Senin, 18 Agustus 2025

HIDUP DI DALAM PERTOBATAN YANG SEJATI

Selamat pagi
Firman Tuhan untuk kita. 
Matius 18 : 7
Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.
Matius 18 : 8
Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal.
Matius 18 : 9
Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua.
Matius 18 : 10
Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.
Matius 18 : 11
(Karena Anak Manusia datang untuk menyelamatkan yang hilang.)"

Saudara saudari, salah satu tujuan utama kedatangan Yesus Kristus ke dunia adalah untuk mencari dan mengumpulkan milikNya yang terhilang. Sejak kejatuhan Adam dan hawa ke dalam dosa manusia menjadi terpisah dengan Allah, manusia tidak dapat mencari dan menemukan Allah sebab manusia lama itu telah di butakan dan selalu di perhamba oleh iblis. Dalam FirmanNya pada ayat yang ke 11 "anak manusia datang untuk menyelamatkan yang hilang" Anak manusia artinya Yesus sendiri yang datang ke dunia untuk mencari dan menemukan serta membayar lunas hutang dosa itu lewat diriNya yang mati tersalib dan bangkit untuk membawa yang di kumpulkanNya menjadi pemenang atas maut. 

Oleh karena itu, melalui renungan hari ini, patutlah kita bersyukur karna Allah telah menemukan kita kembali, maka setiap orang yang telah menjadi milikNya harus serius menaati segala perintah Allah, hidup kudus dan menjauhi segala dosa "bertobat".

Dalam hal pertobatan, Yesus tidak kehabisan cara untuk mengajar para murid-Nya bahkan dengan tegas Yesus mencontohkannya seperti anak kecil. Yesus memakai anak-anak sebagai contoh dari karakteristik orang yang dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga, bahkan menjadi yang terbesar di dalam-Nya (3-4). Maka langkah pertama adalah bertobat, lalu dalam tiap tiap hari harus merendahkan diri atau menghidupi pertobatan, seperti layaknya seorang anak kecil yang akan selalu haus akan susu yang murni. Pertobatan adalah salah satu pekerjaan Allah lewat Roh kudusnya "Lihat arti Pengakuan Iman bagian 3" Dan hanya orang yang bertobatlah masuk kedalam hidup kekal. Sebab, tempat itu adalah tempat yang kudus sehingga hanya orang-orang yang telah menyesali dosanya dan berbalik kepada Allah sajalah yang akan masuk. 

Sungguh, Yesus juga telah menunjukkan cinta kasih-Nya yang besar kepada anak-anak yang percaya kepada-Nya. Kita tahu bahwa anak kecil dengan karakternya yang polos akan sangat mudah disesatkan oleh dunia yang penuh penyesatan. Karena itu, Yesus memberi peringatan yang sangat keras akan hal ini (6-7). Agar para muridNya dan termasuk kita tidak menjadi penyesat dan tersesat kembali. 

Pertobatan sejati harus mematikan segala bentuk tingkah laku jasmani yang najis, sebab dalam Kerajaan Sorga tidak berlaku standar dunia tentang kesempurnaan fisik sebagai keindahan atau kelayakan. Oleh karena itu Yesus juga telah memperingatkan para murid-Nya, bila ada anggota tubuh yang menyebabkannya berdosa, ia harus memenggal anggota tubuh tersebut, sehingga tidak menghalangi pertobatannya. Dapat dikatakan bahwa sia-sia memuaskan diri dengan segala keinginan dunia bila pada akhirnya kita tidak mendapatkan kebahagiaan sejati dalam Kerajaan Sorga. Keinginan duniawi akan membawa kita kepada kebinasaan (ayat 8). Maka, janganlah kita terhitung sebagai penyesat karena tidak rela menanggalkan segala keinginan yang membawa kita kepada kebinasaan. 

Tetaplah hidup dalam pertobatan sebab Allah menginginkan setiap orang percaya harus mampu memelihara kualitas iman dan kehidupan yang kudus dalam seluruh aspek hidupnya. Allah memanggil kita untuk hidup dalam pertobatan setiap hari sebab setiap orang rentan terhadap dosa tiap hari. 
Marilah kita jangan menyia-nyiakan keselamatan yang telah dikerjakan dan diberikan Yesus Kristus, tetaplah pegang dengan hidup di dalam tuntunan Roh KudusNya. 

Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏🙏🙏

Minggu, 17 Agustus 2025

KEBAHAGIAAN YANG SEJATI - sudahkah anda menemukannya ?

SHALOM...... 

Firman Tuhan untuk kita. 
Mazmur 32 : 1
Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!
Mazmur 32 : 2
Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!
Mazmur 32 : 3
Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari;
Mazmur 32 : 5
Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHANd pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela
Mazmur 32 : 6
Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak melandanya.

Saudara saudari, orang bijak mengatakan bahwa Kebahagiaan itu adalah Pilihan. Setiap manusia di sepanjang zaman berusaha dengan segala daya upaya untuk mendapatkan kebahagiaan hidup.
kebahagiaan bukanlah hal yang sulit digapai oleh manusia, sebab lewat perikop ini dapat kita ketahui bahwa Daud sudah membuktikannya. Ia menemukan kebahagiaan bukan hanya di dalam kekayaan, kedudukan, dan kekuasaan yang ia miliki namun *Ia memilih untuk bertobat dan mohon ampun dari Allah maka ia menemukan kebahagiaan* (1-2, 5). Orang yang menyadari dosanya namun tidak bertobat tidak akan mengalami kedamaian hati namun justru tekanan (3- 4). Daud juga memilih untuk menggantungkan hidupnya kepada Allah (7). Walaupun tekanan dan kesulitan tetap melandanya, ia tidak sendiri sebab Allahlah tempat perlindungannya (6). Yang terakhir ia memilih untuk menaati perintah Allah (8) Pilihannya yang terakhir adalah sangat tepat sebab orang fasik akan mengalami derita bukan selalu hanya secara fisik, namun yang pasti secara hati dan jiwa sebab hanya orang yang sudah dipulihkanlaj hubungannya dengan Allah yang akan merasakan damai sejahtera yang sesungguhnya (10). Jadi, Kebahagiaan yang diajarkan oleh Daud adalah kebahagiaan yang sejati sebab kebahagiaan yang dimaksudkannya tidak tergantung dari situasi dan kondisi dirinya, tetapi atas penyertaan Allah karna kebergantungan kita kepadaNya. 

Sebagai orang orang yang berharap kepada Allah, kita harus mengakui dan menyadari bahwa Allah kita adalah Allah yang mengampuni segala pelanggaran yang diperbuat oleh mat-Nya. Natur-Nya sebagai Allah sang Maha Pengampun telah dinyatakan dari sejarah para nabi sampai kepada pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib, jadi tidak ada lagi keragu raguan kita akan pengampunan dan keselamatan kita. 

