Kamis, 09 Oktober 2025

Kristus akan membangkitkan orang mati - Jesaya 26 : 17-19 - Jamita Paskah Paduahaon 2026 GKPI

 

Jamita Paskah Paduahaon

Nats : Jesaya  26 : 17-19

                                    “ Kristus akan membangkitkan orang mati”

1. Patujolo

Dalam film Justice League, Lois Lane berkata: "Kegelapan sejati bukanlah ketiadaan terang, tetapi sebuah keyakinan bahwa terang itu tidak akan datang kembali". Dalam masa-masa yang gelap, sulit sekali seseorang melihat terang. Tetapi ada beberapa orang tersisa yang tetap memiliki pengharapan kepada terang itu

Remnant, kaum sisa yang setia, masih ada. Yesaya pasal 26 adalah lagu atau pujian syukur dan doa permohonan kepada Allah. Pasal ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama (1-7) adalah pujian syukur kepada Allah Israel, yang adalah Gunung Batu Kekal, yang menjatuhkan dan merendahkan orang-orang yang meninggikan diri dan mengangkat orang yang benar. Orang-orang benar inilah yang akan masuk melalui pintu gerbang ke dalam kota dan menikmati keselamatan Allah

Bagian kedua (8-10) adalah refleksi terhadap penghakiman Allah yang dinantikan orang-orang benar. Bagian tersebut menggambarkan sebuah keadaan ketika keadilan Allah ditegakkan di bumi dan setiap kefasikan dipukul

Bagian ketiga (11-19) berbicara tentang permohonan keselamatan orang percaya dan penghukuman atas kefasikan. Permohonan ini digambarkan seperti wanita yang sedang berjuang dengan kesakitan menantikan kelahiran yang akan mendatangkan sukacita besar. Permohonan ini disertai keyakinan penuh kepada Allah. Pada masa sulit masih ada umat yang percaya dan menantikan datangnya keadilan Allah seperti orang yang menantikan terang. Teks ini juga menubuatkan masa kebangkitan orang mati dan pengharapan akan pemulihan serta damai sejahtera dari Tuhan.  Yesaya bernubuat pada masa ketika Kerajaan Selatan, Yehuda, juga mengalami kebobrokan sosial, politik, dan spiritual, mirip dengan apa yang terjadi pada Kerajaan Utara yang sudah dihancurkan oleh Asyur, maka ketika Nabi Yesaya bernubuat ternyata hidup di bawah ancaman ekspansi dari kerajaan Asyur yang kuat, yang mengancam eksistensi Yehuda.

II. Hatorangan ni turpuk

Ayat 17

"Seperti perempuan yang mengandung yang sudah dekat waktunya untuk melahirkan, menggeliat sakit, mengerang karena sakit beranak, demikianlah tadinya keadaan kami di hadapan-Mu, ya TUHAN." 

Ayat ini menggambarkan penderitaan dan kesakitan yang dialami umat Tuhan, dianalogikan dengan rasa sakit seorang wanita yang akan melahirkan.

Ayat 18

"Kami mengandung, kami menggeliat kesakitan, tetapi kami melahirkan anak. Kami tidak membawa keselamatan ke bumi, dan penduduk dunia tidak hidup kembali." 

Meskipun telah mengandung dan menderita, umat Tuhan belum berhasil membawa keselamatan ke bumi, dan orang-orang mati tidak dapat hidup kembali.

Ayat :19

"Tetapi orang-orang-Mu yang mati akan hidup kembali, ya TUHAN, mayat-mayat mereka akan bangkit; biarlah mereka yang diam dalam debu bangun dan bersorak-sorai; embun-Mu seperti embun fajar; bumi akan melahirkan orang-orang matinya."

Ini adalah janji Tuhan tentang kebangkitan orang mati. Mayat-mayat mereka akan bangkit, dan mereka yang "diam dalam debu" akan bangun dan bersorak-sorai. 

"Embun-Mu seperti embun fajar" adalah metafora yang menggambarkan bagaimana Tuhan akan menghidupkan umat-Nya yang mati. 

Bumi akan "melahirkan orang-orang matinya," yang artinya kehidupan akan kembali kepada mereka yang telah mati. 

 

III. Sipahusor husoron

·         Keyakinan akan Keselamatan Tuhan: 

Meski di tengah penderitaan dan penghakiman, Yesaya menegaskan bahwa umat Tuhan akan diselamatkan dan akan ada kebangkitan orang mati serta damai sejahtera dari Tuhan. 

·         Perjuangan Melawan Dosa: 

Gambaran perempuan hamil yang merintih kesakitan (ayat 17-18) melambangkan penderitaan umat dan pergolakan untuk mendapatkan keselamatan dan pemurnian dari dosa. 

·         Harapan Kebangkitan: 

Ayat 19 secara eksplisit menubuatkan kebangkitan orang mati, di mana orang-orang yang diam di dalam debu akan bangkit dan bersorak-sorai karena pertolongan Tuhan. 

·         Tuhan sebagai Tempat Perlindungan: 

Pasal 26 ini juga menekankan bahwa Tuhan adalah gunung batu yang kekal, tempat perlindungan yang aman di tengah kekacauan dunia dan tempat umat percaya dapat menemukan kepastian dan keamanan. 

·         Pesan Utama

Pada dasarnya, Yesaya 26:17-19 menggambarkan periode kesengsaraan dan penderitaan yang dialami umat Tuhan, diikuti dengan janji kebangkitan, pemulihan, dan damai sejahtera kekal yang akan diberikan oleh Tuhan sebagai "embun terang" yang melahirkan kembali kehidupan. Kita yang telah mati karena dosa dan pemberontakan kita  yang sepatutnya kita binasa tetapi dengan kebangkitan Kristus mengalahkan maut menjadi harapan bagi kita setiap orang yang percaya kepadaNya.   Amin


Tidak ada komentar:

theologi Lutheran

Acara Ibadah pemuda/i lutheran minggu XX setelah Trinitatis

  ACARA IBADAH REMAJA & PEMUDA/I GKLI Sabtu, 01 November 2025 1.       Bernyanyi dari Kidung Jemaat No. 15 : 1 – 3 (...

what about theologi luther ?