KHOTBAH LUKAS 2 : 21-33)
Mingu IV Setelah
Epiphanias adalah peringatan HARI PENTAHIRAN (PURIFIKASI) MARIA DAN PRESENTASI
(PENYERAHAN) YESUS KRISTUS
Bapak ibu Saudara
sudari ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa
Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam
hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi
Allah", dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan
dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung
merpati.” (ayat 22-24).
Menurut hukum Taurat Musa bahwa segala
apa yang lahir terdahulu dari kandungan, TUHANlah yang empunya, juga segala
ternak yang jantan, anak yang lahir terdahulu dari lembu atau domba. Sementara
untuk anak yang lahir terdahulu dari keledai haruslah ditebus dengan seekor
domba; jika tidak ditebus, maka batang leher keledai itu harus dipatahkan. Selain itu, setiap yang sulung dari antara anak-anak
orang Israel haruslah ditebus, dan mereka tidak boleh menghadap ke hadirat
TUHAN dengan tangan hampa. Demikianlah ketetapan yang disampaikan TUHAN kepada
bangsa Israel melalui Musa seperti yang tertulis dalam Keluaran 34:19-20.
Jikalau kita
mengingat di Minggu ke-4 setelah Epifanias ini bertepatan dengan Hari Perayaan
Pentahiran Maria dan Penyerahan Yesus sebagai anak sulung kepada TUHAN
(dirayakan setiap tanggal 2 Februari). Menurut peraturan hukum Taurat, seorang
perempuan yang melahirkan dianggap najis selama tujuh hari. Oleh karena itu,
untuk pentahirannya, maka enam minggu setelah melahirkan, jika anak yang
dilahirkannya adalah seorang laki-laki, maka perempuan itu harus mengadakan
pentahirannya dengan membawa kurban persembahan yang akan dipersembahkan oleh
imam kepada TUHAN (Imamat 12:1-8). Ketentuan inilah yang hendak dipenuhi oleh
Maria sehingga ia datang ke Bait Allah, kendati sebenaranya tidak perlu ia
melakukan hal ini. Sebab menurut Kitab Suci, ketika Maria mengandung dan sesudah
melahirkan bayi Yesus, tetaplah ia seorang perawan. Namun agar tidak menjadi
batu sandungan, sebab orang-orang Yahudi, termasuk para imam, tidak dapat
mempercayai hal ini, yakni bahwa Maria adalah seorang perawan setelah melahirkan
seorang anak laki-laki. Menurut Martin Luther, dari apa yang Maria lakukan ini,
kita belajar tentang ketaatan, yakni ketaatan terhadap Firman Tuhan. Maria tahu
bahwa dirinya adalah seorang perawan, namun ia tetap tunduk pada Taurat TUHAN
demi orang lain. Dia tidak sombong. Sebab dia tahu bahwa Allah menentang
kecongkakan.
Selain
pentahiran Maria, hari ini juga dirayakan sebagai Hari Penyerahan Tuhan kita
Yesus Kristus. Dia diserahkan untuk menggenapi apa yang tertulis dalam Taurat
Musa, yakni bahwa setiap anak laki-laki yang sulung harus dipersembahkan kepada
TUHAN. Namun sebagai gantinya, dia harus ditebus dengan mempersembahkan kurban
persembahan. Sebenarnya hal ini juga tidak perlu dilakukan untuk Yesus. Sebab
Ia adalah kudus. Ia adalah Allah yang menjadi Manusia. Namun, sama halnya seperti
Maria, Tuhan kita Yesus pun rela tunduk pada firman Allah. Bahkan membuat
diri-Nya sama seperti kita manusia berdosa, seperti yang dituliskan oleh Rasul
Paulus bahwa ”... Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang
hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia
telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu
salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut
segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi
kemuliaan Allah, Bapa! (Filipi 2:5-11).
Bapak ibu
saudara saudari yang terkasih, Inilah berita Injil bagi kita hari ini. Bahwa
Allah, Pribadi kedua Tritunggal Mahakudus, rela menderita dan mati untuk kita
manusia berdosa. Dia taat kepada Firman Allah kendati Dia adalah Allah dan
Pencipta. Pun Maria, Bunda Allah, juga taat kepada firman Allah. Dia tidak
menjadi congkak atas karunia yang Allah berikan padanya. Sebaliknya dengan
rendah hati ia menaati setiap firman Allah. ”Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu
seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak,
tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Karena itu rendahkanlah dirimu
di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya” (1
Petrus 5:5b-6).
Selamat merayakan
Hari Pentahiran Maria dan Presentasi (Penyerahan) Tuhan Kita Yesus Kristus yang
jatuh pada Minggu ke-4 setelah Epifania. Kiranya ketaatan akan Kehendak Tuhan
semakin nyata dalam hidup kita. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar