Sabtu, 31 Mei 2025

BAHAN PENGAJARAN UNTUK CALON SINTUA

MATERI UNTUK PENGAJARAN CALON SINTUA




1.     Apakah yang di maksud dengan Penatua ?

Penatua (atau Tua-tua) adalah sebuah jabatan gerejawi yang ada di sebuah gereja. Kata Penatua sendiri berasal dari bahasa Yunanipresbyteros” yang berarti seorang yang dituakan, yang berpikir matang, sesepuh. Oleh itu, Penatua juga dapat diartikan sebagai pemimpin Kristen yang telah lolos melewati proses sesuai tahapannya. Konsep ini mungkin saja mengikuti contoh kepemimpinan sinagoge-Gereja.

Tiap tiap gereja mempunyai sejumlah penatua seperti halnya persekutuan Qumran “nama suatu biara di laut mati”. Dalam Kisah Para Rasul dikatakan bahwa Paulus dan Barnabas mengangkat penatua dalam setiap Gereja(Kisah para rasul 14:23). Dalam sejarahnya kelompok penatua juga telah mendapatkan kedudukan istimewa dalam Gereja sebab sudah dapat ikut ambil bagian dalam pelayanan di rumah Tuhan. Ada dua macam penatua yaitu penatua-penatua pengatur (proestootes presbuteroi; bahasa Inggris: ruling elder) dan penatua-penatua pengkhotbah dan pengajar (logoo kai didaskalia presbuteroi; bahasa Inggris: teaching elder).

Selain istilah presbuteros (presbyteros), ada dua kata lain yang dipakai dalam Perjanjian Baru untuk menggambarkan berbagai aspek posisi kepemimpinan ini: "penilik jemaat" (overseer) dan "gembala (shepherd). Rasul Petrus menyebutkan tiga istilah atau konsep ini bersama-sama dalam satu bagian suratnya (1 Petrus 5:1-5) "Aku menasihatkan para penatua (presbyterous) di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak. Gembalakanlah (poimanate) kawanan domba Allah yang ada (episkopountes) padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri." Kelompok dari orang-orang yang dipilih untuk memimpin jemaat, disebut juga sebagai "pengawas” dan “gembala”. Mereka bekerja melayani umat Allah. Lihat Kis. 20:28; Ef. 4:11; Tit. 1:7, 9. Kadang-kadang hal ini sering juga diterjemahkan dengan kata "Tua-tua". Dalam kitab Wahyu, “24 tua-tua” merupakan jumlah pemimpin besar umat Allah, yaitu 12 kelompok keluarga Yahudi dan ditambah dengan 12 rasul Yesus.

2.     Apakah Tugas – Jabatan seorang Penatua ?

Jabatan penatua - pengatur dapat dilihat dalam Titus 1:5–9, sedangkan penatua pengajar bisa disejajarkan dengan apa yang sekarang disebut pendeta (bahasa Inggris: minister); di beberapa gereja misalnya Presbyterian Church dikenal sebagai "Minister of Word and Sacraments". Yohanes Calvin kemudian menghidupkan kembali jabatan tersebut sebagai salah satu upaya reformasi. Dengan dihidupkannya kembali jabatan penatua oleh Calvin maka gereja-gereja yang berdoktrin Calvinisme biasanya menerapkan sistem presbiterial. Sistem ini berarti bahwa setiap pengambilan keputusan berada di dalam sidang para presbiter/penatua, yang berbeda dengan "sistem klerikal" yang bertumpu pada Pendeta sebagai pembuat atau pengambil keputusan. Dalam beberapa Gereja seperti Gereja Kristen Luther Indonesia, Huria Kristen Batak Protestan dan Gereja Kristen Protestan Simalungun, pengambilan keputusan tertinggi dalam Gereja tetap ada di atas kesepakatan yang di pimpin oleh Pendeta, dalam kalangan mereka Penatua disebut sebagai Sintua, dan para Sintua adalah pembantu pendeta "pangurupi ni Pandita".

