Minggu, 14 September 2025

Tuhan adalah sumber pertolongan - Berpengharapan kepada Tuhan lebih baik

Selamat pagi. 
Firman Tuhan untuk kita. 
Mazmur 56 : 2 
Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang-orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan mengimpit aku!
Mazmur 56 : 4
Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu;
Mazmur 56 : 5
kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?
Mazmur 56 : 11
Kepada Allah, firman-Nya kupuji, kepada TUHAN, firman-Nya kupuji,
Mazmur 56 : 12
Nazarku kepada-Mu, ya Allah, akan kulaksanakan, dan korban syukur akan kubayar kepada-Mu.
Mazmur 56 : 14
Sebab Engkau telah meluputkan aku dari pada maut, bahkan menjaga kakiku, sehingga tidak tersandung; maka aku boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.

Saudara saudari, sungguh kepastian Alkitab mengingatkan kita, bahwa mengandalkan pertolongan manusia adalah perbuatan yang sia-sia. SEBALIKNYA MENGANDALKAN PERTOLONGAN ALLAH ADALAH TINDAKAN YANG TEPAT DAN BENAR. Pada bacaan Mazmur hari ini, dapat kita pahami bahwa kisah yang dilatarbelakangi oleh pelarian Daud ini menjelaskan bahwa seluruh pengalaman gelap yang dialami karena tekanan dan ancaman Saul telah menimbulkan rasa takut dan cemas yang bertubi-tubi dalam dirinya. Dalam ketidakberdayaan, manusia bisa saja mendapat perlakuan yang tidak manusiawi dari sesamanya. 

Permohonan "KASIHANILAH AKU, YA TUHAN!" adalah satu-satunya pilihan bagi orang beriman karena tidak ada yang lebih mengasihi kita seperti Allah. Ketika pemazmur mengadu kepada Tuhan terlihat dengan pasti bahwa Allah berada di antara orang-orang yang tertindas dan orang-orang yang menghimpit dia dengan segala keangkuhan mereka (ayat 2, 3). Pemazmur mengalami dilema jiwa yang tercetus seolah bertentangan di dalam pernyataan: aku takut...aku tidak takut (ayat 4, 5, 12). Namun pergumulan sukma ini diatasi dengan kesadaran bahwa firman Allah tidak pernah gagal. Di dalam himpitan para musuhnya Daud memohon agar murka Allah yang adil itu meruntuhkan cemooh keangkuhan serta perilaku kesombongan orang Filistin (ayat 6-8). Di dalam penantiannya akan intervensi Allah, Daud bersikap seperti merpati yang jinak. Di tengah penganiayaan Saul, ia berdiam diri dan tetap sabar. Ia percaya bahwa Allah mengenal segala jalan yang menimpa kehidupannya (ayat 9). Dan setelah pemazmur dengan leluasa menyatakan isi batinnya, kini benak Daud meluap dengan ucapan syukur karena kebaikan Tuhan. Ia mengingat akan nazarnya, bahkan lebih dari itu ia boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan (ayat 13, 14). 

Jadi sebagai orang percaya yang harus hidup damai dan mengusahakan perdamaian dengan semua orang, kita tentu tidak mengharapkan adanya musuh. Namun keberpihakan kita pada Allah bukan tidak mungkin akan memperhadapkan kita pada musuh-musuh iman kita. Bagaimanakah menghadapi hal itu? 
Melihat pengalaman Daud, kita dapat meyakini bahwa sesungguhnya Allah yang akan melawan orang-orang yang bermaksud jahat terhadap kita. Rasa takut mungkin saja akan muncul dan kemudian melahirkan rasa panik. Tetapi belajar dari Daud, kita di ingatkan agar jangan membiarkan rasa takut menguasai kita. Marilah kita memandang pada Allah yang akan melepaskan kita. Hadapilah musuh Iman dengan keyakinan bahwa Penolong kita adalah Tuhan yang memiliki kuasa di atas segala kuasa, dan musuh-musuh Iman kita tidak akan pernah berhasil melampaui kuasa Allah. 

Kiranya kasih setia Allah Bapa Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin

Tidak ada komentar:

theologi Lutheran

Acara Ibadah pemuda/i lutheran minggu XX setelah Trinitatis

  ACARA IBADAH REMAJA & PEMUDA/I GKLI Sabtu, 01 November 2025 1.       Bernyanyi dari Kidung Jemaat No. 15 : 1 – 3 (...

what about theologi luther ?