Sebagai umat Allah, marilah kita tetap bersyukur atas pengampunan yang telah dianugerahkan-Nya bagi kita. Kita yang memiliki keterbatasan dan bergumul dalam dosa, tidak bebas dari pelanggaran dan kesalahan. Jika Tuhan memperhitungkan setiap dosa dan kesalahan kita, maka kita tidak akan pernah luput dari penghakiman-Nya. Seperti Daud, kita harus datang dengan kerendahan hati untuk mengakui dosa-dosa yang kita perbuat. Sebab tidak ada yang tersembunyi bagi Dia. Pengampunan dan keselamatan yang dari Tuhan adalah kebahagiaan yang sejati, dan itulah kebahagiaan yang jauh melampaui segala harta di bumi, marilah tetap berpengharapan kepada Allah sang penolong kita. 

Kiranya kasih setia Allah Bapa, anak dan Roh kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏🙏🙏

Sabtu, 16 Agustus 2025

EVANGELIUM MINGGU IX SETELAH TRINITATIS Evangelium : LUKAS 12 : 49 – 56

EVANGELIUM MINGGU IX SETELAH TRINITATIS


LUKAS 12 : 49 – 56

Thema : ALLAH MAHA KASIH DAN ADIL 

1. YESUS KRISTUS DATANG UNTUK MENGUMPULKAN YANG TERPISAH

    ** Apakah yang dimaksud dengan mengumpulkan?

Bagi orang Yahudi pada masa itu mereka memahami bahwa ketika Mesias datang maka Ia akan menghakimi bangsa-bangsa atas kejahatan mereka dan sebaliknya Mesias akan memberkati ataupun mengumpulkan umat-Nya yang percaya. Maka, hal inilah kemungkinan besar yang menjadi maksud dari perkataan Yesus (49). Di dalam Alkitab api bisa melambangkan Roh Kudus yang membawa semangat yang menyala-nyala dalam hati setiap orang percaya, dan Api juga melambangkan siksaan kekal, bahkan api juga bisa melambangkan kuasa Allah untuk memurnikan umat-Nya, memisahkan yang benar dan tidak. Dalam bacaan perikop ini, kelihatannya arti inilah yang dipakai oleh Yesus dalam pemberitaan-Nya kepada orang-orang pada saat itu. Hal ini senada dengan apa yang Yohanes Pembaptis katakan tentang Yesus di bagian awal Injil Lukas “Ia akan membaptis kamu dengan api, alat penampi sudah di tangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya, debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan” (Lukas 3:16-17). Jadi, Api pemisahan itu datang untuk memurnikan siapakah milik Allah siapa yang bukan milik Allah. Dalam kalangan kita pada saat ini, Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa saat kedatangan Kristus yang pertama Ia telah mengumpulkan kita dan memberi kita jaminan hidup kekal lewat kematianNya (Yohanes 3:16), baptisan kudusNya telah memateraikan kita dan menyucikan kita atas dosa kita, sebagaimana Kristus mati demikianlah dosa kita (Adam lama) ikut mati bersama dengan Kristus, dan saat kebangkitanNya kita ikut bersama Dia bangkit dengan mengenakan Kristus yang menang dalam diri kita, bangkit sebagai ciptaan yang baru (Kolose 2:12)  dan pada saat kedatanganNya yang kedua maka ia akan memisahkan siapakah milikNya dan siapa yang tidak, kekuasaan itu ada padaNya, jadi siapa yang telah menjadi milikNya akan di bawa tinggal bersama denganNya dan yang tidak milikNya akan di lemparkan ke dalam api kebinasaan.

Dalam ayat yang ke 50 dapat kita lihat bahwa penghakiman harus terjadi, dan sebelum penghakiman itu terjadi Yesus Kristus sendiri telah terlebih dahulu menanggung penderitaan itu lewat kematianNya di kayu salib (Markus 10:38). KematianNya membuat hukuman dosa atas pelanggaran seorang terselesaikan oleh pengorbanan Yesus Kristus (Roma 5:12-21). Baptisan yang di terima oleh Yesus Kristus adalah bukti awal penggenapanNya akan keselamatan manusia, serta menjadi suatu tanda solidaritas Yesus dengan orang orang berdosa sebagai bukti bahwa Ia adalah manusia sejati, sungguh Yesus di baptis bukanlah karna dosa atau pelanggaranNya. Tetapi, Baptisan itu telah menjadi jalan bagi Yesus untuk menanggung hukuman dosa umat manusia, termasuk orang Yahudi. Secara pribadi tentu saja Yesus merasa susah(50), namun tanpa kerelaan-Nya mati di kayu salib, keselamatan tidak dapat dialami oleh umat manusia. Kedatangan Kristus sebagai mesias memberikan hidup yang baru bagi kita, meskipun hal itu melahirkan pertentangan dan pemisah antara yang sepengakuan kepada Kristus dan tidak (51-53). 

Setiap orang yang percaya dan memelihara karya keselamatan Yesus, tidak akan dihakimi karena Kristus sudah mati bagi mereka. Namun bagi mereka yang tidak percaya dan menolak karya tersebut, akan binasa dalam dosa-dosanya. Dalam dunia nyata perpecahan dan pertentangan ini akan terus menerus terjadi hingga Kristus mengakhiri dunia ini. Kini, pertentangan itu telah terjadi di tengah tengah keluarga Kristen, sebab hubungan antara ayah dan anak akan terpisah, kakak dan adik akan terpisah bahkan terputus total karna tidak sepengakuan kepada Kristus, hal ini memang menyedihkan, namun itulah sebuah fakta. Jikalau kita belajar dari kitab perjanjian lama, pengaruh Iman yang membuat perpecahan dalam keluarga itu rupanya diambil dari pemberitaan nabi Mikha mengenai kemunduran akhlak rakyat pada masa kerajaan Yehuda (Mikha. 7:6). Akibat pemurnian tersebut akan terjadi pemisahan antara orang percaya dengan orang yang menolak untuk percaya. Yesus menguraikan pemisahan itu dengan ilustrasi perpecahan di antara keluarga (ayat 52-53). Bukankah hal itu sudah terjadi ketika anggota keluarga yang bertobat harus dikucilkan dan bahkan dibunuh oleh anggota keluarga yang tidak percaya?.

  ** Bagaimanakah Kristus mengumpulkan kita ?

Berbicara tentang kasih karunia, sesungguhnya Yesus datang untuk menyelamatkan manusia dari keterpisahannya dengan Allah, di balik karya Kasih karunia-Nya la juga akan datang kembali untuk menyatakan penghukuman bagi mereka yang menolak kasih karuniaNya. Dalam masa di dunia ini, sesungguhnya Baptisan yang di berikan oleh Kristus menjadi suatu pemisah dan pengumpul bagi setiap orang, kita tahu bahwa dosa Adam lama di wariskan kepada setiap orang dan membuat kita berada di luar Kristus atau terpisah hal itulah sebabnya setiap orang harus di Baptis, termasuk bayi. Baptisan kudusNya telah menjadi alat Kristus untuk mengumpulkan dan memateraikan kita menjadi milik Kristus (di persatukan kembali kepada Kristus) dan bagi orang yang tidak menerima baptisan kudusNya akan tetap berada dalam keterpisahan, berada di luar kumpulan orang percaya dan berada di luar kasih karunia.

