Sabtu, 30 Agustus 2025

Hidup dalam Kasih Kristus

Selamat hari Minggu.
Firman Tuhan untuk kita.
Ibrani 13 : 1
Peliharalah kasih persaudaraan!
Ibrani 13 : 2
Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.
Ibrani 13 : 5
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
Ibrani 13 : 6
Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"
Ibrani 13 : 7
Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.

Saudara saudari, Penulis Ibrani mengakhiri suratnya dengan nasihat-nasihat yang berisi dorongan-dorongan agar pembaca surat Ibrani mempunyai kehidupan yang berpadanan dengan doktrin tersebut. Hal pertama dan yang terutama telah dinyatakan bahwa setiap orang percaya harus hidup dalam dalam kasih, sebab percayabtanpa Kasih adalah omong kosong. Dalam topik ini, hidup percaya tidak sekadar dinasihati untuk saling mengasihi, melainkan menekankan pemeliharaan kasih. Penekanan ini sangat penting, karena ketika seseorang semakin mengenal diri orang lain, maka semakin banyak kekurangan orang tersebut yang akan terlihat. Sehingga ia akan kecewa dan pada akhirnya kasih itu akan luntur. Oleh itu, kita harus mengingatkan bahwa orang percaya harus kebal terhadap kekecewaan seperti itu. Yang berarti ketika kita semakin mengenal pribadi orang lain dengan segala kekurangannya, maka kasih yang dari Kristus akan tetap berperan untuk mengasihinya. 

Memberi tumpangan merupakan bentuk kebaikan yang wajar bagi setiap orang termasuk Kristen karena pada zaman itu belum ada hotel maupun losmen. Orang yang lelah dan lapar banyak ditemui di kota-kota ataupun di pintu rumah seseorang yang berharap diizinkan untuk tinggal. Kita tidak hanya harus mendemonstrasikan kebaikan itu, namun kebaikan yang didemonstrasikan itu harus melebihi kebaikan yang dilakukan oleh orang non Kristen, itulah hal yang kedua. Karena itu, setiap orang percaya harus mau memberi tumpangan kepada orang, yang berarti tidak hanya orang kristen saja namun untuk semua orang yang pantas menerima kebaikan itu. Lebih dari itu, Kristen pun harus menunjukkan kasihnya kepada orang-orang hukuman karena mereka tidak mempunyai kebebasan untuk datang meminta belas kasihan. Kristen harus berinisiatif dan mendatangi orang-orang yang membutuhkan. 

Dalam topik bahasan ini, penulisan Ibrani juga mengingatkan agar setiap orang percaya harus mampu menjaga kekudusan pernikahannya, sebab tak jarang hidup dalam kekudusan pernikahan dapat dikatakan sebagai barang langka. Setiap orang percaya harus menunjukkan kehidupan yang mulia melalui pernikahan yang kudus. Kemuliaan kehidupan Kristen juga harus nyata dalam kesederhanaan hidup. Hal ini diungkapkan dengan perkataan 'janganlah menjadi hamba uang dan cukupkan dirimu dengan apa yang ada padamu' (5). 

Penulis Kitab Ibrani dengan tegas mengingatkan umat Allah untuk belajar mencukupi diri dan menjauhkan diri dari menjadi hamba uang (5a). Sebab uang bukanlah tujuan hidup satu-satunya yang dapat dijadikan solusi. Bukan berarti kita tidak membutuhkan uang, melainkan uang bukanlah segalanya dan jangan menghalalkan segala cara demi uang. Oleh sebab itu kita diperintahkan untuk bersyukur atas apa yang kita miliki.

Istilah "cukup" berarti kita mesti pandai mengelola keuangan serta bijaksana menyesuaikan kebutuhan dan bukan sebaliknya. Kata "cukup" juga mengandung makna tidak ambisius dan serakah mengejar kekayaan demi kepuasaan diri. Setiap umat Allah harus belajar percaya akan pemeliharaan Tuhan dalam hidupnya. Sebab bersama dengan Dia dan hidup di dalam Dia, Allah akan memelihara dan mencukupi kehidupan kita.

Kiranya kasih setia Allah Bapa Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita semua amin 🙏🙏🙏🙏.

Jumat, 29 Agustus 2025

Aman dalam Perlindungan Tuhan - Mazmur 63

Selamat pagi.... 
Firman Tuhan Untuk kita. 
Mazmur 63 :2
Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.
Mazmur 63 : 3 
Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu.
Mazmur 63 : 4
Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.
Mazmur 63 : 8
sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.
Mazmur 63 : 9
Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku.


Saudara saudari, Mazmur ini adalah salah satu mazmur yang menarik dan menyentuh. Mengapa? Karena pemazmur diperhadapkan dengan orang-orang yang ingin mencabut nyawanya (10) dan yang berdusta (12). Saat itu, Daud sedang menyelamatkan diri dari kejaran Saul (1Sam. 23). Dalam tempat persembunyiannya di padang gurun, ia merasakan kesendirian dan kesepian (2). Namun ia memilih untuk tidak berdiam diri menghadapi kesesakannya. Di tengah situasi yang sulit seperti itu, ia tidak mencari pertolongan dari orang lain. Tetapi Ia datang kepada Allah untuk mencurahkan isi hatinya (2-3).

Melalui renungan harian Luther kita hari ini, kita dapat melihat bahwa kehadiran berbagai macam kesulitan, ancaman, dan problematika kehidupan seringkali membuat getir/takut bagi kebanyakan orang. Namun bagi setiap orang yang tetap berpengharapan kepada Allah, sesungguhnya kesulitan juga dapat memainkan peranan yang penting untuk pertumbuhan rohani orang percaya. Penghayatan akan kasih setia Allah dan kerinduan yang mendalam kepada Allah ketika pada situasi yang penuh kegetiran bukanlah merupakan suatu proses yang dapat di lewati dengan mudah, namun satu hal yang pasti jika kita melewatinya bersama dengan Tuhan maka kekuatiran itu akan menguatkan dan memperdalam pengenalan kita akan kasih Allah. 

Ketika Daud mengalami tantangan yang begitu berat, ia berharap dan sangat membutuhkan Tuhan, yang adalah sumber pertolongan yang menopang hidupnya (ayat 8-9). Kesadaran tentang hal inilah yang membuatnya merasa haus dan rindu untuk mencari Allah yang kepada-Nya jiwanya melekat (ayat 9).

Dalam pergumulan itu, Daud memandang Allah dan melihat kekuatan serta kemuliaan-Nya (3). Jiwanya bersukacita dan bersorak-sorai di dalam Tuhan. Lalu, Daud berkata, "Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu" (4-6).

