Jumat, 15 Agustus 2025

TAFSIRLAH ALKITAB DENGAN ALKITAB

Tafsirlah Alkitab dengan Alkitab


Saudara saudari, sungguh begitu banyak bagian dari Nats Alkitab yang dicintai dan hafal mati dengan begitu jelas bagaikan aliran sungai pegunungan yang dialiri oleh salju yang mencair. 

Contoh : 

1. Kejadian 1:1 "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.

2. Yohanes 3:16  "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal"

3. 1 Yohanes 4:8  "Allah adalah kasih."

Ayat ayat di atas bahkan puluhan ayat lainnya begitu jelas, sehingga kita mengajarkannya kepada anak-anak kecil. Namun, sering ayat yang lainnya tidak begitu jelas dipahami, bahkan salah dalam memahami. Beberapa diantaranya ialah hukum-hukum terperinci yang Allah berikan kepada Israel, yang membuat kita curiga bahwa Allah tidak lagi ingin kita taati, cukup hanya bagi bangsa Israel sehingga membuat yang lain tampaknya sama sekali tidak masuk akal bagi kita. Bagaimanakah kita bisa yakin akan maknanya bagi kita?

Jawabannya sebenarnya simpel : Karena Alkitab adalah firman Tuhan, maka kita dapat semakin membaca Firman-Nya yang lain untuk menjelaskan bagian-bagian tersebut. Kita akan dapat yakin akan INTERPRETASI yang kita temukan dengan cara ini, karena kata-kata yang kita gunakan adalah firman Tuhan sendiri.

Marilah kita melihat beberapa Ayat FirmanNya untuk memahami cara kerjanya. Kita tahu bahwa sebagian besar hukum nasional yang Allah berikan kepada Kerajaan Israel tidak mengikat kita, karena Rasul Paulus memberi tahu kita untuk tidak membiarkan siapa pun menghakimi kita berdasarkan hukum tersebut. (Kolose 2:16-23). Kita tahu bahwa Dua Perintah Agung mengikat kita, karena Yesus memberi tahu kita untuk menaatinya. (Lukas 10:26-28). Di bagian lain, ketika Allah memerintahkan Abraham untuk mengorbankan putranya, kita bertanya-tanya apa yang sedang dipikirkannya. Penulis Kitab Ibrani memberi tahu kita (Ibrani 11:17-19)

Jadi, ketika Anda bertanya-tanya apakah makna yang lebih dalam akan suatu ayat FirmanNya, hendaklah anda mencarinya di bagian lain Alkitab. Tuhan akan membimbing dan menguatkan kita untuk lebih banyak memahaminya ketika kita melakukan ini dengan benar. Demikianlah juga, jika anda ingin mengkotbahkan Firman Tuhan, hendaklah pelajari terlebih dahulu maksud dan Tujuan Allah atau penulis kitabnya agar khotbahmu tidak salah atau pun sesat, tetaplah kembali kepada Alkitab jangan andalkan pikiran mu dan dalam menafsirkan Firman-Nya, tetaplah belajar untuk menafsirkan FirmanNya dengan Alkitab, tapsirlah Alkitab dengan Alkitab. 


#Vdmaluther

Kamis, 14 Agustus 2025

Hidup Berkenan Kepada Tuhan - Hidup dalam kekudusan

Damai sejahtera Allah Bapa,Putera don Roh Kudus memelihara kita semua,amin °°°°


Firman Tuhan untuk kita

1 Tesalonika 4 : 1

Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi.

1 Tesalonika 4 : 2

Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus.

1 Tesalonika 4 : 3

Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,

1 Tesalonika 4 : 4

supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan,

1 Tesalonika 4 : 5

bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah,

1 Tesalonika 4 : 6

dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu.

1 Tesalonika 4 : 7

Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.


Saudara saudari, secara pasti kita harus berbicara bahwa dalam dunia yang penuh dosa dan pencobaan, hidup berkenan kepada-Nya tidaklah mudah. Namun firman Tuhan menuntun kita untuk hidup demikian, agar dapat menjadi berkat bagi sesama kita.