Dalam Jabatan gerejawi "penatua" disebutkan dalam beberapa bagian Alkitab. Pada kitab Perjanjian Lama, jabatan ini merujuk kepada orang-orang tua yang menjadi para pemimpin suatu suku, yang dipercayai dapat mengurus pemerintahan (Keluaran 3:16; Keluaran 4:29; Keluaran 12:21; Yosua 7:6; Rut 4:2), di mana nasihatnya sering diminta karena usia dan pengalamannya. Ini tidak sama dengan panggilan sebagai IMAM (Kejadian 50:7;Rut 4:2; Matius 15:2; Kisah Para Rasul 4:5), dalam sejarah perjanjian lama para Imam harus di-tahbiskan menurut aturan Kohen atau Harun dddan itulah yang sebut sebagai "logoo kai didaskalia presbuteroi” suatu jabatan yang dapat di terima lewat penahbisan dan tentu hal ini berbeda dengan penatua yang tidak di tahbiskan. Dalam Septuaginta, kata yang dipakai untuk menerjemahkan "penatua" dalam Perjanjian Lama adalah presbuteros, sebagaimana yang digunakan pada Perjanjian Baru baik untuk pemimpin Kristen maupun Yahudi. Berbagai tradisi Kristen menerjemahkannya secara berbeda beda dan tergantung dari doktrin tertentu atau pandangan praktis dari peran itu. Namun dalam Gereja Moravia, seorang Penatua tetap disebut sebagai seorang Penolong atau Pembantu (Helper).

Dalam tradisi gereja di Indonesia hampir sama dengan zaman para rasul, dimana seorang penatua adalah anggota jemaat yang telah di panggil, dipilih, di seleksi sesuai syaratnya dan dipercaya harus dapat membantu dalam hal urusan urusan gerejawi, seperti pengawasan terhadap jemaat “sintua lingkungan-wijk”, pelayanan social “kunjungan suka cita dan duka cita”, dan dalam Ibadah raya para penatua dapat berperan sebagai pembantu dalam ibadah seperti pemimpin pujian, pengawas persembahan, dan penjaga ketertiban dalam tiap tiap ibadah, termasuk juga yang memperhatikan rumah ibadah sebelum ibadah di laksanakan. Dalam ajaran Alkitab dan tradisi Gereja Lutheran Penatua tidak ditahbiskan, dan tidak dapat berkhotbah secara tetap dalam mimbar Altar, dan sungguh tidak dapat di perbolehkan untuk melayani layanan sakramen. Penatua adalah pelayan awam (lay leaders) yang melayani berdasarkan kepercayaan jemaat, bukan karena jabatan tahbisan gerejawi.

Dalam Pengakuan Augsburg (Augsburg Confession) – Pasal XIV di jelaskan bahwa “Tak seorang pun boleh mengajar secara publik atau melayani sakramen tanpa panggilan gerejawi yang sah.” Artinya, hanya seorang yang memiliki panggilan dan tahbisan Imamlah yang berwenang untuk melayani Firman dan ke 2 Sakramen secara public. Oleh itu, para Penatua tidak termasuk dalam kategori ini.

 Dalam Buku Konkord telah menggolongkan dua jenis pelayan resmi dalam Gereja Kristus yaitu : Ordained ministers (pelayan tahbisan) pendeta/pastor yang ditahbiskan dan Commissioned ministers (pelayan gereja yang bukan pendeta) seperti guru atau direktur pendidikan, yang telah melalui proses resmi. Commissioned ministers adalah Pendeta yang diutus yang merujuk pada jenis peran pelayanan tertentu dalam beberapa denominasi Kristen. Bukan Penahbisan Penuh: Tidak seperti pendeta yang ditahbiskan dengan sepenuhnya dan diinvestasikan dengan semua kekuatan pelayanan yaitu ke 3 jabatan Kristus (Imam, Raja, dan Nabi), pendeta yang diutus diakui dan di terima untuk tingkat pelayanan tertentu terlebih dalam layanan Altar. Dalam bentuk Pengakuan Resmi secara struktur Gereja : Pendeta yang ditahbis dan diutus secara resmi dapat diakui atas pelayanan mereka lewat pemungutan suara konferensi distrik atau tim pusat dan secara pasti berdasarkan penatalayanan penugasan oleh Bishop sebagai pimpinan tertinggi dalam struktur gereja, tahbisan adalah merupakan upacara pengakuan resmi yang di hadiri oleh para kaum pendeta senior, dan hal ini adalah Suksesi rasuli yang di akui sebagai suatu jabatan yang di turunkan dari Rasul hingga kini. Lewat penjelasan di atas maka penatua tidak termasuk dalam kedua kategori itu dikarenakan mereka tidak menerima commissioning maupun ordination. Mereka adalah pelayan awam yang di pilih dan di tetapkan untuk ikut ambil bagian dalam pelayanan di ladang Tuhan.

