Rabu, 18 September 2024

Berani menyatakan yang benar - Kebenaran adalah Awal dari kebahagiaan - kisah para rasul 15 : 1 - 11

Selamat pagi ... 
Firman Allah untuk kita. 
Kisah Para Rasul 15 : 4
Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka.
Kisah Para Rasul 15 : 5
Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa."
Kisah Para Rasul 15 : 6
Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.
Kisah Para Rasul 15 : 7
Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya.
Kisah Para Rasul 15 : 9
dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman.
Kisah Para Rasul 15 : 10
Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?
Kisah Para Rasul 15 : 11
Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."


Saudara saudari yang terkasih, ada pepatah Batak mengatakan "Habonaron do mula ni Hasonangan/Kebenaran adalah pangkal kebahagiaan" 
Salah satu tanggung jawab orang percaya atau identitas hidup orang ber_Iman adalah harus berani menyatakan KEBENARAN meskipun menjadi di benci. Setiap orang percaya harus berani mengambil sikap untuk mempertahankan kebenaran demi untuk kemuliaan Allah, harus lebih takut kepada Allah dari pada kepada dunia/manusia, terutama ketika ada gugatan terhadap kebenaran pengajaran atau doktrin..

Sesungguhnya jikalau kita lihat dari hal yang mendasar, Kekristenan yang lahir di dunia ini berlatar belakang Yudaisme, ke_Kristenan itu tidak diterima dan dipahami secara utuh terlebih tentang kebenaran akan anugerah Keselamatan. Masih ada yang berpegang pada hukum Musa tentang keselamatan melalui sunat (1). Tentu saja Paulus dan Barnabas berdebat tentang pandangan ini. Karena diskusi tak dapat diselesaikan, mereka naik banding ke Yerusalem, tempat rasul-rasul. Ternyata di Yerusalem pun masih ada orang yang berpendapat serupa (5). Maka terjadilah pembahasan yang begitu memanas lewat suatu persidangan. 
Dalam hal ini sebagai Rasul yang baik dan berdiri teguh di atas Firman akhirnya Petrus tampil dan menegaskan bahwa semua orang, Yahudi maupun non-Yahudi, diselamatkan atau di benarkan di hadapan Allah adalah hanya oleh karena anugerah Allah melalui Iman kepada Yesus Kristus (9, 11). Keselamatan diperoleh tidak karena Ber_Iman plus (+) tindakan. Jika sebelumnya setiap orang non-Yahudi yang akan masuk ke dalam kumpulan orang percaya harus memberi diri di sunat, maka di dalam Yesus Kristus tradisi itu tak berlaku lagi. Memelihara tradisi agama tidak akan membuat orang lebih dekat pada keselamatan sebab keselamatan tidak didasarkan pada aktivitas religius atau aturan yang baku tentang agama yang tidak mendasar dari Kebenaran. Jika kita juga mengatakan perlu ada tindakan untuk melengkapi Iman maka sesungguhnya kita menodai Injil dan menempatkan diri di bawah murka Allah. 
Dalam hal ini kita harus belajar bahwa Rasul Paulus dan Barnabas begitu tegas dan berani menjelaskan atau menceritakan bagaimana Tuhan bekerja melalui mereka dalam penginjilan kepada orang non-Yahudi (12) dan hendaklah setiap kita orang percaya juga harus berani menyatakan kebenaran. Bahkan bukan hanya mereka Yakobus pun turut bicara, mendukung Paulus, Barnabas, serta Petrus untuk menyatakan kebenaran Injil akan anugerah Keselamatan (13-21).

