Senin, 03 Februari 2025

Kebahagiaan orang yang di ampuni dosanya - Renungan harian Luther

Selamat pagi. 
Firman Tuhan untuk kita. 
 *Mazmur 32 : 2* 
Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!
 *Mazmur 32 : 5* 
Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.
 *Mazmur 32 : 6* 
Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak melandanya.
 *Mazmur 32 : 7* 
Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak.
 *Mazmur 32 : 11* 
Bersukacitalah dalam TUHAN dan bersorak-soraklah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur!

Saudara saudari, Setiap manusia sepanjang zaman berusaha dengan segala daya upaya untuk mendapatkan kebahagiaan hidup. Bahkan ada yang bekerja tanpa mengenal waktu dan menomorduakan keluarga agar meraih promosi jabatan, karena mereka berpikir bahwa kebahagiaan akan didapatkan jika mereka bergelimang harta dan meraih kedudukan tinggi. Setelah meraih semua itu, bukan kebahagiaan yang ia dapatkan namun penyakit karena stress dan bekerja terlalu keras. Lalu dimanakah kebahagiaan itu? 

Sesungguhnya kebahagiaan bukanlah hal yang sulit digapai oleh manusia. Daud sudah membuktikan. Ia menemukan kebahagiaan bukan dalam kekayaan, kedudukan, dan kekuasaan yang ia miliki namun dalam pilihan yang tepat yaitu bertobat dan beroleh pengampunan DOSA. Ia memilih untuk bertobat dan memohon ampun dari Allah maka ia menemukan kebahagiaan (1-2, 5). 

Orang yang menyadari dosanya namun tidak bertobat tidak akan mengalami kedamaian hati namun justru tekanan (3- 4). Melalui renungan harian Luther ini kita dapat memahami bahwa setiap orang yang bertobat adalah orang orang yang menggantungkan hidupnya kepada Allah (7). Dalam konfesi Augsburg artikel ke XI dikatakan bahwa di kalangan kita Gereja Lutheran, pengakuan dosa secara perseorangan harus di pelihara dan jangan di abaikan. Dan dalam pengakuan dosa itu tidak perlu menyebutkan semua jenis dosa yang kita lakukan atau satu persatu, sebab siapakah yang dapat mengakui segala kesesatan? (Maz.19:13). Dan sungguh Allah akan mengampuni dosa kita, Allah tidak pernah memandang besar kecil atau banyaknya dosa kita, tetapi yang Allah butuhkan adalah PERTOBATAN sejati. 

Walaupun tekanan dan kesulitan tetap menghampiri hidup kita, namun ingatlah Allah adalah tempat perlindungan kita (6). Dan hal itu juga lah yang membuat pemazmur memilih untuk menaati perintah Allah (8) bukan seperti kuda yang terkenal senang membangkang. Pilihannya yang terakhir adalah sangat tepat sebab orang fasik akan mengalami derita bukan selalu secara fisik, namun yang pasti secara hati dan jiwa karena hanya orang yang sudah dipulihkan hubungannya dengan Allah lah yang akan merasakan damai sejahtera yang sesungguhnya (10). 

Oleh karena itu, di ayat yang pertama dan terakhir dalam mazmur ini timbul suatu pertanyaan penting: Siapakah orang benar? Siapakah orang jujur? Siapakah orang yang percaya kepada Tuhan?
Dan siapakah yang beroleh kebahagiaan sejati?
Jawabannya *Mazmur 32* : mereka yang hidup dengan kesadaran yang mendalam akan dosanya, yang menyadari kebutuhan mereka akan anugerah pengampunan dosa dari Allah, dan yang hidup tekun bertobat! 
 "Pengampunan dosa hanya ada pada Allah, di luar Allah kita tidak menemukan pengampunan dosa, dan pengampunan dosa bukanlah pekerjaan Manusia". Oleh itu, berbahagialah setiap orang yang setiap saat dosanya di ampuni (bertobat setiap saat), Berbahagialah orang yang tekun bertobat, karena sukacita surga menjadi bagian hidup mereka. 


Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏🙏

Menantikan Tuhan - Renungan harian Luther

Selamat pagi 
Firman Tuhan untuk kita
 *Mazmur 33 : 18* 
Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya,
 *Mazmur 33 : 20* 
Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita!
 *Mazmur 33 : 22* 
Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.


Saudara saudari, bagaimanakah cara kita menantikan Tuhan?
Sesungguhnya penantian itu adalah suatu hal yang sangat panjang dan membosankan, dan penantian itu juga akan menjadi sia sia jikalau kita tidak menggantungkan hidup kepada Allah. Setiap orang yang menantikan kedatangan-Nya haruslah benar benar hidup dalam Iman. Iman akan menuntun kita untuk menghayati kehadiran Tuhan dan pemeliharaaNya setiap saat.