Ketika kita ditegur karena kekurangan kita atau kesalahan yang kita lakukan, kadang kita berdalih: "Ya, namanya juga manusia. Wajar kalau tidak sempurna." Bukannya belajar menjadi lebih baik atau berintrospeksi, kita justru mencari "perlindungan" dari kelemahan kita. Tampak bahwa kita melakukan sesuatu hanya ala kadarnya.

Demikianlah yang terjadi dalam jemaat di Tesalonika. Rasul Paulus memuji mereka dalam hal hidup berkenan kepada Allah dan kasih persaudaraan (1, 9). Namun, Paulus menambahkan supaya mereka lebih bersungguh-sungguh lagi (1, 10). Dia pun memberikan petunjuk mengenai cara hidup yang bersungguh-sungguh (2-8, 11-12).

Allah memanggil kita untuk hidup yang kudus dan bukan yang cemar (ayat 7). Menolak hidup berkenan kepada Tuhan sama saja dengan menolak Tuhan (ayat 4:8). Pada pasal-pasal sebelumnya Paulus telah memuji jemaat Tesalonika untuk kesetiaan dan ketekunan mereka menghidupi kehidupan Kristen mereka. Pada bagian ini, Paulus menasihati jemaat Tesalonika agar mereka lebih bersungguh-sungguh lagi melaksanakan hidup yang berkenan kepada Tuhan. Paulus kemudian memaparkan apa kehendak Tuhan bagi mereka: [1] "pengudusan dan menjauhi percabulan" diwujudkan dengan pernikahan yang monogamis dan terhormat (ayat 3-5); [2] memperlakukan saudaranya dengan baik dan tidak menipunya (ayat 6); [3] hidup mempraktikkan kasih (ayat 9-10); [4] hidup dengan baik, mengurus persoalan sendiri, bekerja dengan rajin (ayat 11), sehingga orang luar menilai mereka sebagai terhormat (ayat 12). 

Memang menjalani kehidupan yang berkenan kepada Tuhan pastilah bertentangan dengan hidup bebas untuk berbuat apa saja, termasuk dosa. Tidak mudah, tetapi Allah sudah memberikan Roh-Nya yang kudus kepada kita, anak-anak-Nya. Jadi tidak ada alasan untuk menyerah dan mengikut jalan dunia ini. 

Oleh karena itu, marilah kita hidup dengan sungguh-sungguh. Jangan hidup ala kadarnya karena Tuhan juga tidak ala kadarnya dalam mengasihi kita. Hendaklah hidup kita bergantung kepada Allah, mempersembahkan hidup sebagai persembahan yang kudus bagi Allah. 

Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua, Amin 🙏

Berlindung kepada Tuhan Baik dalam susah dan Senang - Mazmur 27

Shalom....
.. 
Selamat pagi amang inang. 

Firman Tuhan untuk kita.... 
Mazmur 27 : 4
Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.
Mazmur 27 : 5
Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu.
Mazmur 27 : 6
Maka sekarang tegaklah kepalaku, mengatasi musuhku sekeliling aku; dalam kemah-Nya aku mau mempersembahkan korban dengan sorak-sorai; aku mau menyanyi dan bermazmur bagi TUHAN.
Mazmur 27 : 7
Dengarlah, TUHAN, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku!
Mazmur 27 : 14
Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!


Saudara saudari, ketika kita menantikan sesuatu yang tidak pasti tentu tidaklah menyenangkan bagi kita karena membuat kita gelisah dan ragu. Bahkan hampir semua orang berkata bahwa menanti/menunggu adalah hal yang sangat melelahkan dan membosankan. Namun, melalui renungan kita hari ini, Daud justru mengajak kita untuk tetap menantikan Tuhan dengan penuh pengharapan. Situasi seperti apakah yang dihadapi Daud pada saat itu?

