Selasa, 03 September 2024

Pertobatan Harus menunjuk kepada perobahan hidup - Kisah Para Rasul 8 : 14 - 28

Selamat pagi. 


Firman Allah Untuk kita. 
Kisah Para Rasul 8 : 22
Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini;
Kisah Para Rasul 8 : 23
sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan."
Kisah Para Rasul 8 : 24
Jawab Simon: "Hendaklah kamu berdoa untuk aku kepada Tuhan, supaya kepadaku jangan kiranya terjadi segala apa yang telah kamu katakan itu."
Kisah Para Rasul 8 : 25
Setelah keduanya bersaksi dan memberitakan firman Tuhan, kembalilah mereka ke Yerusalem dan dalam perjalanannya itu mereka memberitakan Injil dalam banyak kampung di Samaria.

Saudara saudari, Kitab Kisah Para Rasul dapat pula kita sebut Kisah Karya Roh Kudus sebab pemeran utama kisah dalam kitab ini sebenarnya adalah Roh Kudus, bukan para rasul. Roh Kudus memakai para rasul untuk melaksanakan pekerjaan-Nya dan bukan sebaliknya. Para rasul tidak memakai Roh Kudus untuk mencapai tujuannya. Sangat disayangkan karena Simon, salah seorang petobat baru di Samaria, tidak memahami hal ini. Ia mengira, ia bisa membeli karunia Roh Kudus agar ia pun dapat melakukan mukjizat seperti para rasul. Dalam hal ini Simon sangat keliru dan tidak memahami tentang kuasa Allah. Walaupun Simon telah bertobat dan mengikut Filipus dalam pelayanannya, ia masih membawa manusia lamanya. Alkitab mencatat bahwa sebelum pertobatannya, Simon adalah seseorang yang merasa diri "SANGAT PENTING" (Kis. 8:9). Bahkan orang lain pun memandangnya dengan takjub dan memanggilnya, "Kuasa Besar" (Kis. 8:10), berhubung kekuatan sihir yang dimilikinya. Dengan kata lain, sebelum bertobat, Simon terbiasa menjadi pusat perhatian dan kekaguman orang di sekelilingnya. Sudah tentu setelah bertobat, Simon tidak lagi bisa dan tidak boleh bergaul dengan kuasa gelap dan itu berarti tamatlah riwayat sihirnya. Sekarang Simon tidak lagi "berkuasa" dan rupanya di sinilah letak persoalannya. Ia tidak terbiasa menjadi orang biasa dan tetap rindu menjadi orang besar sampai-sampai ia berani membayar para rasul untuk memberinya kuasa Roh Kudus. Namun Syukurlah, ia masih mau mendengar teguran Petrus yang keras itu. Sehingga dia sadar bahwa kuasa Allah ataupun Anugerah Allah sungguh tidak dapat di beli. 

Dalam perjalanan hidup kita, dari titik PERTOBATAN sampai berjumpa kembali dengan Kristus kelak, ini merupakan sebuah proses pengudusan yang panjang. Tuhan akan terus membentuk kita agar makin serupa dengan-Nya. Karena itu tetaplah bersabar dan berjuang di dalam proses terlebih paling utama tetaplah hidup di dalam Pertobatan setiap hari yang tetap teguh di dalam Firman-Nya yang Kudus. Dan jangan takut Allah selalu setia memelihara kita dalam Proses ini. 


Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus menolong dan memelihara hati kita semua. Amin

Tidak ada komentar:

theologi Lutheran

Biarlah Semua Makhluk memuji Tuhan

SELAMAT PAGI Firman Tuhan untuk kita.  Mazmur 148 : 1 Haleluya! Pujilah TUHAN di sorga, pujilah Dia di tempat tinggi! Mazmur 148...

what about theologi luther ?