Dalam hal Baptisan, kita tahu bahwa Yesus sendiri juga telah melalui baptisan itu (Lukas 12:50). Yesus menerima baptisan itu bukan karena Ia berdosa, tetapi justru untuk membuktikan bahwa Dia berasal dari Allah dan diutus Allah untuk menjadi agen pemurnian tersebut. Yesus telah melakukan berbagai hal dalam pelayanan-Nya, seperti mukjizat, pengajaran, terlebih Ia telah mati dan bangkit untuk kita, semuanya itu di lakukanNya hanyalah untuk mengembalikan Citra Allah itu dalam diri kita, proses pengumpulan dan pemurnianNya telah terjadi dalam 3 hari. Kristus telah menang dan mengambil kita kembali dari lautan kematian kekal, apakah kita percaya dan menyadari itu?. Ya Demikianlah Kristus berkarya untuk kita, semua itu kita peroleh tanpa sedikit pun usaha kita, hanya Kristus sendiri. 

Namun, ingatlah meskipun hal itu telah Kristus lakukan, tetapi akan tetap ada saja orang-orang yang tidak menyukai-Nya bahkan tidak percaya dan menyangkal kematian dan kebangkitanNya. Hal itu pun terjadi di dalam keluarga, ada anggota keluarga yang menolak dan ada yang menerima. Sehingga pertentangan terhadap keputusan untuk mengikut Yesus tidak dapat terselesaikan dengan baik (52-53). Di dalam dunia ini, pertentangan itu akan tetap terjadi hingga  Kristus datang. Kita akan terus menerus melihat adanya konflik horizontal antara umat Kristen dengan mereka yang non-Kristen, seperti yang terjadi dalam akhir akhir ini, penggusuran rumah ibadah, pelarangan berdoa di rumah rumah dan termasuk penganiayaan penganiayaan terhadap orang orang Kristen dan Ironisnya, konflik yang serupa juga akan terjadi dalam internal tubuh Kristus sendiri, yaitu sesama orang percaya yang masih mau di pakai iblis sehingga kerap menimbulkan perselisihan dan perpecahan dalam hubungan antara jemaat bahkan pengerja gereja.


2.    TETAPLAH SETIA DALAM BAPTISAN KUDUSNYA SAMPAI KRISTUS DATANG

Melalui Firman ini, kita di ajak untuk tetap teguh berpengharapan hsnyan kepada Yesus dan firman-Nya saja. Firman dalam Baptisan KudusNya telah memateraikan kita dan menjamin keselamatan kita, maka hendaklah dalam setiap saat kita harus menghidupinya, dalam artian tiap tiap saat kita harus bersyukur atas Anugerah Allah yang di berikan kepada kita lewat kematian dan kebangkitanNya, mengakui dan menyadari perbuatan kita yang tidak benar, memberikan Roh kudusNya mengarahkan kita kepada pertobatan tiap tiap saat. 

Setiap orang percaya yang di perhadapkan dengan pertentangan karna mengikut kristus harus berbeda cara dalam menghadapinya. Bagi orang percaya, pertentangan itu justru harus kita pandang sebagai suatu kesempatan untuk memberitakan karya keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus. Dalam hal pemberitaan kabar keselamatan, orang-orang terdekat kita adalah "target" yang sangat efektif. Siapakah mereka? Mereka adalah orang tua, saudara, anak, rekan sejawat, dan tetangga. Caranya ialah dengan menunjukkan cara hidup ber_Iman. Inilah salah satu cara memberitakan Kristus sang juruselamt kita kepada dunia.

Dalam menuju kepada penghakimanNya (58). Sebagai orang yang telah menerima materai dari Kristus sendiri lewat baptisan KudusNya, hendaklah hidup itu menjadi kesempatan bagi kita untuk membayar hutang syukur kita kepada Allah (59), yaitu menyampaikan dan menghidupi kebenaran kebenaran Kristus dalam hidup kita setiap hari. Membayar hutang itu tidak cukup hanya dari pemberitaan namun dalam tiap tiap hari juga kita harus mencicilnya lewat perbuatan perbutan kita yang terus menerus bercermin kepada Kristus itu sendiri.

Tetaplah berpegang teguh pada firman-Nya dan terus-menerus menunjukkan kualitas cara hidup beriman kita kepada orang lain.               Amin .


Ef. 3:14-21; Mzm. 33:1-2,4-5,11-12,18-19; Luk. 12:49-53

#vdmaluther

Jumat, 15 Agustus 2025

TAFSIRLAH ALKITAB DENGAN ALKITAB

Tafsirlah Alkitab dengan Alkitab


Saudara saudari, sungguh begitu banyak bagian dari Nats Alkitab yang dicintai dan hafal mati dengan begitu jelas bagaikan aliran sungai pegunungan yang dialiri oleh salju yang mencair. 

Contoh : 

1. Kejadian 1:1 "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.

2. Yohanes 3:16  "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal"

3. 1 Yohanes 4:8  "Allah adalah kasih."

Ayat ayat di atas bahkan puluhan ayat lainnya begitu jelas, sehingga kita mengajarkannya kepada anak-anak kecil. Namun, sering ayat yang lainnya tidak begitu jelas dipahami, bahkan salah dalam memahami. Beberapa diantaranya ialah hukum-hukum terperinci yang Allah berikan kepada Israel, yang membuat kita curiga bahwa Allah tidak lagi ingin kita taati, cukup hanya bagi bangsa Israel sehingga membuat yang lain tampaknya sama sekali tidak masuk akal bagi kita. Bagaimanakah kita bisa yakin akan maknanya bagi kita?

Jawabannya sebenarnya simpel : Karena Alkitab adalah firman Tuhan, maka kita dapat semakin membaca Firman-Nya yang lain untuk menjelaskan bagian-bagian tersebut. Kita akan dapat yakin akan INTERPRETASI yang kita temukan dengan cara ini, karena kata-kata yang kita gunakan adalah firman Tuhan sendiri.