Melihat masa yang terjadi waktu itu, ada tiga hal yaitu :
1. Saat itu Daud dalam pelarian karena ingin dibunuh Saul, 
2. Awal perang tujuh tahun antara suku Yehuda dengan suku-suku Israel lain.
3. ketika Daud lari karena pemberontakan Absalom. 

Dari ketiga kejadian tersebut, tidak satupun peristiwa yang berlangsung sebentar. Daud harus menunggu jawaban Tuhan dalam waktu yang sekian panjang dan situasi yang mengancam, dalam kejadian tersebut Daud tidak tahu seperti apa rencana Allah, tetapi ia tetap mencari (8) dan menantikan pertolongan Tuhan (14) hingga penantianya membuat dia menikmati rencana Tuhan. Mengapakah Daud tetap menanti Tuhan?. 

Sesungguhnya hanya karna keyakinannyalah kepada Tuhanlah yang membuat Dia tetap menantikannya sebab dalam ayat 1a dia berkata bahwa Tuhan adalah sumber terang keselamatannya, dan benteng hidupnya (1b). Daud percaya bahwa selama menjalani hidup bersama dengan Tuhan, ia tetap percaya bahwa Tuhan akan melindungi dan menyertainya (4-5).

Demikianlah juga dengan kita, perjalanan hidup kita, kita tidak tau kapan susah dan kapan senang, dan tidak ada kebahagian di dunia ini yang kekal, perjalan hidup bagaikan kita berjalan naik dan turun, menanjak dan menurun. Jika kita perhatikan, kejahatan dalam dunia ini sudah semakin jahat, dan merajalela. Hal ini sering membuat kita berpikir bahwa kita selalu berada dalam ancaman hidup, atau dalam penderitaan yang tak berakhir. Dalam menjalani hidup ini ingatlah bahwa Tuhan tidak menjanjikan hidup kita akan selalu berjalan baik baik saja. Kadang hidup susah dan sedih. Meskipun kita dapat bersembunyi atau menghindar dari setiap masalah kita, sesungguhnya itu bukanlah hal yang kekal yang membuat masalah hilang, sebab masalah atau kesusahan tidak datang hanya sekali saja. Namun demikianlah masalah selalu datang silih berganti. Oleh itu, banyak orang yang berpikir bahwa satu-satunya jalan ter aman agar terhindar dari kesusahan adalah berada di dunia orang mati. Tetapi, siapakah yang ingin segera ke sana?
Tentu tidak ada. 

Oleh karena itu, pada hari Ini pemazmur kembali menawarkan kita obat yang terbaik, obat dalam menjalani penderitaan. Hendaklah dalam susah dan senang, marilah datang kepada Allah. Pemazmur, meskipun harus melewati kesusahan namun dia tetap percaya penuh kepada TUHAN dan kepercayaannya tidak pernah luntur meskipun berat tantangan yang akan dihadapi di depan matanya (3). Pemazmur tahu di mana tempat terbaik untuk bisa melihat perlindungan TUHAN dan merasa keamanan, yaitu berada dalam hadirat TUHAN (4). 

Demikianlah kita, Satu-satunya tempat teraman dalam dunia adalah hadirat Allah. Sebab Allah adalah perisai perlindungan yang dapat kita percaya. Menjalani hidup bersama dengan Allah akan membuat kita merasakan ketenangan, kenyamanan, dan kekuatan baru. Tetaplah tinggal dalam kasih setia pertolongan Allah. 

Kiranya kasih setia Allah bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita, Amin 🙏🙏

Minggu, 10 Agustus 2025

Kisah tentang Raja Hizkia merayakan Paskah

Setiap tahun, umat Yahudi merayakan Paskah. Perayaan ini mengenang saat Tuhan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir dan menuntun mereka menyeberangi Laut Merah menuju keselamatan. Perayaan ini mengingatkan kembali ketika Tuhan memerintahkan leluhur mereka untuk mengorbankan seekor domba, mengoleskan darahnya pada tiang pintu mereka, memanggang dan memakan domba itu dengan roti yang tidak beragi, lalu bersiap meninggalkan Mesir. Malam itu, Tuhan mengutus Malaikat Maut ke seluruh negeri untuk membunuh putra sulung setiap orang Mesir, dari Firaun hingga budak yang paling rendah sekalipun. Ketika malaikat itu melihat darah di tiang pintu, ia melewati rumah itu.