Dalam kesusahan nya, Daud pada akhirnya sangat bersukacita sebab ia telah memperoleh pertolongan dari Tuhan (8). Ketika sendirian, ia tidak takut dan putus asa lagi. Sebab jiwanya melekat kepada Tuhan (9). Sebaliknya, orang yang mencintai kejahatan akan mati oleh pedang dan menjadi makanan anjing hutan (10, 11). Orang yang mencari Allah dan mengakui pertolongan-Nya akan bersukacita (12).

Pemazmur juga mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan berkenan ditemui ketika orang merindukan-Nya. Tuhan tidak akan membiarkan umat-Nya merasa sepi. Penghiburan-Nya akan menguatkan dan menyelamatkan setiap orang yang dalam bahaya. Itu sebabnya Daud selalu merindukan Tuhan di sepanjang hidupnya, sekalipun ia menghadapi banyak persoalan. Ia tidak takut dan putus asa karena ia tahu Tuhan menyertainya dalam segala perkara.

Kalau saat ini kita merasa bahwa hidup ini begitu susah, perjalanan hidup kita begitu sulit, rindukanlah Tuhan, dan percayalah hati dan jiwamu akan tenang dan damai, sebab Allah selalu menolong dan memelihara hidup orang yang berlindung kepada_Nya. 


Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memelihara dan menolong kita. Amin 🙏

Memperbaiki Kesalahan Doktrinal dengan Kasih Kristen yang Sejati


"Kasih amal tidak menutupi kesalahan, karena kesalahan adalah anak dosa, dan kasih amal adalah anak Tuhan." Catatan Charles P. Krauth yang visioner menyentuh tanggapan ambigu SELK terhadap penahbisan perempuan."




Charles Porterfield Krauth (1823–1883) adalah seorang pendeta, teolog, dan pendidik Lutheran Anglo-Amerika yang unik. Ia sangat prihatin dengan ketidakpedulian doktrinal (apatisme teologis), terutama pengaruh rasionalistik dan revivalistik yang memengaruhi kaum Lutheran pada masa itu, serta menguatnya ekumenisme di gereja-gereja Lutheran. Krauth teguh bahwa kesetiaan kepada Pengakuan Iman Lutheran dapat ditegakkan tanpa kompromi dalam konteks dan ekspresi Amerika.

Charles Porterfield Krauth

Reformasi Konservatif & Teologinya karya Krauth merupakan tambang emas terbaik yang dapat dibayangkan dalam hal mendapatkan wawasan tentang kelesuan yang melanda Lutheranisme Amerika abad ke-21, yang dalam banyak hal merupakan pengulangan kelesuan abad ke-19 yang dihadapinya. Memang, rasionalisme sangat jelas terlihat dalam manuver politik licik kaum Lutheran "pengakuan" Jerman seputar penahbisan perempuan .

Polemiknya menyenangkan sekaligus jenaka, pastoral, dan tajam, dan bahasa Inggrisnya memiliki kejelasan, keanggunan, dan keeleganan abadi.

"Kami tidak mengklaim bahwa para Pengaku Iman kami sempurna. Kami tidak mengatakan mereka tidak mungkin gagal. Kami hanya mengklaim bahwa mereka tidak gagal."

Sifat dan perkembangan kesalahan doktrinal

  • KETIKA KESALAHAN MENJADI BID'AH : Sebuah kesalahan doktrinal berubah menjadi bid'ah ketika "dipegang teguh dan dipertahankan sebagai kebenaran" ¹ . Para bid'ah "menolak untuk diajar; mereka mempertahankan kesalahan mereka sebagai kebenaran, dan melawan kebenaran yang diketahui, dan melawan hati nurani mereka sendiri". Namun, tidak ada bid'ah yang "tidak juga menegaskan suatu kebenaran." ²

  • KONSEKUENSI : Korupsi dalam doktrin merajalela ketika tidak dinyatakan dengan jelas. Rumusan yang ambigu tidak mendorong persatuan, tetapi justru menyebabkan keterasingan dan ketidakpercayaan yang mendalam. ³ Ketidakpastian doktrinal dapat menyebabkan gereja menjadi "rumah bagi orang-orang yang memiliki pendapat yang paling berlawanan" dan mengundang inovasi yang tidak diinginkan dan berbahaya. ⁴ Gereja yang "tidak memperjuangkan apa pun, entah telah kehilangan kebenaran, atau telah berhenti mencintainya" ⁵ . Krauth menggambarkan kesalahan sebagai "putri dosa" dan, yang sangat menarik, bahwa kesalahan memiliki "afinitas dengan roh penganiayaan." ⁶

  • TAHAPAN-TAHAP PERKEMBANGAN KESALAHAN DI GEREJA : Ketika kesalahan dibiarkan, biasanya kesalahan tersebut berkembang melalui tiga tahap ⁷

    1. Toleransi : Dimulai dengan meminta untuk dibiarkan sendiri, meyakinkan sebagian besar orang bahwa hal itu tidak akan mengganggu status quo.

    2. Hak yang Setara : Kemudian, ia menegaskan bahwa kebenaran dan kesalahan merupakan kekuatan yang saling menyeimbangkan, dan bahwa memutuskan di antara keduanya adalah "dosa keberpihakan". Ia mengklaim "fanatisme untuk menegaskan hak superior apa pun atas kebenaran" dan menganggap apa pun yang berbeda di antara mereka sebagai hal yang tidak esensial.

    3. Supremasi : Akhirnya, kesalahan mengklaim preferensi untuk penilaiannya sendiri, menempatkan individu pada posisi karena mereka menolak iman Gereja dan bahkan mendorong mereka untuk menentangnya.

…bahaya kemurtadan tidak berhubungan dengan kesetiaan terhadap Pengakuan Iman, tetapi dengan kurangnya kesetiaan.

