Selamat hari minggu....
Firman Allah untuk kita.
Yakobus 2 : 5
Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?
Yakobus 2 : 8
Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik.
Yakobus 2 : 10
Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.
Saudara saudari, dalam hidup ini, sering kita menjumpai jika ada Orang yang terpelajar, terhormat, dan terkenal senantiasa mendapatkan perhatian dan kehormatan yang lebih dibandingkan orang-orang yang tidak memiliki apa apa. Bahkan sikap membedakan ini pun tidak jarang dijumpai di tengah tengah Gereja, sering terjadi lebih banyak memberikan kesempatan dan penghormatan bagi yang kaya dan meremehkan, membatasi, bahkan menghalangi yang kekurangan untuk mengekpresikan dirinya. Bagaimana kita meresponi hal ini sebagai orang percaya ?
Saudara saudari, melalui bagian ini Yakobus memperingatkan dengan tegas agar setiap pembaca tidak menilai orang berdasarkan penampilan fisik dan derajat sosial. Sikap ini jelas bertentangan dengan pernyataan Iman yang benar, sebab Allah tidak membedakan siapa pun lewat apa yang kita miliki namun yang pasti Allah melihat hati dan bukan penampilan lahiriah. Dan jika pembedaan ini terjadi, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun di tengah tengah Gereja, itu berarti kita sedang menempatkan diri lebih tinggi dan menduduki posisi hakim yang tidak adil bagi sesama kita (4), serta melanggar hukum kasih (9). Siapakah kita sehingga berhak menentukan kepada siapa hormat dinyatakan atau kepada siapa ketidakhormatan dinyatakan (2-3)?
Realita kehidupan berbicara bahwa seringkali orang miskin lebih terbuka bagi Injil daripada orang kaya, karena banyak orang kaya lebih mengandalkan hidupnya pada kekayaan yang dimilikinya daripada kepada Tuhan (5). Namun tidak berarti bahwa orang kaya sulit menerima Injil, karena status sosial tidak menjadi penentu di hadapan Allah. Bersikap antipati dan mencurigai orang kaya juga tidak dapat dibenarkan. Jadi sesungguhnya surat ini ditulis dengan tujuan agar Kristen kembali kepada hukum kasih, yang kaya atau yang miskin hendaklah tidak ada perbedaan dan harus hidup saling mengasihi seperti mengasihi dirinya sendiri. Karena hukum kasih tercermin dalam setiap hukum yang diberikan Tuhan kepada umat- Nya. Tidak ada ukuran apa pun yang dapat menggeser hukum kasih.
Oleh karena itu tempatkanlah harta pada porsi yang benar, sehingga tidak mempengaruhi kita dalam bersikap kepada orang lain. Kemudian taatilah hukum kasih dalam seluruh sikap dan perbuatan, sehingga tidak membuat Anda membedakan siapa pun yang Anda temui. Inilah hidup iman kristen yang sejati yang memuliakan Tuhan dan membangun relasi kasih dengan sesama. Tetaplah hidup dalam kasih yang seutuhnya, sebagaimana Kristus mengasihi kita tanpa melihat perbedaan, demikianlah kita hidup saling mengasihi tanpa perbedaan dan batasan.
Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh kudus memelihara dan menolong kita semua.
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar