Rabu, 31 Juli 2024

Jangan menjadi hakim atas makanan - NAMARGOTA-PARSOLAM Roma 14 : 13 - 23

Selamat pagi. 

Firman Allah Untuk kita.

Roma 14 : 13
Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!
Roma 14 : 15
Sebab jika engkau menyakiti hati saudaramu oleh karena sesuatu yang engkau makan, maka engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. Janganlah engkau membinasakan saudaramu oleh karena makananmu, karena Kristus telah mati untuk dia.
Roma 14 : 17
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Roma 14 : 19
Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.
Roma 14 : 20
Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung!

Saudara saudari, menjadi batu sandungan bagi sesama jelas adalah merupakan hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh orang percaya. Mengapa? Karena akan menghalangi orang untuk datang kepada Kristus.

Dalam perikop sebelumnya Paulus mengingatkan pihak yang "kuat" dan yang "lemah" dalam jemaat untuk saling menerima dan tidak saling menghakimi. Dalam perikop ini, Paulus memberikan satu prinsip khususnya bagi pihak yang "kuat" agar tidak menjadi batu sandungan bagi pihak yang "lemah" dalam Iman(13, 21). Dalam hal makanan, Paulus menegaskan bahwa tidak ada makanan yang najis sebab Allah menciptakan segala sesuatunya dengan penuh kuasa-Nya(14, 20), maka pihak yang "kuat" Dalam Iman tidak perlu lagi merasa terikat oleh hukum tentang makanan haram atau najis (siallang namargota atau parsolam). Namun bisa saja kebebasan memakan segala sesuatu menjadi batu sandungan bagi jemaat yang masih mengharamkan makanan tertentu. Maka dalam hal ini Paulus mengingatkan bahwa kebebasan untuk melakukan segala sesuatu kiranya tidak menyebabkan lemahnya Iman saudara yang lain. Sebab jika ini yang terjadi itu berarti kita merusak pekerjaan Allah yang telah di bangun. 

Saudara saudari, Kebebasan harus dipraktikkan dalam KASIH kepada sesama orang percaya. Kebebasan harus ditundukkan pada prinsip damai sejahtera dan tujuan untuk saling membangun. Namun ingatlah suatu kebebasan untuk memakan segala sesuatu yang menjadi batu sandungan bagi orang lain maka itu berarti mengingkari esensi Kerajaan Allah, yaitu kebenaran akan ciptaanNya, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus (17). Yesus Kristus sudah membayar kita dengan harga yang begitu mahal, yaitu dengan mati bagi kita yang lemah Iman. Bagaimana mungkin pihak yang "kuat" tidak rela mengalah kepada yang lemah dalam hal-hal yang remeh supaya tidak menjadi batu sandungan?

Perlu kita tahu bahwa sangat banyak hal hal yang harus orang Kristen lakukan, tetapi bukan berarti semuanya perlu dilakukan, khususnya supaya tidak menjadi batu sandungan bagi yang lemah Iman. Prinsip kasih dan saling membangun harus mengendalikan kebebasan kita dalam melakukan segala sesuatu. Apa artinya kita menang perdebatan tentang boleh makan semua makanan, tetapi kehilangan orang yang tidak setuju dengan hal itu? 
Kiranya hal ini menjadi pertimbangan kita sebab jika engkau menyakiti hati saudaramu oleh karena sesuatu yang engkau makan, maka engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. Janganlah engkau membinasakan saudaramu oleh karena makananmu, karena Kristus telah mati untuk dia. Jikalau dengan apa yang kita makan, saudara seiman kita menjadi tersakiti hatinya, maka kita tidak lagi bertindak berdasarkan kasih. Kalau Kristus sudah mati untuk seseorang, janganlah membiarkan orang itu dirusak oleh apa yang Saudara makan, sebab makanan bukanlah sesuatu hal yang penting untuk sorga. 

Dalam Hal Kerajaan Allah, apa yang boleh dimakan atau diminum tidak lagi menjadi hal yang terpenting. Yang penting ialah setiap orang menuruti kehendak Allah, hidup dalam ketenangan hati, dan menerima sukacita yang diberikan oleh Roh Kudus (17). Oleh karena itu, segala pertentangan kepercayaan atau ajaran tentang larangan memakan dan meminum apa yang Tuhan ciptakan jangan jadikan itu menjadi pembatas persahabatan kita dengan sesama. Allah menciptakan segala sesuatu nya dengan baik, dan yang Allah ciptakan tidak ada yang najis, hanya hati orang yang tidak menghargai ciptaan Allah lah yang najis. Karna itu sekarang yang terpenting mengenai kerajaan Sorga adalah menjaga hati bukan menjaga mulut untuk hal makanan dan minuman. 
Oleh itu, jagalah hatimu dan jangan menjadi Hakim atas ciptaan Allah. Jika engkau adalah kelompok pemakan segala sesuatu (namargota) maka jangan menjadi hakim atas yang tidak memakan, terimalah dengan penuh ucapan syukur, dan jikalau engkau tidak pemakan segala (parsolam) hal itu baik jikalau untuk kesehatan, tetapi ingatlah jangan mengharamkan apa yang Tuhan ciptakan, dan jangan menjadikan  Hakim untuk melarang orang memakan apa yang Tuhan ciptakan. Jadilah sebagai orang yang Kuat di dalam Iman, sebab yang terpenting dalam Hal kerajaan Sorga bukanlah tentang hal makanan (namargota/naso marmudar). Terimalah dengan penuh ucapan syukur, dan lebih baik menjaga kenajisan yang masuk ke dalam hati dari pada menjaga apa yang masuk ke dalam perut sebab itu lari nya akan tetap ke jamban, namun Hati yang terjaga dengan segala kewaspadaan akan menuju kekekalan, dan itu adalah bukti nyata ciptaan Allah yang sesungguhnya. 

Kiranya kasih setia Allah, memelihara dan menolong kita semua. 
Amin 🙏🙏🙏🙏

Tidak ada komentar:

theologi Lutheran

Hidup di dalam Doa yang benar - Mazmur 20

Selamat pagi.  Firman Tuhan untuk kita.  Mazmur 20 : 6 Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diura...

what about theologi luther ?