Dari larangan ini muncullah nasihat yang penuh harapan. Mazmur ini merupakan pengajaran yang kuat dan terdiri atas kumpulan nasihat yang dapat langsung dipahami dan diaplikasikan. 

Allah bukan menolak kesuksesan, tetapi kehidupan orang fasik itu sendiri. Allah berkenan kepada orang percaya dan akan membelanya karena ia hidup sebagai orang benar. Jadi, sikap kita sebagai orang percaya bukan bagaimana kita membangun kehidupan yang lebih sukses dari orang lain, tetapi bagaimana kita hidup benar di hadapan Tuhan. Orang benar mungkin bukan orang yang paling kaya atau terkenal di dunia ini, tetapi merekalah yang menunjukkan dirinya kepada dunia sebagai pewaris kerajaan surga (hidup dalam kebenaran).

Oleh karena itu, Ikutilah Tuhan dan ajaran-Nya, bukan supaya kita mendapat berkat dan akhirnya memiliki hidup yang lebih sukses dari orang fasik, bukan juga supaya Tuhan membalaskan perbuatan orang-orang yang membuat kita iri. Kita harus lebih pecaya Tuhan dan mengikuti ajaran-Nya supaya kita hidup dalam kebenaran, ketenangan, dan kedamaian.

Melalui firman Tuhan ini, pemazmur kembali mengingatkan kita bahwa di tengah kesusahan dan ketidakadilan yang kita hadapi dalam hidup ini, Allah tidak pernah tinggal diam dan mengabaikan kesusahan umat-Nya. Ia selalu peduli dan memperhatikan. Meskipun tidak selalu kita melihat jalan dan karya-Nya atas hidup kita tetapi hal itu tidak mengubah fakta bahwa Allah sedang bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. 
Oleh karena itu, jangan pernah cemburu terhadap kesuksesan orang yang berbuat jahat, tetaplah percayalah kepada Tuhan dan tetaplah lakukan apa yang baik dan benar sebab demikianlah hidup orang benar dan berpengharapan kepada Tuhan. 

Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏

Kamis, 06 Februari 2025

Kasih setia Tuhan lebih besar dari Dosamu - Mazmur 36

Selamat pagi
Firman Tuhan untuk kita
Mazmur 36 : 7
Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu.
Mazmur 36 : 9
Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang.
Mazmur 36 : 10
Lanjutkanlah kasih setia-Mu bagi orang yang mengenal Engkau, dan keadilan-Mu bagi orang yang tulus hati!

" *Kasih setia Tuhan melampaui banyaknya dosamu* "

Saudara saudari, melalui renungan kita hari ini, Pemazmur mengajak kita untuk menyadari betapa beruntungnya setiap orang yang bersandar kepada Allah pencipta langit dan bumi. Sebab Allah adalah setia dan kasih setia-Nya tidak terbatas, bahkan melampaui alam semesta ini (ayat 6). Allah adalah merupakan sumber kehidupan (ayat 10). Bukan hanya perlindungan dan kesejahteraan yang dialami oleh semua orang yang percaya kepada Allah (ayat 8-9), tetapi kepastian hukum oleh karena keadilan Tuhan menjadi pegangan mereka untuk hidup di dunia yang penuh orang orang fasik. Maka dengan penuh keyakinan, pemazmur memohon agar Tuhan bertindak menjadi Hakim yang adil, yang akan membela orang benar dan membinasakan orang fasik (ayat 11-13). 

Mazmur ini juga mengajak kita untuk merefleksikan diri atau menyadari Siapakah kita sebenarnya, apakah kita adalah orang fasik atau orang benar. 
Siapakah Raja di dalam hidup kita? 
Diri sendirikah atau Tuhan? Bila kita sungguh adalah anak Tuhan, adakah kehidupan kita membuktikannya?

Akan tetapi, kita juga tidak perlu harus seperti pemazmur yang memohon agar orang fasik dibinasakan. Sebagai orang yang hidup dalam belas kasihan, kita juga harus bisa mendoakan mereka, agar dalam belas kasih Allah, karunia keselamatan dari Tuhan Yesus juga berlaku atas mereka!

