Jumat, 06 September 2024

Pertobatan yang sesungguhnya "Dari yang Jahat menjadi Baik" Kisah Para Rasul 9 : 10 - 19

Selamat pagi. 
Firman Allah
Kisah Para Rasul 9 : 13
Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem.
Kisah Para Rasul 9 : 14
Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu."
Kisah Para Rasul 9 : 15
Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.
Kisah Para Rasul 9 : 17
Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus."
Kisah Para Rasul 9 : 18
Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis.

Saudara saudari, Dalam konteks penganiayaan para pengikut Yesus, Lukas mengisahkan pertobatan seorang penganiaya yang bernama Saulus. Dia adalah salah seorang yang menyetujui pembunuhan Stefanus (8:1a). Bahkan, hatinya berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan Yesus (9:1). Berita tentang keberingasan Saulus telah tersiar sampai ke Damsyik sehingga membuat banyak pengikut Kristus ketakutan (13). Dalam hal ini, agenda Saulus pergi ke Damsyik, dengan membawa surat kuasa dari Imam Besar, adalah menangkap para pengikut Yesus dan membawa mereka ke Yerusalem untuk diadili. Namun, di tengah jalan Yesus menemuinya melalui cahaya yang membutakan matanya dan berkata "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat" (6). Saulus pun melanjutkan perjalanannya ke Damsyik dan tinggal di rumah Yudas (11). Ternyata di Damsyik Yesus punya misi khusus untuk seorang murid-Nya yang bernama Ananias. Tugas Ananias adalah menyampaikan isi hati Tuhan kepada Saulus. Ini tidak mudah baginya karena sepengetahuannya Saulus adalah seorang penganiaya yang beringas (13, 14). Namun, Yesus tetap meminta Ananias pergi karena Ia telah menetapkan Saulus sebagai alat pilihan-Nya untuk memberitakan nama-Nya kepada bangsa-bangsa lain, raja-raja, dan orang-orang Israel. Ananias pun pergi dan menumpangkan tangan atas Saulus agar ia dapat melihat kembali (15-18).

Saudara saudari, Ananias bukanlah orang besar, namun tindakannya menggambarkan ketaatan yang besar dan kesediaan terlibat dalam misi Allah. Keterlibatan dalam misi Allah seharusnya lahir dari keyakinan akan suara Allah yang memanggil. Oleh karena itu, sebenarnya tak satu pun kita manusia yang dapat menghindar dari Allah
 Jikalau Allah sudah berkehendak untuk kita, hendaklah syukuri dan pergunakanlah waktu yang ada untuk melakukan kebaikan. Dan jika saat ini kita telah di pilih dan di tetapkan menjadi milik Allah lewat Baptisan dan Iman yang di tanamkan dalam hati kita maka mari berlomba lomba untuk menunjukkan kualitas pertobatan seperti Rasul Paulus yang telah meberitakan kabar Injil keselamatan kepada setiap bangsa, termasuk kita saat ini. Tetaplah berjuang di dalam iman dan harus terlibat dalam misi Allah. Besar atau kecil pun misi yang dapat kita lakukan itu bukanlah menjadi masalah yang paling utama adalah ketaatan kita kepada Allah.

Kiranya Kasih Setia Allah Bapa, Anak dan Roh kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin

Kamis, 05 September 2024

Pertobatan Saulus - Anugerah tidak dapat di tolak - Kisah Para Rasul 9 : 1 - 9

Selamat pagi... 

-Firman Allah untuk kita-
Kisah Para Rasul 9 : 4
Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
Kisah Para Rasul 9 : 5
Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.
Kisah Para Rasul 9 : 6
Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."
Kisah Para Rasul 9 : 7
Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun.
Kisah Para Rasul 9 : 8
Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.
Kisah Para Rasul 9 : 9
Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.

Saudara saudari, Jika Allah berkehendak, maka tidak ada yang dapat lepas dari-Nya. Dalam perikop ini, kita dapat melihat bagaimana cara Allah dalam memenuhi kehendak-Nya, sehingga pihak-pihak yang dikehendaki tak dapat lepas dari anugerah-Nya. Dalam hal ini, kita akan belajar dari tiga pihak yang disebutkan dalam perikop bacaan kali ini.

Pihak pertama adalah Saulus, seorang yang sangat bengis. Kebenciannya terhadap umat Tuhan begitu dalam (1-2). Akan tetapi, ketika Allah menginginkannya sebagai 'ALAT', Saulus yang begitu bengis itu pun tak dapat lepas dari Allah (15-16). Dari hal ini, kita belajar mengenai satu prinsip tentang anugerah bahwa anugerah tidak dapat ditolak (irresistible grace).