 Dalam perikop bacaan ini, pemazmur mengajak kita untuk melihat alam semesta dari kacamata Tuhan yang senantiasa aktif menyatakan pemeliharaan-Nya atas dunia ini. Pemazmur juga mengajak kita untuk memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh, bahkan dengan nyanyian dan musik (ayat 1-3) dengan beberapa alasan sebagai berikut :
1) memuji Tuhan adalah ciri wajar dari orang-orang yang hidup tulus di hadapan Allah (ayat 1b). 
2) Firman Tuhan menjadikan segala sesuatu (ayat 4-9). Firman Tuhan menunjukkan kekuasaan dan kedaulatan Allah. Jadi, semua yang ada di dunia ini adalah milik Tuhan dan ada di bawah penguasaan-Nya. 
3) Rancangan Tuhan berlaku atas seluruh umat manusia (ayat 10-12). Betapa pun hebat rancangan para musuh umat Allah, Tuhan mampu menghancurkannya, demi kesejahteraan umat-Nya. 
4) Tuhan selalu memperhatikan umat manusia. Tidak ada yang luput dari pengamatan-Nya (ayat 13-15). Jadi, kehidupan setiap orang ada di tangan-Nya. 
5) Pertolongan sejati hanya datang dari Tuhan, bukan dari kekuatan politik, militer, ekonomi atau apa pun yang orang dunia sering andalkan (ayat 18-19).

Kiranya melalui pengalaman Daud, marilah kita belajar bahwa seseorang yang berelasi dekat dengan Tuhan niscaya akan berdampak pada perspektifnya dalam memandang hidup dan memiliki pola fikir yang maju untuk membangun serta memikirkan kebahagiaan. Pada umumnya sering kita berpikir bahwa hidup bahagia adalah hidup berlimpah harta dan kesuksesan. Namun bagi Daud, kebahagiaannya yang sejati adalah karena ia punya Tuhan dan firman-Nya. Pepatah mengatakan, "Jika yang Anda miliki hanyalah Allah, maka Anda telah memiliki segala yang Anda butuhkan_ ). 

Dalam hidupnya, Daud berbahagia karena memiliki Allah sejati. Tidak heran jika sesulit apapun hidupnya, sedalam apapun kegagalannya, tidak akan membuatnya berpaling dari Tuhan, terlebih melupakan penyertaan Tuhan. 
 *Bagaimana dengan kita?* Apakah alasan utama kebahagiaan kita selama ini? Pada hartakah, kesuksesan, atau pada Allah kita?

Kebahagiaan yang terbesar bagi setiap orang percaya adalah kesadaran akan penyertaan Tuhan Allah, menyandarkan pengharapannya kepada Allah. 
Oleh karena itu percayalah bahwa kasih setia Tuhan tidak akan pernah berubah. 
Serukanlah "Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu"


Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh kudus memelihara dan menolong kita. Amin 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Sabtu, 01 Februari 2025

Khotbah minggu IV Setelah Epiphanias - Lukas 2 : 21-33

 

KHOTBAH LUKAS 2 : 21-33)

 

Mingu IV Setelah Epiphanias adalah peringatan HARI PENTAHIRAN (PURIFIKASI) MARIA DAN PRESENTASI (PENYERAHAN) YESUS KRISTUS

 

Bapak ibu Saudara sudari ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.” (ayat 22-24).

Menurut hukum Taurat Musa bahwa segala apa yang lahir terdahulu dari kandungan, TUHANlah yang empunya, juga segala ternak yang jantan, anak yang lahir terdahulu dari lembu atau domba. Sementara untuk anak yang lahir terdahulu dari keledai haruslah ditebus dengan seekor domba; jika tidak ditebus, maka batang leher keledai itu harus dipatahkan. Selain itu, setiap yang sulung dari antara anak-anak orang Israel haruslah ditebus, dan mereka tidak boleh menghadap ke hadirat TUHAN dengan tangan hampa. Demikianlah ketetapan yang disampaikan TUHAN kepada bangsa Israel melalui Musa seperti yang tertulis dalam Keluaran 34:19-20.

Jikalau kita mengingat di Minggu ke-4 setelah Epifanias ini bertepatan dengan Hari Perayaan Pentahiran Maria dan Penyerahan Yesus sebagai anak sulung kepada TUHAN (dirayakan setiap tanggal 2 Februari). Menurut peraturan hukum Taurat, seorang perempuan yang melahirkan dianggap najis selama tujuh hari. Oleh karena itu, untuk pentahirannya, maka enam minggu setelah melahirkan, jika anak yang dilahirkannya adalah seorang laki-laki, maka perempuan itu harus mengadakan pentahirannya dengan membawa kurban persembahan yang akan dipersembahkan oleh imam kepada TUHAN (Imamat 12:1-8). Ketentuan inilah yang hendak dipenuhi oleh Maria sehingga ia datang ke Bait Allah, kendati sebenaranya tidak perlu ia melakukan hal ini. Sebab menurut Kitab Suci, ketika Maria mengandung dan sesudah melahirkan bayi Yesus, tetaplah ia seorang perawan. Namun agar tidak menjadi batu sandungan, sebab orang-orang Yahudi, termasuk para imam, tidak dapat mempercayai hal ini, yakni bahwa Maria adalah seorang perawan setelah melahirkan seorang anak laki-laki. Menurut Martin Luther, dari apa yang Maria lakukan ini, kita belajar tentang ketaatan, yakni ketaatan terhadap Firman Tuhan. Maria tahu bahwa dirinya adalah seorang perawan, namun ia tetap tunduk pada Taurat TUHAN demi orang lain. Dia tidak sombong. Sebab dia tahu bahwa Allah menentang kecongkakan.

Selain pentahiran Maria, hari ini juga dirayakan sebagai Hari Penyerahan Tuhan kita Yesus Kristus. Dia diserahkan untuk menggenapi apa yang tertulis dalam Taurat Musa, yakni bahwa setiap anak laki-laki yang sulung harus dipersembahkan kepada TUHAN. Namun sebagai gantinya, dia harus ditebus dengan mempersembahkan kurban persembahan. Sebenarnya hal ini juga tidak perlu dilakukan untuk Yesus. Sebab Ia adalah kudus. Ia adalah Allah yang menjadi Manusia. Namun, sama halnya seperti Maria, Tuhan kita Yesus pun rela tunduk pada firman Allah. Bahkan membuat diri-Nya sama seperti kita manusia berdosa, seperti yang dituliskan oleh Rasul Paulus bahwa ”... Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Filipi 2:5-11).

Bapak ibu saudara saudari yang terkasih, Inilah berita Injil bagi kita hari ini. Bahwa Allah, Pribadi kedua Tritunggal Mahakudus, rela menderita dan mati untuk kita manusia berdosa. Dia taat kepada Firman Allah kendati Dia adalah Allah dan Pencipta. Pun Maria, Bunda Allah, juga taat kepada firman Allah. Dia tidak menjadi congkak atas karunia yang Allah berikan padanya. Sebaliknya dengan rendah hati ia menaati setiap firman Allah. ”Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya” (1 Petrus 5:5b-6).

Selamat merayakan Hari Pentahiran Maria dan Presentasi (Penyerahan) Tuhan Kita Yesus Kristus yang jatuh pada Minggu ke-4 setelah Epifania. Kiranya ketaatan akan Kehendak Tuhan semakin nyata dalam hidup kita. Amin 

 

Minggu, 19 Januari 2025

Hidup di dalam Doa yang benar - Mazmur 20

Selamat pagi. 
Firman Tuhan untuk kita. 
Mazmur 20 : 6
Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya.
Mazmur 20 : 7
Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam nama TUHAN, Allah kita.
Mazmur 20 : 9
Ya TUHAN, berikanlah kemenangan kepada raja! Jawablah kiranya kami pada waktu kami berseru!

Saudara saudari, Satu-satunya sumber kekuatan bagi orang percaya dalam menghadapi kesulitan hidup adalah berdoa. Bahkan tokoh reformator kita Dr. Martin Luther juga pernah mengatakan bahwa menjadi orang Kristen tanpa berdoa tidak lebih menjadi seorang yang hidup tanpa bernafas. Jika dilihat dari sisi medis, orang yang sudah tidak bernafas biasanya disebut sudah meninggal. Kalau frasa "tidak bernafas" dikaitkan dengan kerohanian berarti sudah mati rohani. Atau dengan kata lain, hidupnya telah putus hubungan dengan Allah.