Saudara saudari, Salah satu motto dari Dr. Martin Luther adalah HERE I STAND/disini saya berdiri, sesungguhnya ini juga adalah ungkapan Iman yang benar yang berarti Luther rela mati demi kebenaran, apapun yang terjadi harus tetap berdiri di atas kebenaran, dalam perikop ini Paulus, Barnabas, Petrus, dan Yakobus memperjuangkan kebenaran mengenai anugerah KESELAMATAN, mereka sungguh berani dan sangat tegas berdiri di atas kebenaran untuk membuka mata banyak orang akan kebenaran yang sesungguhnya. Kiranya kita pun mau belajar memahami dasar-dasar Iman kita agar kita dapat membedakan manakah ajaran yang benar dan yang tidak, manakah Gereja yang harus kita percaya dan tidak, sebab saat ini orang sudah berlomba lomba dalam mendirikan Gereja sesuai dengan nama masing masing hanya oleh karna perbedaan pendapat, sesungguhnya kebenaran akan Allah tidak pernah berubah dari dulu sampai sekarang, maka jangan kita menjadikan selera di atas kebenaran. Sudah seharusnya juga kita harus bangkit memperjuangkan yang benar, kita sebagai Gereja Lutheran sudah saatnya kita harus mengungkapkan pengajuan kita tentang Allah Tritunggal agar kita juga dapat menolong orang lain bila mereka bimbang akan kebenaran mengenai anugerah Keselamatan.

Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua, Amin 🙏🙏🙏

Selasa, 17 September 2024

Kehadiran Gereja adalah bentuk pemeliharaan Allah terhadap Jemaat - Kisah para Rasul 14 : 19 - 28

Selamat pagi.... 

Firman Allah untuk kita. 
Kisah Para Rasul 14 : 21
Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia.
Kisah Para Rasul 14 : 22
Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.
Kisah Para Rasul 14 : 23
Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka.


Saudara saudari, dalam perjalanan hidup kita ini penderitaan dan penganiayaan tidak dapat dielakkan seperti yang dialami oleh Paulus dan Barnabas dalam perjuangannya untuk memberitakan injil ataupun untuk tetap berbuah di dalam Iman. Sesungguhnya Penganiayaan, penderitaan dan sukacita adalah Proses perjalan hidup, dan ingatlah, Allah tetap memelihara hidup kita, susah bukan berarti Allah meninggalkan kita. Allah selalu bersama kita asal kita hidup di dalam Iman dan pengharapan yang teguh, sebab dalam perikop hari ini kita dapat melihat bahwa di balik karya pelayanan Paulus dan Barnabas Allah selalu bersama sama dengan mereka. Dan satu hal terpenting dan yang harus kita contoh adalah sikap tanggung jawab untuk tetap memelihara diri dan mengawasi pertumbuhan Iman terlebih sebagai rasul mereka terus menerus mengawasi dan memelihara kehidupan jemaat. Sebagai bentuk perhatian mereka untuk itulah mereka menetapkan Penatua-penatua dan bagi jemaat yang masih muda mereka terus memberikan penguatan dan nasihat agar dapat memahami dan berani menghadapi sukacita dan duka perjalanan hidup sebagai murid Kristus. 

Penatua adalah jabatan anugerah Tuhan Allah. Menjadi Jemaat juga adalah Anugerah Allah lewat Kristus sebab lewat baptisan Kudus_Nya lah kita telah di jadikan menjadi Jemaat (umat tebusan). Dalam hal ini, Paulus dan Barnabas menetapkan tugas para penatua di tengah jemaat, untuk membantu para rasul dalam memelihara, memimpin, mengatur jemaat, mengunjungi yang sakit, mendoakan dan menjaga kemurnian ajaran Injil. Tugas ini memang berat, karena itu dibutuhkan kematangan dan kedewasaan Iman untuk mempertanggung jawabkannya. Sungguh tidaklah tepat apabila tugas ini menjadi ajang menaikkan gengsi atau kedudukan di tengah jemaat. Sebab bila Allah memilih kita itu berarti Allah mempercayakan pemeliharaan dan pengawasan jemaat kepada kita. Karena itu pertanggungjawabkanlah tugas itu sebaik-baiknya demi kemuliaan dan kesatuan jemaat-Nya. Jika kita sebagai Jemaat haruslah setia dan mendengar terus menerus mendengar suara Allah melalui Firman ataupun para pelayan yang ditetapkan Allah untuk memelihara dan mengajari kita, jika sebagai pendeta atau penatua maka haruslah dengan penuh sabar dan setia dalam mengajari dan memelihara jemaat Tuhan sebagaimana Kristus yang tetap setia dan menantikan kita Bertobat untuk memberikan anugerah keselamatan kepada kita. Tetaplah hidup di dalam Iman yang benar. 

