Sabtu, 28 September 2024

Markus 9 : 38 – 50 - HIDUPLAH DENGAN BENAR SEBAGAI PENGIKUT YESUS KRISTUS - KHOTBAH MINGGU XVIII SETELAH TRINITATIS

 

KHOTBAH MINGGU XVIII SETELAH TRINITATIS. 


Evangelium    : Markus 9 : 38 – 50

Pendahuluan  : Dalam perjalanan pelayanan Yesus Kristus, Yesus sudah banyak mengadakan Muzijat kesembuhan, mengusir roh jahat dan lain lainnya. Pada saat itu tentu sudah semakin banyak orang yang percaya dan mengikut Yesus. Dalam perikop Evanggelim kita minggu ini, para murid murid merasa bahwa hanya merekalah yang menjadi murid atau bagian dari pada pengikut Yesus Kristus, hal ini terbukti bahwa mereka mencegat orang yang mengadakan muzijat atas nama Yesus, mungkin merasa hanya merekalah yang layak menggunakan nama Yesus Kristus atau merasa tersaingi sebab jika kita baca dalam Markus 9 : 18 mereka tidak dapat mengusir roh jahat. Hal ini sesungguhnya adalah hal yang biasa dan yang sering terjadi juga terjadi dalam hidup kita. Jikalau kita perhatikan dalam perjalanan kehidupan pada saat ini, sering ego lebih tinggi dari pada pertimbangan kasih yang kita hidupi, sering kita merasa lebih mampu dari pada orang lain sehingga menganggap saudara/i kita lebih rendah atau di bawah kita, dan salah satu penyakit yang sering terjadi sering kita merasa Iri melihat orang ketika sukses dan juga merasa tersaingi jika ada orang yang lebih bisa dari kita sendiri. Sesungguhya Allah tidak menginginkan hal hal demikian terjadi dalam hidup kita. Oleh karena itu di minggu XVIII setelah trinitatis pada hari ini Allah mengingatkan kita kembali melalui thema khotbah minggu ini yang mengatakan :

Thema : HIDUPLAH DENGAN BENAR SEBAGAI PENGIKUT YESUS KRISTUS

1.     Bagaimanakah hidup dengan benar ?

Saudara saudari, sejak kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa sesungguhnya, dosa itu diwariskan dan membuat tidak satu orang pun di dunia ini yang benar (Pengkotbah 7:20) yang ber arti semua orang berdosa dan tidak ada yang benar. Lalu bagaimanakah kita dapat hidup di dalam kebenaran sedangkan kita tidak benar ?. Dalam FirmanNya di Roma 3 : 22 Rasul Paulus telah menyatakan bahwa sesungguhnya Allah telah membenarkan kita lewat Iman, Iman datang dari Allah oleh pendengaran Firman dan hal itu lah sesungguhnya yang membuat kita menjadi orang benar di hadapan Allah. Tetapi hal ini sering kita tidak sadari dan sering juga kita memberi hidup berleha leha di kuasai oleh keinginan iblis, sehingga hidup kita tidak benar di hadapan Allah.

Lalu bagaimanakah kita harus menjadikan hidup kita sebagai orang yang benar dalam Iman ?

Dalam Evangelium hari ini, kisah murid murid yang mencegah seorang yang bukan pengikut mereka mencegah orang yang mengusir roh jahat demi nama Tuhan sesungguhnya adalah hal yang tidak baik. Sebab jika di pikirkan secara matang sesungguhnya kejadian ini adalah bentuk kesuksesan pelayanan mereka sebab di luar mereka sudah ada yang selamat dan memiliki kuasa untuk mengusir roh. Namun hal ini terjadi, kemungkinan besar adalah karena dorongan Egoistis yang merajai mereka. Mungkin merasa bahwa hanya merekalah yang layak menggunakan nama Tuhan atau mungkin juga merasa tersaingi atau tersakiti sekalipun sebab mereka tidak dapat melakukannya (Mark.9:18) atau mungkin mereka merasa bahwa hanya merekalah yang lebih kudus dan layak mengadakan pelayanan seperti itu. Sesungguhnya hal ini juga sering terjad dalam hidup kita, pada saat ini masih banyak orang merasa sial jika sahabatnya sukses, merasa tersaingi jika orang lain lebih bisa atau merasa lebih berhak bahwa itu lebih pantas untuk diri kita sendiri. Pada saat ini Firman Allah mau mengingatkan kita bahwa hidup orang benar, sesungguhhnya tidaklah dikuasai oleh egositis, tidak ada rasa cemburu terlebih tidak ada rasa tersaingi dalam melakukan pelayanan seperti murid murid (38-41). Jangan biarkan egoistis merajai hatimu jika yang di lakukan orang adalah hal yang baik.