Pihak kedua adalah jemaat Tuhan. Mereka adalah korban dari kebengisan Saulus. Akan tetapi, Tuhan Yesus tidak membiarkan mereka begitu saja tanpa penyertaan. Buktinya, Tuhan mengasosiasikan diri-Nya sendiri sebagai pihak yang teraniaya juga (4-5). Dari hal ini, kita belajar bahwa dalam kondisi apa pun Allah turut menyertai umat-Nya. Bahkan bukan hanya itu, Allah turut menderita bersama anak-anak-Nya.

Pihak ketiga adalah Ananias. Tuhan menghendakinya menjadi 'alat' untuk bertemu dan menyembuhkan Saulus yang mengalami kebutaan. Meski pada awalnya dia menolak untuk pergi dan menyembuhkan Saulus, pasalnya Saulus terkenal sebagai penganiaya jemaat (13), akan tetapi Ananias tak dapat lepas dari kehendak Allah. Allah menghendakinya sebagai 'alat' yang melayani seorang 'alat Tuhan' yang lainnya. Jadi, dia harus pergi!. Dari hal ini, kita dapat belajar bahwa segala sesuatu ada dalam kendali Allah. Tidak ada seorang pun atau sesuatu apa pun yang dapat lepas dari kendali-Nya.

Dari ketiga pihak tersebut, kita pun dapat belajar tiga hal:
 Pertama, jangan menutup pintu anugerah bagi siapa pun. Sekalipun kelihatannya orang tersebut sangat bengis. 
Kedua, jangan takut dengan kesulitan kehidupan, Dia adalah Allah yang selalu menyertai.
Ketiga, jadilah 'alat Tuhan' yang setia. 'Alat Tuhan' yang siap sedia melakukan apa pun tugas yang diberikan Allah kepada kita.
Dan salah satu contoh gaya hidup Rasul Paulus adalah "HIDUP DALAM PERTOBATAN SETIAP HARI"  Hendaklah kita juga demikian menunjukkan buah dari pertobatan kita, dari tingkah laku, pola pikir termasuk gaya hidup dalam memberitakan kabar baik dan berbagi berkat kepada sesama kita. 

Kiranya Kasih Setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏

Rabu, 04 September 2024

Firman Allah untuk semua Orang - Kisah para rasul 8 : 24 + 40

Selamat pagi 

Firman Allah untuk kita
Kisah Para Rasul 8 : 28
Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab nabi Yesaya.
Kisah Para Rasul 8 : 29
Lalu kata Roh kepada Filipus: "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!"
Kisah Para Rasul 8 : 30
Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?"
Kisah Para Rasul 8 : 31
Jawabnya: "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya.
Kisah Para Rasul 8 : 32
Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya.

Saudara saudari, Kalau kita membaca ulang Kis. 1:8, maka kita akan mendapati bahwa Injil harus disebarkan mulai dari Yerusalem, seluruh Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi. Itu berarti seluruh penjuru bumi harus tersentuh Injil. Sebelumnya Israel begitu membanggakan diri sebagai bangsa pilihan Tuhan. Itu berarti Israel adalah satu-satunya bangsa yang akan menerima kasih karunia Tuhan. Namun melalui perintah Yesus, nyata jelas bahwa Injil harus menembus tembok Israel dan dibawa kepada bangsa-bangsa lain. 

Kisah dalam nas hari ini menggambarkan transisi dari Yerusalem untuk sampai ke ujung bumi. Setelah pemberitaan Injil di Yerusalem (Kis. 3-4) dan kemudian di Samaria (Kis. 8:1-25), Tuhan memberikan kesempatan kepada seorang Etiopia untuk mendengar Injil. Bayangkan, Etiopia adalah tempat yang sangat jauh dari Yerusalem. Namun pada waktu itu, ia datang ke Yerusalem untuk beribadah kepada Allah Israel (ayat 27). Suatu perjalanan yang panjang bukan? Tentu itu disebabkan keyakinannya yang kuat akan Allah Israel. Ia juga haus akan firman Tuhan (ayat 30-31). Ini menjadi jalan pembuka bagi Filipus untuk membicarakan Injil. Sebelumnya Filipus telah diarahkan Roh Kudus untuk menemui sida-sida Etiopia itu (ayat 26). Tampak bagaimana Allah begitu aktif memenuhi rancangan-Nya untuk menjangkau dunia bagi pemberitaan Injil. Ia telah mempersiapkan pertemuan kedua orang itu. 