Daud pun mengakui bahwa doa memainkan peranan penting dalam kehidupan jasmani dan rohani seseorang. Sebab doa bukan hanya menjadi sumber nafas kehidupan, tetapi juga motor penggerak utama bagi umat Allah untuk memperoleh perlindungan dan berkat Allah. Melalui perikop ini dapat kita melihat bahwa Daud juga meyakini di dalam doa terdapat kekuatan Allah. Wujud konkret kekuatan Allah terlihat bagaimana Allah memberikan kemenangan dalam setiap masalah yang kita hadapi. Hal itu tampak saat kita berada dalam kesesakan, Allah selalu turut memberikan solusi dan meluputkan kita dari bahaya. Oleh Karena itu, Daud juga tidak pernah ragu-ragu mengajak bangsanya untuk berseru kepada Tuhan sebab Allah hanya dapat kita temui dalam doa.

Dalam mazmur yang ditulisnya ini, Daud memohon kepada Tuhan agar Tuhan membantunya berperang melawan musuh. Ia tidak semata-mata mengandalkan pasukannya atau strategi perang yang telah ia siapkan karena ia tahu Tuhanlah Sang Pemberi kemenangan. Daud belajar dari pengalaman hidupnya bahwa Tuhan adalah satu-satunya tempat perlindungan.

Oleh karena itu, melalui renungan ini, Bagaimana sikap kita sebagai orang percaya atau bagaimanakah kita menunjukkn teladan yang kuat bagi sesama kita? 
Apakah kita hanya bisa merongrong saja tanpa berbuat sesuatu, atau apakah kita berserah sepenuhnya di dalam doa?

Saudara saudari, Sebagai orang percaya, doa sudah harus melekat dalam kehidupan kita hari lepas hari, sebab doa merupakan napas kehidupan kita. Sama seperti tubuh jasmani kita yang akan mati bila berhenti bernapas, demikian pula rohani kita akan mati tanpa adanya doa. Sebab dalam doa itulah kita beroleh kekuatan dan pengharapan, karena itu tetaplah bersandar kepada Tuhan dengan hidup di dalam doa. 

Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua, amin 🙏🙏

Jumat, 17 Januari 2025

Yohanes 2 : 1 – 11 PASAHAT MA SUDE TU TUHAN JESUS KRISTUS

Johanes 2 : 1 - 11


Patujolo : Selamat hari minggu ma di hita saluhutna, Nuaeng masuk ma hita tu minggu pa II hon dung Epiphanias na marlapatan ma i Hapapatar, hata ni Debata di minggu sadari on patolhashon taringot tu Mujizat na parjolo sahali na pinatupa ni Jesus ima na masa perkawinan di kana. Molo tabereng do angka na masa di haportibion on jala tapatudos tu turpuk jamita on jot jot dope tardapot hita di na mangulahon angka si ulaonta gumodangan pingkiran nang ha adonganta na tapangasahon, jala di na tarpuruk hita olo dope sai adong na lupa pasahathon tu Jesus Kristus i. Sialani i do marhite turpuk jamita di ari sadari on di paingot jamita on do hita asa “Pasahat ma sude tu Tuhan Jesus Kristus”.

Thema : PASAHAT MA SUDE TU TUHAN JESUS KRISTUS

1.   UNANG RAGU HO DI ANGKA ULAONMU

Di hita saluhutna angka dongan sahaporseaon, molo tapatudos do tu adat habatahon hombar tu turpuk jamita saonari, ra dang adong hita na boi malua sian na nidokna Ulaon adat lumobi ma di angka naung marhasohotan (berkeluarga). Jala ulaon adat on tung godang do alai jumotjot ma di bagi gabe du horong, adong ma i ulaon las ni roha “perkawinan, tamba ni angka pasu pasu lan dohot angka na asing, songoni nang ulaon habot ni roha. Sebagai sahalak na pantun jala paradat saleleng mangolu hita di portibi on, na ingkon adopanta do i, lumobi ma hita di pulo batam on, rata rata do hampir tiap hari sabtu dang hea kosong angka na patupahon pesta paradaton di luat ta on, jala boi do dohonon alani angka ulaon adat olo do gabe tading ulaon siapari, songoni nang ulaon huria. Alai dia do na naeng siberengonta marhite turpuk jamita sadari on?

Hombar tu turpuk jamita naung ta jaha di tingki on, ro do jou jou manang na gokhon tu Jesus dohot angka si seanna. Songon hata ni angka omputta si jolo tubu mandok “gokhon si pasahaton – jou jou si adopan” tabereng di turpuk on di na ro gokhon i laos di pio Jesus do undangan i dohot angka si sean nai, marhite on boi do berengonta jala antusanta “ndang anti adat manang na angka ulaon portibi Jesus Kristus i, ai tangkas do taboto ianggo halak jahudi hampir sarupa do tu hita halak batak taringot tu godang ni angka ruhut ruhut paradaton. Di na ro Jesus mangadopi undangan i, ro do simaria ina nai paboahon tu Jesus Kristus i bahwa na hurangan Anggur nasida. Jala boi do tabereng di ayat 4 didok Jesus do tu ina nai “marahua ho tu Ahu, inang? Ndang dope ro tingki ku.