Marilah kita melihat beberapa Ayat FirmanNya untuk memahami cara kerjanya. Kita tahu bahwa sebagian besar hukum nasional yang Allah berikan kepada Kerajaan Israel tidak mengikat kita, karena Rasul Paulus memberi tahu kita untuk tidak membiarkan siapa pun menghakimi kita berdasarkan hukum tersebut. (Kolose 2:16-23). Kita tahu bahwa Dua Perintah Agung mengikat kita, karena Yesus memberi tahu kita untuk menaatinya. (Lukas 10:26-28). Di bagian lain, ketika Allah memerintahkan Abraham untuk mengorbankan putranya, kita bertanya-tanya apa yang sedang dipikirkannya. Penulis Kitab Ibrani memberi tahu kita (Ibrani 11:17-19)

Jadi, ketika Anda bertanya-tanya apakah makna yang lebih dalam akan suatu ayat FirmanNya, hendaklah anda mencarinya di bagian lain Alkitab. Tuhan akan membimbing dan menguatkan kita untuk lebih banyak memahaminya ketika kita melakukan ini dengan benar. Demikianlah juga, jika anda ingin mengkotbahkan Firman Tuhan, hendaklah pelajari terlebih dahulu maksud dan Tujuan Allah atau penulis kitabnya agar khotbahmu tidak salah atau pun sesat, tetaplah kembali kepada Alkitab jangan andalkan pikiran mu dan dalam menafsirkan Firman-Nya, tetaplah belajar untuk menafsirkan FirmanNya dengan Alkitab, tapsirlah Alkitab dengan Alkitab. 


#Vdmaluther

Belas Kasihan Tuhan adalah jawaban atas penderitaan kita - Mazmur 41

Selamat pagi. 
Firman Tuhan untuk kita. 
Mazmur 41:2 
Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! TUHAN akan meluputkan dia pada waktu celaka.
Mazmur 41 : 2
TUHAN akan melindungi dia dan memelihara nyawanya, sehingga ia disebut berbahagia di bumi; Engkau takkan membiarkan dia dipermainkan musuhnya!
Mazmur 41 : 4
Kalau aku, kataku: "TUHAN, kasihanilah aku, sembuhkanlah aku, sebab terhadap Engkaulah aku berdosa!"

Saudara saudari, dalam perikop kita hari ini pemazmur juga sedang sakit. Entah penyakit apa, namun tampaknya bukanlah penyakit ringan. Parahnya, orang-orang justru menginginkankematiannya dari penyakit itu (6). Para pembencinya menyusun rencana jahat terhadapnya, bahkan sahabat karibnya menghina dan melawannya. Penulis mazmur merasakan dan mengakui bahwa penyakitnya begitu berat. Penyakit yang diderita pemazmur tidak disebutkan, tetapi penyakit ini dihubungkan dengan dosa terhadap Allah. Atas pemahaman ini, lawannya menuduh bahwa pemazmur benar-benar berdosa terhadap Allah dan Allah tidak akan menyembuhkannya. Karena itu, pokok utama permohonan pemazmur adalah supaya Allah menyembuhkannya. Maksudnya adalah agar pemazmur terbukti sebagai orang yang benar dan tulus, dan para lawannya tidak bisa lagi bersorak mengejeknya (11-13).

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang kebal terhadap penyakit. Kita semua pernah mengalaminya. Sejak bayi hingga menjadi tua, tidak terhitung banyaknya penyakit yang pernah kita alami, dari penyakit ringan, seperti flu sampai penyakit berat dan kronis, seperti kanker. Namun cara dan sikap orang-orang pun berbeda dalam menghadapi penyakit. Ada yang menganggapnya biasa; ada yang berjuang untuk sembuh; tetapi ada juga yang pasrah.

Melalui renungan kita saat ini, bagaimanakah sikap kita, atau apakah yang harus kita lakukan ketika terjadi hal hal seperti yang di alami oleh Daud?. 
Daud di tengah pergumulannya, ia terkucil dalam ketidakberdayaannya, namun ia tetap memiliki keyakinan bahwa Tuhan tidaklah sama dengan para sahabat yang mengkhianatinya, Allah akan memberikan belas kasihan, Daud akan tetap berkenan kepadaNya, dan Allah akan menopang dirinya (ayat 11- 13). Belas kasihan Tuhan adalah jawaban atas kesendiriannya, sehingga ia berdoa: "Ya Tuhan, kasihanilah aku, maka aku hendak mengadakan pembalasan terhadap mereka." (ayat 11). Tidak mudah baginya untuk menerima ataupun mengerti mengapa dia sebagai seorang raja yang memperhatikan rakyatnya yang lemah tidak mendapatkan kebahagiaan, terluput dari celaka, dilindungi oleh rakyat, dipelihara, dan disembuhkan oleh Tuhan, sebagaimana layaknya daud memperhatikan orang lemah (ayat 2-4), sebaliknya justru senantiasa ia berada di bawah ancaman dan bahaya. Ia tidak menemukan jawaban yang lain, selain karena dosanya, dan jawaban bagi dosanya tidak lain hanya ditemukan di dalam belas kasihan Tuhan, sebagaimana terdapat dalam doanya: "Tuhan kasihanilah aku, sembuhkanlah aku, sebab terhadap Engkaulah aku berdosa!" (ayat 5). Belas kasihan Tuhan adalah jawaban bagi ketidakberdayaannya untuk menyelesaikan dosa dan ketidakmengertiannya tentang mengapa ia harus mengalami sakit penyakit. Keyakinan atas belas kasihan Tuhan seperti inilah yang memampukannya untuk tetap memuji Tuhan (ayat 14) meskipun di tengah berbagai kondisi yang sulit diterimanya. Namun sikapnya dan pengharapannya tetap menunjukkan teladan bagi orang Israel untuk berdoa dan memohon kesembuhan.

Oleh karena itu, tetaplah berjuang di dalam sakit penyakitmu, tetaplah optimis untuk memberi hidup di tuntun oleh Allah, dan jangan pernah meninggalkan Tuhan hanya oleh karna penderitaan. 
Berharaplah kepada Allah, sebab di dalam Doa ada pertolongan dan kesempurnaan... 


Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏

Kamis, 14 Agustus 2025

Hidup Berkenan Kepada Tuhan - Hidup dalam kekudusan

Damai sejahtera Allah Bapa,Putera don Roh Kudus memelihara kita semua,amin °°°°


Firman Tuhan untuk kita

1 Tesalonika 4 : 1

Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi.

1 Tesalonika 4 : 2

Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus.

1 Tesalonika 4 : 3

Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,

1 Tesalonika 4 : 4

supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan,

1 Tesalonika 4 : 5

bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah,

1 Tesalonika 4 : 6

dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu.

1 Tesalonika 4 : 7

Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.


Saudara saudari, secara pasti kita harus berbicara bahwa dalam dunia yang penuh dosa dan pencobaan, hidup berkenan kepada-Nya tidaklah mudah. Namun firman Tuhan menuntun kita untuk hidup demikian, agar dapat menjadi berkat bagi sesama kita.

Ketika kita ditegur karena kekurangan kita atau kesalahan yang kita lakukan, kadang kita berdalih: "Ya, namanya juga manusia. Wajar kalau tidak sempurna." Bukannya belajar menjadi lebih baik atau berintrospeksi, kita justru mencari "perlindungan" dari kelemahan kita. Tampak bahwa kita melakukan sesuatu hanya ala kadarnya.