Sepanjang hidup, kita berhadapan dengan pilihan untuk menerima atau menolak kasih setia Tuhan. Karena itu, selera dan keinginan kita perlu dikekang dan diselaraskan dengan terang firman Tuhan. Jadi, dalam perjalanan hidup ini, kita tidak bisa terlepas dari kasih setia Tuhan " Tidak ada manusia yang dapat berjuang tanpa Anugerah Tuhan".
Oleh karena itu, tetaplah berharap kepada kasih setia Tuhan sebab kasih setianya tidak terukur, dan kasih setiaNya kekal sampai selama lamanya. 


Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏

Senin, 03 Februari 2025

Kebahagiaan orang yang di ampuni dosanya - Renungan harian Luther

Selamat pagi. 
Firman Tuhan untuk kita. 
 *Mazmur 32 : 2* 
Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!
 *Mazmur 32 : 5* 
Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.
 *Mazmur 32 : 6* 
Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak melandanya.
 *Mazmur 32 : 7* 
Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak.
 *Mazmur 32 : 11* 
Bersukacitalah dalam TUHAN dan bersorak-soraklah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur!

Saudara saudari, Setiap manusia sepanjang zaman berusaha dengan segala daya upaya untuk mendapatkan kebahagiaan hidup. Bahkan ada yang bekerja tanpa mengenal waktu dan menomorduakan keluarga agar meraih promosi jabatan, karena mereka berpikir bahwa kebahagiaan akan didapatkan jika mereka bergelimang harta dan meraih kedudukan tinggi. Setelah meraih semua itu, bukan kebahagiaan yang ia dapatkan namun penyakit karena stress dan bekerja terlalu keras. Lalu dimanakah kebahagiaan itu? 

Sesungguhnya kebahagiaan bukanlah hal yang sulit digapai oleh manusia. Daud sudah membuktikan. Ia menemukan kebahagiaan bukan dalam kekayaan, kedudukan, dan kekuasaan yang ia miliki namun dalam pilihan yang tepat yaitu bertobat dan beroleh pengampunan DOSA. Ia memilih untuk bertobat dan memohon ampun dari Allah maka ia menemukan kebahagiaan (1-2, 5). 

Orang yang menyadari dosanya namun tidak bertobat tidak akan mengalami kedamaian hati namun justru tekanan (3- 4). Melalui renungan harian Luther ini kita dapat memahami bahwa setiap orang yang bertobat adalah orang orang yang menggantungkan hidupnya kepada Allah (7). Dalam konfesi Augsburg artikel ke XI dikatakan bahwa di kalangan kita Gereja Lutheran, pengakuan dosa secara perseorangan harus di pelihara dan jangan di abaikan. Dan dalam pengakuan dosa itu tidak perlu menyebutkan semua jenis dosa yang kita lakukan atau satu persatu, sebab siapakah yang dapat mengakui segala kesesatan? (Maz.19:13). Dan sungguh Allah akan mengampuni dosa kita, Allah tidak pernah memandang besar kecil atau banyaknya dosa kita, tetapi yang Allah butuhkan adalah PERTOBATAN sejati. 

Walaupun tekanan dan kesulitan tetap menghampiri hidup kita, namun ingatlah Allah adalah tempat perlindungan kita (6). Dan hal itu juga lah yang membuat pemazmur memilih untuk menaati perintah Allah (8) bukan seperti kuda yang terkenal senang membangkang. Pilihannya yang terakhir adalah sangat tepat sebab orang fasik akan mengalami derita bukan selalu secara fisik, namun yang pasti secara hati dan jiwa karena hanya orang yang sudah dipulihkan hubungannya dengan Allah lah yang akan merasakan damai sejahtera yang sesungguhnya (10). 

Oleh karena itu, di ayat yang pertama dan terakhir dalam mazmur ini timbul suatu pertanyaan penting: Siapakah orang benar? Siapakah orang jujur? Siapakah orang yang percaya kepada Tuhan?
Dan siapakah yang beroleh kebahagiaan sejati?
Jawabannya *Mazmur 32* : mereka yang hidup dengan kesadaran yang mendalam akan dosanya, yang menyadari kebutuhan mereka akan anugerah pengampunan dosa dari Allah, dan yang hidup tekun bertobat! 
 "Pengampunan dosa hanya ada pada Allah, di luar Allah kita tidak menemukan pengampunan dosa, dan pengampunan dosa bukanlah pekerjaan Manusia". Oleh itu, berbahagialah setiap orang yang setiap saat dosanya di ampuni (bertobat setiap saat), Berbahagialah orang yang tekun bertobat, karena sukacita surga menjadi bagian hidup mereka. 


Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏🙏

Menantikan Tuhan - Renungan harian Luther

Selamat pagi 
Firman Tuhan untuk kita
 *Mazmur 33 : 18* 
Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya,
 *Mazmur 33 : 20* 
Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita!
 *Mazmur 33 : 22* 
Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.


Saudara saudari, bagaimanakah cara kita menantikan Tuhan?
Sesungguhnya penantian itu adalah suatu hal yang sangat panjang dan membosankan, dan penantian itu juga akan menjadi sia sia jikalau kita tidak menggantungkan hidup kepada Allah. Setiap orang yang menantikan kedatangan-Nya haruslah benar benar hidup dalam Iman. Iman akan menuntun kita untuk menghayati kehadiran Tuhan dan pemeliharaaNya setiap saat.

 Dalam perikop bacaan ini, pemazmur mengajak kita untuk melihat alam semesta dari kacamata Tuhan yang senantiasa aktif menyatakan pemeliharaan-Nya atas dunia ini. Pemazmur juga mengajak kita untuk memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh, bahkan dengan nyanyian dan musik (ayat 1-3) dengan beberapa alasan sebagai berikut :
1) memuji Tuhan adalah ciri wajar dari orang-orang yang hidup tulus di hadapan Allah (ayat 1b). 
2) Firman Tuhan menjadikan segala sesuatu (ayat 4-9). Firman Tuhan menunjukkan kekuasaan dan kedaulatan Allah. Jadi, semua yang ada di dunia ini adalah milik Tuhan dan ada di bawah penguasaan-Nya. 
3) Rancangan Tuhan berlaku atas seluruh umat manusia (ayat 10-12). Betapa pun hebat rancangan para musuh umat Allah, Tuhan mampu menghancurkannya, demi kesejahteraan umat-Nya. 
4) Tuhan selalu memperhatikan umat manusia. Tidak ada yang luput dari pengamatan-Nya (ayat 13-15). Jadi, kehidupan setiap orang ada di tangan-Nya. 
5) Pertolongan sejati hanya datang dari Tuhan, bukan dari kekuatan politik, militer, ekonomi atau apa pun yang orang dunia sering andalkan (ayat 18-19).

Kiranya melalui pengalaman Daud, marilah kita belajar bahwa seseorang yang berelasi dekat dengan Tuhan niscaya akan berdampak pada perspektifnya dalam memandang hidup dan memiliki pola fikir yang maju untuk membangun serta memikirkan kebahagiaan. Pada umumnya sering kita berpikir bahwa hidup bahagia adalah hidup berlimpah harta dan kesuksesan. Namun bagi Daud, kebahagiaannya yang sejati adalah karena ia punya Tuhan dan firman-Nya. Pepatah mengatakan, "Jika yang Anda miliki hanyalah Allah, maka Anda telah memiliki segala yang Anda butuhkan_ ). 

Dalam hidupnya, Daud berbahagia karena memiliki Allah sejati. Tidak heran jika sesulit apapun hidupnya, sedalam apapun kegagalannya, tidak akan membuatnya berpaling dari Tuhan, terlebih melupakan penyertaan Tuhan. 
 *Bagaimana dengan kita?* Apakah alasan utama kebahagiaan kita selama ini? Pada hartakah, kesuksesan, atau pada Allah kita?

Kebahagiaan yang terbesar bagi setiap orang percaya adalah kesadaran akan penyertaan Tuhan Allah, menyandarkan pengharapannya kepada Allah. 
Oleh karena itu percayalah bahwa kasih setia Tuhan tidak akan pernah berubah. 
Serukanlah "Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu"


Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh kudus memelihara dan menolong kita. Amin 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Sabtu, 01 Februari 2025

Khotbah minggu IV Setelah Epiphanias - Lukas 2 : 21-33

 

KHOTBAH LUKAS 2 : 21-33)

 

Mingu IV Setelah Epiphanias adalah peringatan HARI PENTAHIRAN (PURIFIKASI) MARIA DAN PRESENTASI (PENYERAHAN) YESUS KRISTUS

 

Bapak ibu Saudara sudari ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.” (ayat 22-24).