Sasintongna nian dalan na denggan do molo di pasahat si Maria tu Jesus taringot tu hahurangan i, jala memang kemungkinan besar na marpesta i pe termasuk keluarga besar ni si maria manang na Jesus i do, terbukti do i sian panghobasion ni si maria na parsidohot do ibana gabe parhobas di dapur.

Marhite turpuk jamita on ingkon antus do hita mangantusi bahwa sude angka hasintongan i hape martingki do andigan ingkon pashaton jala sadihari ingkon hatindanghonononta. Di na ro si Maria paboahon tu Jesus taringot tu na masa i, sasintongna nunga apala tangkas be di boto ibana ise do sasintongna Jesus i, ai tangkas do di hatorangan turpuk na asing marhite hite tondi pobadia do gabe gabean ibana jala Jesus ma goaron. Na marlapatan ma i, kemungkinan besar songon sahalak roha ni ina sihol do rohana asa lam tanda on ni natorop nian Jesus Kristus i, lumobi ma di angka huasona laho patupahon naso tarpikkiri hita jolma. Jala tarida do nang pe songoni alus ni Jesus ianggo si maria ndang gabe marganggu ni roha ibana, ido asa di podahon si maria tu angka parhobas i, tung dia di dok Jesus i, ulahon hamuna ma, jala marhite pos ni roha di Jesus dohot pandohan ni si maria maradophon donganna parhobas i gabe patar do tutu di patupa Jesus do sada muzijat di ulaon i, ima patupahon aek gabe anggur. Sian on tarida do marpangkorhon do pos ni roha ni si maria dohot pangoloion ni angka parhobas i di Jesus, jala on ma nean na naeng parangehononta nang di ngolunta siganup ari.

Alani di hita saluhutna amang inang dohot sude angka dongan sahaporseaon, jamita di minggu sadari on gomos manogu nogu jala paingothon hita asa jumolo ma hita marningot di Jesus i, ai pardenggan basa do Ibana jala na tuk do huasona patupahon saluhutna, asal ma tongtong olo hita ro tu ibana paboahon holosnta songon si maria, jala pos rohanta di angka na tapasahat i. Unang ganggu hita di angka ulaonta, ta ulahon ma angka ulaonta jala tainngot ma tongtong laho mangundang Jesus Kristus i.

2.   IDAONTA JALA DAIONTA MA DENGGAN BASA NI DEBATA

Amang inang, angka ise do na patut marnida jala mandai denggan basa ni Debata ?

Di naung pinatolhas ni si Maria tu Jesus Kristus i taringot tu na hurangan Anggur nasida pesta i, di podahon si maria do angka donganna parhobas i, asa manang na aha pe didok Jesus tu nasida na ingkon ulahonon nasida jala tung di oloi nasida do poda ni si maria i. Marhite haradeon ni roha dohot pangoloion ni angka parhobas i di hata ni Jesus dapotan asi ni roha do nasida Boi marnida Huaso ni Debata ima marnida huaso ni Jesus na patupahon anggur marhite sian Aek, on do sada na naeng ingkon ulahononta amang inang. Nuaeng nunga be boi hita siganup tingki manangihon suara ni Debata marhite panjahaion di hatana, marhite angka jamita. Songon dia do taringot tu pangoloion ta di soara ni Debata naung tatangihon i?.

Boi do nunga hibul rohanta mangoloi suara ni Jesus Kristus i?

Antong anggo so singkop dope pangoloionta, marhite jamita sadari on gomos ma di paingot hita asa ingkon ma nian sude hita hibul mamelehon rohanta marhite na olo hita tangi jala mangulahon hata ni Tuhanta.

      Molo marningot hita di jamita minggu parjolo dung Epiphanias, nunga di patolhas tu hita taringot tu pandidion ni Jesus Kristus, jala taruli do hita marhite hataNa na paingothon hita ai marhite pandidion ido mangomo hita di asi ni roha jala pandidion ido parhitean ni Debata manolukhon ngolu naimbaru di hita, songon di panindangionta Konfessi Augsburh Artikel IX. Jala di minggu na paduahon dung Epipanias sadari on aha do na naeng patar idaonta di turpuk jamita on sadari on?