Demikianlah yang terjadi dalam jemaat di Tesalonika. Rasul Paulus memuji mereka dalam hal hidup berkenan kepada Allah dan kasih persaudaraan (1, 9). Namun, Paulus menambahkan supaya mereka lebih bersungguh-sungguh lagi (1, 10). Dia pun memberikan petunjuk mengenai cara hidup yang bersungguh-sungguh (2-8, 11-12).

Allah memanggil kita untuk hidup yang kudus dan bukan yang cemar (ayat 7). Menolak hidup berkenan kepada Tuhan sama saja dengan menolak Tuhan (ayat 4:8). Pada pasal-pasal sebelumnya Paulus telah memuji jemaat Tesalonika untuk kesetiaan dan ketekunan mereka menghidupi kehidupan Kristen mereka. Pada bagian ini, Paulus menasihati jemaat Tesalonika agar mereka lebih bersungguh-sungguh lagi melaksanakan hidup yang berkenan kepada Tuhan. Paulus kemudian memaparkan apa kehendak Tuhan bagi mereka: [1] "pengudusan dan menjauhi percabulan" diwujudkan dengan pernikahan yang monogamis dan terhormat (ayat 3-5); [2] memperlakukan saudaranya dengan baik dan tidak menipunya (ayat 6); [3] hidup mempraktikkan kasih (ayat 9-10); [4] hidup dengan baik, mengurus persoalan sendiri, bekerja dengan rajin (ayat 11), sehingga orang luar menilai mereka sebagai terhormat (ayat 12). 

Memang menjalani kehidupan yang berkenan kepada Tuhan pastilah bertentangan dengan hidup bebas untuk berbuat apa saja, termasuk dosa. Tidak mudah, tetapi Allah sudah memberikan Roh-Nya yang kudus kepada kita, anak-anak-Nya. Jadi tidak ada alasan untuk menyerah dan mengikut jalan dunia ini. 

Oleh karena itu, marilah kita hidup dengan sungguh-sungguh. Jangan hidup ala kadarnya karena Tuhan juga tidak ala kadarnya dalam mengasihi kita. Hendaklah hidup kita bergantung kepada Allah, mempersembahkan hidup sebagai persembahan yang kudus bagi Allah. 

Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua, Amin 🙏

Berlindung kepada Tuhan Baik dalam susah dan Senang - Mazmur 27

Shalom....
.. 
Selamat pagi amang inang. 

Firman Tuhan untuk kita.... 
Mazmur 27 : 4
Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.
Mazmur 27 : 5
Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu.
Mazmur 27 : 6
Maka sekarang tegaklah kepalaku, mengatasi musuhku sekeliling aku; dalam kemah-Nya aku mau mempersembahkan korban dengan sorak-sorai; aku mau menyanyi dan bermazmur bagi TUHAN.
Mazmur 27 : 7
Dengarlah, TUHAN, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku!
Mazmur 27 : 14
Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!


Saudara saudari, ketika kita menantikan sesuatu yang tidak pasti tentu tidaklah menyenangkan bagi kita karena membuat kita gelisah dan ragu. Bahkan hampir semua orang berkata bahwa menanti/menunggu adalah hal yang sangat melelahkan dan membosankan. Namun, melalui renungan kita hari ini, Daud justru mengajak kita untuk tetap menantikan Tuhan dengan penuh pengharapan. Situasi seperti apakah yang dihadapi Daud pada saat itu?

Melihat masa yang terjadi waktu itu, ada tiga hal yaitu :
1. Saat itu Daud dalam pelarian karena ingin dibunuh Saul, 
2. Awal perang tujuh tahun antara suku Yehuda dengan suku-suku Israel lain.
3. ketika Daud lari karena pemberontakan Absalom. 

Dari ketiga kejadian tersebut, tidak satupun peristiwa yang berlangsung sebentar. Daud harus menunggu jawaban Tuhan dalam waktu yang sekian panjang dan situasi yang mengancam, dalam kejadian tersebut Daud tidak tahu seperti apa rencana Allah, tetapi ia tetap mencari (8) dan menantikan pertolongan Tuhan (14) hingga penantianya membuat dia menikmati rencana Tuhan. Mengapakah Daud tetap menanti Tuhan?. 

Sesungguhnya hanya karna keyakinannyalah kepada Tuhanlah yang membuat Dia tetap menantikannya sebab dalam ayat 1a dia berkata bahwa Tuhan adalah sumber terang keselamatannya, dan benteng hidupnya (1b). Daud percaya bahwa selama menjalani hidup bersama dengan Tuhan, ia tetap percaya bahwa Tuhan akan melindungi dan menyertainya (4-5).

Demikianlah juga dengan kita, perjalanan hidup kita, kita tidak tau kapan susah dan kapan senang, dan tidak ada kebahagian di dunia ini yang kekal, perjalan hidup bagaikan kita berjalan naik dan turun, menanjak dan menurun. Jika kita perhatikan, kejahatan dalam dunia ini sudah semakin jahat, dan merajalela. Hal ini sering membuat kita berpikir bahwa kita selalu berada dalam ancaman hidup, atau dalam penderitaan yang tak berakhir. Dalam menjalani hidup ini ingatlah bahwa Tuhan tidak menjanjikan hidup kita akan selalu berjalan baik baik saja. Kadang hidup susah dan sedih. Meskipun kita dapat bersembunyi atau menghindar dari setiap masalah kita, sesungguhnya itu bukanlah hal yang kekal yang membuat masalah hilang, sebab masalah atau kesusahan tidak datang hanya sekali saja. Namun demikianlah masalah selalu datang silih berganti. Oleh itu, banyak orang yang berpikir bahwa satu-satunya jalan ter aman agar terhindar dari kesusahan adalah berada di dunia orang mati. Tetapi, siapakah yang ingin segera ke sana?
Tentu tidak ada. 

Oleh karena itu, pada hari Ini pemazmur kembali menawarkan kita obat yang terbaik, obat dalam menjalani penderitaan. Hendaklah dalam susah dan senang, marilah datang kepada Allah. Pemazmur, meskipun harus melewati kesusahan namun dia tetap percaya penuh kepada TUHAN dan kepercayaannya tidak pernah luntur meskipun berat tantangan yang akan dihadapi di depan matanya (3). Pemazmur tahu di mana tempat terbaik untuk bisa melihat perlindungan TUHAN dan merasa keamanan, yaitu berada dalam hadirat TUHAN (4). 

Demikianlah kita, Satu-satunya tempat teraman dalam dunia adalah hadirat Allah. Sebab Allah adalah perisai perlindungan yang dapat kita percaya. Menjalani hidup bersama dengan Allah akan membuat kita merasakan ketenangan, kenyamanan, dan kekuatan baru. Tetaplah tinggal dalam kasih setia pertolongan Allah. 

