Firman Tuhan Untuk kita.
Yakobus 1 : 2
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
Yakobus 1 : 3
sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
Yakobus 1 : 4
Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
Yakobus 1 : 5
Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.
Yakobus 1 : 6
Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
Saudara saudari, Mengapakah orang benar harus menderita?
Dalam Bacan perikop hari ini Yakobus tidak memberikan jawaban untuk pertanyaan itu. Ia hanya menegaskan fakta bahwa Gereja memang sedang menderita bagaikan dua belas suku yang dalam perantauan. Orang percaya menderita karena masih berada di dunia dan belum tiba di kediaman kekal. Maka Yakobus mendorong orang beriman agar memanfaatkan pencobaan untuk bertumbuh ke arah Tuhan, berdoa untuk mendapat hikmat, dan agar dalam pergumulan hidup yang berat justru Iman semakin kuat dan tahan uji.
Dalam situasi yang sedang tidak baik atau sedang dalam pencobaan, setiap orang beriman haruslah mengandalkan Iman dan Hikmat yang dari Allah. Dalam perspektif Alkitab, Hikmat adalah kesalehan yang terjadi apabila seseorang dekat dengan Allah. Menghadapi situasi yang menghasilkan kematangan Iman, orang beriman harus dapat membedakan kehendak Tuhan dan kehendak dunia, dan haruslah memohon kekuatan dari Tuhan untuk dapat menyelesaikannya dengan tetap taat kepada kehendak Tuhan. Hiduplah di dalam Iman yang benar, dan berdoalah memohon hikmat, sebab doa yang benar adalah doa yang sepenuhnya mempercayakan diri kepada Allah yang berkuasa dan berhikmat.
Setiap orang percaya pasti akan mengalami proses pergumulan dari dukacita menjadi sukacita. Setiap orang yang bergantung pada Allah tentu akan memiliki tujuan yang mulia dan Allah akan memberi kekuatan untuk menghadapi segala pencobaan. Itulah sebabnya kata ‘Berbahagia’ yang dipakai Yakobus bukan berdasarkan dukungan secara material tetapi kekayaan rohani, sehingga mampu menempatkan pencobaan sebagai batu uji iman (2-3). Pengenalan seseorang akan Allah tentu akan menolong dia dan menyikapi pencobaan dengan hikmat.
Lalu Bagaimanakah dengan seseorang yang tidak memiliki hikmat?
Dalam renungan harian kita hari ini, Yakobus pun membahasnya (5-8). Orang yang kekurangan hikmat hendaknya datang kepada sumber hikmat, Allah sendiri, maka Allah sumber hikmat akan mendatangkan hikmat bagi kita, sebagaimana peng Amsal katakan "takut akan Tuhan mendatangkan hikmat".
Sadarilah bahwa, Pencobaan tidak kenal status sosial, baik orang kaya ataupun orang miskin, orang kuat maupun orang lemah. Dan pencobaan selalu silih berganti datang dalam hidup kita. Karena itu, agar kita dapat tetap tenang dan nyaman dalam menjalani hidup, tetaplah bergantung kepada Allah, dan selesaikanlah segala pergumulan hidup, tantangan hidup dengan pengharapan penuh di dalam Iman. Dan pergunakanlah hikmat yang dari Allah, sebab Hikmat Allah akan memampukan kita dalam menghadapi segala pencobaan yang mendorong kepada pengharapan penuh di dalam Iman.
Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Itulah yang memelihara dan menolong kita hari ini. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar