Selamat pagi.
Firman Allah untuk kita.
Kisah Para Rasul 4 : 14
Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan itu berdiri di samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya.
Kisah Para Rasul 4 : 16
dan berkata: "Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mujizat yang menyolok dan kita tidak dapat menyangkalnya.
Kisah Para Rasul 4 : 17
Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapapun dalam nama itu."
Kisah Para Rasul 4 : 19
Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.
Kisah Para Rasul 4 : 21
Mereka semakin keras mengancam rasul-rasul itu, tetapi akhirnya melepaskan mereka juga, sebab sidang tidak melihat jalan untuk menghukum mereka karena takut akan orang banyak yang memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah terjadi.
Saudara saudari yang terkasih, dengan mata, manusia dapat melihat segala sesuatu. Namun mata rohani yang tertutup dosa sulit melihat kebenaran. Dalam kondisi demikian, orang jadi lebih suka menolak dan menindas kebenaran.
Inilah yang terjadi pada pemimpin agama Yahudi. Mereka mengalami kebutaan rohani sehingga mata hati mereka begitu gelap hingga tak bisa melihat karya Allah yang sedang bekerja di tengah-tengah mereka. Mereka tidak melihat dan bahkan menolak fakta kebenaran dan kuasa murid-murid Yesus dalam bersaksi, karena mereka hanya orang biasa dan tidak terpelajar (13). Para pemimpin agama Yahudi juga menolak fakta yang tidak terbantahkan dan yang jelas terbentang di depan mereka, yaitu bahwa orang yang lumpuh sejak lahir itu telah sembuh total secara ajaib. Padahal semua fakta itu menunjukkan bahwa Yesus hidup dan saat itu bekerja melalui Roh Kudus-Nya.
Kebencian terhadap Yesus, kekerasan hati, dan kebutaan mata rohani menghalangi mereka untuk melihat kebenaran yang telah terjadi itu. Akibatnya, mereka hanya bisa terheran-heran akan kuasa dan keberanian Petrus dan Yohanes dalam melakukan mukjizat. Bukannya menerima kebenaran, mereka malah memberikan intimidasi agar kebenaran tentang Yesus tidak tersebar semakin luas (17) dan ini adalah kebencian yang memunculkan rasa tidak percaya akan kuasa Allah. Mereka Menghadapi intimidasi Mahkamah Agama, tetapi Petrus dan Yohanes tetap memilih untuk menaati Allah, apa pun risikonya. Karna tidak mungkin bagi mereka untuk tidak bersaksi tentang apa yang mereka telah lihat dan dengar mengenai Tuhan Yesus, sebab hanya Allah lah yang mampu menyelamatkan orang yang percaya kepada-Nya dengan penuh Anugerah kasih setia_Nya.
Memilih untuk menaati Allah di tengah lingkungan yang tidak mengenal Kristus atau minoritas seperti kita saat ini tidaklah mudah. Bisa jadi malah mengundang risiko bahkan kebencian bagi orang lain. Namun ingatlah, kita harus tetap teguh pada Iman yang benar, karena hidup kita sudah ditebus dan harganya telah lunas dibayar oleh curahan darah Yesus Kristus di kayu salib. Karena itu kita sudah menjadi milik Kristus sepenuhnya. Maka seharusnyalah tak ada kompromi dan tak ada pemikiran untuk meninggalkan Kristus. Meski harus di benci, di siksa ataupun nyawa menjadi resikonya, tetaplah Kristus yang harus kita pilih, bukan yang lain. Sebab Yesus Kristuslah kemenangan kita. Raja di atas segala Raja.
Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak da Roh Kudus memelihara kita semua.
Amin 🙏🙏
Tidak ada komentar:
Posting Komentar