Kiranya Kasih Setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏

Senin, 16 September 2024

Memberitakan injil menjadi gaya hidup - Kisah para Rasul 14 : 1 - 19

Selamat pagi ☺☺☺
Firman Allah untuk kita. 
Kisah Para Rasul 14 : 6
Setelah rasul-rasul itu mengetahuinya, menyingkirlah mereka ke kota-kota di Likaonia, yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya.
Kisah Para Rasul 14 : 7
Di situ mereka memberitakan Injil.
Kisah Para Rasul 14 : 11
Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia."
Kisah Para Rasul 14 : 13
Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu.
Kisah Para Rasul 14 : 14
Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru:
Kisah Para Rasul 14 : 15
"Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.


Saudara saudari, memberotakan Firman sesungguhnya adalah keharusan dan gaya hidup seluruh orang percaya. Seperti yang di katakan oleh Rasul Paulus memberitakan injil adalah HUTANG yang harus di bayarkan. Maka sesungguhnya bagi kita juga Memberitakan Injil Allah adalah hutang bagi kita, sebab Allah sudah menolong dan memelihara hidup kita. Namun dalam hal memberitakan injil bukanlah sebuah tugas yang dapat dijalankan dengan penuh pemaksaan atau dengan kekerasan (otoriter). Dalam memberitakan Firman Allah kita harus mengetahui dengan jelas maksud dan tujuan yang mau kita beritakan dan terlebih bagaimana cara menyampaikannya, dan Kita juga harus peka terhadap beragam kebutuhan pendengar serta berbagai kemungkinan respons mereka terhadap Injil yang kita beritakan. Dalam hal ini, perikop renungan kita menjelaskan bagaimanakah agar kita dapat menemukan prinsip dan contoh yang terbaik untuk berinteraksi dan merespons jawaban hasil penginjilan lewat kisah Paulus. 

Kemajuan misi Paulus di Ikonium berhubungan dengan reaksi negatif para pemimpin Yudaisme di Antiokhia. Sesudah memantapkan Iman mereka yang menyambut Injil, Paulus dan timnya tidak meladeni para musuh Injil (ayat 13:51). Mereka mengalihkan usaha penginjilan mereka ke Ikonium. Hal yang sama ternyata terulang lagi di Ikonium. Di Ikonium kedua rasul itu beroleh respons baik dari banyak orang dalam menerima Injil karena pelayanannya disertai dengan mukjizat Allah yang menarik hati mereka (ayat 14:1,3). Namun, banyak juga mereka yang merespons Injil secara negatif. Akibatnya, penduduk Kota Ikonium pun terbagi menjadi dua kelompok yaitu mereka yang menyambut Injil dan mereka yang menolak Injil (4). Bahkan para penolak Injil itu bertindak lebih jahat menjadi pembenci Injil yang menciptakan gerakan untuk menganiaya pemberita Injil (ayat 5). Sesungguhnya, penginjilan dan kesaksian kita harus mengandung unsur-unsur seperti yang dimiliki Paulus dan Barnabas ada penerimaan dan penolakan. Kasih Yesus Kristus menjadi sumber pendorong sekaligus isi dari pemberitaan kita; Roh Kudus yang menjadi sumber kekuatan, ketahanan, semangat, dan keberanian kita dalam memberitakan Injil. Roh Kudus juga jaminan yang akan membuat kesaksian kita mendapatkan respons dengan baik sebab tanpa pekerjaan Roh Kudus maka pemberitaan injil adalah suatu kesiasiaan. Oleh karena itu, Roh Kudus haruslah menjadi pemimpin hidup kita sebagai orang percaya agar kita peka bagaimana harus menanggapi respons negatif dan positif dalam pemberitaan dan kapan saatnya kita harus beralih ke orang/tempat lain demi perluasan ladang Injil. 