Ketika ayah Raja Hizkia meninggal maka ia pun menjadi raja atas Yehuda, ia memutuskan untuk memulihkan penyembahan dengan benar kepada Allah menurut tradisi leluhurnya, Daud dan Salomo. 2 Tawarikh 29 : 30. Pada masa pemerintahan Ayahnya, ayahnya tidak memperdulikan hubunganya dengan Allah, sebab ia mengabaikan penyembahan kepada Allah dan membiarkan orang-orang menyembah dewa-dewa bangsa lain. Namun pada pemerintahan Raja Hizkia, Ia memerintahkan para imam dan orang Lewi untuk melakukan ritual yang diperintahkan oleh Musa agar terleibih dahulu menguduskan diri mereka sendiri sebelum membersihkan bait suci, dan mereka harus menguduskannya menurut aturan yang ditetapkan oleh Musa, Salomo, dan Daud. Ia memerintahkan agar memberikan pengorbanan dengan skala besar untuk menebus dosa-dosa setiap orang dan memulihkannya dengan doa dan pengorbanan yang teratur. Oleh karena perintah raja Hizkia ini para imam terkejut dan tidak banyak dari mereka yang siap untuk ikut ambil bagian dalam pelaksanaanya.

Karena raja Hizkia ingin merayakan Paskah lagi, maka pada saat itu Hizkia dan rakyatnya merayakannya di akhir bulan kedua, bukan di bulan pertama (April hingga Mei). Ia mengundang semua orang di Israel, termasuk mereka yang selamat dari invasi Asyur ke kerajaan Israel utara yang telah ditaklukkan. Rakyat merayakannya dengan begitu gembira sehingga mereka memperpanjang perayaan tersebut hingga minggu kedua.

Bagi umat Kristen, Yesus adalah Anak Domba Paskah, yang darahNya menyelamatkan kita dari kematian kekal. Dalam Perjamuan Kudus, Dia memberikan tubuh-Nya dalam roti dan darah-Nya dalam anggur (Real Presence). Dan lewat perjamuan itu, kita telah beroleh  pengampunan dosa, kehidupan yang baru, dan keselamatan. Maka hendaklah kita merayakannya dengan penuh sukacita, karena Allah telah memerdekakan kita.


#VDMALUTHER

Pdt. Ardianus Situmorang S.Th

Mengenang Nabi Yesaya


Pada tanggal 6 Juli, gereja memperingati Nabi Yesaya. 
Yesaya melayani umat Allah di masa pergolakan besar. Ketika membaca kitabnya, kita melihat bahwa ia dipanggil untuk melayani sebagai nabi Tuhan pada tahun wafatnya Raja Uzia, dan ia terus melayani sebagai nabi sepanjang masa pemerintahan Hizkia . Selama periode ini, terjadi banyak pergolakan politik, dan kitab Yesaya membahas beberapa situasi tersebut secara rinci. Namun, janji Tuhan untuk menyelamatkan umat-Nya dan mengumpulkan mereka di Gunung Kudus-Nya menjadi latar belakang Yesaya melakukan apa yang dilakukan setiap nabi lainnya: 
1. Menyampaikan firman Tuhan kepada umat-Nya, bahkan kepada raja-raja pada zamannya. 
2. Mengkhotbahkan Hukum Allah.
3. Menyatakan bahwa penghakiman akan datang atas Yehuda dan kerajaan utara dalam bentuk bangsa Asiria, dan kemudian Babilonia. 
4. Mengkhotbahka - menyerukan pertobatan kepada mereka.

Diatas semuanya itu, Yesaya juga menawarkan banyak Injil dan pengampunan dari Tuhan. Kita dapat melihatnya dalam Yesaya 40. Bahkan sebelum itu, kita juga dapat membacanya seluruh kitabnya bahwa ia mengkhotbahkan Hukum dan Injil (Law and Gospel).

