Selasa, 11 Februari 2025

Belajar merenungkan hidup dan menyadari bahwa semua adalah Anugerah

Selamat pagi 
 Firman Tuhan untuk kita
Mazmur 40 : 5
Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada TUHAN, yang tidak berpaling kepada orang-orang yang angkuh, atau kepada orang-orang yang telah menyimpang kepada kebohongan!
Mazmur 40 : 13
Berkenanlah kiranya Engkau, ya TUHAN, untuk melepaskan aku; TUHAN, segeralah menolong aku!

Saudara saudari, dalam Mazmur bacaan kita hari ini, pemazmur melukiskan pengalaman hidupnya ketika ia jatuh ke dalam jerat dosa, dan menanti-nantikan pertolongan Tuhan. 
Bagi pemazmur dosa seumpama lumpur hidup yang menghisap orang yang jatuh ke dalamnya untuk mati terbenam hidup-hidup. Semakin keras orang itu meronta berusaha melepaskan diri, semakin ia akan tersedot oleh lumpur itu. Hanya jika ada pertolongan dari luar sajalah, orang itu dapat diselamatkan. Inilah penantian yang sekaligus menunjukkan bahwa usaha manusia jelas tak mampu menyelesaikan masalah dosa. Dalam keadaan inilah pemazmur menanti-nantikan Tuhan yang telah mengubah hidupnya pada masa lampau (2-4) sebab di masa lampau masalahnya memang besar, tetapi kuasa Tuhan jauh lebih besar lagi. Hal itu terlihat dari penggunaan kata "banyak" untuk perbuatan Tuhan, dan dari tiadanya perbandingan yang dapat digunakan untuk kebesaran Tuhan. Ia percaya, Allah yang membalikkan keadaannya pada masa lampau dan akan mengubah keadaannya sekarang maupun pada masa yang akan datang.

Melalui Mazmur ini, Daud mengajak kita untuk sejenak melihat ke belakang. Ia berseru agar kita menghitung berkat Tuhan. Kita juga harus mengingat pengalaman masa kesusahan dan merenungkan bagaimana cara Tuhan menolong dan memberkati kita. Sungguh karya-Nya tidak akan terhitung jumlahnya dalam hidup kita. Inilah yang menguatkan kita, bahwa sekalipun masa sulit melanda, tetapi kita harus tetap dapat bersyukur dan memuji Dia.

Pemazmur menyadari bahwa anugerah yang ia telah alami tidak serta merta membuat ia kebal dari kesalahan (13). Ia sadar ia tidak boleh sombong melainkan harus terus rendah hati. Setiap orang yang hidup dalam kesombongan akan membuat ia lupa bahwa ia bisa berdiri teguh karena pertolongan Tuhan semata. Ia sadar musuh mengintai untuk menjatuhkan dirinya. Begitu ia lupa anugerah, berarti ia keluar dari lingkup pemeliharaan Tuhan, musuh akan segera menyerbu. Maka dengan terus bergantung kepada anugerah, musuh tidak akan mendapat kesempatan menjatuhkan kita(15-16).

Oleh karena itu, sekarang marilah kita hidup bersandar pada anugerah Allah. Jangan biarkan Iblis menipu kita dengan memberikan rasa percaya diri berlebihan bahwa saya mampu hidup suci, tahan godaan karena saya kuat. Seperti nasihat Tuhan kepada Paulus, "cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna" (2Kor. 12:9). Kita membutuhkanbTuhan, dan kasih setiaNya tidak terukur untuk kita, tetaplah hidup dalam rasa Syukur.... 


Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏🙏🙏

Tidak ada komentar:

theologi Lutheran

Allah menantikan Pertobatan kita - Mazmur 51

Selamat pagi.  Firman Tuhan untuk kita.   Mazmur 51 : 2 Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari d...

what about theologi luther ?