Dalam perikop Evangelium hari ini, kita juga di ingatkan agar berhati hati dalam mempergunakan seluruh tubuh kita, hidup sebagai orang yang telah di benarkan hendaklah harus menjauhkan diri dari segala bentuk kesesatan. Sebab upah dari penyesat atau pengabar kesesatan adalah kebinasaan (Mark 9:42). Allah menciptakan kita dengan berbagai macam Indra, lengkap dengan tangan, mulut, kaki, dan mata telinga dll, segala sesuatunya itu Allah ciptakan hanya untuk kepentingan dalam memuliakan Allah dan juga termasauk bentuk kemandirian kita dalam menjalani hidup, agar dapat berjalan, dapat melihat, dapat berbicara dan dapat mengabarkan kabar baik. Karna itu, jikalau kita salah mempergunakan seluruh indra kita maka murka Allah akan tetap ada pada orang orang yang tidak tau bersyukur. Karena itu, hendaklah segala sesuatu yang menghalangi kita untuk datang kepada Allah mari kita buang, dalam hal ini, meskipun Yesus berkata jikalau tangan mu menyesatkan engkau penggallah, jika matamu menyesatkan engkau cungkillah, jika kakimu menyesatkan engkau penggallah sesungguhnya Yesus bukan mengajarkan kita agar menjadi orang sadis dalam hidup, contoh ketika tangan menyesatkan atau berdosa kita langsung memotong, ketika mata menyesatkan atau berdosa kita mencungkilnya. Dalam hal ini Yesus ingin mengajarkan kita agar sebagai orang percaya atau pengikut Kristus yang sejati maka hendaklah kita menguasai diri kita dan membatasi agar seluruh tubuh kita tidak terjatuh kedalam kesesata atau melakukan dosa dengan terus menerus. Yesus mengajar kita agar menahan diri (mangorom diri) untuk tidak mengulangi dosa dan hendakalah segala sesuatu yang telah Allah ciptakan untuk menjadi milik kita, baik harta, keluarga dan tubuh kita menjadai berkat yang berarti bagi kita dan sesama.

Dalam hal ini Yesus sudah menggambarkan bahwa sesungguhnya neraka itu adalah kehidupan yang pahit dan bersifat kekal. Allah sebenarnya tidak menginginkan kita untuk masuk ke dalam neraka bahkan kita sendiri pun tidak mau masuk ke nereka tersebut. Sebab Neraka itu adalah siksaan kekal, dimana Yesus menyampaikan bahwa di Neraka apinya tidak akan mati dan ulat sekalipun yang di dalam api itu tidak akan mati, ini adalah peringatan bagi kita agar jangan kesesatan merajai kita. Sebab upah dari kesesatan atau ketidak setiaan kepada Allah dalam menunjukkan kasih kepada sesama akan mendatangkan siksaan kekal. Karena itu jangan biarkan hidupmu sia sia dan berakhir di dunia siksaan kekal.

Jangan menyesatkan orang – Hidup orang yang benar adalah menjauhkan diri dari segala bentuk kesesatan, sebab upah dari penyesatan adalah kebinasaan (42-48)

2.     Supaya hidup kita menjadi berkat – memiliki Rasa

·       Hidup kita dari lahir sampai mati sesungguhnya tidak bisa terpisahkan dari Garam demikianlah dengan hidup kita, tujuan Allah menciptakan kita adalah hanya untuk kemuliaan Allah yang berarti kita tidak dapat juga terpisahkan dari Allah.

·       Hidup menjadi berkat – Hidup memiliki Rasa (mempunyai garam dalam hidup)

·       Hidup berdamai yang seorang dengan yang lain.

Pdt. Ardianus Situmorang S.Th


Tidak ada komentar:

theologi Lutheran

Hidup di dalam Doa yang benar - Mazmur 20

Selamat pagi.  Firman Tuhan untuk kita.  Mazmur 20 : 6 Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diura...

what about theologi luther ?