The Conservative Reformation & Its Theology (ebook Edition)

Sumber dan penyebab kesalahan doktrinal

  1. Kekeliruan Manusia : Kebiasaan "setuju untuk berbeda" melalui rumusan yang ambigu merupakan produk paling nyata dari kekeliruan kita. Kebiasaan ini tidak menumbuhkan persatuan, melainkan menyebabkan "keterasingan yang lebih luas dan ketidakpercayaan yang mendalam". Kesalahan intelektual atau interpretatif ini dengan mudah merusak makna Kitab Suci yang jelas, membuat Pengakuan Iman dan Firman tampak kontradiktif, suatu karakteristik Rasionalisme, yang dianggap sebagai "Ketidaksetiaan sejak awal." ⁸

  2. Kelemahan Pribadi dan Kurangnya Perhatian : Sebagai sebuah “organisasi besar,” sistem Gereja rentan terhadap modifikasi oleh “kesengajaan beberapa orang, kelemahan pikiran orang lain, [dan] kekuatan pengaruh di sekitarnya.” ⁹

  3. Ambiguitas dan Keragu-raguan : "Keragu-raguan" dan "frasa-frasa yang cerdik serta penyembunyian yang cerdik" Melanchthon menyebabkan ambiguitas yang memperparah kontroversi, karena "secara praktis beroperasi seolah-olah makna terburuklah yang sebenarnya". ¹⁰

  4. Kripto-Calvinisme : Praktik penipuan yang dilakukan oleh individu yang menganut satu keyakinan, namun diam-diam mempromosikan atau mengabaikan doktrin sistem keyakinan lain. ¹¹

  5. Rasionalisme : Gerakan ini ditandai dengan upayanya untuk meninggikan akal budi manusia di atas otoritas ilahi. Gerakan ini "berpura-pura memegang Firman, tetapi merusak maknanya", yang memungkinkan individu menolak doktrin-doktrin inti sambil tetap mengklaim diri sebagai Lutheran. ¹² Gerakan ini juga memupuk gagasan berbahaya bahwa "kesalahan praktis sama baiknya dengan kebenaran, jika seseorang sungguh-sungguh meyakininya sebagai kebenaran". ¹³

  6. Antinomianisme Keras dan Lunak : Dicirikan sebagai "Pelagianisme Injil". ¹⁴ Frasa ini menarik karena Pelagianisme biasanya menekankan upaya manusia untuk keselamatan, sementara antinomianisme meminimalkan perlunya perbuatan baik. Namun, Porterfield menunjukkan bahwa antinomianisme adalah turunan Pelagianisme karena sering kali memberikan rasa aman yang palsu , sehingga disebut "Pelagianisme Injil", dengan menyiratkan bahwa iman saja, tanpa perbuatan baik, sudah cukup untuk keselamatan.

Di mana pun Hukum Taurat dihina, diremehkan, dan dirusak, Injil pun tak dapat dipertahankan. Kapan pun Hukum Taurat diserang, bahkan jika ini dilakukan atas nama Injil, Injil, pada kenyataannya, lebih terpukul daripada yang pertama. Kepompong antinomianisme selalu meledak menjadi antiinjilisme. Friedrich Bente.

Tiga Paralel
Pengalihan metaforis gagasan penyakit dan kesalahan untuk mengekspresikan kondisi moral begitu jelas, sehingga kita menemukannya dalam semua bahasa budaya. Cicero berkata,

Memerangi kesalahan doktrinal

  1. Firman Tuhan sebagai Satu-satunya Aturan Iman : Hal ini begitu jelas sehingga hampir terasa konyol untuk disebutkan, namun kita memiliki banyak contoh, seperti Teologi Valparaiso , di mana Alkitab diabaikan atau dilunakkan. Krauth tegas: semua doktrin dan guru harus dinilai hanya berdasarkan tulisan para nabi dan rasul.

  2. Pengakuan Iman sebagai Kesaksian dan Standar : Pengakuan Iman Lutheran bukanlah aturan iman, melainkan "murni menyatakan iman itu". Pengakuan Iman berfungsi sebagai "pernyataan iman yang eksplisit", "tembok pertahanan terhadap Romanisme", dan sarana untuk "menyatakan imannya dengan jelas" guna mencegah kesalahan penafsiran. ¹⁵

  3. Bahasa yang Jelas dan Tidak Ambigu : Gereja Lutheran bertujuan agar doktrin diungkapkan dalam "satu pengertian saja" untuk mencegah kesalahpahaman dan kebingungan. Ambiguitas ditolak sebagai cara untuk mencapai atau mempertahankan kesatuan . ¹⁶

  4. Argumentasi Logis : Bid'ah harus dihadapi "dengan Kitab Suci, bukan dengan api". ¹⁷ Ini membutuhkan argumen yang tenang dan bantahan terhadap kesalahan melalui kajian teologis dan debat yang beralasan, bukan penganiayaan. Kami akan menulis di masa mendatang tentang Missouri dan kecenderungan permusuhan AALC untuk mengejek dan meremehkan denominasi lain sementara gereja kami sendiri berada dalam kondisi yang memprihatinkan.

  5. Disiplin Gereja : Gereja memiliki hak dan kewajiban untuk membela diri terhadap penyalahgunaan penilaian pribadi dengan "menyatakan kebenaran dalam Pengakuannya, dengan setia membantah ajaran sesat, dengan peringatan pribadi kepada mereka yang sesat, dan, akhirnya, dengan menolak mereka dari persekutuannya". ¹⁸ Namun, penolakan ini bukanlah penganiayaan atau ketidaksenangan.

  6. Gembala dan Pengajar Gereja : Para pelayan bertanggung jawab untuk "menegur dan mengajar dengan bijaksana dari Firman Tuhan mereka yang menyimpang dari kebenaran karena kepolosan atau ketidaktahuan". Mereka harus "cerdas dalam mengajar," dan menghadapi "orang-orang yang tidak tertib dan sombong serta penipu". ¹⁹ Para gembala diharapkan menunjukkan "kemurnian dalam doktrin", yang sejalan dengan komitmen Gereja secara keseluruhan untuk "menjaga pemerintahan yang sehat" dan doktrin tanpa kompromi. ²⁰

  7. Tidak Ada Kompromi atas Kebenaran : Kompromi sejati "hanya dapat mengorbankan preferensi demi mengamankan prinsip," ²¹ bukan sebaliknya. Gereja berkomitmen pada "kesetiaan yang teguh pada apa yang diyakininya sebagai kebenaran Allah". Perintah bagi kita adalah untuk tidak pernah lupa bahwa "kebenaran dan kebaikan harus ditegakkan dengan harga berapa pun. Keduanya tak ternilai harganya. Kita tidak berani menghitung biayanya." ²² Ketika Gereja Lutheran meletakkan tangannya di atas Alkitab, ia memberikan perintah, 'Percayalah!' dan ketika ia meletakkannya pada pengakuan dosa, ia bertanya, 'Apakah Anda percaya?'. Jika seseorang menjawab "Tidak" untuk yang terakhir, ia menganggap mereka tidak menaati perintah tersebut, percaya "dengan teguh bahwa ia memiliki kebenaran" ²³

Tak ada satu pasal pun dalam kredo kita yang tidak menyinggung perasaan seseorang; hampir tak ada satu pasal pun yang tidak menjadi batu sandungan bagi sebagian orang yang masih mengaku Kristen. Mustahil menemukan tempat untuk berhenti, ketika konsesi sudah dimulai. Dan alasannya jelas; prinsipnya salah, dan menggantikan prinsip yang benar. Yang satu manusiawi, yang lain ilahi; pendapat dan sentimen manusiawi digantikan sebagai aturan dan pedoman bagi Firman Tuhan dan iman yang menerimanya sebagai otoritas absolut. – Matthias Loy, Kisah Hidupku .

