Apakah yang dimaksudkan dengan Iman?
Iman adalah salah satu "kata gereja" yang diketahui dan digunakan semua orang, tetapi sulit dijelaskan. Kita menggunakannya untuk mengartikan segala hal mulai dari keluarga jemaat, hingga sistem hal-hal yang diyakini orang, untuk percaya kepada Tuhan, hingga menerima sesuatu sebagai kebenaran, tetapi tidak dapat dibuktikan.
Bahasa Ibrani menggunakan berbagai bentuk kata (אמן _aman _teguh, dapat dipercaya, aman). Kata "amin" berasal dari kata yang sama. Artinya seperti: "Saya percaya itu. Saya setuju. Itu benar".
Bahasa Yunani menggunakan satu kata untuk iman dan kepercayaan. (πιστεύω-pisteoo, percaya, πίστις-pistis-Iman). Ketika Perjanjian Baru menggunakan kata itu, ia menggunakannya untuk apa yang kita percayai dan kepercayaan kita kepada Tuhan untuk menepati janji-janji-Nya untuk menyelamatkan kita.
Banyak orang Kristen memiliki pandangan yang berbeda tentang Iman atau Percaya. Mereka mengira iman berarti menerima hal-hal yang tidak dapat dibuktikan sebagai kebenaran dan fakta, seperti "Yesus adalah Tuhan", "Tuhan akan membangkitkan kita dari antara orang mati pada hari terakhir," dan ajaran-ajaran lain dalam Kitab Suci. Mereka mungkin memahami bagian-bagian seperti yang di nyatakan dalam Ibrani 11 yang berarti ini. (Misalnya, ayat 1: "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.") Yang tidak mereka pahami adalah bahwa sebagian besar pasal tersebut membahas tentang apa yang dilakukan orang-orang kudus di Perjanjian Lama karena mereka percaya kepada Tuhan dan janji-janji-Nya. Yakobus, saudara Yesus, menunjukkan betapa kelirunya pandangan tentang iman ini ketika ia menulis: "Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah, maka engkau berbuat baik. Tetapi setan-setan pun percaya dan gemetar!" ( Yakobus 2:19 )
Dalam pandangan yang bersumber dari Alkitab, Iman adalah percaya. Iman adalah karunia Allah, hasil pekerjaan Roh Kudus yang dihasilkan di dalam hati setiap orang, yang menghidupkan dan memandu semua kemampuan kita menuju satu tujuan. Iman akan ada pada kita jika Tuhan memberikannya dan Iman akan bertumbuh lewat hubungan yang tidak terputus dengan Allah, lewat pemohonan dalam doa akan membuat iman kita semakin bertumbuh dan kokoh. Dalam. Hal ini, Iman juga akan diperkuat dengan selalu mengingat janji-janji Kristus yang berulangkali diucapkan bahwa setiap doa-doa yang kita sampaikan kepada Bapa, dalam nama-Nya, pasti akan dijawab kalau kita memintanya dengan iman, dan percaya sewaktu kita memintanya Matius 7:7; Lukas 11:9; Yohanes 14:13, 15, 16; Yakobus 4:2; I Yohanes 3:22, 5:14; Lukas 11:10. Oleh itu, Alkitab lewat Rasul Paulus mendefinisikan bahwa Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat" (Ibr. 11:1).Iman akan menuntun kita mempercayai akan sebuah kepastian, keberadaan dan kebenaran dari sesuatu yang tidak ada di depan kita, atau tidak tampak bagi indera manusia, contohnya seperti melihat Yesus. Rasul Paulus menyatakan "sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat" (II Kor. 5:7). Yesus sendiri berfirman (Yoh. 20:29), "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya". Dengan demikian, sementara mempercayai apa yang kita lihat dan pahami akan mendatangkan manfaat, percaya pada apa yang tidak terlihat dan hanya dipahami secara samar-samar mendatangkan manfaat yang lebih besar. Ada banyak hal di alam semesta ini yang kita percayai, tanpa harus kita pahami sepenuhnya; kita percaya karena kita mendapatkan buktinya dari orang lain, meskipun bukan dari panca indera kita sendiri.
Iman yang begitu saja percaya pada apa yang bisa ia lihat, pahami, jelaskan dan tunjukkan sama sekali bukan iman. Sebab Firman-Nya berkata "Tidak seorang pun melihat Allah", akan tetapi semua orang percaya kepada Allah. Hal-hal dalam dunia rohani tidak dapat ditunjukkan melalui perantara-perantara materiil, melainkan hanya bisa melalui perantara-perantara rohani. Menggunakan iman akan meningkatkan kerohanian kita, memampukan kita untuk memahami berbagai hal. Paulus mengatakan bagi orang Yunani terpelajar yang skeptis Injil adalah "kebodohan".
Ketika Alkitab berbicara tentang iman kepada Tuhan (Iman yang Menyelamatkan, Iman yang Membenarkan), itu berarti kepercayaan kepada Tuhan untuk menepati janji-janji-Nya, terutama janji-Nya untuk menyelamatkan kita. Kepercayaan ini bukanlah sesuatu yang kita ciptakan melalui hal-hal yang kita lakukan. Itu tercipta di dalam kita ketika Roh Kudus datang kepada kita melalui Injil, Baptisan, atau Perjamuan Kudus. ( Roma 1:17 , Yohanes 20:30-31 , Efesus 1:13 , Roma 1:16-17 ) Iman kita melekat pada Yesus, percaya bahwa penderitaan dan kematian-Nya di kayu salib berkuasa mengampuni dosa-dosa kita dan memberi kita hidup yang kekal. Iman ini menanggapi Kasih Karunia yang diberikan kepada kita dalam Firman Tuhan dan Sakramen-sakramen. Itu berterima kasih kepada Tuhan atas belas kasihan-Nya, memuji Dia dan memberi kita keinginan untuk melayani Tuhan dan sesama kita.
Dr. Martin Luther dalam gerakan Reformasinya, menekankan bahwa kita di benarkan hanya oleh karena Iman di hadapan Allah. Dan itulah yang disebut dengan sola Fide "hanya iman". Ini adalah doktrin teologis dari Dr. Martin Luther yang mengajarkan bahwa pembenaran di hadapan Allah terjadi semata-mata hanya melalui iman kepada Yesus Kristus, dan bukan melalui perbuatan baik atau usaha manusia.
#vdmaluther
Tidak ada komentar:
Posting Komentar