Dalam hal pemberitaan injil, sesungguhnya bukanlah hanya di pengakuan atau pengucapan, namun haruslah kita lebih dahulu menghidupi Injil_Nya sebab memberitakan tanpa buah yang nyata dari hidup kita agaknya itu menjadi hal yang tidak baik yang bisa saja menjadi batu sandungan. Karena itu sebagai jemaat Lutheran kita juga harus sadar bahwa sesungguhnya pemberitaan Injil itu adalah Pertobatan yang sesungguhnya, kita harus lebih dahulu bertobat lalu mengajak orang lain bertobat. Dan ingatlah tanpa pertobatan yang benar maka kita tidak dapat memberitakan injil dengan benar, baik lewat sikap kita, lewat kehidupan kita terlebih lewat pengakuan kita, sebab Roh kudus adalah pedorong utama dalam kemajuan Injil. 

Dan haruslah setiap orang percaya dalam memberitakan injil harus dibarengi dengan kekuatan Doa. Doa tidak boleh terputus sebab di dalam Doalah kita menyerahkan rang-orang di sekitar kita yang belum merespons Injil. Dan meminta Roh Kudus agar bekerja dalam hatinya sehingga sadar dan terbuka terhadap kebutuhan akan keselamatan. Oleh karena itu tetaplah hidup di dalam Iman yang benar dan jadilah saksi Kristus lewat hidup kita dan pengakuan kita. 


Kiranya Kasih Setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏🙏

Minggu, 15 September 2024

Tetaplah teguh dalam memberitakan Injil meskipun di tolak - Kisah Para Rasul 13 : 44 - 52

Shalom.
Firman Allah untuk kita. 
Kisah Para Rasul 13 : 45
Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati dan sambil menghujat, mereka membantah apa yang dikatakan oleh Paulus.
Kisah Para Rasul 13 : 46
Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata: "Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain.
Kisah Para Rasul 13 : 47
Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi."
Kisah Para Rasul 13 : 48
Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.
Kisah Para Rasul 13 : 49
Lalu firman Tuhan disiarkan di seluruh daerah itu.

Saudara saudari, dalam kenyataan hidup ini, kita sering kita menjadikan tolak ukur keberhasilan sebuah pelayanan adalah dengan banyaknya orang yang merespon dengan positif. Bila setiap orang yang kita injili bertobat, kita berpikir bahwa pelayanan kita diberkati Tuhan. Sebaliknya, apabila kebanyakan orang yang kita layani mengeraskan hati, kita beranggapan bahwa Tuhan tidak menyertai kita. 

Seberapa seringkah kita merenungkan bahwa berbagai peristiwa yang kita alami sesungguhnya merupakan rangkaian karya Allah untuk menyatakan kuasa-Nya dalam kita. Dalam khotbahnya di rumah ibadat (sinagoge), Paulus menuturkan kembali suatu rangkaian besar karya Allah dalam perjalanan hidup umat manusia. Saat itu Paulus berada di Pisidia, Antiokhia. Hari itu adalah hari Sabat. Setiap orang pergi ke sinagoge pada hari Sabat untuk bersama-sama belajar tentang Hukum Taurat dan Kitab para Nabi. Kali ini tidak hanya orang Yahudi yang hadir, tetapi juga orang-orang non-Yahudi. Di rumah ibadat Paulus mengambil kesempatan untuk berbicara (15). Dia memakai kesempatan ini untuk menuturkan karya keselamatan Allah dalam Yesus, sejak bangsa Israel keluar dari Mesir sampai mereka tinggal di Tanah Perjanjian serta janji keselamatan melalui Daud.