Ia molo di bangso jahudi, naso tupa do nasida marpesta ianggo so adong Anggur, jala sada aturan do i di nasida ai ido diparade nasida tu saluhut otdangan na ro. Jala merasa terhormat do angka tamu nasida molo di jamu marhite anggur. Alani di hita pe saluhutna marhite turpuk jamita sadari on, taringot tu haporseaon – Haluaon ndang tarsirang hita sian Mudar ni Kristus Jesus naung durus di hau pinorsilang i holan humongkop hita. Marhite muzijat na parjolo ima na pinatupa ni Jesus dung melayani Ibana, muzijat nai nunga be papatarhon na toho do Jesus i anak ni Debata jala na ingkon haporseaon jala jangkononta marhite hatana nang songoni di anggur na tajalo di parpadanan nabadia i. Ai sian ido tutu dapotan asi ni roha hita.

Alani di sude ulaon ta, sotung olo be hita lupa laho mangundang Debata jala ingkon pasahatonta do sude na masa di ngolunta tu Ibana. Pos ni roha di Dbeata di sude angka holso ni rohanta tanda ni haporseaon do i. sai tongtong ma songon si maria i hita na marpos ni roha di Jesus Kristus i, jala marroha marpangoloion ma hita mangulahon angka hata ni Tuhanta, asa taida jala tadai denggan basa ni Debata. Sai sude ma hita mian di bagasan pos ni roha jala olo pasahathon nasa holso ni rohanta tu Jesus Kristus. Asa lam tarpasu pasu sude ulaonta, lumobi ma gabe tau hasangapon di Debata nasa ngolunta. Amen


KHOTBAH MINGGU II SETELAH EPIPHANIAS YOHANES 2 : 1 – 11

 

KHOTBAH MINGGU II SETELAH EPIPHANIAS

19 Januari 2024


EVANGELIUM : YOHANES 2 : 1 – 11      (Bahasa Indonesia)

Pengantar : Selamat hari minggu untuk kita semua, Sekarang kita telah masuk di minggu ke II setelah Epipihanias yang berarti Penyataan Kristus. Firman Tuhan untuk kita dalam minggu ini menyampaikan tentang Mujizat yang pertama sekali di lakukan oleh Yesus ketika menghadiri perkawinan di kana. Jikalau kita melihat apa yang telah terjadi dalam hidup kita pada saat ini, sering kita melakukan hal hal yang tidak benar yang tidak sesuai dengan perikop ini, seperti ketika melakukan pekerjaan sering kita dengan penuh keyakinan hanya mengandalkan kehendak sendiri dan apa yang kita miliki tanpa kita mengundang Tuhan, dan ketika kita terjatuh atau terpuruk masih ada kita yang lupa untuk lansung datang tepat kepada Yesus Kristus. Oleh karena itu, melalui Khotbah di minggu ini FirmanNya berkata :

                 Serahkanlah segala sesuatunya kepada Tuhan Allah

Thema : SERAHKANLAH SEGALA SESUTAUNYA KEPADA TUHAN ALLAH

1.       JANGAN BIMBANG DAN RAGU

Bapak Ibu dan saudari saudara yang di kasihi Tuhan, jikalau kita memandingkan kebiasaan orang Batak tentang Adat dengan Firman Tuhan yang telah kita baca pada saat ini, sungguh tidak ada satu orang pun dari antara kita yang lepas dari hukum adat atau melakukan adat terlebih bagi kita yang sudah berkeluarga. Dan jenis kegiatan adat ini sungguhlah begitu banyak yang mungkin dapat kita rangkumkan menjadi dua kelompok, yaitu acara suka cita, seperti perkawinan dan acara syukuran atas berkat-berkat Tuhan dan demikian jugalah dengan acara duka cita seperti kemalangan dan Jatuh sakit. Sebagai seorang yang patuh dan taat akan adat, maka setiap undangan yang datang kepada kita tentu akan kita hadiri, terlebih jikalau kita kita melihat di pulau batam ini, sepertinya sudah menjadi kebiasaan bahwa setiap hari sabtu adalah waktu pesta “tidak pernah kosong orang yang melaksanakan acara adat”. Dan hal ini sering menghadirkan kendala yang membuat kita sering terhalang dalam mengikut beberapa kegiatan seperti karena kegiatan adat sehingga ada pekerjaan yang terkendala, demikian juga dengan kegiatan kegiatan Gereja sering terhalang oleh karena mengikuti adat. Namun hal apakah yang sangat perlu kita lihat melalui khotbah hari ini?.

