Firman Tuhan Untuk kita.
Mazmur 42 : 2
Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
Mazmur 42 : 3
Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana Allahmu?"
Mazmur 42 : 4
Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.
Mazmur 42 : 5
Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
Mazmur 42 : 8
TUHAN memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari, dan pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku.
Saudara saudari, bagaimanakah perasaan kita bila kita tinggal di lingkungan yang tidak seiman, tidak ada saudara dan teman seiman untuk berdoa dan bersekutu?.
Ditambah lagi, lingkungan itu tidak menyukai kita karena kita orang Kristen. Salah satu sisi tentu mereka akan menekan dengan sikap tidak bersahabat, bahkan mengejek Tuhan Yesus yang bagi mereka bukan Tuhan.
Dalam Mazmur 42 ini, ada penafsir yang berpendapat bahwa Mazmur ini ditulis oleh seorang Israel yang sedang mengalami pembuangan di Babel. Ia harus hidup di negeri asing yang menyembah berhala. Sementara itu, ia sendiri tidak dapat beribadah kepada Tuhannya dengan cara yang layak, tentu situasi bertambah berat karena orang-orang Babel memperlakukan orang Israel seakan-akan Allah orang Israel tidak mampu menolong mereka.
Namun, meskipun begitu banyak yang tidak menyukai dan menghalangi pemazmur, ia tidak tinggal diam dan tidak tenggelam dalam tekanan itu. Ia bangkit dari situasi itu. Ia menasihati jiwanya sendiri untuk keluar dari depresi.
Apakah yang dapat menolong pemazmur untuk keluar dari perasaan-perasaan yang menekannya?
PERTAMA, pemazmur mengingat-ingat antuasiasme ibadahnya pada masa lampau, bagaimana dulu ia begitu bersemangat dalam menyembah Allah (ayat 5). Hubungannya dengan Allah begitu dekat dan intim. Maka hal itu mendorong si pemazmur untuk berpengharapan akan saat-saat yang indah ketika sekutu dengan Allah.
KEDUA, pemazmur mengingat-ingat kebesaran Allah dalam alam (ayat 8) dan kasih setia Tuhan yang telah dinyatakan dalam kehidupannya sehingga ia bisa menaikkan nyanyian dan doa syukur kepada-Nya. Oleh itu Pemazmur sangat meyakini bahwa Allah tetap setia dan tetaplah Allah satu-satunya sebagai tempat perlindungannya. Oleh karena itu, melalui renungan harian Luther ini, pemazmur juga telah mengungkapan agar mari kita kembali menaruh pengharapan kepada Allah. Setiap orang percaya
hanya dapat keluar dari depresi atau masalah yang dahsyat, dan percayalah jikalau kita benar benar takut akan Allah, menaruh pikiran dan hati serta kekuatan kita hanya kepada Allah tentu Tuhan akan memelihara dan menolong kita dalam menjalani hidup
Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita, amin 🙏🙏🙏
Tidak ada komentar:
Posting Komentar