3.  Bagaimanakah tahapan menjadi seorang penatua ?

Dalam Tradisi gereja di Indonesia seperti pada HKBP, GKPI, HKI, GKLI dan gereja gereja lainnya. untuk menjadi seorang penatua harus melewati tahap masa learning – Calon sintua (masa belajar) sesuai dengan ketentuan dari sonode masing masing. Namun di dalam Alkitab Rasul Paulus dan barnabas mengangkat para Penatua dan menyerahkannya kepada Allah (Kisah para Rasul 14:23), hal ini juga telah menjelaskan bahwa seorang penatua bukanlah suatu jabatan Gereja yang di turunkan dari jabatan ke_Imaman “suksesu rasuli” maka Penatua bukanlah jabatan tahbisan. 

Dalam perjanjian baru para rasul memanggil dan menetapkan para penatua lewat peneguhan di dalam doa. Peneguhan dalam konsep Lutheran yang historis dan konfesional, penatua (elder) bukan disebut sebagai pelayan tahbisan (ordained minister), terutama jika mengacu pada pengertian tahbisan pastoral dalam jabatan Office of the Public Ministry (Jabatan Pelayanan Publik Firman dan Sakramen). Penatua tidak dapat disebut sebagai pelayan tahbisan. Mereka adalah pelayan awam yang menjalankan fungsi dukungan, bukan pelayanan publik Firman dan Sakramen hal itu sesuai dengan rumusan Lutheran dalam (confess agustana artikel XIV). 

Kamis, 29 Mei 2025

Apakah yang anda pahami tentang Protestan?


Umat Lutheran yang mengaku iman memiliki hubungan yang tidak nyaman dengan kata "Protestan." Pada tahun 1526, Kaisar Charles V terlibat dalam perang dengan Prancis dan sekutu mereka, Turki Utsmani. 

Pada Sidang Speyer pertama, para pangeran dan wilayah kepausan Kekaisaran Romawi Suci setuju dengan rekan-rekan Lutheran mereka untuk mendukung kekaisaran secara militer dengan imbalan toleransi dan penyelenggaraan konsili gereja di Jerman. Dengan kekalahan Prancis, Charles V mencabut perjanjian tersebut pada Sidang Speyer Kedua. Para pangeran Lutheran menanggapi dengan menyerahkan dokumen protes atas tindakan ini. Karena alasan itu, para pangeran dan wilayah Lutheran dijuluki Protestan oleh lawan-lawan kepausan mereka.

Umat Lutheran kurang lebih menolak istilah tersebut, dan lebih suka disebut sebagai "Evangelikal". Namun, pada pertengahan abad ke-17, istilah tersebut digunakan untuk merujuk kepada semua umat Kristen di Barat yang tidak menerima otoritas paus. Namun, kaum Lutheran yang menganut aliran pengakuan iman tidak mau menerapkan istilah tersebut kepada diri mereka sendiri karena mayoritas tradisi teologis yang disebut Protestan menolak sakramen dan kuasanya untuk menyelamatkan dan menciptakan iman, di antara hal-hal lainnya.

Seperti yang telah kita bahas selama tujuh posting terakhir, kaum Lutheran telah tertarik pada berbagai gelar untuk menggambarkan diri mereka. Masing-masing memiliki daya tariknya sendiri dan gelar yang menarik bagi kita memberi tahu kita lebih banyak tentang apa yang diyakini individu tersebut daripada definisinya sendiri. Karena banyak dari gelar ini diklaim oleh orang Kristen lainnya, kaum Lutheran Pengakuan Iman tidak sepenuhnya merasa nyaman dengan istilah apa pun, jadi apa yang harus kita lakukan?

