Selamat pagi. 
Firman Allah untuk kita. 
Mazmur 54 : 4
Ya Allah, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku!
Mazmur 54 : 4
Sebab orang-orang yang angkuh bangkit menyerang aku, orang-orang yang sombong ingin mencabut nyawaku; mereka tidak mempedulikan Allah.
Mazmur 54 : 5
Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku.
Mazmur 54 : 8
Dengan rela hati aku akan mempersembahkan korban kepada-Mu, bersyukur sebab nama-Mu baik, ya TUHAN.
Saudara saudari, dalam Mazmur 51 dikatakan, "bukan korban sembelihan atau korban bakaran, tetapi korban syukur dan hati yang hancur". Akan tetapi dalam Mazmur 54 ternyata tidak berhenti di situ saja melainkan maju selangkah lagi. Korban syukur dan hati hancur semestinya diikuti oleh korban sembelihan dan korban bakaran. Artinya, setelah melakukan pertobatan kepada TUHAN, maka yang lainnya harus menyusul (korban syukur). Dan korban di sini bukan lagi sebagai kewajiban kepada Allah tetapi sebagai ungkapan syukur yang dilakukan dengan berdasarkan kerelaan hati (ayat 8). 
Dengan demikian akan menjadi nyata bahwa hubungan kita dengan TUHAN tidak seperti tuan dan hamba, tetapi seorang bapak dan anak. Hubungan bapak dengan anak pada dasarnya diwujudkan dalam sikap yang akrab dan mesra. Seorang bapak yang baik pastilah selalu merindukan anak-anaknya. Demikian sebaliknya anak-anak terhadap bapaknya. Dapatkah seorang bapak dikatakan baik jika ia hanya menuntut dari anak-anaknya? Atau seorang anak, jika ia hanya menuntut dari bapaknya? 
Allah Bapa kita sudah demikian baik terhadap kita. Bahkan kebaikan-Nya telah ditunjukkan dengan mempersembahkan Anak-Nya yang tunggal untuk keselamatan kita. Apakah kita masih berani mengatakan kita mengasihi Allah sementara persembahan yang kita berikan adalah sisa-sisa uang kita? . 
Mungkin seseorang sudah merasa memberi banyak dengan persembahan uang puluhan juta. Namun, jumlah itu masih terlalu kecil dibanding dengan puluhan kali lipat berkat yang sudah kita terima dari Allah. Segala sesuatunya datang dari Allah dan oleh sebab itu sesungguhnya kita juga hidup adalah untuk Allah. Ketahuilah bahwa dihadapan Allah bukan jumlah yang Tuhan lihat, tetapi kerelaan hati kita dalam memberikan yang terbaik kepada-Nya dan itulah yang menyenangkan-Nya. 
Mazmur 54 dipercaya sebagai doa Daud saat dalam kesesakan. Ia tahu bahwa hanya Tuhan sajalah yang mampu melindungi dan menolongnya (6). Tuhan menjadi satu-satunya penolong yang akan menjauhkannya dari orang-orang yang berniat jahat (5). Tuhan tidak seperti manusia karena Ia adalah sumber keadilan (3). Ia akan membela mereka yang benar dan menopang orang yang bersandar kepada-Nya.
Atas segala pertolongan yang diberikan Tuhan, pada dasarnya, Ia tak menuntut banyak. Ia hanya meminta kita untuk mengandalkan-Nya senantiasa dan bersyukur untuk segala karya-Nya.
Saat ini, mungkin berbagai permasalahan hidup sedang menghimpit kehidupan kita. Harapan seolah-olah hilang dan seketika mungkin kehilangan semangat dalam menjalani kehidupan. Bahkan, mungkin saja kita sudah sampai meragukan pemeliharaan Tuhan.
Jika hal itu terjadi, teduhkanlah hati dan pikiran kita. Marilah kita mengingat bahwa Tuhan adalah satu-satunya tempat perlindungan yang tepat. Dialah yang menopang kita untuk melintasi badai kehidupan. Mari kita belajar dari Daud. Ia ditimpa banyak permasalahan hidup yang amat berat. Namun, ia tetap percaya bahwa Tuhan akan menolongnya dan melepaskannya dari kesesakan. Jangan berhenti berharap kepada-Nya, sebagaimana Allah juga tak pernah berhenti mengasihi kita, sebab kasih setianya kekal untuk kita dan hendaklah demikian kesetiaan kita kepada Allah. Kasih setia Iman yang benar dari setiap orang percaya hanya dapat dibuktikan lewat hidup yang di penuhi dengan rasa Syukur dalam setiap saat, baik susah dan senang. Kiranya kita tetap berpengharapan yang teguh dan setia kepadaNya. 
Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