Krauth mengingatkan kita bahwa berkompromi dengan gereja dan menenangkan politisi gereja bukanlah hal baru. Sederhananya, gerbang neraka memang menang melawan gereja yang militan ketika kesetiaan doktrinal dianggap terlalu sulit untuk ditegakkan dan terlalu memecah belah untuk dikelola . Namun, umat Kristen, khususnya para pendeta, dipanggil untuk menghadapi kesalahan dengan akurasi Alkitab, kejelasan pengakuan dosa, dan rahmat pastoral—alih-alih dengan paksaan, ketidakpedulian, atau kompromi. Krauth menunjukkan jalan menuju persatuan sejati, di mana Gereja melindungi fondasinya tanpa kehilangan kasih kepada mereka yang keliru dalam ketidaktahuan yang tulus. Bagi mereka yang keliru dalam menentang Kitab Suci, mereka harus dikonfrontasi seolah-olah nyawa anak-anak Anda sedang dipertaruhkan.

Ketika Lutheranisme Amerika bergulat dengan gema penyakit abad ke-19 dan penyakit-penyakit kuno lainnya, mulai dari pengakuan iman yang diencerkan hingga praktik-praktik inovatif yang mengikis kebenaran inti , kebijaksanaan Krauth mendesak kita: "Bahaya kemurtadan tidak terkait dengan kesetiaan pada Pengakuan Iman, tetapi dengan kurangnya kesetiaan." Gereja yang mencintai kebenaran doktrin murni akan memperjuangkannya. Gereja yang acuh tak acuh terhadapnya, atau membencinya, tidak akan melakukannya. 

Gereja kita mengakui “bahwa di antara mereka yang berada di atas fondasi yang benar, ada banyak orang lemah, yang membangun di atas fondasi jerami yang hampir binasa, yaitu gagasan dan pendapat manusia yang kosong, namun karena mereka tidak meruntuhkan fondasi tersebut, mereka tetap orang Kristen, dan kesalahan mereka dapat diampuni, atau bahkan diperbaiki .” “Sebuah kesalahan,” kata Luther, ''betapa pun besarnya, keduanya tidak dapat disebut bidah, juga bukan bidah, kecuali jika dipegang dan dipertahankan dengan keras kepala sebagai hal yang benar.” Kesalahan tidak menjadikan orang sesat; tetapi kesalahan yang dipertahankan dan dilindungi dengan keras kepala, yang menjadikannya bidah. ”

Charles Porterfield Krauth, The Conservative Reformation and Its Theology (Philadelphia: JB Lippincott & Co., 1871 dan 1899), 142. Versi PDF yang digunakan untuk artikel ini tersedia di LutheranLibrary.org (terima kasih atas jerih payahmu demi Kerajaan Kristus )

2

"Tidak pernah ada ajaran sesat yang tidak menegaskan suatu kebenaran. Oleh karena itu, kita tidak boleh mengingkari kebenaran (yang terkandung di dalamnya) karena kepalsuan (yang bercampur dengannya). "Kaum bidah tidak hanya keliru, tetapi juga menolak untuk diajar; mereka membela kesalahan mereka sebagai kebenaran, dan melawan kebenaran yang diketahui, dan melawan hati nurani mereka sendiri, dan secara sadar mereka tetap berada dalam kesalahan mereka." Ibid. 142-143.

3

Ibid., 290.

4

Gereja Inggris memiliki dua elemen besar; tetapi keduanya tidak sepenuhnya terpelihara dalam karakter khasnya, melainkan, sampai batas tertentu, tercampur aduk dalam kesatuannya. Dengan keseragaman yang lebih tinggi daripada badan Protestan besar lainnya, kesatuannya lebih rendah daripada badan mana pun. Sebagian karena ketidakpastian doktrinalnya, Gereja Inggris telah menjadi rumah bagi orang-orang dengan pendapat yang paling berlawanan: tidak ada Calvinisme yang lebih intens, tidak ada Arminianisme yang lebih rendah, daripada Calvinisme dan Arminianisme yang telah ditemukan di Gereja Inggris. Ibid. x

5

“[Gereja Lutheran] telah memperjuangkan kebenaran agung dengan pengorbanan besar, dan dalam setiap konflik yang melibatkannya, kebenaran pada akhirnya menang. Gereja yang tidak memperjuangkan apa pun, berarti telah kehilangan kebenaran, atau telah berhenti mencintainya. Peperangan memang menyakitkan, tetapi mereka yang kesalahannya menciptakan kebutuhan akan peperangan bertanggung jawab atas semua kesengsaraannya.” Ibid., 147.

6

Ibid. 173.

7

Ibid. 195.

8

Ibid. hal. 185-186.

9

"Tidak ada organisasi besar yang bergerak begitu absolut di sepanjang garis satu kecenderungan sehingga tidak ada hal di dalamnya yang melampaui kecenderungan tersebut, atau yang bertentangan dengannya. Kesengajaan beberapa orang, kelemahan pikiran orang lain, kekuatan pengaruh di sekitarnya, mengubah semua sistem dalam cara kerjanya." Ibid. xii Krauth adalah orang-orang awal yang berpendapat bahwa "Tujuan suatu sistem adalah apa yang dilakukannya ( POSIWID )"!

10

Ibid. hal. 291.

11

Ibid. hal. 296.
Sejarah Pengakuan Iman yang Diubah menunjukkan bahwa hal itu tidak hanya tidak mendatangkan keuntungan bagi kedamaian Gereja, tetapi malah menimbulkan gangguan yang lebih parah lagi, ketika upaya dilakukan untuk menyelaraskan manusia melalui kesepakatan dalam ungkapan yang ambigu , ( persis seperti yang dilakukan SELK dalam menangani penahbisan perempuan , dan yang dilakukan LCMS ketika mengabaikannya) penerapan istilah-istilah yang harus diterima dalam satu pengertian oleh satu kelompok manusia, dan dalam pengertian lain oleh kelompok lain. Ibid. 248.