Mungkin saran CFW Walther adalah yang terbaik. Kami menyebut diri kami Lutheran, bukan karena kami memuja Luther, tetapi karena Pengakuan Iman Lutheran kami dengan setia mengajarkan doktrin Kitab Suci dan agar semua orang dapat mengetahui apa yang kami yakini dengan membacanya. Tidaklah baik menyembunyikan apa yang kami perjuangkan dari orang lain. Kebenaran dalam periklanan adalah kebijakan terbaik di zaman ketika banyak orang mencari sesuatu yang abadi.


#vdma

Jumat, 23 Mei 2025

Penebusan Dan Rekonsiliasi

"Kau tidak akan mati," desis ular itu. Jadi, apa salahnya? Jadi Hawa dan kemudian Adam memakan buah itu. Yang tidak mereka sadari adalah mereka telah menghancurkan segalanya. Akibatnya, mereka mengatakan kepada Tuhan bahwa mereka lebih tahu daripada Dia. Mereka membangun tembok antara Tuhan dan kita. Tapi itu belum semuanya. Mereka membangun tembok di antara mereka dan menyiapkan keturunan mereka untuk peperangan terus-menerus dalam satu bentuk atau lainnya selamanya. Dan, ternyata, Tuhan benar. Putuskan dirimu dari sumber kehidupan dan kau akan mati. Perlahan, tapi pasti, tubuhmu akan rusak. Ciptaan itu sendiri mencoba membunuhmu, dan segala sesuatu hidup untuk dirinya sendiri dan tidak ada yang lain. Duri menyerang tanah.

Ketika dua orang sedang marah satu sama lain, seseorang harus mempertemukan mereka. Sering kali permintaan maaf itu ditutup dengan pengorbanan kecil, — seorang pria membelikan temannya yang sedang marah bir, seorang suami membawakan bunga untuk istrinya atau tanda-tanda lain untuk memberikan sebagian dari diri mereka untuk berdamai. Semakin besar pelanggaran, semakin dramatis pengorbanannya. Seorang karyawan mengundurkan diri untuk menyelamatkan perusahaan dan memulihkan kepercayaan padanya. Seorang anak bekerja untuk menutupi biaya jendela yang bola softball-nya pecah.

Sejak awal, Allah telah memberi tahu kita tentang pengorbanan itu. Allah yang kudus tidak dapat hidup dengan makhluk yang berdosa dan egois. Berdamai dengan Allah berarti mati. Namun, Allah mengasihi kita sejak sebelum Ia menciptakan dunia dan tidak ingin orang berdosa mati. Jadi, Allah sendiri menyediakan pengorbanan untuk mewujudkan pendamaian — penebusan dosa. Pertama, domba-domba atau ternak lain yang berharga akan menyakitkan jika seorang gembala kehilangannya. Namun, itu tidak akan pernah terjadi. Jadi, umat-Nya tetap akan mati.

Diperlukan pengorbanan hidup manusia yang tanpa dosa untuk mempertemukan kembali Tuhan dan anak-anak-Nya. Namun, jumlah mereka sangat sedikit — semua manusia terlahir berdosa. Dan Tuhan sendiri tidak berdosa — tetapi Dia tidak dapat mati — atau begitulah tampaknya. Tuhan adalah kasih karunia -Nya yang memutuskan untuk menebus kita dengan pengorbanan Putranya — Putra tunggal-Nya — yang dikasihi-Nya. Ini bukanlah penyiksaan anak ilahi seperti yang dituduhkan kaum ateis karena Tuhan adalah Tritunggal Mahakudus . Ketika Putra Tuhan mati, Tuhan mengorbankan dirinya sendiri. Jadi, Putra Kekal, penulis kehidupan, menjadi seorang pria di dalam rahim Perawan Maria. Ketika Dia mati di kayu salib untuk kita, Dia menyelamatkan kita dengan darah-Nya sendiri. Tirai Ruang Mahakudus robek dari atas ke bawah dan dinding di antara kita runtuh.