Kiranya kasih setia Allah bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita, Amin 🙏🙏

Minggu, 10 Agustus 2025

Mengenang Nabi Yesaya


Pada tanggal 6 Juli, gereja memperingati Nabi Yesaya. 
Yesaya melayani umat Allah di masa pergolakan besar. Ketika membaca kitabnya, kita melihat bahwa ia dipanggil untuk melayani sebagai nabi Tuhan pada tahun wafatnya Raja Uzia, dan ia terus melayani sebagai nabi sepanjang masa pemerintahan Hizkia . Selama periode ini, terjadi banyak pergolakan politik, dan kitab Yesaya membahas beberapa situasi tersebut secara rinci. Namun, janji Tuhan untuk menyelamatkan umat-Nya dan mengumpulkan mereka di Gunung Kudus-Nya menjadi latar belakang Yesaya melakukan apa yang dilakukan setiap nabi lainnya: 
1. Menyampaikan firman Tuhan kepada umat-Nya, bahkan kepada raja-raja pada zamannya. 
2. Mengkhotbahkan Hukum Allah.
3. Menyatakan bahwa penghakiman akan datang atas Yehuda dan kerajaan utara dalam bentuk bangsa Asiria, dan kemudian Babilonia. 
4. Mengkhotbahka - menyerukan pertobatan kepada mereka.

Diatas semuanya itu, Yesaya juga menawarkan banyak Injil dan pengampunan dari Tuhan. Kita dapat melihatnya dalam Yesaya 40. Bahkan sebelum itu, kita juga dapat membacanya seluruh kitabnya bahwa ia mengkhotbahkan Hukum dan Injil (Law and Gospel).

Dalam leksionari tiga tahun Gereja Lutheran — Sinode Missouri, kita menemukan bahwa kitab Yesaya digunakan pada 77 hari Minggu. Jumlah tersebut lebih dari 50% dari bacaan Perjanjian Lama, mengingat masa Paskah, ketika bacaan PL digantikan dengan bacaan dari Kisah Para Rasul.

Mungkin kita patut bertanya mengapa Yesaya begitu menonjol dalam leksionari. Mungkin karena Yesaya memberitakan kerajaan Kristus dengan cara yang sama seperti Injil. Beberapa orang bahkan menyebut Yesaya "Injil kelima" karena Kristus dan karya-Nya tersampaikan dengan begitu jelas. Bahkan nama "Yesaya" pun menyampaikan Kristus. Namanya berarti "Keselamatan dari YHWH". Dan tidak mengherankan bahwa dua kata favorit Yesaya untuk digunakan dalam kitab ini adalah kata kerja "Ia akan menyelamatkan" dan kata benda "keselamatan".

Nubuat-nubuat Yesaya tentang Kristus cukup jelas, dan mungkin itulah sebabnya kita sangat menyukainya. Yesaya juga dikutip beberapa kali dalam Injil, dan Yesaya 52 dan 53 disorot dalam Kisah Para Rasul sebagai teks yang mengubah sida-sida Etiopia tersebut.

Maka kita dalam setiap Ibadah di Gereja hendaklah kita  bersyukur kepada pekerjaan yang Tuhan lakukan melalui Nabi-Nya Yesaya, saat kita mengenang dan mengenang bagaimana Yesaya berbuat untuk Tuhan, mampukah kita memberitakan Hukum dan firmanNya dengan benar ?.
Ye, sebagai penganut Lutheran itunadalah keharusan.


Thanks
#vdmaluther

raja yosia

Kita sebenarnya tahu banyak tentang Yehezkiel karena ia bercerita banyak tentang dirinya sendiri. Ia adalah

putra seorang imam di Yerusalem. Karena hubungan tersebut, ia mungkin memiliki pengetahuan yang luas tentang Bait Suci. Ia menikah dan tinggal di Tel-Abib dekat Kanal Kebar, di mana ia memiliki rumahnya sendiri . Ia memperhatikan firman Tuhan , bahwa pembuangan itu tidak akan berlangsung singkat.

Yehuda menghadapi kekalahan terburuknya. Rakyat direnggut dari rumah mereka dan diasingkan. Dan kita tahu mengapa ini terjadi. Allah membiarkan hal itu terjadi karena dosa mereka yang nyata terhadap-Nya, terutama karena mereka menyembah allah-allah lain.

Terima kasih telah membaca Apa Artinya Ini? ! Berlangganan gratis untuk menerima postingan baru dan mendukung karya saya.

Inilah pesan Yehezkiel: Yehuda sudah siap menerima penghakiman Tuhan. Salah satu penglihatan yang ia lihat adalah Roh Tuhan meninggalkan bait suci . Ini mungkin terjadi atau tidak dalam "kehidupan nyata", tetapi yang jelas dalam penglihatan itu adalah bahwa kehadiran Tuhan yang penuh kasih karunia sedang meninggalkan penduduk Yerusalem. Penduduk akan menyadari bahwa seorang nabi ada di antara mereka. Dan ini kemudian dikenal sebagai penggenapan nubuat-nubuat Yehezkiel. Masyarakat yang diasingkan menyadari dosa mereka dan membutuhkan pengampunan.

Dan Tuhan, melalui Yehezkiel, menunjukkan belas kasihan kepada umat-Nya. Penglihatan Yehezkiel tentang Kemuliaan Tuhan di awal kitab ini menunjukkan sebuah takhta dengan roda-roda di dalam roda-rodanya, yang menyiratkan bahwa Tuhan itu mudah berpindah. Meskipun kehadiran Tuhan yang penuh kasih karunia tidak terlihat oleh Yehuda untuk sementara waktu, itu tidak berarti bahwa Tuhan jauh dari mereka. Hukum Taurat sedang bekerja, membawa mereka kepada pertobatan, mempersiapkan mereka untuk Injil.

Apa yang kita lihat dalam Yehezkiel adalah harapan yang dijanjikan yang ditemukan dalam Yesus, Sang Gembala Baik yang akan datang dan mencari yang terhilang . Ia akan membalut yang terluka dan menguatkan yang lemah. Ia akan menjadi pribadi yang akan menggembalakan domba-domba di padang rumput yang baik.

Yehezkiel, seorang nabi dari masa pembuangan, memberikan penghiburan dan harapan kepada orang-orang yang kehilangan harapan. Melalui Yehezkiel, Tuhan menjanjikan penghiburan dan kedamaian di masa depan, kedamaian yang akan terwujud sepenuhnya dalam Tuhan-Manusia, Yesus Kristus.

zakharia

Nabi Zakharia mungkin tidak setenar Yesaya atau Yeremia, tetapi para penulis Injil di Perjanjian Baru sering menyinggung Zakharia. Bahkan, para ahli berpendapat bahwa Zakharia, setelah Mazmur dan Yesaya, adalah kitab kedua yang paling banyak disinggung dalam Perjanjian Lama.