Dengan jelas Paulus menyatakan mengenai kedatangan, penderitaan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus (14-37). Dalam penjelasan tersebut, Paulus sangat menekankan tentang figur Yesus yang lebih tinggi daripada hukum Musa yaitu Yesus Kristus. Sebab, dalam Yesus ada pengampunan dosa bagi semua manusia (38-39). Ternyata Injil yang disampaikan Paulus mendapat respons yang positif. Banyak orang menjadi percaya Yesus. Akibatnya, hampir seluruh kota berkumpul pada hari Sabat berikutnya untuk mendengarkan firman Allah (44). Tetapi, ada juga orang Yahudi yang menjadi iri hati dan menghujat Paulus. Karena mereka tidak paham tentang maksud Allah bahwa bangsa Yahudi harus menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah yang hidup (46-47).

Sesungguhnya tujuan utama hidup orang percaya adalah menjadi agen penyebar keselamatan Allah bagi dunia. Karena itu, bagikanlah injil kabar Keselamatan yang kita alami dalam Kristus kepada setiap orang agar mereka memperoleh anugerah Allah.

Orang Kristen dan Gereja di dunia ini mengemban panggilan/tugas untuk bersaksi dan itu adalah tritugas panggilan Gereja. Kita harus belajar bersaksi dan memperhatikan konteks dengan cara yang dialogis bukan konfrontatif. jika semua faktor itu sudah kita pertimbangkan dan tetap terjadi penolakan atau perlawanan sekalipun, terimalah itu sebagai sifat Injil yang memang selalu ada respon positif dan negatif. Jangan merasa gagal, takut, dan malu bila ditolak. Kita harus terus bersaksi kepada lebih banyak orang yang belum berkesempatan mendengar Injil. Sebab tugas kita hanyalah bersaksi dan yang membuat orang percaya adalah Roh Kudus. Seperti kata rasul Paulus memberitakan Firman adalah Hutang, maka hendaklah bagi kita yang telah beroleh janji keselamatan marilah kita membayar hutang kita 
 tetap mengabarkan Injil lewat perbuatan dan pengakuan kita. 
Kiranya Kasih Karunia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita. Amin

Sabtu, 14 September 2024

Hati - hati dengan kata-kata yang keluar dari mulutmu - Menjaga Lidah - Yakobus 3 : 1 - 12

Salam Minggu. 
Firman Allah untuk kita hari ini. 
Yakobus 3 : 1
Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.
Yakobus 3 : 2
Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Yakobus 3 : 4
Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.
Yakobus 3 : 5
Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.
Yakobus 3 : 9
Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
Yakobus 3 : 12
Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.

Saudara saudari, dalam perikop bacaan kita hari ini, Firman Allah berbicara tentang kehidupan Jemaat mula mula. Jemaat mula-mula diharapkan agar menempatkan seorang pengajar atau guru dalam posisi terpenting dan terhormat. Sebab dari para pengajar inilah jemaat akan mendapatkan banyak pengajaran-pengajaran tentang kehidupan orang percaya, norma-norma etika yang berlaku, tentang hukum, terlebih tentang ke-Tuhan an. Sesuai dengan kedudukannya, para pengajar itu harus bertanggung jawab mengemban tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Karena ia tidak hanya bertanggungjawab terhadap ajaran yang diajarkannya, tetapi juga harus mampu mencerminkannya dalam hidupnya. Seperti yang dikatakan dalam ayat 12
 Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar . 