Melalui Evangelium yang telah kita baca hari ini, ada suatu pesta perkawinan yang akan di laksanakan KANA GALILEA dan Yesus sendiri beserta dengan murid muridNya di undang ke pesta tersebut. Seperti pepatah batak yang menyampaikan, “Gokhon do si paimaon jala jou jou si adopan” melalui perikop ini kita dapat melihat bahwa Yesus menerima undangan itu dan pergi bersama sama dengan rombongan murid-muridNya ke pesta tersebut. Hal ini dapat menunjukkan kepada kita bahwa sesungguhnya Yesus bukanlah orang yang anti dengan Adat Jahudi, sebab kita tahu jikalau orang yahudi melakukan pesta atau katakanlah adat maka tentu akan menghabiskan waktu yang cukup lama di perkirakan selama 7 hari berturut turut dalam menjamu tamunnya. Ketika Yesus menghadiri undangan itu, datanglah Maria menjumpai Yesus dan menyampaikan bahwa mereka kekurangan Anggur. Dapat kita melihat di ayat 4 bahwa Yesus sebenarnya menolak dengan perkataan “untuk apa kamu datang kepadaku Ibu? saatku belum tiba.

Sesungguhnya, ketika Maria dengan segera menyampaikannya kepada Yesus itu adalah suatu bukti bahwa Maria Percaya akan Yesus Kristus. Kemungkinan besar Maria beserta Yesus sendiri adalah bagian dari keluarga besar yang berpesta pada saat itu, hal itu terbukti bahwa Maria si ibu Yesus tersebut ikut ambil bagian menjadi pekerja di dapur atau bagian parhobas.

Oleh karen itu, melalui Evangelium hari ini, Firman ini mengajarkan agar kita harus memahami bahwa segala sesuatu tentang kebenaran sesungguhnya ada waktunya kapan akan di ungkapkan dan berapa saat harus di pendam sebelum kebenaran itu di tegakkan. Ketika maria datang menyampaikannya kepada Yesus bahwa mereka kekurangan anggur. Sesungguhnya pada saat itu Maria tentu sudah mengenal Yesus Kristus dengan benar sebab Dialah Yesus yang telah lahir dari rahimya sendiri sebagai Anak Allah yang telah di janjikan itu. Sebagai seorang ibu, tentu dia merindukan dan berharap agar setiap orang semakin mengenal Yesus lewat kuasaNya. Dan meskipun demikian jawaban Yesus ketika menjawab maria, tidaklah sedikit pun membuat hati Maria ragu tentang kuasa Yesus, hal itu terbukti bahwa Maria dengan tegas berpesan kepada pelayan pelayan lainnya agar mereka melakukan apa pun yang di perintahkan oleh Yesus. Melalui ketaatan para pelayan pelayan itu, mereka melihat dan menikmati kuasa Yesus Kristus sendiri yang mengubah air menjadi Anggur yang merupakan muzijat yang pertama sekali di lakukan oleh Yesus. Ketaatan para pelayan pelayan dan keyakinan Maria terhadap Yesus mendorong agar kita juga harus meneladani dan menjadi orang yang taat akan perintah Allah tanpa keragu raguan.

Oleh sebab itu marilah kita merenungkan dan mengingat bahwa Khotbah kita pada hari ini dengan tegas mengingatkan agar hendaklah kita terlebih dahulu mengingat dan merenungkan akan kasih setia Yesus yang tidak pernah berubah dan haruslah kita kuat di dalam Iman serta bersandar kepadaNya dalam melakukan segala kegiatan kita.

2.       AGAR ENGKAU BEROLEH MUZIJAT

Bapa Ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus siapakah sesungguhnya yang akan melihat dan menikmati karya Tuhan itu ?

Ketika Maria telah menyampaikan perihal kekurangan anggur di pesata itu kepada Yesus, Maria tetap teguh di dalam pengharapannya meskipun perkataan Yesus tidak sesuai dengan yang di harapkan oleh Maria, kita juga dapat melihat bahwa keyakinan Maria akan Yesus Kristus mendorongnya untuk mengingatkan para pelayan pelayan lainnya agar apa pun yang di perintahkan oleh Yesus harus lah mereka turuti. Oleh karena ketaatan para pelayan pelayan melakukan apa yang Yesus katakan, hal itu jugalah yang membuat mereka dapat melihat kuasa Yesus dalam mengubah Air menjadi Anggur. Ketaatan akan perintah Tuhan inilah sesungguhnya yang harus kita lakukan.

Apakah sekarang kita sudah sungguh sungguh mendengarkan suara Tuhan?

Apakah kita sudah mau memberikan hati dan melakukan segala perintahNya dengan benar ?

Jika belum, hendaklah kiranya hari ini mari kita mengambil keputusan dalam hati kita untuk taat dan setia dalam melakukan perintah Tuhan kita.