Dari kisah itu kita melihat bagaimana Allah membuka kesempatan bagi pekabaran Injil untuk menjangkau orang-orang yang berasal dari tempat yang tidak terpikirkan sebelumnya. Maka salah satu kewajiban kita dalam pekabaran Injil adalah berdoa agar Allah membuka pintu bagi pem-beritaan Injil untuk orang-orang dari seluruh belahan dunia. 

Dan bila Allah memakai kita untuk terlibat secara langsung dalam pemberitaan Injil, ikutilah teladan Filipus yang taat memenuhi pimpinan Roh Kudus. Dengan demikian Injil jadi tersebar dan ada orang-orang yang menyambut Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. 

Kiranya kasih Karunia Allah Bapa, Anak dan roh kudus memelihara kita semua. 
Amin 🙏🙏🙏

Selasa, 03 September 2024

Pertobatan Harus menunjuk kepada perobahan hidup - Kisah Para Rasul 8 : 14 - 28

Selamat pagi. 


Firman Allah Untuk kita. 
Kisah Para Rasul 8 : 22
Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini;
Kisah Para Rasul 8 : 23
sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan."
Kisah Para Rasul 8 : 24
Jawab Simon: "Hendaklah kamu berdoa untuk aku kepada Tuhan, supaya kepadaku jangan kiranya terjadi segala apa yang telah kamu katakan itu."
Kisah Para Rasul 8 : 25
Setelah keduanya bersaksi dan memberitakan firman Tuhan, kembalilah mereka ke Yerusalem dan dalam perjalanannya itu mereka memberitakan Injil dalam banyak kampung di Samaria.

Saudara saudari, Kitab Kisah Para Rasul dapat pula kita sebut Kisah Karya Roh Kudus sebab pemeran utama kisah dalam kitab ini sebenarnya adalah Roh Kudus, bukan para rasul. Roh Kudus memakai para rasul untuk melaksanakan pekerjaan-Nya dan bukan sebaliknya. Para rasul tidak memakai Roh Kudus untuk mencapai tujuannya. Sangat disayangkan karena Simon, salah seorang petobat baru di Samaria, tidak memahami hal ini. Ia mengira, ia bisa membeli karunia Roh Kudus agar ia pun dapat melakukan mukjizat seperti para rasul. Dalam hal ini Simon sangat keliru dan tidak memahami tentang kuasa Allah. Walaupun Simon telah bertobat dan mengikut Filipus dalam pelayanannya, ia masih membawa manusia lamanya. Alkitab mencatat bahwa sebelum pertobatannya, Simon adalah seseorang yang merasa diri "SANGAT PENTING" (Kis. 8:9). Bahkan orang lain pun memandangnya dengan takjub dan memanggilnya, "Kuasa Besar" (Kis. 8:10), berhubung kekuatan sihir yang dimilikinya. Dengan kata lain, sebelum bertobat, Simon terbiasa menjadi pusat perhatian dan kekaguman orang di sekelilingnya. Sudah tentu setelah bertobat, Simon tidak lagi bisa dan tidak boleh bergaul dengan kuasa gelap dan itu berarti tamatlah riwayat sihirnya. Sekarang Simon tidak lagi "berkuasa" dan rupanya di sinilah letak persoalannya. Ia tidak terbiasa menjadi orang biasa dan tetap rindu menjadi orang besar sampai-sampai ia berani membayar para rasul untuk memberinya kuasa Roh Kudus. Namun Syukurlah, ia masih mau mendengar teguran Petrus yang keras itu. Sehingga dia sadar bahwa kuasa Allah ataupun Anugerah Allah sungguh tidak dapat di beli. 

Dalam perjalanan hidup kita, dari titik PERTOBATAN sampai berjumpa kembali dengan Kristus kelak, ini merupakan sebuah proses pengudusan yang panjang. Tuhan akan terus membentuk kita agar makin serupa dengan-Nya. Karena itu tetaplah bersabar dan berjuang di dalam proses terlebih paling utama tetaplah hidup di dalam Pertobatan setiap hari yang tetap teguh di dalam Firman-Nya yang Kudus. Dan jangan takut Allah selalu setia memelihara kita dalam Proses ini. 


Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus menolong dan memelihara hati kita semua. Amin

Senin, 02 September 2024

Togu ma Rohanta di bagasan Tuhan i - Jamita Partangiangan (Efesus 6 : 10 – 20)

 

Jamita Partangiangan
04 September 2024

Evangelium : Efesus 6 : 10 – 20


Patujolo : Angka dongan sahaporseaon, adong do hata na mandok “Hidup Ini adalah perjuangan”. Di turpuk jamita di borngin on, sasintongna on do na naeng dohonon ni Debata tu hita bahwa ganup angka na porsea di Tuhan Jesus Kristus, saleleng mangolu di portibi on ingkon do berjuang mangalo saluhut angka ihot ihot ni portibi on, manang na angka pangago na di portibi on ima harajaon ni sibolis. Molo tabereng do angka na masa di Film taringot tu angka parporangan, sude do angka penguasa manang na Raja paborhathon angka pasukanna be marhite angka senjata laho manaluhon angka alona nasida. Alani hita pe sasintongna di paborhat Debata do hita tu portibi on laho manaluhon haholomon i (harajaon ni sibolis) marhite angka senjata na pinarade ni Debata. Alani marhite jamita di borngin on di paingot Debata do hita asa :

Thema  : “Togu ma Rohanta di bagasan Tuhan i”

1.     Ai gogo do portibi on na laho pataluhon haporseaon ta

Molo marningot do hita di padan na robi, di tingki na madabu si Adam dohot si hawa tu bagasan dosa dison ma patar di paboa tu saluhut pangisi ni portibi on, bahwa margogo do sibolis mangarajai, mangela-ela angka pingkiran ni saluhut hita jolma, jala on ma namasa sahat tu nuaeng, ido umbahen asa torop hita jala si ganup tingki madabu tu bagasan dosa, siganup ari do saluhut jolma madabu tu bagasan dosa, godang na mangalehon dirina di pangke sibolis gabe mangula angka hajahaton, manghanciti roha, mangaleai, paroa roahon, marlate ni roha nang songoni ginjang ni roha, godang na mangalelei angka parbarita nauli, manundati manang na paporsuk porsuk hon angka na pauli uli bagas joro, jala na paroa roahon manang na palea leahon angka parbarita nauli, angka on ma ulaon ni sibolis di na masa sahat tu tingki on, jala na paling nyata di ngolunta on ima mambahen hita ndang marpos ni roha tu Debata (paholangkon hita sian Debata).

Jala sasintongna ia disi tapajonok dirinta tu Debata laos disi do jongjong sibolis i mangganggu roha nang pingkiranta na mambahen hita gabe hurang marpos ni roha tu Debata. Boi do tarasahon i, saleleng holang hita sian Debata olo do denggan-denggan sajo torus pardalanan ni ngolunta.alai dung tapajonok dirinta tu Debata disi ma olo gok masa angka parungkilan manang na tantangan. Tung mansai gogo do sibolis i sasintongna manggugai roha ni ganup angka na porsea, jala Jesus sandiri pe di unjuni sibolis do, alai ala di Jesus do saluhut huaso na sian Debata, talu do sibolis i dibahen Jesus Kristus. Jala sasintongna hita pe margogo do laho manaluhon huaso ni sibolis, margogo do hita manaluhon saluhut angka hisap hisap ni portibi on asal ma tongtong togu Rohanta  di bagasan Tuhan i songon thema ni jamita ta di borngin on na mandok “Togu ma rohanta dibagasan Tuhan i 

2.     Asa margogo hita manaluhon saluhut angka tahi ni sibolis.

Di na tabereng nuaeng angka namasa di portibi on, sasintongna ingkon do sude hita pajonokhon diri tu Debata, ai Debata sandiri do mandok ndang tarulahon hita saluhut angka na denggan ianggo so marhite hite Debata (Yoh.15:5-6). Mangulahon na denggan pe hita maol do ianggo so marhite hite holong na sian Debata, isarana mengmapuni angka musunta, manghaholongi angka dongan ta, manghaholongi saluhut pangisi ni bagasta lumobi ma manghaholongi Debata di bagasan pos ni roha, sada hal na borat situtu do i ulahononta molo so hot hita di hata ni Debata, lumobi ma muse laho manaluhon saluhut angka dosa manang na mangalo saluhut angka tahi ni sibolis na mambahen hita madabu tu dosa ndang tartaluhon hita i ianggo so marhite huaso dohot gogo na sian Debata. Di turpuk jamita borngin on di ayat 17 didok do asa sude hita manjangkon hata ni Debata ima na gabe tahulukta (Topi) dohot podang ta laho mangalo saluhuta angka tahi ni sibolis i. Jala songon na nidok ni angka na Porsea didok do bahwa “Tangiang do gogo ni angka na porsea” songon na nidok na di ayat 18 ai ingkon tangkas do tahaporseai jala ta antusi bahwa tangiang ido parhitean ta tu Debata laho mangido gogo dohot huaso sian Debata asa margogo hita manaluhon saluhut angka tahi ni sibolis, alani unang losok jala malas hita martangiang alai tongtong ma tagogohon manjouhon goar ni Tuhan Debata.