Jikalau kita perhatikan di masa sekarang ini, kita mengenal banyak sekali orang yang menekuni profesi pengajar. Misalnya, guru, dosen, pendeta, dan lainnya. Seperti halnya jemaat mula-mula, kita juga tahu bahwa Jemaat ini tidak hanya memikul tanggung jawab dalam isi pengajaran, tetapi juga bertanggungjawab untuk memperlihatkan sikap yang sesuai dengan pengajarannya, harus menjadi teladan, harus memperlihatkan sikap hidup yang sesuai dengan norma - norma hukum yang berlaku dalam masyarakat. Karena itu Yakobus mengingatkan bahwa penguasaan lidah tidak hanya berlaku bagi jemaat penerima surat, tetapi berlaku juga bagi kita pada saat ini. " Memang lidah tak bertulang, tak terbatas kata-kata " . Namun Kalimat ini mengingatkan kita tentang fungsi lidah, ibarat api kecil yang dapat membakar hutan besar. Lidah juga dapat menodai seluruh tubuh, dan membakar amarah orang lain. Lidah dapat mengubah kawan menjadi lawan. Bahkan lidah bisa mengakibatkan tercetusnya perang saudara, perang antar negara. Lidah  adalah maut bagi kita jika tidak mempergunakannya dengan baik. Lihatlah akibat yang ditimbulkan oleh orang-orang yang tidak dapat mengendalikan lidahnya, kebinasaan menjadi bagiannya!

Oleh karena itu, Waspadalah dan marilah mengendalikan lidah kita dengan baik, lakukanlah perkara - perkara besar melalui lidah kita, seperti memberitakan kabar baik atau Injil. Dan satu hal yang harus kita ingat, Hati adalah muara dari segala yang jahat dan yang baik, Yang pastinya jika hati kita penuh dengan kemurnian, maka akan mendatangkan segala jenis kata kata yang baik dan membangun sebab kemurnian hati akan mengeluarkan kata kata yang sehat yang selalu memuliakan Tuhan lewat puji pujian, membangun diri terlebih menjadi berkat bagi orang lain! 
Karena itu, meskipun Lidah kecil tetapi tetaplah waspada dan berhati hatilah dalam menggunakannya, jadilah berkat lewat lidah kita. 

Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua Amin. 
🙏🙏🙏🙏🙏

Acara Ibadah Persekutuan Doa Pemuda Pemudi GKLI - Baptisan Kudus – Kuasa Baptisan "Efesus 5 : 25 - 27

 

Acara Ibadah Persekutuan Doa Pemuda Pemudi GKLI

14 September 2024


1.     BERNYANYI DARI KIDUNG JEMAAT NO. 17 : 1 – 3 (TUHAN ALLAH HADIR)

1. Tuhan Allah hadir pada saat ini. Hai sembah sujud disini.
Diam dengan hormat, tubuh serta jiwa, tunduklah menghadap Dia.
Marilah, umatNya, hatimu serahkan dalam kerendahan.

2. Tuhan Allah hadir, Yang dimuliakan dalam sorga siang - malam
"Suci, suci, suci" untuk selamanya dinyanyikan malak sorga.
Ya Allah, t'rimalah pujian jemaat beserta malaikat.

3. Kami menanggalkan hasrat sia - sia, keinginan manusia;
jiwa raga kami, hidup seluruhnya, Tuhan, kaulah yang empunya.
Dikaulah, Yang Esa, patut dimuliakan seberhana alam.

2.     DOA PEMBUKA

Bapa kami yang ada di Surga, terpujilah Engkau yang setiap saat memelihara hidup kami, kini kami para pemuda pemudi datang memohon kepada_Mu, sebentar lagi kami akan mendengarkan Firman_Mu yang Kudus, ajar dan bimbing lah kami, peliharalah hati dan pikiran kami agar kami beroleh damai sejahtera dalam menerima dan melakukan Firman_Mu. Bapa di Surga kami juga berdoa untuk masa depan kami, berilah kami Iman yang kuat dan pengharapan yang benar agar kami tetap semangat dalam melewati proses yang kami lalui dalam menggapai cita cita kami, dan kami yakin bahwa Engkau selalu memberikan yang terbaik untuk kami. Kami juga teringat dengan kedua orang tua kami, berkatilah mereka, berikan kesehatan, umur yang panjang dan kuatkan Iman mereka supaya mereka juga setia untuk mendoakan dan mengajari kami untuk tetap berjalan di dalam kebenaran. Kami juga memohon atas segala dosa dan pelanggaran kami, ampunilah kami dari segala dosa yang kami lakukan dan kuatkanlah kami untuk melawan segala bentuk keinginan daging yang menguasai hati dan pikiran kami agar kami tidak selalu jatuh ke dalam dosa. Kami juga memohon untuk dosa dosa kami, Tuhan ampunilah kami akan dosa yang kami lakukan, kuduskanlah kami, agar kiranya kami layak datang kepada_Mu, memuji dan memuliakan nama_Mu yang Kudus. Dalam nama mu yang kudus kami telah berdoa kepada_Mu. Amin.