12

Inilah karya kaum Rasionalis—berpura-pura memegang Firman, tetapi merusak maknanya, sehingga Pengakuan Iman dan Firman itu tampaknya tak lagi selaras. Kerusakan itu tampaknya tak tersembuhkan, tetapi Tuhan tidak meninggalkan karya-Nya sendiri. Kejahatan itu mendatangkan obatnya sendiri. Kerusakan itu terus berlanjut hingga ditemukan bahwa gagasan manusia menyebut diri mereka dengan nama Gereja, namun mengklaim hak untuk menyerang doktrin-doktrinnya, adalah gagasan Ketidakpercayaan sejak awal—itu adalah Belial yang diizinkan berlindung di balik jubah Kristus. Ibid. 198.

13

Obat yang salah tidak akan menyembuhkan morbus, betapapun tulusnya dokter yang salah arah dalam merekomendasikannya, dan betapapun pasien yang tertipu dalam menggunakannya. Adalah impian Rasionalisme yang dekat dengan Deisme, bahwa kesalahan praktis sama baiknya dengan kebenaran, jika seseorang sungguh-sungguh meyakininya sebagai kebenaran; bahwa Anda dapat mengganti garam dengan arsenik dengan aman, jika Anda meyakininya sebagai garam. Kerajaan alam dan kerajaan kasih karunia keduanya berada di bawah hukum. Segala sesuatu akan dilakukan menurut ketetapan Tuhan, atau tidak akan dilakukan sama sekali. Ibid. 396.

14

“…Injil mengandaikan Hukum Taurat dan menjadi tidak berarti tanpanya. Di mana pun Hukum Taurat dihina, diremehkan, dan dirusak, Injil pun tidak dapat dipertahankan. Setiap kali Hukum Taurat diserang, bahkan jika ini dilakukan atas nama Injil, Injil, pada kenyataannya, lebih terpukul daripada yang pertama. Kepompong antinomianisme selalu meledak menjadi antiinjilisme.” Kontroversi Antinomis , oleh Friedrich Bente.

15

Maka, inilah ringkasan hasil yang kita capai: Dasar Gereja Lutheran Injili adalah Firman Tuhan, sebagai Aturan Iman yang sempurna dan mutlak, dan karena inilah dasarnya, ia tentu bersandar pada iman yang Firman itu menjadi Aturannya, dan oleh karena itu pada Pengakuan Iman yang murni menyatakan iman itu. Ia memiliki aturan yang benar, ia mencapai hasil yang benar melalui aturan itu, dan mengakuinya dengan benar . Pengakuan Iman inilah yang menjadi dasar langsungnya, karakteristik hakikinya, yang menjadi dasar berdiri atau jatuhnya ia. Krauth, op. cit. 179.

16

Ibid. x

17

"Betapa mudahnya berbuat salah! Marilah kita menangkal mereka dengan Kitab Suci, bukan dengan api." Ibid. 143.

18

Hak atas penilaian pribadi dan hak atas disiplin Gereja merupakan hak yang selaras dan harmonis, yang esensial untuk mencegah penyalahgunaan satu sama lain. Menjunjung salah satu dengan cerdas berarti menjunjung keduanya. Oleh karena itu, sebagai umat Protestan, dalam menegakkan hak dan kewajiban manusia, dalam menjalankan penilaian pribadi, untuk membentuk keyakinan mereka sendiri, tanpa terkekang oleh sanksi perdata di Negara, atau oleh kuasa inkuisitorial di Gereja, kita juga menjunjung hak dan kewajiban Gereja untuk melindungi dirinya dari kerusakan doktrin dengan mengemukakan kebenaran dalam Pengakuannya, dengan setia menentang ajaran sesat, dengan peringatan pribadi kepada mereka yang sesat, dan, akhirnya, bersama mereka yang keras kepala, dengan menolak mereka dari persekutuannya, hingga, melalui rahmat, mereka dituntun untuk melihat dan meninggalkan kepalsuan, yang untuknya mereka mengaku sebagai kebenaran. Iman Gereja, yang diambil dari aturan melalui penerapan penilaian pribadi yang adil, yang diterangi oleh Roh Kudus, telah diuji dan dikembangkan dalam tiga cara: Pertama, oleh sains; selanjutnya, oleh sejarah; dan ketiga, dalam kehidupan praktis Gereja.” Ibid. 175-176.

19

“Namun, dalam Kata Pengantar buku yang di dalamnya Formula itu diwujudkan, para Pemilih, Pangeran, dan Ordo para Pangeran Kekaisaran dengan demikian menyatakan diri mereka: “Ini sama sekali bukan keinginan dan niat kami, dalam mengutuk doktrin-doktrin yang salah dan tidak saleh, untuk mengutuk mereka yang salah dari kesederhanaan, dan yang tidak menghujat kebenaran Firman Tuhan. Lebih sedikit lagi kami ingin mengutuk seluruh gereja baik di dalam batas-batas Kekaisaran Jerman atau di luarnya, . . . karena kami tidak memiliki keraguan apa pun (ganz und gar keinen zweifel machen) bahwa banyak orang saleh dan baik dapat ditemukan di gereja-gereja itu juga, yang sampai saat ini belum berpikir dalam semua hal dengan kami; Orang-orang yang berjalan dalam kesederhanaan hati mereka, tidak memahami dengan jelas poin-poin yang terlibat,...dan yang, diharapkan, jika mereka diajar dengan benar dalam doktrin tersebut, melalui bimbingan Roh Kudus, ke dalam kebenaran Firman Tuhan yang tidak salah, akan setuju dengan kami.... Dan semua teolog dan pelayan Gereja memiliki tugas yang secara khusus wajib untuk menasihati, dan mengajar dari Firman Tuhan dengan moderasi mereka yang menyimpang dari kebenaran karena kesederhanaan atau ketidaktahuan, agar jangan sampai orang buta menuntun orang buta, keduanya binasa.” Ibid. 144-145

20

Ibid 178.

21

Ibid. xi

22

Ibid., hal. 21.

23

“Dengan keyakinan teguh bahwa Gereja memiliki kebenaran, dan bahwa kesaksiannya terhadap kebenaran ini tertuang dalam kredo-kredonya, Gereja dibedakan di antara gereja-gereja Protestan karena kesetiaannya terhadap Pengakuannya.” ibid 128.

Kamis, 28 Agustus 2025

KEBAHAGIAAN YANG SEJATI - sudahkah anda menemukannya ?

SHALOM...... 

Firman Tuhan untuk kita. 
Mazmur 32 : 1
Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!
Mazmur 32 : 2
Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!
Mazmur 32 : 3
Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari;
Mazmur 32 : 5
Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHANd pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela
Mazmur 32 : 6
Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak melandanya.