Pelayanan Zakharia adalah pewartaan penuh semangat tentang kedatangan Mesias, meskipun Anda mungkin tidak menangkap semua gambaran yang Zakharia gunakan untuk berbicara tentang Dia dan kedatangan-Nya. Mari kita mulai dari awal dan telusuri kitab ini, serta mengenali beberapa gambaran yang mewartakan karya Yesus.

Terima kasih telah membaca Apa Artinya Ini? ! Berlangganan gratis untuk menerima postingan baru dan mendukung karya saya.

 Berlangganan
Nama Zakharia sendiri mengandung makna yang sangat penting: YHWH (TUHAN) Mengingat. Zakharia memulai kitabnya dengan menceritakan kapan Firman TUHAN datang kepadanya. Peristiwa itu terjadi pada zaman Raja Darius, setelah Koresh menyerukan agar orang Yahudi kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali Bait Suci (Ezra 1:2, 2 Tawarikh 36:22-23). Ezra menceritakan bahwa Yosua, Imam Besar, dan Zerubabel, gubernur yang ditunjuk (dan keturunan Daud), mengawasi pembangunan kembali mezbah (Ezra 3). Namun, tampaknya pada masa pelayanan Zakharia, pembangunan kembali Bait Suci belum selesai.

Tuhan Allah memanggil dua orang untuk menjadi juru bicara-Nya pada masa itu: Hagai dan Zakharia. Keduanya berbicara tentang pembangunan kembali Bait Suci. Kitab Zakharia dimulai dengan pengakuan umat Israel bahwa mereka telah jatuh ke dalam godaan dan dosa yang sama seperti yang dilakukan nenek moyang mereka. Zakharia mengingat kembali kata-kata di 2 Raja-raja 17:13 dan menasihati umat yang tersisa untuk berbeda dari nenek moyang mereka dan mempercayai Firman yang disampaikan di hadapan mereka.

Zakharia melayani Tuhan ketika sebagian besar Perjanjian Lama sudah ditulis, artinya ia memiliki banyak kitab (kecuali Maleakhi, yang mengikuti pelayanannya). Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menyoroti kapan Zakharia menyinggung atau mengutip bagian lain dari Perjanjian Lama. Saya juga akan menyebutkan kapan para penulis Perjanjian Baru mendalami kitab Zakharia.

Jumat, 08 Agustus 2025

Mazmur 25 : 1 - 6 "Berharap dan berpegang teguh kepada Tuhan


Firman Allah untuk kita.
Mazmur 25 : 2
Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah kiranya aku mendapat malu; janganlah musuh-musuhku beria-ria atas aku.
Mazmur 25 : 3
Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu; yang mendapat malu ialah mereka yang berbuat khianat dengan tidak ada alasannya.
Mazmur 25 : 4
Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku.
Mazmur 25 : 5
Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.
Mazmur 25 : 6
Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya TUHAN, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala.

Saudara saudari, Mazmur ini lahir dari pergumulan seorang yang hidup dalam persekutuan yang mesra dengan Tuhan. Ia menyadari akan dosanya, namun ia tetap yakin dan percaya bahwa kasih setia Allah menaunginya. Oleh karena itu, Ia datang kepada Tuhan untuk meminta pembebasan dari kesesakan batiniah dan ancaman lahiriah. 

Sikap pemazmur yang merupakan sikap iman tersebut mencakup tiga hal:
1. Seluruh perhatian pemazmur diarahkan kepada Tuhan,
2. Ia mempercayakan dirinya kepada Allah, sehingga ia merasa tak mungkin dipermalukan oleh musuh, 
3. Ia juga menanti-nantikan Tuhan, sehingga masa depannya terbuka karena Tuhan menyelamatkan umat-Nya (ayat 1-3).

Dari sikap iman yang demikian, di dalam kesulitan pribadi yang dialaminya, pemazmur meminta kepada Allah - seperti yang pernah di lakukan Musa di padang gurun - agar ia mengenal jalan Tuhan, supaya ia dapat hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan (ayat 4-5, bdk. 1:6). Sama seperti orang tua yang membesarkan dan melatih anak-anaknya, demikianlah Allah mengajarkan dan menunjukkan jalan itu, dan bertindak sebagai navigator dalam perjalanan hidup umat. 

Oleh karena itu, hendaklah dalam menjalani hidup, pengenalan kita terhadap firman-Nya dan pengalaman kita bersama-Nya harus semakin memupuk kepercayaan dan kasih setia kita kepada-Nya, sehingga Iman itu semakin bekerja dan mendorong kira untuk hidup berserah dan bergantung kepada Allah sang sumber kehidupan. Dan setiap orang yang ner Iman akan hidup dalam penantian akan kedatangan Tuhan dan tetap percaya pada-Nya dalam segala keadaan, karena Dialah Allah sang Penyelamat kita.

Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏

ROTI DARI SURGA

ROTI DARI SURGA - REAL PRESENCE


Setelah bangsa Israel aman di seberang Laut Merah dan seketika itu sukacita kebebasan memudar, mereka menyadari bahwa mereka harus memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Mereka bersungut-sungut kepada mara bahwa mereka haus, dan Tuhan menyediakan air untuk mereka minum. Sesampainya di Padang Gurun, mereka kembali bersungut-sungut karena tidak punya makanan. Tuhan berfirman kepada Musa bahwa Ia akan menyediakan roti di pagi hari dan burung puyuh di malam hari untuk mereka makan.

Ketika bangsa itu melihat roti yang disediakan Allah, mereka merasa sangat aneh sehingga bertanya-tanya, "Apakah ini?" 
Mereka menyebutnya Manna, yang berarti "apakah ini?" dalam bahasa Ibrani. Musa menjawab bahwa itu adalah roti yang disediakan Allah bagi mereka. Allah menyediakan makanan ini selama enam hari, dan jumlahnya berlipat ganda pada hari keenam. Pada hari Sabat, manna tidak turun.

Sejak manusia pertama kali bercocok tanam hingga saat ini, roti telah menjadi makanan pokok. Allah memberi makan umat-Nya di padang gurun dengan Manna untuk mengajarkan mereka agar mempercayai Bapa Surgawi mereka sebagai makanan sehari-hari.

Tuhan akan melakukan mukjizat-mukjizat lain dengan roti. Nabi Elia akan memberi makan janda dan putranya dengan roti, tepung, dan minyak yang tidak pernah habis. Elisa akan memberi makan seratus orang dengan beberapa roti. Kemudian, dalam kisah perjanjian baru dapat kita lihat bahwa Setan menggoda Yesus untuk membuat batu menjadi roti daripada mempercayai-Nya. Yesus mengutip apa yang dikatakan Musa tentang Manna: manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari setiap firman yang keluar dari mulut Tuhan. ( Ulangan 8:3 ). 
Yesus memberi makan orang banyak di padang gurun dengan beberapa roti dan ikan. Orang banyak itu mengerti apa artinya. Yesus adalah Mesias, dan seperti Musa dan Elia.