3.     BERNYANYI DARI KIDUNG JEMAAT NO. 340 : 1 – 3 (HAI BANGKIT BAGI YESUS)

1. Hai bangkit bagi Yesus, pahlawan salibNya! Anjungkan panji
Raja dan jangan menyerah. Dengan semakin jaya Tuhanmu ikutlah,
Sehingga tiap lawan berlutut menyembah.

2. Hai angkit bagi Yesus, dengar panggilanNya! Hadapilah tantangan,
hariNya inilah! Dan biar tak terbilang pasukan kuasa g'lap,
semakin berbahaya, semakin kau tegap.

3. Hai bangkit bagi Yesus, pohonkan kuatNya; tenagamu sendiri tentu
tak cukuplah. Kenakan perlengkapan senjata Roh Kudus;
berjaga dan berdoa supaya siap t'rus!

4.     RENUNGAN

Nats         : Efesus 5 : 25 – 27

Thema    : Baptisan Kudus – Kuasa Baptisan                        (Hal.134-135)

Tujuan   : Supaya anak remaja/pemuda pemudi percaya bahwa :

1.   Firman Allah menempatkan berkat berkat Allah ke dalam baptisan.

2.   Melalui baptisan kita menerima roh kudus.

Hafalan : Baptisan bagian ke III ; Kisah para rasul 22 : 16; Galatia 3 : 26-27

Bagaimana bunyi janji Allah itu?

Sebagaimana tertulis dalam Injil Markus 16:16; Kristus berkata: Barangsiapa yang percaya dan dibaptiskan, akan diselamatkan, tetapi barangsiapa yang tidak percaya akan dihukum.

Bagaimana air itu memberikan kekuatan yang begitu besar?

Sesungguhnya bukan air itu yang mempunyai kekuatan melainkan Firman Tuhan yang ada di dalam air itu, serta iman kita yang percaya bahwa Firman Tuhan berada di dalam air itu. Karena tanpa Firman Tuhan di dalamnya, air itu hanya air biasa saja dan bukan Baptisan. Tetapi apabila dihubungkan dengan Firman Allah, air itu adalah Baptisan, yaitu air yang penuh berkat kehidupan dan menyucikan kelahiran kembali di dalam Roh Kudus seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus kepada Titus dalam Pasal tiga; “Tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkanNya kepada kita oleh Yesus Kristus Juruselamat kita, supaya kita sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karuniaNya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.

5.     BERNYANYI DARI KIDUNG JEMAAT NO. 282 : 1 – 3 (SELURUH UMAT TUHAN)

1. Seluruh umat Tuhan olehNya dikenal: besar kecil semua, sekarang
kekal. Mereka dijagai di dalam dunia; baik hidup maupun mati mereka
milikNya. Baik hidup maupun mati mereka milikNya.

2. Mereka dikenalNya yang hidup beriman, yang patuh dan percaya
berdasarkan Firman. Firmanlah yang menjadi santapan baka,
Firmanlah yang menjamin bertahan s'lamanya.

3. Mereka dikenalNya yang harapnya teguh, mengaku Yesus saja
Tuhannya yang kudus. Mereka disinari sabdaNya yang benar dan
Tumbuh tiap hari menghijau dan segar.

4. Mereka dikenalNya yang kasihnya penuh, yang ikut kehendakNya
dan hidup dalam Roh, berjalan dalam kasih dengan sesamanya dan
suka memberkati menurut contohNya.

