Lam Matua Portibi on, Lam Torop ma ro angka pangajari na so sarombang tu Hata ni Debata (pengajar sesat), na mangasahon pingkiran nang Parbinotoan na. Oleh sebab itu GKLI Harus membenahi setiap Umat Agar tidak terombang ambing dengan Pengajaran Sesat, saat ini pengajar pengajar lain (bidat) terus beberkemban, mereka adalah kumpulan orang yang tidak mengakui kebenaran tentang Yesus bahkan menjadi penentang ajaran Kristus.
Lantas bagaimanakah supaya Jemaat GKLI tidak terombang ambing pengajaran yang tidak benar?, terlebih di dalam Gereja tidak masuk doktrin kesesatan? . 
Dalam Gereja Lutheran yang Berkotbah (Mimbar) dan Mengajar, sesuai dengan Konfesi Lutheran sebenarnya adalah hanya Imam (Pendeta) mungkin karna Kurangnya Pendeta maka Sintua boleh berdiri di mimbar. Hal itu boleh boleh saja namun sebenarnya haruslah tetap membacakan Khotbah si Pendeta tersebut. 
Atau lihat buku konkord  pasal pasal tentang Iman pasal XIV " Tata tertib Gereja"
Di kalangan kami Gereja Lutheran diajarkan bahwa tidak seorang pun boleh mengajar atau berkotbah atau melayankan sakramen sakramen dalam Gereja tanpa panggilan Resmi (Pendeta/Imam) Suksesi rasuli. 
Namun kalau Khotbah si pendeta pun di penuhi dengan Kekosongan, apa yang akan terjadi ?. 
𝐀𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐢𝐭𝐮 𝐊𝐡𝐨𝐭𝐛𝐚𝐡 ? 
Khotbah adalah puncak dari Ibadah yang berisi Low And Gospel yang berfokus kepada INJIL. 
Yang menyatakan Dosa Dunia dan Injil keselamatan oleh Yesus Kristus yang secara nyata Allah tetap menyampaikan dan menantikan kepada kita agar bertobat. 
Bagi kita kalangan Gereja Liturgis (Lutheran) Khotbah adalah Puncak "Klimaks" Dari pada Ibadah. Secara nyata Allah hadir dalam penyampaian Khotbah melalui Imam/Pendeta "Singkat ni Kristus". Yang memberitakan Berita tentang pertobatan dan injil keselamatan oleh kematian dan kebangkitan Kristus, khotbah itu harus Fokus membicarakan Injil dengan Murni. Jika di dalam Khotbah lebih banyak membicarakan tentang Dunia, Filosofi bahkan Lelucon maka Itu bukanlah Khotbah dan itu bukan Gereja yang benar tapi layaknya di samakan kita lagi mononton Komik ataupun kartun hiburan yang hanya memuaskan hasrat, sungguh berbeda dengan Khotbah yang murni "Kepuasan Allah akan hidup kita".. 
Oleh sebab itu Khotbah hendaknya jangan di Rusak dengan fokus menarik perhatian jemaat dengan menyampaikan Berbagai macam filsafat, Filosofi, Nasihat dunia ataupun adat istiadat yang bisa kemungkinan menghilangkan Injil. 
PESAN yang perlu di perhatikan : Ketika pendeta tidak berani menyatakan Hukum dan menyuarakan kemurnian Injil, maka pada akhirnya Gereja akan Krisis Iman. Ketika dalam berkotbah sering terjadi kekosongan, yang dengan suka suka kebanyakan hanya di isi dengan penalaran filosofis & psikologi yang tidak ada hubungannya dengan teks Kitab Suci bahkan hanya ingin membuat jemaatnya senang, tanpa di sadari sesungguhnya si Pendeta tidak membawa jemaat tepat kepada Kristus. Maka perlu di perhatikan pada dasarnya Khotbah hanya berisi Hukum Allah dan InjilNya, jika tidak sesungguhnya bukanlah Khotbah "just dongeng".
Lalu bagaimana dengan mereka yang sibuk main handphone, brisik, keluar masuk (merokok di luar) saat Ibadah atau Khotbah ?. 
Gereja Lutheran sungguh memahami Bahwa Allah yang membuat Ibadah, Allah yang mengundang kita untuk menghadiri Ibadah "renungkan makna lagu sebagaimana adaku". Artinya jikalau kita di undang oleh siapa pun untuk menghadiri perayaan maka selayaknya kita harus dengan penuh sopan santun dan suka cita mengikuti Acara tersebut, serta menikmatinya.
Jadi, dalam konsep ibadah bagi gereja Lutheran memahami bahwa Allah hadir melayani para umatnya yang berdosa untuk memberi keampunan dosa dan penguatan Iman lewat FirmanNya. Setiap Firman yang di sampaikan itu adalah perkataan Allah, maka berhati hatilah, sungguh iblis pun bekerja di dalam Gereja kalau saudara bermain main dalam ibadah. 
Ditulis oleh : 𝓟𝓭𝓽. 𝓐𝓭𝓻𝓲𝓪𝓷𝓾𝓼 𝓢𝓲𝓽𝓾𝓶𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝓢. 𝓣𝓱
Tidak ada komentar:
Posting Komentar