Dalam leksionari tiga tahun Gereja Lutheran — Sinode Missouri, kita menemukan bahwa kitab Yesaya digunakan pada 77 hari Minggu. Jumlah tersebut lebih dari 50% dari bacaan Perjanjian Lama, mengingat masa Paskah, ketika bacaan PL digantikan dengan bacaan dari Kisah Para Rasul.

Mungkin kita patut bertanya mengapa Yesaya begitu menonjol dalam leksionari. Mungkin karena Yesaya memberitakan kerajaan Kristus dengan cara yang sama seperti Injil. Beberapa orang bahkan menyebut Yesaya "Injil kelima" karena Kristus dan karya-Nya tersampaikan dengan begitu jelas. Bahkan nama "Yesaya" pun menyampaikan Kristus. Namanya berarti "Keselamatan dari YHWH". Dan tidak mengherankan bahwa dua kata favorit Yesaya untuk digunakan dalam kitab ini adalah kata kerja "Ia akan menyelamatkan" dan kata benda "keselamatan".

Nubuat-nubuat Yesaya tentang Kristus cukup jelas, dan mungkin itulah sebabnya kita sangat menyukainya. Yesaya juga dikutip beberapa kali dalam Injil, dan Yesaya 52 dan 53 disorot dalam Kisah Para Rasul sebagai teks yang mengubah sida-sida Etiopia tersebut.

Maka kita dalam setiap Ibadah di Gereja hendaklah kita  bersyukur kepada pekerjaan yang Tuhan lakukan melalui Nabi-Nya Yesaya, saat kita mengenang dan mengenang bagaimana Yesaya berbuat untuk Tuhan, mampukah kita memberitakan Hukum dan firmanNya dengan benar ?.
Ye, sebagai penganut Lutheran itunadalah keharusan.


Thanks
#vdmaluther

raja yosia

Kita sebenarnya tahu banyak tentang Yehezkiel karena ia bercerita banyak tentang dirinya sendiri. Ia adalah

putra seorang imam di Yerusalem. Karena hubungan tersebut, ia mungkin memiliki pengetahuan yang luas tentang Bait Suci. Ia menikah dan tinggal di Tel-Abib dekat Kanal Kebar, di mana ia memiliki rumahnya sendiri . Ia memperhatikan firman Tuhan , bahwa pembuangan itu tidak akan berlangsung singkat.

Yehuda menghadapi kekalahan terburuknya. Rakyat direnggut dari rumah mereka dan diasingkan. Dan kita tahu mengapa ini terjadi. Allah membiarkan hal itu terjadi karena dosa mereka yang nyata terhadap-Nya, terutama karena mereka menyembah allah-allah lain.

Terima kasih telah membaca Apa Artinya Ini? ! Berlangganan gratis untuk menerima postingan baru dan mendukung karya saya.

Inilah pesan Yehezkiel: Yehuda sudah siap menerima penghakiman Tuhan. Salah satu penglihatan yang ia lihat adalah Roh Tuhan meninggalkan bait suci . Ini mungkin terjadi atau tidak dalam "kehidupan nyata", tetapi yang jelas dalam penglihatan itu adalah bahwa kehadiran Tuhan yang penuh kasih karunia sedang meninggalkan penduduk Yerusalem. Penduduk akan menyadari bahwa seorang nabi ada di antara mereka. Dan ini kemudian dikenal sebagai penggenapan nubuat-nubuat Yehezkiel. Masyarakat yang diasingkan menyadari dosa mereka dan membutuhkan pengampunan.

Dan Tuhan, melalui Yehezkiel, menunjukkan belas kasihan kepada umat-Nya. Penglihatan Yehezkiel tentang Kemuliaan Tuhan di awal kitab ini menunjukkan sebuah takhta dengan roda-roda di dalam roda-rodanya, yang menyiratkan bahwa Tuhan itu mudah berpindah. Meskipun kehadiran Tuhan yang penuh kasih karunia tidak terlihat oleh Yehuda untuk sementara waktu, itu tidak berarti bahwa Tuhan jauh dari mereka. Hukum Taurat sedang bekerja, membawa mereka kepada pertobatan, mempersiapkan mereka untuk Injil.