6.     DOA PENUTUP DOA BAPA KAMI + BERKAT

7.     LATIHAN KOOR

TUHAN MEMBERKATI KITA


Jumat, 13 September 2024

SEHATI SEPIKIR DI DALAM KASIH KRISTUS - Filipi 2 : 1 - 11

Selamat pagi... 

Firman Allah untuk kita
Filipi 2 : 1
 karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
Filipi 2 : 2
karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
Filipi 2 : 3
dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
Filipi 2 : 4
dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
Filipi 2 : 5
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
Filipi 2 : 11
dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!


Saudara saudari, Semua kita yang berada di dunia ini adalah merupakan bagian dari komunitas yang memiliki IDENTITAS tertentu, entah itu dalam KELUARGA pasti memiliki marga sebagai identitas, dalam GEREJA memiliki doktrin sebagai identitas dan dalam kehidupan bermasyarakat pasti memiliki KTP. Oleh karena itu, setiap orang percaya juga memiliki Identitas yaitu Karakter Yesus Kristus. Dalam perikop kita hari ini Firman Allah adalah Kekuatan komunitas orang percaya yang terletak pada kesatuan hati, pikiran, kasih, jiwa, dan tujuan antara setiap para anggotanya (2). Jika kesatuan itu tidak dimiliki, maka kesatuan orang percaya berada dalam bahaya dan sesungguhnya kita berada jauh dari Yang di harapkan Allah.

Saudara saudari, dalam bacaan Firman hari ini, Paulus melihat adanya ancaman internal yang berpotensi mengoyak kesatuan jemaat Filipi, yaitu sikap yang mementingkan diri sendiri sehingga menganggap orang lain tidak penting. Sikap ini merupakan wujud kesombongan karena menganggap diri lebih baik dan lebih hebat daripada orang lain. Sikap sombong ini dapat menghancurkan hubungan antar pribadi dan berpotensi menghambat kemajuan dalam komunitas orang percaya. Dan Orang yang memiliki sikap seperti ini pada biasanya sangat senang mendapatkan pujian bagi dirinya sendiri (3). Ia menganggap dirinya yang paling hebat dan menginginkan agar orang lain pun menganggap dia demikian. Orang seperti ini biasanya sulit untuk bekerja sama dengan orang lain. Dan bagi orang tersebut keutuhan kelompok atau kebersamaan dalam komunitasnya bukanlah prioritasnya.

Untuk Menanggapi ancaman tersebut, Paulus mengajak segenap jemaat Filipi untuk menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat di dalam Kristus Yesus (5). Yesus sendiri rela melepaskan identitas dengan segala hak-Nya walaupun Ia adalah Allah. Ia rela mengosongkan diri-Nya supaya orang berdosa dapat diselamatkan. Ia mengabaikan kemuliaan diri-Nya dengan membiarkan diriNya dihina, direndahkan, disiksa, bahkan dibunuh. Perhatikanlah bagaimana Yesus telah merendahkan diri-Nya hanya untuk kemenangan setiap orang-orang percaya. 

Dalm hal ini, Merendahkan diri memang bukan perkara mudah, sebab itu kita perlu melatih diri untuk bersikap demikian baik dalam relasi kita dengan sesama, khususnya di antara orang percaya. Itu bisa ditunjukkan dengan kesediaan hati kita untuk mengalah saat berbeda pendapat, untuk hal-hal yang tidak prinsipiel. Dalam kehidupan berjemaat pun kiranya kita belajar untuk tidak menonjolkan diri sendiri saja, tetapi juga memberi kesempatan kepada orang lain untuk maju.

Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏🙏🙏

theologi Lutheran

Acara Ibadah pemuda/i lutheran minggu XX setelah Trinitatis

  ACARA IBADAH REMAJA & PEMUDA/I GKLI Sabtu, 01 November 2025 1.       Bernyanyi dari Kidung Jemaat No. 15 : 1 – 3 (...

what about theologi luther ?