Pada hari hari terakhir Yesus Kristus bersama murid, Yesus juga menggunakan roti dengan cara lain. Dalam Perjamuan Terakhir-Nya, Ia mengambil roti, memecah-mecahkannya, memberkatinya, dan memberikan tubuh-Nya untuk mereka makan. Demikianlah hingga hari ini, ketika kita berkumpul untuk komuni-Perjamuan Tuhan, Yesus sungguh memberi kita makan dengan tubuh_Nya — yaitu Roti sejati yang dari Surga. Ketika kita menerima roti ini, kita diberi kekuatan untuk perjalanan kita melalui hidup ini menuju hidup yang kekal. Dan Kristus juga memberi kita darahNya. Demikianlah kasih seyia Kristus nyata bagi kita hanya untuk keselamatan kita. Tubuh Kristus adalah roti yang turun dari Surga, maka setiap orang yang menerimanya harus penuh dengan penyesalan akan Dosa. Sebab ketika kita menerimanya tanpa penyesalan dosa, hal itu sama dengan kita berbuat dosa atas kekudusan Kristus. 

#vdmaluther
 _Pdt. Ardi s_

Selasa, 05 Agustus 2025

Allah mempersatukan Adam dan Hawa


Musa menceritakan kisah penciptaan dua kali. Para penulis Ibrani percaya bahwa jika sesuatu penting, kita harus mengulanginya, tetapi detailnya selalu berbeda, menceritakan bagaimana Tuhan menciptakan sebagian besar alam semesta hanya dengan berfirman — dan alam semesta pun tercipta! Penciptaan Adam dan Hawa jauh berbeda. Tuhan berlutut dan menciptakan kita dengan tangan-Nya sendiri. Dia melakukan ini karena kita jauh lebih penting bagi-Nya.

Ketika Tuhan berfirman, "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita," Dia tidak bermaksud agar kita serupa dengan-Nya atau bahwa kita satu-satunya makhluk yang membuat keputusan seperti Dia. Tuhan menciptakan Adam dan Hawa untuk menjadi kudus seperti Dia. Sayangnya, dengan mencoba menjadi serupa dengan Tuhan (Kejadian 3:5), Adam dan Hawa menjadi kurang serupa dengan-Nya. Melalui Salib, Tuhan sekali lagi menjadikan kita serupa dengan-Nya dengan menjadikan kita serupa dengan Yesus. (Roma 8:28-29)

Penciptaan Adam dan Hawa mengungkapkan lebih banyak tentang Tuhan dan manusia daripada itu. Tuhan menciptakan Adam pertama-tama dan sendirian. Tugas pertama-Nya adalah memberi nama semua binatang. Dalam perjalanannya, Adam menyadari ada sesuatu yang kurang. Tidak ada seorang pun yang seperti dirinya. Tuhan merangkumnya ketika Dia berkata, " Aku akan menjadikan baginya seorang penolong yang sepadan baginya. " Maka Tuhan menciptakan Hawa dari salah satu tulang rusuknya. Dengan sukacita, Adam berkata, " Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan disebut perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki. " (Kejadian 2:23)

Dengan melakukan hal ini, Allah menetapkan PERNIKAHAN, pernikahan adalah Institusi Allah, dalam pernikahan Allah bekerja mempersatukan laki laki dan perempuan. Maka sejak saat itu, seorang pria dan seorang wanita akan meninggalkan orang tua mereka dan membentuk sebuah keluarga yang baru, Allah akan memberkatinya dan memperlengkapi keluarga itu seperti memberikan anak-anak. Di dalam keluarga itu manusia harus datang sedekat mungkin untuk mencerminkan diri kepada Tritunggal Mahakudus. Dua orang yang berbeda dan individual telah menjadi satu yaitu hubungan antara suami dan istri, orang tua dan anak-anak, Allah akan tetap memberkati keluarga di mana ayah dan ibu saling mengasihi dan merawat anak-anak mereka. 



#vdma

RAJA HIZKIA MERAYAKAN PASKAH

RAJA HIZKIA MERAYAKAN PASKAH
2 Tawarikh 30
Setiap tahun, umat Yahudi merayakan Paskah. Perayaan ini mengenang saat Tuhan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir dan menuntun mereka menyeberangi Laut Merah menuju keselamatan. Perayaan ini mengenang malam ketika Tuhan memerintahkan leluhur mereka untuk mengorbankan seekor domba, mengoleskan darahnya pada tiang pintu mereka, memanggang dan memakan domba itu dengan roti tak beragi, lalu bersiap meninggalkan Mesir. Malam itu, Tuhan mengutus Malaikat Maut ke seluruh negeri untuk membunuh putra sulung setiap orang Mesir, dari Firaun hingga budak yang paling rendah sekalipun. Ketika malaikat itu melihat darah di tiang pintu, ia melewati rumah itu.

Ketika ayah Raja Hizkia meninggal dan ia menjadi raja Yehuda, ia memutuskan untuk memulihkan penyembahan kepada Allah menurut tradisi leluhurnya, Daud dan Salomo. (2 Tawarikh 29-30 ) Ayahnya telah mengabaikan penyembahan kepada Allah dan membiarkan orang-orang menyembah dewa-dewa bangsa lain. Raja Hizkia memerintahkan para imam dan orang Lewi untuk melakukan ritual yang diperintahkan oleh Musa untuk menguduskan diri mereka sendiri, untuk membersihkan bait suci, dan untuk menguduskannya menurut aturan yang ditetapkan oleh Musa, Salomo, dan Daud. Ia memerintahkan pengorbanan skala besar untuk menebus dosa-dosa orang-orang dan untuk memulihkan doa dan pengorbanan yang teratur. Karena para imam terkejut dengan hal itu maka tidaklah cukup banyak dari mereka yang siap.
Karena ingin merayakan Paskah lagi, Hizkia dan rakyatnya merayakannya di akhir bulan kedua, bukan di bulan pertama (April hingga Mei). Ia mengundang semua orang di Israel, termasuk mereka yang selamat dari invasi Asyur ke kerajaan Israel utara yang telah ditaklukkan. Rakyat merayakannya dengan begitu gembira sehingga mereka memperpanjang perayaan tersebut hingga minggu kedua.

BAGI UMAT KRISTEN, Yesus adalah Anak Domba Paskah, yang darahnya menyelamatkan kita dari kematian kekal. Dalam Perjamuan Kudus, Dia memberikan tubuh-Nya dalam roti dan darah-Nya dalam anggur. Di dalamnya, kita menerima pengampunan dosa, kehidupan, dan keselamatan. Maka kita haruslah merayakannya dengan sukacita, karena Allah telah memerdekakan kita.
#vdmaluther

theologi Lutheran

HIDUP DI DALAM PERTOBATAN YANG SEJATI

Selamat pagi Firman Tuhan untuk kita.  Matius 18 : 7 Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, t...

what about theologi luther ?