Saudara saudari, orang bijak mengatakan bahwa Kebahagiaan itu adalah Pilihan. Setiap manusia di sepanjang zaman berusaha dengan segala daya upaya untuk mendapatkan kebahagiaan hidup.
kebahagiaan bukanlah hal yang sulit digapai oleh manusia, sebab lewat perikop ini dapat kita ketahui bahwa Daud sudah membuktikannya. Ia menemukan kebahagiaan bukan hanya di dalam kekayaan, kedudukan, dan kekuasaan yang ia miliki namun *Ia memilih untuk bertobat dan mohon ampun dari Allah maka ia menemukan kebahagiaan* (1-2, 5). Orang yang menyadari dosanya namun tidak bertobat tidak akan mengalami kedamaian hati namun justru tekanan (3- 4). Daud juga memilih untuk menggantungkan hidupnya kepada Allah (7). Walaupun tekanan dan kesulitan tetap melandanya, ia tidak sendiri sebab Allahlah tempat perlindungannya (6). Yang terakhir ia memilih untuk menaati perintah Allah (8) Pilihannya yang terakhir adalah sangat tepat sebab orang fasik akan mengalami derita bukan selalu hanya secara fisik, namun yang pasti secara hati dan jiwa sebab hanya orang yang sudah dipulihkanlaj hubungannya dengan Allah yang akan merasakan damai sejahtera yang sesungguhnya (10). Jadi, Kebahagiaan yang diajarkan oleh Daud adalah kebahagiaan yang sejati sebab kebahagiaan yang dimaksudkannya tidak tergantung dari situasi dan kondisi dirinya, tetapi atas penyertaan Allah karna kebergantungan kita kepadaNya. 

Sebagai orang orang yang berharap kepada Allah, kita harus mengakui dan menyadari bahwa Allah kita adalah Allah yang mengampuni segala pelanggaran yang diperbuat oleh mat-Nya. Natur-Nya sebagai Allah sang Maha Pengampun telah dinyatakan dari sejarah para nabi sampai kepada pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib, jadi tidak ada lagi keragu raguan kita akan pengampunan dan keselamatan kita. 

Sebagai umat Allah, marilah kita tetap bersyukur atas pengampunan yang telah dianugerahkan-Nya bagi kita. Kita yang memiliki keterbatasan dan bergumul dalam dosa, tidak bebas dari pelanggaran dan kesalahan. Jika Tuhan memperhitungkan setiap dosa dan kesalahan kita, maka kita tidak akan pernah luput dari penghakiman-Nya. Seperti Daud, kita harus datang dengan kerendahan hati untuk mengakui dosa-dosa yang kita perbuat. Sebab tidak ada yang tersembunyi bagi Dia. Pengampunan dan keselamatan yang dari Tuhan adalah kebahagiaan yang sejati, dan itulah kebahagiaan yang jauh melampaui segala harta di bumi, marilah tetap berpengharapan kepada Allah sang penolong kita. 

Kiranya kasih setia Allah Bapa, anak dan Roh kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏🙏🙏

Selasa, 26 Agustus 2025

Belas Kasihan Tuhan adalah jawaban atas penderitaan kita - Mazmur 41

Selamat pagi. 
Firman Tuhan untuk kita. 
Mazmur 41:2 
Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! TUHAN akan meluputkan dia pada waktu celaka.
Mazmur 41 : 2
TUHAN akan melindungi dia dan memelihara nyawanya, sehingga ia disebut berbahagia di bumi; Engkau takkan membiarkan dia dipermainkan musuhnya!
Mazmur 41 : 4
Kalau aku, kataku: "TUHAN, kasihanilah aku, sembuhkanlah aku, sebab terhadap Engkaulah aku berdosa!"

Saudara saudari, dalam perikop kita hari ini pemazmur juga sedang sakit. Entah penyakit apa, namun tampaknya bukanlah penyakit ringan. Parahnya, orang-orang justru menginginkankematiannya dari penyakit itu (6). Para pembencinya menyusun rencana jahat terhadapnya, bahkan sahabat karibnya menghina dan melawannya. Penulis mazmur merasakan dan mengakui bahwa penyakitnya begitu berat. Penyakit yang diderita pemazmur tidak disebutkan, tetapi penyakit ini dihubungkan dengan dosa terhadap Allah. Atas pemahaman ini, lawannya menuduh bahwa pemazmur benar-benar berdosa terhadap Allah dan Allah tidak akan menyembuhkannya. Karena itu, pokok utama permohonan pemazmur adalah supaya Allah menyembuhkannya. Maksudnya adalah agar pemazmur terbukti sebagai orang yang benar dan tulus, dan para lawannya tidak bisa lagi bersorak mengejeknya (11-13).

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang kebal terhadap penyakit. Kita semua pernah mengalaminya. Sejak bayi hingga menjadi tua, tidak terhitung banyaknya penyakit yang pernah kita alami, dari penyakit ringan, seperti flu sampai penyakit berat dan kronis, seperti kanker. Namun cara dan sikap orang-orang pun berbeda dalam menghadapi penyakit. Ada yang menganggapnya biasa; ada yang berjuang untuk sembuh; tetapi ada juga yang pasrah.

Melalui renungan kita saat ini, bagaimanakah sikap kita, atau apakah yang harus kita lakukan ketika terjadi hal hal seperti yang di alami oleh Daud?. 
Daud di tengah pergumulannya, ia terkucil dalam ketidakberdayaannya, namun ia tetap memiliki keyakinan bahwa Tuhan tidaklah sama dengan para sahabat yang mengkhianatinya, Allah akan memberikan belas kasihan, Daud akan tetap berkenan kepadaNya, dan Allah akan menopang dirinya (ayat 11- 13). Belas kasihan Tuhan adalah jawaban atas kesendiriannya, sehingga ia berdoa: "Ya Tuhan, kasihanilah aku, maka aku hendak mengadakan pembalasan terhadap mereka." (ayat 11). Tidak mudah baginya untuk menerima ataupun mengerti mengapa dia sebagai seorang raja yang memperhatikan rakyatnya yang lemah tidak mendapatkan kebahagiaan, terluput dari celaka, dilindungi oleh rakyat, dipelihara, dan disembuhkan oleh Tuhan, sebagaimana layaknya daud memperhatikan orang lemah (ayat 2-4), sebaliknya justru senantiasa ia berada di bawah ancaman dan bahaya. Ia tidak menemukan jawaban yang lain, selain karena dosanya, dan jawaban bagi dosanya tidak lain hanya ditemukan di dalam belas kasihan Tuhan, sebagaimana terdapat dalam doanya: "Tuhan kasihanilah aku, sembuhkanlah aku, sebab terhadap Engkaulah aku berdosa!" (ayat 5). Belas kasihan Tuhan adalah jawaban bagi ketidakberdayaannya untuk menyelesaikan dosa dan ketidakmengertiannya tentang mengapa ia harus mengalami sakit penyakit. Keyakinan atas belas kasihan Tuhan seperti inilah yang memampukannya untuk tetap memuji Tuhan (ayat 14) meskipun di tengah berbagai kondisi yang sulit diterimanya. Namun sikapnya dan pengharapannya tetap menunjukkan teladan bagi orang Israel untuk berdoa dan memohon kesembuhan.