Apa yang kita lihat dalam Yehezkiel adalah harapan yang dijanjikan yang ditemukan dalam Yesus, Sang Gembala Baik yang akan datang dan mencari yang terhilang . Ia akan membalut yang terluka dan menguatkan yang lemah. Ia akan menjadi pribadi yang akan menggembalakan domba-domba di padang rumput yang baik.

Yehezkiel, seorang nabi dari masa pembuangan, memberikan penghiburan dan harapan kepada orang-orang yang kehilangan harapan. Melalui Yehezkiel, Tuhan menjanjikan penghiburan dan kedamaian di masa depan, kedamaian yang akan terwujud sepenuhnya dalam Tuhan-Manusia, Yesus Kristus.

zakharia

Nabi Zakharia mungkin tidak setenar Yesaya atau Yeremia, tetapi para penulis Injil di Perjanjian Baru sering menyinggung Zakharia. Bahkan, para ahli berpendapat bahwa Zakharia, setelah Mazmur dan Yesaya, adalah kitab kedua yang paling banyak disinggung dalam Perjanjian Lama.

Pelayanan Zakharia adalah pewartaan penuh semangat tentang kedatangan Mesias, meskipun Anda mungkin tidak menangkap semua gambaran yang Zakharia gunakan untuk berbicara tentang Dia dan kedatangan-Nya. Mari kita mulai dari awal dan telusuri kitab ini, serta mengenali beberapa gambaran yang mewartakan karya Yesus.

Terima kasih telah membaca Apa Artinya Ini? ! Berlangganan gratis untuk menerima postingan baru dan mendukung karya saya.

 Berlangganan
Nama Zakharia sendiri mengandung makna yang sangat penting: YHWH (TUHAN) Mengingat. Zakharia memulai kitabnya dengan menceritakan kapan Firman TUHAN datang kepadanya. Peristiwa itu terjadi pada zaman Raja Darius, setelah Koresh menyerukan agar orang Yahudi kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali Bait Suci (Ezra 1:2, 2 Tawarikh 36:22-23). Ezra menceritakan bahwa Yosua, Imam Besar, dan Zerubabel, gubernur yang ditunjuk (dan keturunan Daud), mengawasi pembangunan kembali mezbah (Ezra 3). Namun, tampaknya pada masa pelayanan Zakharia, pembangunan kembali Bait Suci belum selesai.

Tuhan Allah memanggil dua orang untuk menjadi juru bicara-Nya pada masa itu: Hagai dan Zakharia. Keduanya berbicara tentang pembangunan kembali Bait Suci. Kitab Zakharia dimulai dengan pengakuan umat Israel bahwa mereka telah jatuh ke dalam godaan dan dosa yang sama seperti yang dilakukan nenek moyang mereka. Zakharia mengingat kembali kata-kata di 2 Raja-raja 17:13 dan menasihati umat yang tersisa untuk berbeda dari nenek moyang mereka dan mempercayai Firman yang disampaikan di hadapan mereka.

Zakharia melayani Tuhan ketika sebagian besar Perjanjian Lama sudah ditulis, artinya ia memiliki banyak kitab (kecuali Maleakhi, yang mengikuti pelayanannya). Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menyoroti kapan Zakharia menyinggung atau mengutip bagian lain dari Perjanjian Lama. Saya juga akan menyebutkan kapan para penulis Perjanjian Baru mendalami kitab Zakharia.

theologi Lutheran

Acara Ibadah pemuda/i lutheran minggu XX setelah Trinitatis

  ACARA IBADAH REMAJA & PEMUDA/I GKLI Sabtu, 01 November 2025 1.       Bernyanyi dari Kidung Jemaat No. 15 : 1 – 3 (...

what about theologi luther ?