Alani angka dongan sahaporseaon, molo pe tung gogo sibolis i na sai tongtong manggugai roha nang pingkiranta lumobi ma haporseaonta, jala molo pe tung porsuk sitaononta di portibi on, ta ingot ma gomos bahwa portibi on nungga be talu di bahen huaso ni Debata marhite hite haheheon ni Jesus Kristus sian hamatean i (Yoh.16:33) na marlapatan ma i molo Debata do dongan ta jala tongtong hot rohanta di bagasan panoguion ni Debata, dang adong be alonta (Rom.8:31+39) jala tontong do donganion jala parsahalaion ni Debata hita mangalo saluhut angka tahi ni sibolis i marhite tondi porbadia. Di bahen i tajalo jala tapangke ma angka sinjata haluaon naung ni lehon ni Debata tu hita, asa margogo hita jala boi tataluhon saluhut tahi ni angka sibolis i. Asa di na di lehon Debata dope hosa hangoluaon i dihita tutu ma hita hot di bagasan roha na tigor maradophon Debata.

Di pasu pasu jala di pargogoi Tuhan Debata ma hita saluhutna. Amen.


Sukacita Penuh Oleh Karna Anugerah Allah - Kisah Para Rasul 8 : 4 - 13

Selamat pagi. 
Firman Allah untuk kita
Kisah Para Rasul 8 : 5
Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ.
Kisah Para Rasul 8 : 6
Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu.
Kisah Para Rasul 8 : 7
Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan.
Kisah Para Rasul 8 : 8
Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.

Saudara saudari, Dari isi kitab Lukas, kita dapat menyimpulkan bahwa Simon (si tukang sihir) telah menjadi percaya melalui pelayanan Filipus (ayat 13). Anugerah panggilan Allah telah nyata berkarya melalui pemberitaan Firman oleh Filipus. Simon pun takjub melihat kuasa Allah yang dinyatakan melalui Filipus. Lalu terjadilah pertumbuhan Iman yang benar di Samaria: kuasa Allah nyata menikahi orang samaria dan pemberitaan Injil diterima dan kota itu sungguh bersukacita (ayat 8). 

Dalm perikop ini Petrus dan Yohanes, yang datang kemudian, menumpangkan tangan atas orang-orang Samaria agar mereka beroleh Roh Kudus (ayat 15-17). Melihat hal itu, Simon tertarik untuk memperoleh kuasa yang mereka miliki. Ia ingin bisa melakuan apa yang mereka lakukan. Ia malah bersedia membeli kuasa itu. Mungkin ini adalah Kesalahan dan sesuatu yang aneh, sebab Kuasa tidak dapat di beli itu hanyalah Anugerah Allah bagi orang benar. Namun kalau kita perhatikan latar belakang Simon, sebenarnya hal itu tidak mengejutkan. Sebab bisa saja sebelumnya ia harus mengeluarkan uang atau persembahan untuk belajar ilmu sihir. Jadi ia mengira bahwa ia perlu membayar kedua rasul agar dapat memiliki "ILMU AJAIB" itu. Masalahnya, ia tidak paham bahwa Iman dan sihir adalah dua dunia yang berbeda, bagaikan terang dan gelap. Maka teguran keraslah yang kemudian ia terima dari Petrus (ayat 20-23). Bagi Petrus, ini masalah serius. Permintaan Simon menunjukkan kesalahpahaman konsep Iman bahwa kuasa yang dimiliki para rasul untuk melayani adalah merupakan Anugerah Allah. Bukan dibeli dan sebaliknya, tidak dapat dibeli. Pertobatan Simon ternyata belum membersihkan konsep-konsep yang berlawanan dengan ajaran Kristen, seperti yang kita lihat pada saat ini banyak orang Kristen yang tidak memiliki Kualitas dan identitas yang sesungguhnya. Sama seperti Simon, Ia masih berpikir seperti ketika ia masih menjadi tukang sihir. 