Sekarang kita bersatu dengan Tuhan. Dalam setiap Kebaktian Ilahi, Tuhan Yesus memeteraikan Perjanjian Baru dengan darah-Nya. Ia memberikan tubuh-Nya untuk kita makan bersama roti dan darah-Nya untuk kita minum bersama anggur. Itu adalah uang muka untuk Pesta Pernikahan Anak Domba, yang akan segera kita ikuti. Kemudian setelah sepenuhnya berdamai dengan Tuhan, kita akan hidup bersama-Nya selamanya.

keselamatan

Salah satu kata yang paling sering digunakan dalam kosa kata gereja adalah keselamatan. Kita bernyanyi tentang hal itu; kita berkhotbah tentang hal itu. Itulah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap orang Kristen. Anda bahkan dapat bertanya kepada seorang anak kecil tentang apa artinya. Itu berarti kita akan masuk surga saat kita meninggal. Benar, kan?

Tidak juga. Keselamatan bukan tentang apa yang kita selamatkan . Melainkan tentang apa yang kita selamatkan . Kata Ibrani ישׁע (yasa) dan kata Yunani σῴζω (sozo) berarti "menolong, membuat utuh, menyelamatkan, membebaskan" dan hal-hal serupa. Kata Ibrani tersebut ada di balik nama Yosua, Yesus, dan Yesaya, dan banyak lainnya. Kata tersebut digunakan untuk menyelamatkan orang dari bencana, penyakit, musuh, dan penindasan. Allah menyelamatkan umat-Nya dari perbudakan di Mesir. Ia menyelamatkan dan memelihara umat-Nya berkali-kali, bukan karena mereka pantas menerimanya, tetapi karena Ia mengasihi mereka.

Terima kasih telah membaca Apa Artinya Ini? ! Berlanggananlah secara gratis untuk menerima kiriman baru dan mendukung pekerjaan saya.

 Berlangganan
Kitab ini juga digunakan oleh para nabi untuk penyelamatan terakhir — dari dosa, kematian, dan kuasa iblis. Kitab ini dimulai dengan janji kepada Adam dan Hawa bahwa Keturunan mereka akan meremukkan kepala ular, Setan, dan ia akan meremukkan tumit Keturunan itu. (Kejadian 3:15 ) Mesias yang dijanjikan akan menanggung dosa-dosa kita, menebus dosa-dosa kita, dan menjadi perantara bagi dosa-dosa kita. ( Yesaya 53 ) Akhirnya, ia akan lahir dari seorang perawan pada waktu yang tepat. ( Galatia 4:4-5 ) Malaikat mengumumkan kepada Yusuf bahwa ia akan menamai Mesias "Allah menyelamatkan" (Yesus) karena ia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka. ( Matius 1:21 ) Yesus adalah Anak Domba Allah, yang menanggung dosa-dosa dunia di kayu salib. ( Yohanes 1:29 ) Kematian-Nya menghancurkan kematian dan kebangkitan-Nya memenangkan kemenangan bagi kita, membuka kubur bagi kita pada hari terakhir. ( 1 Korintus 15:55-57 )

Jadi, pada akhirnya, Yesus menyelamatkan kita dari dosa. Dosa mengancam untuk menghancurkan kita dan memisahkan kita dari Allah selamanya. Oleh karena itu, kita tidak kembali kepada dosa, sekarang setelah kita dibaptis. Itu seperti meminta petugas pemadam kebakaran untuk membawa kita keluar dari rumah kita yang terbakar, hanya untuk mencoba kembali mengambil foto-foto favorit kita. Tidak ada gunanya diselamatkan jika Anda akan menempatkan diri Anda dalam bahaya. Ketika kita dibaptis, kita mati bersama-Nya. Ketika Dia bangkit, kita bangkit kepada kehidupan baru.

Jadi, Anda diselamatkan dari apa? Dari dosa, kematian, dan kuasa iblis. Mengapa? Agar Anda dapat hidup sebagai anak-Nya, ditebus , diampuni, dan bersama-Nya selamanya.

theologi Lutheran

Acara Ibadah pemuda/i lutheran minggu XX setelah Trinitatis

  ACARA IBADAH REMAJA & PEMUDA/I GKLI Sabtu, 01 November 2025 1.       Bernyanyi dari Kidung Jemaat No. 15 : 1 – 3 (...

what about theologi luther ?