Kamis, 14 November 2024

Menjadi Hamba yang Taat dan berguna - Yesaya 50 : 4 - 8

Shalommm. 
Firman Tuhan untuk kita. 
Yesaya 50 : 4
Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.
Yesaya 50 : 5
Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.
Yesaya 50 : 6
Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.
Yesaya 50 : 7
Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Yesaya 50 : 8
Dia yang menyatakan aku benar telah dekat. Siapakah yang berani berbantah dengan aku? Marilah kita tampil bersama-sama! Siapakah lawanku berperkara? Biarlah ia mendekat kepadaku!


Saudara saudari, Menjadi seorang hamba Allah berarti bersedia memberi diri secara total untuk diperbarui senantiasa oleh Allah, dan bersedia menghadapi tantangan. Kese-diaan memberi diri secara total dan bersedia menghadapi tantangan adalah kunci KEABSAHAN pelayanan seorang hamba sebagai "mulut" Allah. Hamba Allah tidak berhak menyuarakan suara lain, selain suara Allah sendiri. Bila tidak, ia bukan lagi hamba Allah sejati, tetapi hamba palsu. 

Kita sering mendengar ungkapan seperti ini: Tuhan menciptakan kita dengan dua telinga, dua mata, tetapi satu mulut. Maka, lebih baik banyak mendengar dan melihat, dan sedikit berbicara asal dengan perkataan yang tenang dan tujuan yang pasti.
 Setuju? Atau, ungkapan "No Action, Talk Only" (bicara saja, tak ada tindakan).

Sesungguhnya, melalui renungan harian ini kita dapat melihat bahwa Allah telah berencana untuk mempersiapkan Sang Hamba agar dapat menjalankan tugas Mesianik-Nya. Ia belajar "mendengar seperti seorang murid" (4b). Yaitu mendengar pengajaran sang Guru. Juga mendengarkan yang didengar sang Guru, termasuk di keluh kesah umat yang menderita oleh belenggu dosa. Tujuan mendengar ialah agar dapat berkata-kata yang benar, menghibur dan membangun semangat mereka yang membutuhkannya (4a).

Pada bagian bacaan kita hari ini juga, kita disuguhi teguran Allah kepada Israel yang tidak mau kembali dan taat kepada-Nya (ayat 1-3) dan perjuangan serta ketaatan si hamba Allah dalam menjalankan panggilan Tuhan (ayat 4-11). Allah menegur Israel yang mengeluh dan mempersalahkan Allah atas penderitaan mereka di pembuangan. Hukuman Allah atas mereka terjadi karena mereka tidak mau taat kepada-Nya sebagai hamba Allah yang diutus untuk melaksanakan kehendak-Nya. Mereka adalah hamba Allah yang gagal. 

Oleh karena itu, firman ini juga mengingatkan kita agar memahami bahwa Kata-kata Sang Hamba juga harus menegaskan dan menggarisbawahi kata-kata Tuhan yang mau mengampuni dan menyelamatkan. Itu yang Tuhan harapkan dari setiap Hamba-Nya. Sebab itu setiap pagi Tuhan membukakan dan menajamkan pendengaran-Nya. Segenap kehidupan Sang Hamba juga haruslah diserahkan untuk meneruskan firman Tuhan yang Ia dengar. Berserah berarti juga tetap taat dan setia meskipun orang lain menolak akan pemberitaan-Nya (ayat 6). Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Tuhan sendiri akan menjadi pembela Sang Hamba. Jangan biarkan "lidah" kita menjadi "lidah yang tak bertulang", yang tidak bisa kita kontrol. Sebaliknya berusahalah dengan segenap kekuatan untuk menjadikan lidah kita sebagai "lidah seorang murid". Artinya lidah seorang yang sudah diajar, yaitu yang dapat dikendalikan sehingga bermanfaat. Banyak pelayan Tuhan yang kegunaannya menjadi sangat berkurang karena lidah yang tidak dikekang. Entah karena kata-kata yang sembarangan atau kuasa rohani yang bocor melalui percakapan yang sembrono (Pkh. 5:2). Mungkin juga karena kata-kata digunakan bukan untuk memberitakan kebenaran melainkan untuk menyenangkan pendengaran orang lain. 

Salah satu ukuran kedewasaan atau kematangan rohani seseorang dapat di lihat dari apa yang dikeluarkan dari mulutnya. Murid Tuhan yang dewasa pastilah berkata-kata sekualitas kata-kata Tuhannya. 
Oleh itu, marilah menjaga kualitas kita lewat berkata kata dan perkatalanlah yang benar. 

Kiranya kasih setia Allah Bapa, anak dan roh kudus memelihara dan menolong kita. Amin 🙏

Tidak ada komentar:

theologi Lutheran

Allah menantikan Pertobatan kita - Mazmur 51

Selamat pagi.  Firman Tuhan untuk kita.   Mazmur 51 : 2 Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari d...

what about theologi luther ?