Hal Ini menjadi pelajaran bagi Gereja dalam mengabarkan Injil. Perlu dengan jelas dipahami bahwa pertobatan seharusnya merupakan perubahan radikal. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga konsep dan pola pikir. Maka bila seluruh kebenaran Injil tidak dapat disampaikan dalam setiap Kebaktian secara sempurna, maka gereja atau pelayan harus tetap memberitakan Injil dengan benar, harus bertanggung jawab untuk mengupayakan tindak lanjut agar para petobat baru dapat dibina hingga Iman mereka bertumbuh. Sebab itulah bukti orang yang sungguh sungguh hidup dalam Anugerah Allah. Karena itu, marilah kita semua hidup di dalam tuntunan Roh Kudus yang kita terima dan hendaklah hidup menjadi terang dalam keluarga dan masyarakat... 

Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh kudus memelihara kita semua. Aminn 😊😊

Allah Maha Hadir - Jangan Membatasi Kehadiran Allah - Kisah Para Rasul 7 : 46- 51

Selamat pagi 

Firman Allah untuk kita. 
Kisah Para Rasul 7 : 46
Daud telah mendapat kasih karunia di hadapan Allah dan ia memohon, supaya ia diperkenankan untuk mendirikan suatu tempat kediaman bagi Allah Yakub.
Kisah Para Rasul 7 : 47
Tetapi Salomolah yang mendirikan sebuah rumah untuk Allah.
Kisah Para Rasul 7 : 51
Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.
Kisah Para Rasul 7 : 48
Tetapi Yang Mahatinggi tidak diam di dalam apa yang dibuat oleh tangan manusia, seperti yang dikatakan oleh nabi:
Kisah Para Rasul 7 : 49
Langit adalah takhta-Ku, dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku. Rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, demikian firman Tuhan, tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?

Saudara saudari, Meski Allah sudah menyatakan diri kepada manusia, masih saja manusia berusaha mencari sesembahan lain. Namun Allah selalu berinisiatif menunjukkan cara bagaimana manusia dapat mendekat pada-Nya. Maka kemudian ada Kemah, tempat manusia dapat bertemu dengan Allah (44-45). Kemudian Salomo mendapat kesempatan untuk membuat sebuah tempat yang permanen bagi umat Allah untuk datang menemui Dia (46-47).

Namun harus dipahami bahwa Allah tidak dapat dibatasi oleh sesuatu yang dibuat oleh tangan manusia (48-50). Ia terlalu besar untuk ditempatkan dalam sebuah bait buatan tangan manusia. Karena itu jika manusia mengagungkan Bait Allah lebih daripada memuliakan Allah, bukankah itu merupakan penghujatan terhadap Allah, yang seharusnya disembah di bait itu? Di sisi lain, bila mereka memang mengagungkan Bait Allah, kenapa mereka menolak Allah dan orang-orang yang Dia utus? Ironis bukan? Lagi pula bukankah mengagungkan sesuatu buatan manusia sama dengan penyembahan berhala (bdk. Yes. 31:7)?

Umat Tuhan masa kini pun masih ada yang ingin membangun gedung megah dengan asumsi bahwa tanpa gedung megah kita tak dapat beribadah dengan baik. Untuk orang semacam itu, perkataan Stefanus memberikan sebuah perspektif. Ingat, kita menyembah Allah yang transenden. Ia tidak memerlukan gedung untuk menerima puji dan sembah. Di sisi lain, ada orang yang bukan mengagungkan gedung gereja, tetapi membatasi Tuhan dengan menganggap bahwa Ia hanya mungkin ditemui di suatu tempat, yaitu di gedung gereja. Ini bisa bermakna lain: bila Tuhan hanya berdiam di gedung gereja, berarti Ia tidak tinggal di dalam hidup kita. Akibatnya kehidupan Iman hanya nyata saat beribadah. Selepas dari ruang ibadah, mereka meninggalkan Tuhan dan iman tidak terlihat dalam hidup keseharian. Kita tentu tidak ingin menjadi orang semacam ini. Maka jangan batasi Tuhan di tempat-tempat tertentu saja. Biarkan Dia merajai hidup kita, terlebih merajai hati dan pikiran kita. 

Kiranya kasih Setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita. Aminn

theologi Lutheran

Acara Ibadah pemuda/i lutheran minggu XX setelah Trinitatis

  ACARA IBADAH REMAJA & PEMUDA/I GKLI Sabtu, 01 November 2025 1.       Bernyanyi dari Kidung Jemaat No. 15 : 1 – 3 (...

what about theologi luther ?