Menurut hukum Taurat Musa bahwa segala apa yang lahir terdahulu dari kandungan, TUHANlah yang empunya, juga segala ternak yang jantan, anak yang lahir terdahulu dari lembu atau domba. Sementara untuk anak yang lahir terdahulu dari keledai haruslah ditebus dengan seekor domba; jika tidak ditebus, maka batang leher keledai itu harus dipatahkan. Selain itu, setiap yang sulung dari antara anak-anak orang Israel haruslah ditebus, dan mereka tidak boleh menghadap ke hadirat TUHAN dengan tangan hampa. Demikianlah ketetapan yang disampaikan TUHAN kepada bangsa Israel melalui Musa seperti yang tertulis dalam Keluaran 34:19-20.

Jikalau kita mengingat di Minggu ke-4 setelah Epifanias ini bertepatan dengan Hari Perayaan Pentahiran Maria dan Penyerahan Yesus sebagai anak sulung kepada TUHAN (dirayakan setiap tanggal 2 Februari). Menurut peraturan hukum Taurat, seorang perempuan yang melahirkan dianggap najis selama tujuh hari. Oleh karena itu, untuk pentahirannya, maka enam minggu setelah melahirkan, jika anak yang dilahirkannya adalah seorang laki-laki, maka perempuan itu harus mengadakan pentahirannya dengan membawa kurban persembahan yang akan dipersembahkan oleh imam kepada TUHAN (Imamat 12:1-8). Ketentuan inilah yang hendak dipenuhi oleh Maria sehingga ia datang ke Bait Allah, kendati sebenaranya tidak perlu ia melakukan hal ini. Sebab menurut Kitab Suci, ketika Maria mengandung dan sesudah melahirkan bayi Yesus, tetaplah ia seorang perawan. Namun agar tidak menjadi batu sandungan, sebab orang-orang Yahudi, termasuk para imam, tidak dapat mempercayai hal ini, yakni bahwa Maria adalah seorang perawan setelah melahirkan seorang anak laki-laki. Menurut Martin Luther, dari apa yang Maria lakukan ini, kita belajar tentang ketaatan, yakni ketaatan terhadap Firman Tuhan. Maria tahu bahwa dirinya adalah seorang perawan, namun ia tetap tunduk pada Taurat TUHAN demi orang lain. Dia tidak sombong. Sebab dia tahu bahwa Allah menentang kecongkakan.

Selain pentahiran Maria, hari ini juga dirayakan sebagai Hari Penyerahan Tuhan kita Yesus Kristus. Dia diserahkan untuk menggenapi apa yang tertulis dalam Taurat Musa, yakni bahwa setiap anak laki-laki yang sulung harus dipersembahkan kepada TUHAN. Namun sebagai gantinya, dia harus ditebus dengan mempersembahkan kurban persembahan. Sebenarnya hal ini juga tidak perlu dilakukan untuk Yesus. Sebab Ia adalah kudus. Ia adalah Allah yang menjadi Manusia. Namun, sama halnya seperti Maria, Tuhan kita Yesus pun rela tunduk pada firman Allah. Bahkan membuat diri-Nya sama seperti kita manusia berdosa, seperti yang dituliskan oleh Rasul Paulus bahwa ”... Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Filipi 2:5-11).

Bapak ibu saudara saudari yang terkasih, Inilah berita Injil bagi kita hari ini. Bahwa Allah, Pribadi kedua Tritunggal Mahakudus, rela menderita dan mati untuk kita manusia berdosa. Dia taat kepada Firman Allah kendati Dia adalah Allah dan Pencipta. Pun Maria, Bunda Allah, juga taat kepada firman Allah. Dia tidak menjadi congkak atas karunia yang Allah berikan padanya. Sebaliknya dengan rendah hati ia menaati setiap firman Allah. ”Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya” (1 Petrus 5:5b-6).

Selamat merayakan Hari Pentahiran Maria dan Presentasi (Penyerahan) Tuhan Kita Yesus Kristus yang jatuh pada Minggu ke-4 setelah Epifania. Kiranya ketaatan akan Kehendak Tuhan semakin nyata dalam hidup kita. Amin 

 

theologi Lutheran

Acara Ibadah pemuda/i lutheran minggu XX setelah Trinitatis

  ACARA IBADAH REMAJA & PEMUDA/I GKLI Sabtu, 01 November 2025 1.       Bernyanyi dari Kidung Jemaat No. 15 : 1 – 3 (...

what about theologi luther ?