RAJA HIZKIA MERAYAKAN PASKAH
2 Tawarikh 30
Setiap tahun, umat Yahudi merayakan Paskah. Perayaan ini mengenang saat Tuhan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir dan menuntun mereka menyeberangi Laut Merah menuju keselamatan. Perayaan ini mengenang malam ketika Tuhan memerintahkan leluhur mereka untuk mengorbankan seekor domba, mengoleskan darahnya pada tiang pintu mereka, memanggang dan memakan domba itu dengan roti tak beragi, lalu bersiap meninggalkan Mesir. Malam itu, Tuhan mengutus Malaikat Maut ke seluruh negeri untuk membunuh putra sulung setiap orang Mesir, dari Firaun hingga budak yang paling rendah sekalipun. Ketika malaikat itu melihat darah di tiang pintu, ia melewati rumah itu.
Ketika ayah Raja Hizkia meninggal dan ia menjadi raja Yehuda, ia memutuskan untuk memulihkan penyembahan kepada Allah menurut tradisi leluhurnya, Daud dan Salomo. (2 Tawarikh 29-30 ) Ayahnya telah mengabaikan penyembahan kepada Allah dan membiarkan orang-orang menyembah dewa-dewa bangsa lain. Raja Hizkia memerintahkan para imam dan orang Lewi untuk melakukan ritual yang diperintahkan oleh Musa untuk menguduskan diri mereka sendiri, untuk membersihkan bait suci, dan untuk menguduskannya menurut aturan yang ditetapkan oleh Musa, Salomo, dan Daud. Ia memerintahkan pengorbanan skala besar untuk menebus dosa-dosa orang-orang dan untuk memulihkan doa dan pengorbanan yang teratur. Karena para imam terkejut dengan hal itu maka tidaklah cukup banyak dari mereka yang siap.
Karena ingin merayakan Paskah lagi, Hizkia dan rakyatnya merayakannya di akhir bulan kedua, bukan di bulan pertama (April hingga Mei). Ia mengundang semua orang di Israel, termasuk mereka yang selamat dari invasi Asyur ke kerajaan Israel utara yang telah ditaklukkan. Rakyat merayakannya dengan begitu gembira sehingga mereka memperpanjang perayaan tersebut hingga minggu kedua.
BAGI UMAT KRISTEN, Yesus adalah Anak Domba Paskah, yang darahnya menyelamatkan kita dari kematian kekal. Dalam Perjamuan Kudus, Dia memberikan tubuh-Nya dalam roti dan darah-Nya dalam anggur. Di dalamnya, kita menerima pengampunan dosa, kehidupan, dan keselamatan. Maka kita haruslah merayakannya dengan sukacita, karena Allah telah memerdekakan kita.
#vdmaluther
Tidak ada komentar:
Posting Komentar