Jikalau kita mengingat di kotbah minggu pertama setelah Epiphanias minggu lalu. FirmanNya sudah menyampaikan bahwa sesunguhnnya Baptisan Yesus Kristus menyatakan kepada dunia bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Alkitab juga mengajarkan bahwa Baptisan itu menyelamatkan dan memberikan kita keampunan akan dosa serta memateraikan kita menjadi anak Allah dengan di jadikannya kita menjadi ciptaan baru lewat kuasa Roh kudus, seperti yang tecantum dalam bunyi konfesi Agustana Artikel ke IX. Dan di minggu ke dua setelah Epiphanias saat ini, apakah yang akan Tuhan Nyatakan bagi kita?

Bagi kaum Yahudi, menyediakan Anggur dalam setiap perjamuan pesta adalah suatu keharusan bagi mereka, sebab Anggur itu akan mereka hidangkan bagi seluruh tamu undangan yang hadir. Dan tentu setiap tamu mereka yang datang akan merasa terhormat jika di hidangkan anggur dengan baik ole tuan rumah. Oleh karena itu, pada saat ini sesusungguhnya melalui Firman ini, Allah juga ingin menyatakan kepada kita bahwa Setiap orang percaya tidaklah dapat terpisahkan dari Darah Kristus yang tercurah di kayu salib selagi kita masih hidup di dunia. Melalui muzijat Yesus Kristus yang pertama ini sesungguhnya juga Ia telah menyatakan diriNya bahwa Yesus adalah sungguh sungguh anak Allah yang hidup yang telah menjadi manusia demi keselamatan kita dan haruslah kita percayai sebab lewat Yesus lah kita beroleh keselamatan dan sukacita yang besar.

Oleh karena itu, bapak dan Ibu serta saudara saudari sekalian, jangan lagi mau kita melakukan kegiatan kita tanpa mengundang Yesus Kristus, mari undang Yesus dalam setiap pekerjaan kita lewat doa kita. Dan hendaklah kita juga menggantungkan hidup kita sepenuhnya kepadaNya. Percayalah kepada Yesus Kristus dan serahkanlah segala kekuatiran dan bebanmu kepadaNya. Maka Tuhan kita akan turut bekerja dan memelihara kita dalam perjalanan hidup. Kasih setiaNya akan memelihara, mengajar dan menuntun kita untuk mengenal Kuasa dan pemeliharaanya Tuhan dalam hidup kita. Amin


Sabtu, 11 Januari 2025

Baptisan yang memperdamaikan - Roma 6 : 1 - 11

Selamat pagi. 
Firman Tuhan Untuk kita. 
Roma 6 : 5
Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
Roma 6 : 10
Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.
Roma 6 : 11
Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

 *Baptisan yang memperdamaikan* - *Baptisan kudus membuat kita mati dan bangkit bersama dengan Kristus* 

Saudara saudari yang terkasih, melalui renungan harian kita hari ini, rasul Paulus kembali mengingatkan kepada setiap orang percaya bahwa sesungguhnya Baptisan itu menyelamatkan dan mengaruniakan kita kehidupan kekal, suatu alat anugerah Allah yang memperdamaikan dan mempersatukan kita kembali dengan Allah. 

Sebagaimana Paulus katakan bahwa Baptisan bukanlah hanya berbicara tentang air biasa saja, sebab air itu berkuasa menenggelamkan dosa kita dengan kuasa Firman yang tersatu dalam air kudusNya. 

Oleh karena itu, marilah kita hidup di dalam Baptisan kudus yang setiap hari menyadari akan dosa dosanya dan setiap saat juga menyesali dan memohon ampun kepada-Nya. Tidak ada dosa besar dan dosa kecil, sebab letaknya adalah PENYESALAN dan percaya akan INJIL, dan sungguh Allah mengampuni dosa dosa setiap orang yang datang dengan penuh penyesalan kepada-Nya. Ingatlah, Kristus telah mati untuk dosa dosa kita dan bangkit untuk keselamatan kita, demikianlah setiap orang yang percaya telah mati dan bangkit bersama dengan Kristus dalam Baptisan kudusNya sehingga kita menjadi manusia baru. Mari hidupi Baptisan kudusmu. 

Salam Memasuki minggu I setelah epiphanias, kiranya kasih KARUNIA Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita.

theologi Lutheran

Acara Ibadah pemuda/i lutheran minggu XX setelah Trinitatis

  ACARA IBADAH REMAJA & PEMUDA/I GKLI Sabtu, 01 November 2025 1.       Bernyanyi dari Kidung Jemaat No. 15 : 1 – 3 (...

what about theologi luther ?