Sabtu, 01 Februari 2025

Khotbah minggu IV Setelah Epiphanias - Lukas 2 : 21-33

 

KHOTBAH LUKAS 2 : 21-33)

 

Mingu IV Setelah Epiphanias adalah peringatan HARI PENTAHIRAN (PURIFIKASI) MARIA DAN PRESENTASI (PENYERAHAN) YESUS KRISTUS

 

Bapak ibu Saudara sudari ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.” (ayat 22-24).

Menurut hukum Taurat Musa bahwa segala apa yang lahir terdahulu dari kandungan, TUHANlah yang empunya, juga segala ternak yang jantan, anak yang lahir terdahulu dari lembu atau domba. Sementara untuk anak yang lahir terdahulu dari keledai haruslah ditebus dengan seekor domba; jika tidak ditebus, maka batang leher keledai itu harus dipatahkan. Selain itu, setiap yang sulung dari antara anak-anak orang Israel haruslah ditebus, dan mereka tidak boleh menghadap ke hadirat TUHAN dengan tangan hampa. Demikianlah ketetapan yang disampaikan TUHAN kepada bangsa Israel melalui Musa seperti yang tertulis dalam Keluaran 34:19-20.

Jikalau kita mengingat di Minggu ke-4 setelah Epifanias ini bertepatan dengan Hari Perayaan Pentahiran Maria dan Penyerahan Yesus sebagai anak sulung kepada TUHAN (dirayakan setiap tanggal 2 Februari). Menurut peraturan hukum Taurat, seorang perempuan yang melahirkan dianggap najis selama tujuh hari. Oleh karena itu, untuk pentahirannya, maka enam minggu setelah melahirkan, jika anak yang dilahirkannya adalah seorang laki-laki, maka perempuan itu harus mengadakan pentahirannya dengan membawa kurban persembahan yang akan dipersembahkan oleh imam kepada TUHAN (Imamat 12:1-8). Ketentuan inilah yang hendak dipenuhi oleh Maria sehingga ia datang ke Bait Allah, kendati sebenaranya tidak perlu ia melakukan hal ini. Sebab menurut Kitab Suci, ketika Maria mengandung dan sesudah melahirkan bayi Yesus, tetaplah ia seorang perawan. Namun agar tidak menjadi batu sandungan, sebab orang-orang Yahudi, termasuk para imam, tidak dapat mempercayai hal ini, yakni bahwa Maria adalah seorang perawan setelah melahirkan seorang anak laki-laki. Menurut Martin Luther, dari apa yang Maria lakukan ini, kita belajar tentang ketaatan, yakni ketaatan terhadap Firman Tuhan. Maria tahu bahwa dirinya adalah seorang perawan, namun ia tetap tunduk pada Taurat TUHAN demi orang lain. Dia tidak sombong. Sebab dia tahu bahwa Allah menentang kecongkakan.

Selain pentahiran Maria, hari ini juga dirayakan sebagai Hari Penyerahan Tuhan kita Yesus Kristus. Dia diserahkan untuk menggenapi apa yang tertulis dalam Taurat Musa, yakni bahwa setiap anak laki-laki yang sulung harus dipersembahkan kepada TUHAN. Namun sebagai gantinya, dia harus ditebus dengan mempersembahkan kurban persembahan. Sebenarnya hal ini juga tidak perlu dilakukan untuk Yesus. Sebab Ia adalah kudus. Ia adalah Allah yang menjadi Manusia. Namun, sama halnya seperti Maria, Tuhan kita Yesus pun rela tunduk pada firman Allah. Bahkan membuat diri-Nya sama seperti kita manusia berdosa, seperti yang dituliskan oleh Rasul Paulus bahwa ”... Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Filipi 2:5-11).

Bapak ibu saudara saudari yang terkasih, Inilah berita Injil bagi kita hari ini. Bahwa Allah, Pribadi kedua Tritunggal Mahakudus, rela menderita dan mati untuk kita manusia berdosa. Dia taat kepada Firman Allah kendati Dia adalah Allah dan Pencipta. Pun Maria, Bunda Allah, juga taat kepada firman Allah. Dia tidak menjadi congkak atas karunia yang Allah berikan padanya. Sebaliknya dengan rendah hati ia menaati setiap firman Allah. ”Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya” (1 Petrus 5:5b-6).

Selamat merayakan Hari Pentahiran Maria dan Presentasi (Penyerahan) Tuhan Kita Yesus Kristus yang jatuh pada Minggu ke-4 setelah Epifania. Kiranya ketaatan akan Kehendak Tuhan semakin nyata dalam hidup kita. Amin 

 

Tidak ada komentar:

theologi Lutheran

Allah menantikan Pertobatan kita - Mazmur 51

Selamat pagi.  Firman Tuhan untuk kita.   Mazmur 51 : 2 Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari d...

what about theologi luther ?