Minggu, 13 April 2025

Mazmur 90 : 1 - 11 "Ajarlah kami Menghitung hari hari sedemikian"

Selamat pagi


Firman Tuhan untuk kita
Mazmur 90 : 1
Doa Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun.
 Mazmur 90 : 2
Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.
 Mazmur 90 : 3
Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia!"
 Mazmur 90 : 8
Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu.
 Mazmur 90 : 12
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

Saudara saudari, suatu kepastian bahwa Orang yang semakin akrab berjalan dengan Allah akan semakin cinta dan takjub kepada-Nya. Dan pengalaman berjalan bersama Allah yang telah bertahun-tahun akan menghasilkan mutiara Iman yang sangat berharga bagi generasi berikutnya. Itulah arti hidup manusia dalam kefanaannya.

Dalam bacaan mazmur kita hari ini, Musa melukiskan perjalanan imannya dengan Allah. Baginya, Allah bukan hanya konsep abstrak, sebab ia merasakan bahwa Allah sungguh sangat dekat sebab Musa mengenal-Nya dengan benar dan ia bergaul karib dengan Allah setiap waktu. Setiap orang tentu akan takjub bila mendengarkan pengalaman Musa membawa keluar bangsa Israel di bawah pimpinan Allah. Dan pada akhirnya semua orang yang percaya akan kehadiran Allah akan berkesimpulan yang sama yaitu : "kalau bukan karena kemahakuasaan Allah", perbudakan takkan pernah lepas dari hidup bangsa Israel dari generasi ke generasi; kalau bukan karena Allah, bangsa Israel akan dihancurmusnahkan oleh tentara Firaun yang kejam, yang terlatih dan tangkas; dan kalau bukan karena pemeliharaan Allah, bangsa Israel takkan lepas dari bahaya kelaparan dan kehausan; serta kalau bukan karena kedaulatan Allah, takkan mampu Musa menyanyikan pengalamannya yang maha besar itu seperti dalam bacaan hari ini. 

Saudara saudari, dalam mazmur ini pemazmur juga mengingatkan agar menghitung hari. Hal ini bukan agar hari-hari kita segera lewat, tetapi supaya seseorang memiliki hati yang bijaksana (ayat 12). 

Mengapakah pemazmur meminta agar Allah mengajar dia untuk menghitung hari?
Sebab dalam bagian *PERTAMA* , pemazmur mengakui bahwa Allah adalah pribadi yang menjadi rumah kediaman setiap orang percaya (ayat 1-2). Pemazmur melihat bahwa keamanan dirinya bukan karena memiliki suatu tempat, tetapi karena memiliki hubungan yang intim dengan Allah.  
 *Kedua* , pemazmur merenungkan mengenai kesementaraan hidup manusia. Ia memakai ungkapan "debu" dan "rumput" untuk menggambarkan hubungan yang sebenarnya, antara Sang Pencipta yang begitu perkasa dengan diri manusia yang begitu lemah (ayat 3-6). 
Dan perenungannya ini juga sesungguhnya berbicara mengenai kesalahan yang dilakukan oleh manusia di hadapan Allah (ayat 7-11).

Oleh karena itu, marilah kita meminta kepada Allah agar  diberikan kesadaran akan kesementaraan hidup di dunia ini, sehingga kita tidak selalu di kuasai oleh hati dan pikiran yang selalu haus akan harta dunia, melainkan hendaklah kita memiliki hati yang berhikmat dan hidup yang bermakna. "Hikmat" tidak berarti sekadar kecerdasan di dalam menjalani kehidupan, tetapi lebih mengacu pada *takut akan Allah dan pengakuan atas kendali-Nya di dalam kehidupan* . 
Tentu dengan mengakui dan mengenal kehendak Allah dalam kehidupan, maka kita akan menjadikan hidup yang singkat ini penuh dengan arti. 

Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏.

Tidak ada komentar:

theologi Lutheran

Biarlah Semua Makhluk memuji Tuhan

SELAMAT PAGI Firman Tuhan untuk kita.  Mazmur 148 : 1 Haleluya! Pujilah TUHAN di sorga, pujilah Dia di tempat tinggi! Mazmur 148...

what about theologi luther ?