Firman Tuhan untuk kita.
Ibrani 4 : 11
Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.
Ibrani 4 : 12
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Ibrani 4 : 13
Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Ibrani 4 : 14
Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
Ibrani 4 : 15
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Ibrani 4 : 16
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Saudara saudari, dalam catatan sejarah di dalam Alkitab, Sejarah perjalanan bangsa Israel memberitahukan bahwa sungguh begitu banyak orang Israel yang tidak boleh masuk ke Tanah Perjanjian. Mereka gagal karena tidak percaya kepada Allah yang telah terbukti mencurahkan kasih karunia-Nya. Kekerasan hati bangsa Israel yang terus-menerus menolak Tuhan menyebabkan mereka binasa di padang gurun.
Dalam perikop renungan harian Luther kita hari ini, Penulis Ibrani mengingatkan kita agar kita tetap bertahan supaya pada akhir hidup kita, jangan kita ditolak oleh Tuhan. Tanah Perjanjian bukanlah perhentian terakhir bagi umat Tuhan (ayat 8) namun penulis Ibrani memakainya sebagai lambang perhentian kekal bagi semua umat manusia. Oleh karena itu, dalam kitab ini Paulus menyampaikan bahwa yang paling TERPENTING adalah beroleh kasih karunia masuk ke dalam perhentian kekal (surga) yang telah disediakan Allah bagi kita (ayat 9-11). Rasul Paulus juga menyampaikan bahwa dunia yang diciptakan selama enam hari melambangkan kehidupan kita di dalam dunia yang sementara ini, dimana selama enam hari kita berjuang di dalam Iman dan hari terakhir adalah hari peristirahatan kita, Hari peristirahatan ini sesungguhnya mengingatkan kita akan surga, bahwa pada akhirnya kita akan beristirahat dalam berjuang atau bekerja dalam hidup kita, kita akan memasuki peristirahatan yang kekal yaitu surga yang di dalamnya hidup kita hanya lah memuji muji dan memuliakan nama-Nya yang kudus.
Saudara saudari perlu kita tau dan mengingat akan diri kita bahwa sesungguhnya, justru karna ketidaktaatan akan rencana Allahlah yang membuat bangsa Israel tidak memasuki tanah perjanjian itu. Hal ini mengingatkan kita bahwa jika kita juga tidak setia dalam perjuangan hidup kita maka kebinasaan yang lebih mengerikan akan terjadi pada akhir hidup kita, yaitu siksaan kekal atau neraka.
HAri ini Firman Allah tidak saja berisi undangan yang lembut, tetapi FirmanNya juga menjadi senjata yang mematikan (ayat 12-13). Karena itu, firmnNya mengingatkan kita agar marilah berespons benar terhadap undangan Injil dari Roh Allah (ayat 7). Kita perlu menyadari bahwa menunda-nunda keputusan untuk mengikut Yesus, atau mengurangi ketaatan kita kepada Yesus bisa berarti menutup kesempatan untuk beroleh hidup kekal dari Dia.
Oleh karena itu, supaya kita sampai kepada peristirahatan yang kekal(sorga), tetaplah setia dalam perjuangan Iman, tetaplah kuat di dalam Iman dan jalanilah hidup bersama dengan Tuhan. Dan berbahagialah karna pada akhirnya kita akan masuk ke dalam peristirahatan kekal yaitu Surga.
Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudua memelihara kita semua. Amin..
Salam minggu ⛪⛪⛪
Tidak ada komentar:
Posting Komentar