Oleh karena itu, tetaplah berjuang di dalam sakit penyakitmu, tetaplah optimis untuk memberi hidup di tuntun oleh Allah, dan jangan pernah meninggalkan Tuhan hanya oleh karna penderitaan. 
Berharaplah kepada Allah, sebab di dalam Doa ada pertolongan dan kesempurnaan... 


Kiranya kasih setia Allah Bapa, Anak dan Roh kudus memelihara dan menolong kita semua. Amin 🙏

Sabtu, 23 Agustus 2025

Tertib Acara Ibadah PA *Pendalaman Alkitab* untuk Muda mudi Lutheran "GKLI" mingggu X Set. Trinitatis

                                   Tertib Acara Ibadah PA *Pendalaman Alkitab* 

                      untuk Muda mudi Lutheran "GKLI" mingggu X Set. Trinitatis

===========================================================================

Acara Ibadah Pemuda/I GKLI

23/08/2025

 

1.      Bernyanyi dari Kidung Jemaat No. 64 :1 – 3 (Bila ku lihat bintang Gemerlapan)

1. Bila kulihat bintang gemerlapan dan bunyi guruh riuh kudengar,
ya Tuhanku, tak putus aku heran melihat ciptaanMu yang besar.
Maka jiwaku pun memujiMu: "Sungguh besar Kau, Allahku!"
Maka jiwaku pun memujiMu: "Sungguh besar Kau, Allahku!"

2. Ya Tuhanku, pabila kurenungkan pemberianMu dalam Penebus,
'ku tertegun: bagiku dicurahkan oleh PutraMu darahNya kudus.
Maka jiwaku pun memujiMu: "Sungguh besar Kau, Allahku!"
Maka jiwaku pun memujiMu: "Sungguh besar Kau, Allahku!"

3. Pabila nanti Kristus memanggilku, sukacita amatlah besar,
kar'na terkabullah yang kurindukan: melihat Dikau, Tuhanku akbar.
Maka jiwaku pun memujiMu: "Sungguh besar Kau, Allahku!"
Maka jiwaku pun memujiMu: "Sungguh besar Kau, Allahku!"

 

2.      Doa Pembuka

        Bapa kami yang ada di Surga, kami bersyukur pada malam hari ini, atas berkat dan Anugerah Mu yang selalu menyertai kami sehingga di malam hari ini kami tetap sehat dan kuat. Kini kami datang kehadapan Mu memohon agar kiranya Engkau menerangi dan menyinari hati kami melalui Firman Mu, ajar dan pelihara lah hidup kami agar kiranya kami menjadi pemuda/i yang takut terhadap Engkau dan menghormati orang tua kami. Kami juga berdoa buat Ibadah kami ini, terimakasih Tuhan karna Engkau telah hadir untuk kami. Sebentar lagi kami akan menerima pengajaran dari Firman Mu kiranya bukakan hati kami dan ingatkanlah kami melalui Firman Mu agar kami dapat hidup menjadi pemuda/i yang takut akan Engkau.

Tuhan Yesus Kristus, kami juga berdoa buat orang tua kami, berkatilah mereka, berikan kesehatan dan panjang umur dan ingatkan mereka agar tetap sabar dan setia dalam mendoakan dan mengajari kami. Kami juga berdoa buat sahabat sahabat kami pada saat ini yang sibuk karna pekerjaan, belum rindu untuk mendengarkan panggilanmu, berkatilah setiap saudara/i kami itu dan ingatkanlah mereka Tuhan, agar kiranya kami dapat bersama sama menerima Firman mu. Kami juga memohon keampunan atas dosa dosa kami, Tuhan ampuni kami dan kuduskan kami dari dosa itu, agar kami kudus dan layak datang kehadapanMu. Inilah doa dan permohonan kami, dengarkan lah doa kami. Dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus Amin!

 

3.      Bernyanyi dari Kidung Jemaat No. 425 (Berkumandang suara dari seberang)

1. Berkumandang suara dari seberang, "Kirimlah cahyamu!"
Banyak jiwa dalam dosa mengerang, "Kirimlah cahyamu!"

           Reff : Kirimlah pelita Injili menyentak yang terlelap.
                 Kirimlah pelita Injili menyentak yang terlelap.

2. Kita t'lah dengar jeritan dari jauh, "Kirimlah cahyamu!"
Bantuanmu b'rikan, janganlah jemu, "Kirimlah cahyamu!"

           Reff:

3. Jangan kita tinggal diam mendengar: "Kirimlah cahyamu!"
Injil Tuhan haruslah kita sebar, "Kirimlah cahyamu!"

           Reff:

4.      Renungan

Nats     : Kejadian  22 : 1 – 19

Thema : Doa Bapa Kami – Permohonan ke-6

               “Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan”             (buku panduan Hal 124)

Tujuan : Supaya anak remaja atau Pemuda/i mengerti bahwa :

1.   Musuh Allah “Iblis” menggunakan saat ujian untuk menjauhkan kita dari Tuhan Allah

2.   Saat ujian  Allah bekerja lewat Iman untuk membawa kita mendekat kepadaNya

 

Hapalan : Doa Bapa Kami – Permohonan ke-6 beserta maksudnya. 1 Petrus 5 : 8-9; 1 Korintus 10:12, Yakobus 1:13,14

 

Doa Bapa Kami – Permohonan ke-6

“Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan”

 

Maksudnya adalah :

Sesungguhnya Allah tidak mencobai seorang pun, tetapi kita meminta didalam doa supaya Allah melindungi dan memelihara kita, sehingga iblis, dunia, daging kita tidak akan menipu maupun menyesatkan kita ke dalam kepercayaan yang salah, keputusasaan dan hal-hal yang sangat memalukan dan tercela. Dan sekiranya kita diserang oleh hal-hal tersebut pada akhirnya kita masih dapat mengalahkannya serta memperoleh kemenangan atasnya

 

5.      Bernyanyi dari Kidung Jemaat No. 340 : 1 – 3 (Berkumandang suara dari seberang)

1. Hai bangkit bagi Yesus, pahlawan salibNya! Anjungkan panji
Raja dan jangan menyerah. Dengan semakin jaya Tuhanmu ikutlah,
Sehingga tiap lawan berlutut menyembah.

2. Hai angkit bagi Yesus, dengar panggilanNya! Hadapilah tantangan,
hariNya inilah! Dan biar tak terbilang pasukan kuasa g'lap,
semakin berbahaya, semakin kau tegap.

3. Hai bangkit bagi Yesus, pohonkan kuatNya; tenagamu sendiri tentu
tak cukuplah. Kenakan perlengkapan senjata Roh Kudus;
berjaga dan berdoa supaya siap t'rus!

 

6.      Doa Persembahan + Doa Penutup

 

7.      Latihan KOOR

 

 

Selasa, 19 Agustus 2025

Bagaimanakah konsep mu dalam mengikuti Ibadah ?

Lam Matua Portibi on, Lam Torop ma ro angka pangajari na so sarombang tu Hata ni Debata (pengajar sesat), na mangasahon pingkiran nang Parbinotoan na. Oleh sebab itu GKLI Harus membenahi setiap Umat Agar tidak terombang ambing dengan Pengajaran Sesat, saat ini pengajar pengajar lain (bidat) terus beberkemban, mereka adalah kumpulan orang yang tidak mengakui kebenaran tentang Yesus bahkan menjadi penentang ajaran Kristus.

Lantas bagaimanakah supaya Jemaat GKLI tidak terombang ambing pengajaran yang tidak benar?, terlebih di dalam Gereja tidak masuk doktrin kesesatan? . 

Dalam Gereja Lutheran yang Berkotbah (Mimbar) dan Mengajar, sesuai dengan Konfesi Lutheran sebenarnya adalah hanya Imam (Pendeta) mungkin karna Kurangnya Pendeta maka Sintua boleh berdiri di mimbar. Hal itu boleh boleh saja namun sebenarnya haruslah tetap membacakan Khotbah si Pendeta tersebut. 
Atau lihat buku konkord  pasal pasal tentang Iman pasal XIV " Tata tertib Gereja"
Di kalangan kami Gereja Lutheran diajarkan bahwa tidak seorang pun boleh mengajar atau berkotbah atau melayankan sakramen sakramen dalam Gereja tanpa panggilan Resmi (Pendeta/Imam) Suksesi rasuli. 

Namun kalau Khotbah si pendeta pun di penuhi dengan Kekosongan, apa yang akan terjadi ?. 
𝐀𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐢𝐭𝐮 𝐊𝐡𝐨𝐭𝐛𝐚𝐡 ? 
Khotbah adalah puncak dari Ibadah yang berisi Low And Gospel yang berfokus kepada INJIL. 
Yang menyatakan Dosa Dunia dan Injil keselamatan oleh Yesus Kristus yang secara nyata Allah tetap menyampaikan dan menantikan kepada kita agar bertobat. 

Bagi kita kalangan Gereja Liturgis (Lutheran) Khotbah adalah Puncak "Klimaks" Dari pada Ibadah. Secara nyata Allah hadir dalam penyampaian Khotbah melalui Imam/Pendeta "Singkat ni Kristus". Yang memberitakan Berita tentang pertobatan dan injil keselamatan oleh kematian dan kebangkitan Kristus, khotbah itu harus Fokus membicarakan Injil dengan Murni. Jika di dalam Khotbah lebih banyak membicarakan tentang Dunia, Filosofi bahkan Lelucon maka Itu bukanlah Khotbah dan itu bukan Gereja yang benar tapi layaknya di samakan kita lagi mononton Komik ataupun kartun hiburan yang hanya memuaskan hasrat, sungguh berbeda dengan Khotbah yang murni "Kepuasan Allah akan hidup kita".

Oleh sebab itu Khotbah hendaknya jangan di Rusak dengan fokus menarik perhatian jemaat dengan menyampaikan Berbagai macam filsafat, Filosofi, Nasihat dunia ataupun adat istiadat yang bisa kemungkinan menghilangkan Injil. 

PESAN yang perlu di perhatikan : Ketika pendeta tidak berani menyatakan Hukum dan menyuarakan kemurnian Injil, maka pada akhirnya Gereja akan Krisis Iman. Ketika dalam berkotbah sering terjadi kekosongan, yang dengan suka suka kebanyakan hanya di isi dengan penalaran filosofis & psikologi yang tidak ada hubungannya dengan teks Kitab Suci bahkan hanya ingin membuat jemaatnya senang, tanpa di sadari sesungguhnya si Pendeta tidak membawa jemaat tepat kepada Kristus. Maka perlu di perhatikan pada dasarnya Khotbah hanya berisi Hukum Allah dan InjilNya, jika tidak sesungguhnya bukanlah Khotbah "just dongeng".

Lalu bagaimana dengan mereka yang sibuk main handphone, brisik, keluar masuk (merokok di luar) saat Ibadah atau Khotbah ?. 
Gereja Lutheran sungguh memahami Bahwa Allah yang membuat Ibadah, Allah yang mengundang kita untuk menghadiri Ibadah "renungkan makna lagu sebagaimana adaku". Artinya jikalau kita di undang oleh siapa pun untuk menghadiri perayaan maka selayaknya kita harus dengan penuh sopan santun dan suka cita mengikuti Acara tersebut, serta menikmatinya.
Jadi, dalam konsep ibadah bagi gereja Lutheran memahami bahwa Allah hadir melayani para umatnya yang berdosa untuk memberi keampunan dosa dan penguatan Iman lewat FirmanNya. Setiap Firman yang di sampaikan itu adalah perkataan Allah, maka berhati hatilah, sungguh iblis pun bekerja di dalam Gereja kalau saudara bermain main dalam ibadah. 

Ditulis oleh : 𝓟𝓭𝓽. 𝓐𝓭𝓻𝓲𝓪𝓷𝓾𝓼 𝓢𝓲𝓽𝓾𝓶𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝓢. 𝓣𝓱

theologi Lutheran

Acara Ibadah pemuda/i lutheran minggu XX setelah Trinitatis

  ACARA IBADAH REMAJA & PEMUDA/I GKLI Sabtu, 01 November 2025 1.       Bernyanyi dari Kidung Jemaat No. 15 : 1 – 3 (...

what about theologi luther ?