Belas kasihan dalam Alkitab berarti suatu perasaan yang menggerakkan hati untuk menunjukkan kasih sayang dan tindakan nyata terhadap orang lain yang mengalami kesulitan atau penderitaan. Belas kasih adalah sifat Allah yang diharapkan agar manusia meniru dan mempraktikkan, dan belas kasih juga menunjukkan bahwa mereka telah menerima belas kasihan dari Allah sendiri(Luk.6:36). Belas kasihan bukanlah hanya perasaan, tetapi juga tindakan nyata yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan orang lain.
Mari kita lihat, bagaimanakah belas kasih itu di lakukan Allah. Setelah Yesus dibaptis dan dicobai oleh iblis, ia pergi dari satu kota ke kota lain, terutama di Galilea, dekat Laut Galilea. Ia berkhotbah, mengajar, dan menyembuhkan orang sakit. Semakin lama ia melakukan ini, semakin banyak orang datang menemuinya. Apa yang ia lihat sangat menyentuh hatinya. Ia merasa kasihan kepada mereka. Mereka dilecehkan dan tidak berdaya, seperti domba tanpa gembala. Jadi ia mengutus tujuh puluh murid untuk merawat mereka. (Matius 9:35-38 )
Kata-kata bahasa Inggris Compassion dan sympathetic memiliki makna yang sangat mirip. Compassion berasal dari bahasa Latin dan Sympathetic dari bahasa Yunani. Keduanya berasal dari kata-kata yang berarti "menderita bersama." Kata yang digunakan untuk compassion oleh Injil dan St. Paul adalah σπλαγχνίζομαι (splagchnizomai — perasaan sedih atas penderitaan orang lain yang datang dari dalam [secara harfiah hati, perut, jantung, dll.] Compassion adalah perasaan yang menggerakkan Anda untuk bertindak. Anda tidak bisa hanya melihat penderitaan seperti itu tanpa melakukan sesuatu.
Belas kasihan yang sejati dimulai dari Tuhan sendiri. Ketika Tuhan selesai menciptakan dunia, Ia melihat segala sesuatu yang Ia ciptakan dan menyebut semuanya "sangat baik." Ia tahu seperti apa kehidupan Adam dan Hawa sebelum mereka berdosa dan seperti apa kehidupan kita jika dosa tidak pernah ada. Allah tahu bagaimana dosa akan menghancurkan segalanya. Ia memperingatkan mereka, "Pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." (Kejadian 2:17) Maka, tidak mengherankan jika Ia menjadi sangat marah ketika Adam dan Hawa jatuh. Kematian mewarnai segala sesuatu di dunia kita. Penyakit dan penderitaan adalah awal kematian dalam hidup kita karena ia berusaha mempererat cengkeramannya pada kita.
Jadi, Allah, dalam kasih-Nya, turut merasakan penderitaan kita akibat dosa dalam hidup kita. Dalam pribadi Yesus, Ia mengalami semua akibatnya dan mati untuk mematahkan kuasa dosa atas kita. Roh Kudus menderita bersama kita, berdoa bagi kita bahkan saat kita tidak dapat berdoa. (Roma 8:23-26) Suatu hari nanti, Yesus akan kembali untuk mengakhiri dosa, kematian, dan kuasa iblis selamanya.
Tuhan, dalam belas kasih-Nya, tidak menunggu akhir zaman untuk menolong dan menyelamatkan kita. Hari ini, Ia memanggil kita untuk berbelas kasih, sebagaimana Ia berbelas kasih kepada kita. Ia mengutus kita ke tempat orang-orang yang membutuhkan kehadiran dan pertolongan-Nya. Ia secara khusus mengutus para Pendeta dengan karunia dan roh-Nya serta para diaken (pelayan wanita). Dengan demikian, kita menjadi bagian dari hati-Nya untuk menderita bersama orang lain, tangan-Nya untuk merawat mereka, dan kaki-Nya untuk pergi ke tempat yang tidak didatangi orang lain. Melalui kita, Ia menunjukkan gambaran diri-Nya sendiri: Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
#vdmaluther
Tidak ada komentar:
Posting Komentar